Welcome to Rayrowling's Blog. Media Berbagi Cerita.

Menulis dan membaca saat ini sudah mulai menjadi trend di kalangan Remaja. Selain itu banyak juga bermunculan cerita untuk kaum minoritas yakni cerita kaum pelangi yang isinya dominan dengan adegan panasnya. Dengan berdasar kedua alasan tersebut Rayrowling(Founder) membangun Blog ini sebagai Media Berbagi Cerita khususnya cerita cinta kaum pelangi yang tidak memfokuskan di adegan Hot-nya untuk lebih jelasnya silahkan baca Visi dan Misi Blog di About Site.
Apa Aja sih yang ada di Ray Rowling's Blog?
1. Tentunya berisi Cerita yang bertema kaum pelangi, baik fiksi maupun non fiksi dari pemilik Blog silahkan lihat label CORETANKU dan dari beberapa tulisan sahabatnya dengan label CORETAN SHABAT
2. Berisi karya lain dari penulis seperti puisi, Argument dan lain-lain untuk itu silahkan kunjungi PETA SITUS kami untuk mengetahui apa yang ada di blog ini. Terimakasih atas kunjungannya.

Wednesday, 5 September 2012

Antara Prinsip, Cinta dan Persahabatan



            Prinsip memang harus dipegang teguh, sampai akhir hingga ajal menjemput. Ini kisah seorang pemuda berumur 20 tahun yang selalu menjaga prinsipnya. Dia adalah Faris dengan prinsipnya yakni “Persabatan tidak boleh dikotori oleh Cinta”. Baginya prinsip itu adalah harga mutlak demi kebaikan dirinya dan orang lain.
            Ntah berapa kali Faris menjauhi beberapa temannya, Faris selalu menjauhi mereka jika mereka mengatakan Cinta atau sekedar memberi isyarat pada Faris. Faris memang pemuda yang egois, egois bagi kebanyakan orang. Namun baginya dia hanyalah orang yang selalu memegang prinsipnya. Hingga suatu hari Faris mendapatkan ujian akan keteguhan prinsipnya. Prinsip yang telah banyak mengecewakan orang-orang yang mencintainya.
***
            Seperti biasa Faris selalu menghabiskan waktu senggangnya untuk tidur siang, namun siang itu Faris mendapat telefon dari sahabatnya bernama Ciko, Ciko adalah sahabat Faris sejak delapan bulan yang lalu dan mereka berdua sama-sama akan menghadapi wisuda dua minggu lagi. Dengan suara masih berat Faris menjawab panggilan telfon Ciko.
“Hem… ada apa Cik?”
Shit… Capek Aku Bilangin kamu Ris, Panggil aja Iko” Ciko terdengar marah, namun Faris membalasnya dengan canda tawanya. Ciko memang sangat tidak suka jika Faris memanggilnya dengan kata Cik, baginya kata Cik adalah panggilan untuk chinese dalam artian nyonya.
“Maaf Tuan Iko Ssi, saya hanya bercanda dan seperti biasa saya berhasil membuat alismu mengkerut, hem… ada perlu apa ko?” tanya Faris tentang alasan Ciko menelfonnya.
            Ciko mengutarakan maksudnya, yakni dia ingin mengajak Faris untuk menghadiri pesta ulang tahun Boy Friend Ciko. Tentu saja Faris mengiyakan ajakan Ciko, karena saatnya bagi Faris untuk memperbaiki hubungan dengan mantannya. Ya… BF Ciko adalah Mantan Faris, dan setelah bertahun-tahun berhubungan dengan Faris Akhirnya Hubungan yang dimulai dari hubungan persahabatan berakhir gara-gara salah satu dari mereka tersakiti. Sejak saat itulah Faris membentuk prinsip baru dalam hidupnya, prinsip yang membuat dirinya terlihat sangat egois.
            Waktu sudah menunjukan pukul 18:00, Faris pun sudah siap di depan kosnya menunggu Ciko datang menjemput. Hingga beberapa menit kemudian Ciko datang dengan mobilnya. Suara klakson di depan gerbang sebagai isyarat bagi Faris. Faris pun langsung bergegas menuju mobil Ciko.
“Aku tidak harus membawa hadiah kan?” tanya Faris saat membuka pintu mobil.
“Aku juga tidak membawa hadiah Ris… hahahaha”, Kata Ciko dan diakhiri tawanya.
“Loh? Kok gitu? Ayo Ko cari hadiah dulu. Masak kita berdua tidak ada yang membawa kado.”
“Tenang Ris, Aku sudah bawa kado kok, Kamu adalah kadonya dan si Kado juga tidak boleh bawa Kado” lagi-lagi Ciko tertawa.
“Ah… Ribet penjelasanmu. Yaudah Aku ikut kamu saja” kata Faris dan langsung duduk disamping Ciko.
            Ciko memang pemuda yang sangat lucu, baginya keceriaan didepan umum adalah harga mutlak. Ciko memang tidak pernah terlihat bersedih meski pernah kecewa dengan sikap Faris dulu, karena Faris yang tetap dengan prinsipnya pernah menolak Ciko dan menghindari Ciko. Namun Ciko tidak patah semangat, dia masih memperjuangkan persahabatannya dengan Faris, dan berusaha mengubah perasaannya terhadap sahabatnya tersebut.
“Ris, Terimakasih ya… “, Ciko tersenyum sambil terus fokus menyetir.
“Untuk apa?”, Faris memandang Ciko dan langsung mengerutkan alisnya ketika melihat Ciko tersenyum sendiri.
“Untuk semuanya, untuk persahabatan kita, untuk delapan bulan terakhir dan untuk malam ini” jawab Ciko.
“Hem… Aku juga ingin bilang terimakasih banyak kamu memang teman dan sahabatku paling baik Ko”. Faris tersenyum pada Ciko dan mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Mike.
*******
            Di sebuah komplek perumahan yang mewah, Ciko berhenti tepat di rumah yang sedang riuh dengan suara alunan musik. Terlihat beberapa mobil terparkir berdekatan disekitar rumah itu. Ciko dan Faris pun keluar dari mobil menuju rumah itu.
“Ko, Ramai banget” celetuk Faris ketika memasuki gerbang.
“Sepertinya memang begitu, ini pesta ulang tahunnya yang terakhir yang dirayakan dengan teman-teman kampusnya”, jawab Ciko sambil terus berjalan mendampingi Faris.
            Tepat di depan pintu rumah terlihat sosok laki-laki yang sudah tidak asing lagi bagi mereka berdua. Dia adalah Mike seorang pemuda berumur 20 tahun yang mengadakan pesta ulang tahunnya. Mike memang pemuda yang sangat tampan dan kaya, apapun yang diinginkannya selalu dapat dipenuhi oleh kedua orang tuanya, termasuk mengadakan pesta yang sangat meriah untuk memperingati kelahirannya.
            Ketika melihat Ciko, Mike langsung tersenyum dan mimiknya berubah ketika melihat Faris. Wajah putihnya langsung berubah menjadi kemerahan, dan terlihat sangat canggung.
“Ciko, Semua sudah datang dan kamu orang spesial yang datang paling akhir” Tukas Mike memandang Ciko.
“Ngaco… Terdengar yang lain tau rasa kau”, tukas Ciko sambil mencubit perut Mike.
“Hai, selamat ulang tahun mike”, kata Faris menjulurkan tangannya ketika Mike melihatya dengan ragu.
“Hai, ternyata kejutan itu adalah kamu Ris… terimakasih sudah datang ke pesta ini, dan maaf sebelumnya kalau…”, kata Mike dan langsung terpotong oleh Faris.
“Sudahlah, semua sudah berlalu… ngomong-ngomong sampai kapan kita di depan pintu?” kata Faris sambil tertawa pelan.
            Akhirnya mereka bertiga masuk ke ruang tengah berkumpul bersama teman-teman kuliah Mike. Tidak ada seorang pun yang Faris kenal di ruangan itu, namun hampir semua pasang mata melihat ke arahnya. Faris mencoba bersikap sewajar mungkin dan tersenyum pada mereka semua.
            Lampu mulai redup, Acara inti segera dimulai. Mike langsung memposisikan dirinya ditengah ruangan dan seketika kue tar yang diatasnya ada lilin berangka 20 menghampiri Mike. Suara alunan musik berubah menjadi alunan piano yang memainkan lagu selamat ulang tahun. Semua tamu pun ikut bernyanyi dan akhirnya mike meniup lilinnya.
            Ciko berada disekitar Mike dan pastinya di samping Mike adalah kedua orang tuanya. Setelah acara potong kue kedua orang tua Mike pamit ke lantai dua dan membiarkan putranya beramah tamah pada tamu-tamunya.
            Saat Ciko mulai sibuk mengobrol dengan teman-teman Mike, saat itu juga Faris merasa sendirian di ruangan itu. Meski Ciko meninggalkan Faris, namun Faris tetap berusaha menikmati suasana pesta di ruangan itu. Faris menjelajah ruangan itu mengambil segelas minuman yang sudah disediakan.
            Namun Faris terkejut ketika seorang pemuda menghampirinya dan langsung tahu nama Faris.
“Faris ya?” kata pemuda itu.
“Eh, Iya… Apa kita pernah jumpa?” Faris berusaha membuka memorinya mencari gambaran pemuda itu.
“Kenalkan nama saya Joy, sebelumnya kita memang belum pernah jumpa dan saya tahu tentang kamu dari Mike” jawabnya sambil tersenyum.
“Hemmm… jangan bilang kalau kamu itu…” Faris memotong kalimatnya. Joy langsung tersenyum dan bertingkah melihat semua orang di pesta.
“Faris, feeling kamu memang selalu tepat, dan itu terbukti dari putusnya kamu dengan Mike dulu”, lagi-lagi Joy tertawa.
“Hahaha… bisa saja, well kenapa gak kumpul dengan mereka” kata Faris menunjuk Arah Mike dan Ciko.
“Kamu sendiri bagaimana? Aku lihat kamu mulai awal datang sepertinya sudah tidak nyaman berada disini” Kata joy sambil menujuk Faris.
            Saat Faris tersenyum, Joy langsung mengajaknya menuju halaman samping rumah Mike. Faris mengikuti Joy ke samping rumah dan duduk di sebuah bangku taman. Saat Joy mengeluarkan sebungkus rokok, Faris langung mengatakan bahwa dia tidak suka berdekatan dengan orang yang merokok dan pamit untuk masuk kedalam.
“Sorry, gak jadi merokok deh” kata Joy.
“Silahkan saja, Aku tidak pernah melarang orang merokok.” Jawab Faris sambil tersenyum.
“Gak jadi, Aku hanya ingin menemanimu saja, karena aku tahu kamu itu tidak kenal dengan mereka yang di dalam” jawab Joy sambil meneguk minumannya.
            Obrolan pun mengalir begitu saja. Faris merasa ada perasaan lain yang akan tumbuh nantinya jika mereka berdua semakin akrab. Namun perasaan itu hanyalah sebatas suka pada Joy. Suka bagi Faris berbeda dengan Cinta, Suka baginya adalah pondasi mau dibawa kemana rasa suka itu. Ada dua kemungkinan, Cinta dan Kagum. Namun kali ini, Faris merasa, rasa sukanya akan mengalir dan berakhir pada rasa cinta kepada Joy.
            Waktu semakin lama semakin larut, dan beberapa tamu sudah pulang. Hingga akhirnya Ciko datang menghampiri Faris di halaman samping.
“Hei, Kamu kok disini Ris?”
“Tanya dirimu aja Ko, kenapa kamu lupa sama orang yang kau bawa kemari”
“Hahahaha, Aku tadi mencari kamu, tapi kamu tidak ada didalam ruangan dan akhirnya teman-teman mengalihkan semuanya, termasuk dirimu. Maaf ya Ris”
“Tidak apa Ko, Faris mulai tadi tidak sendiri kok, Mulai tadi kita berdua ngobrol bersama” Sela Joy saat Ciko meminta maaf pada Faris.
“Terimakasih Joy, Si Faris ini orangnya memang gitu sulit untuk membaur. Dan sekali lagi maaf ya Ris”
“Iya, tapi…” jawab Faris sambil melihat ke ruang tengah.
“Tapi apa?”
“Aku laper, dan Saat di dalam Aku tidak makan Hidangannya, tolong ambilkan ya Ko” Kata Faris sambil tersenyum memohon pada sahabatnya.
“Ok boss, santapan segera datang” jawa Ciko dan langsung menuju ruang tengah.
            Sesaat semua hening diantara Joy dan Faris. Hanya ada suara Motor dan Mobil para tamu yang sudah pergi menjauh dari rumah. Faris masih memikirkan akan perasaannya pada Joy. Faris merasa nyaman saat mengobrol dengan Joy, Namun konsentrasinya buyar oleh pertanyaan Joy tentang Ciko.
“Ris, sepertinya kamu dan Ciko memang benar-benar dekat ya. Sepertinya asyik tuh hubungan persabatan kalian” kata Joy.
“Iya, Ciko memang satu-satunya sahabatku yang tersisa” jawab Joy datar.
“Yang lain kemana?” Joy memandang Faris.
“Yang lain Aku hindari, dan semua itu gara-gara Prinsip yang kupegang” kata Faris semakin datar.
“Wah… ada yang ngomongin prinsip nih… Mau prinsip atau makan?” Kata Ciko sambil melihat ke arah Faris.
            Terlihat Ciko tidak sendiri, Mike menyusul ke halaman Samping dengan membawa makanan. Joy langsung berdiri dan izin untuk mengambil minuman untuk mereka di dalam. Faris langsung menerima makanan dari Ciko dan mengajak Ciko untuk duduk.
“Aku tidak diajak duduk?” tukas Mike yang berdiri disamping Ciko.
“Apaan, Kamu kan yang punya rumah, So silahkan duduk saja. Hahaha” Faris sengaja membuat suasana tidak kaku.
“Tapi… Aku mau juga disuruh duduk oleh kamu Ris” kata Mike sambil duduk di bangku taman.
“Halah, Pangku saja pada Ciko. Ko, Pangku Mike” kata Faris sambil tersenyum.
“Biasanya Aku yang Sering dipangku Ris” kata Ciko sambil tertawa melihat Mike.
            Saat mereka bertiga mulai ngaco akhirnya Joy datang dengan membawa minuman dingin. Malam itu memang malam yang menyenagkan bagi mereka berempat. Malam yang membahagiakan bagi Faris, karena dapat membuang rasa amarah dari masalah yang timbul saat bersama Mike dulu. Faris lebih suka melihat Ciko bahagia bersama Mike, baginya kebahagiaan seorang sahabat adalah segala-galanya.
****
            Seminggu berlalu setelah pesta itu, Faris memiliki teman telfon dan SMS yakni Joy. Joy sangat inten menghubungi Faris, dan Akhirnya Faris memilik suatu hasrat pada Joy, perasaan Cinta pada Joy. Namun Faris tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Ketika ada kesempatan Joy mengajak Faris untuk makan di sebuah café. Faris pun menyetujuinya dan bertemu disebuah café yang menjadi tempat favorit Faris.
“Ris, Aku masih penasaran dengan prinsip kamu” kata Joy.
“Banyak prinsip yang kupegang Joy, Prinsip yang mana yang membuat kamu penasaran?”
“Prinsip yang dapat menjauhkan kamu pada sahabat-sahabatmu”
“oh, Aku itu paling anti menjalin hubungan dengan sahabat, bagiku hubungan persahabatan kalau ada rasa cinta nantinya persahabatan itu akan hancur mengikuti hancurnya cinta itu”
“Bagitu ya? Kalau memang itu prinsipmu Aku tak mau menjadi sahabatmu”
“Kenapa?” tanya Faris.
“Aku takut nantinya Aku jatuh cinta padamu. Hahahaha” Joy langsung tertawa.
            Saat Joy mengatakan hal itu, Faris merasa sangat senang. Faris memang memiliki rasa pada Joy, namun menunggu moment yang tepat untuk mengungkapkannya. Faris memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya saat Wisuda mereka berdua. Meski mereka beda fakultas namun mereka akan Wisuda hari dan tempat yang sama, dan saat itu Juga Faris berencana akan mengatakan semuanya pada Joy.
****
            Beberapa hari berlalu, saat Faris mempesiapkan semua keperluan Wisudanya yang akan dilaksanakan dua hari lagi, ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Dengan santai Faris mengangkat telfon itu.
“Halo, siapa?” kata Faris.
“Faris?”
“Iya siapa?”
“Kamu tidak perlu tahu siapa diriku, yang perlu kau tahu adalah sebuah kebenaran yang tidak pernah kau ketahui. Bagaimana mungkin insting seorang Faris bisa dikelabuhi dan tidak dapat mencium kebenaran yang ada”
“Halo, maksudnya apa ya? Dan kamu ini siapa?”
“Dengar… Mike kekasih sahabatmu itu tanpa sepengetahuan Ciko dia bermain dibelakangnya” kata orang itu.
“Maaf, saya tidak ada waktu untuk mengurusi urusan mereka” kata Faris sambil menutup sambungan telfonnya. Faris langsung memutar memorinya, mengingat tingkah laku Mike dan Ciko saat di pesta ulang tahun. Menurutnya hubungan Mike dan Ciko tidak ada yang janggal, Mike seperti benar-benar menyayangi Ciko.
            Berkali-kali nomor yang tidak dikenal menghubungi Faris. Namun Faris tidak lagi menggubrisnya hingga beberapa menit berlalu masuklah sebuah pesan.
“Kamu tidak ingin tahu siapa yang menjadi selingkuhan Mike? Kalau begitu sebagai hadiah Wisuda kamu, Kuberikan suatu rahasia kecil. Mike dan Joy adalah sepasang kekasih dan itu sudah berjalan hampir dua bulan yang lalu”
            Saat tahu selingkuhan Mike adalah Joy, Faris langsung gemetar dan hancurlah sudah harapannya untuk bersama Joy. Berkali-kali Faris mencoba menghubungi nomor yang mengirim pesan teks itu, namun hasilnya nihil. Nomor itu sudah tidak aktif lagi.
            Malam itu Faris tidak dapat tidur dengan tenang lagi. Terlalu banyak yang ia pikirkan, diantaranya adalah tentang hubungan Joy dan Mike. Faris mengingat masa lalunya dengan Mike. Hubungan mereka berakhir gara-gara Mike selingkuh dengan orang lain. Mike memang terkenal sebagai playboy atau lebih tepatnya sebagai maniak sex. Mengingat hal itu membuat Faris marah dan tidak sengaja membanting ponselnya sebagai pelampiasan amarahnya.
            Keesokan harinya, Faris sudah lebih tenang dan meraih ponselnya yang hancur berantakan di lantai. Faris mencoba merakit kembali ponselnya dan meski banyak retakan namun ponselnya masih dapat berfungsi. Tidak ada pesan baru lagi yang masuk, dan akhirnya Faris memutuskan untuk mandi dan langsung menuju kampus guna mempersiapkan Wisuda keesokan harinya.
            Dari pagi hingga sore hari Faris disibukan dengan persiapan wisuda, membuat dirinya sejenak melupakan perasaannya yang hancur. Dan ketika dia makan disebuah resto masuklah sebuah pesan teks di ponselnya. Pesan itu ternyata dari Joy.
“lebih dari 24 jam tidak ada kabar dari kamu membuat Aku khawatir tentang dirimu. Lagi ngapain Ris?”
Faris tidak langsung membalas pesan itu, karena dai ingin langsung menghubunginya via telefon. Faris ingin mendengar suara Joy walau hanya sekali saja.
            Saat tiba di kosan, Faris langsung menelfon Joy, seperti biasa Joy dengan nada yang ceria menyambut suara Faris.
“Halo Ris, wah sesibuk itukah yang mau wisuda esok pagi?” kata Joy diujung telfon.
“Hahaha… Biasa aja Joy, sibuk mencari penginapan untuk orang tua. Karena sebentar lagi orang tua akan datang ke kota ini. Bagaimana dengan kedua orang tua kamu?” tanya Faris.
“Mama dan Papa sudah ada dipenginapan sejak sore tadi, ya… sepertinya mereka sekarang lagi istirahat disana.”
“Oh, syukurlah Joy” Kata Faris datar.
“Tidak seperti biasanya? Stress mau Wisuda besok ya?”
“Eh… nggak Joy. Masih bisa ceria kok. Hem… boleh tanya sesuatu nggak?” Faris ragu-ragu mengutarakan pertanyaannya.
“Tanya aja Ris, mumpung satu pertanyaan gratis nih. Hahaha”
“Wah, syukurlah… Aku mau tanya kamu punya hubungan khusus nggak dengan Mike?”
Sejenak hening. Joy diam dan tidak ada jawaban darinya. Faris juga terdiam menunggu jawaban dari Joy atas pertanyaannya itu.
“Joy?” Faris memastikan Joy masih ada disambungan telefonnya.
“Akhirnya… Pertanyaan yang itu muncul. Baiklah… Aku akui kalau aku memang ada hubungan dengan Mike dan itu sudah berjalan dua bulan lebih.” Kata Joy sambil mendengus.
“Oh, ternyata benar apa yang dikatakan orang itu, tapi kamu tahu kan kalau Mike menjalin hubungan dengan Ciko?”
“Iya, saya tahu kok. Dan itulah bodohnya diriku, mau menerima Mike saat dia masih menjalin hubungan dengan yang lain. Aku sudah bilang padanya Aku siap mundur kapan saja kalau dia memang lebih memilih Ciko”
“Kasihan Ciko” kata Faris datar.
“Aku juga merasa tidak enak dengan Ciko, tapi bagaimana lagi… Aku bingung.”
“Itu urusanmu Joy. Semoga kamu bisa bahagia dengan Mike. Oia… sampaikan salamku untuk Mike”
“Salam apa Ris?”
“Bilang pada Mike, Jadilah laki-laki yang bertanggung jawab. Suruh Mike mengatakan sebenarnya pada Ciko, karena Aku tak mungkin mengatakan itu padanya. Oia sampai disini dulu obrolannya lain waktu kita lanjut ya. Soalnya Orang tua sudah menghubungiku Joy.” Faris terdengar ingin cepat-cepat mengakhiri saluran telefonnya dengan Joy.
“Ok Ris, nanti Aku sampaikan, hati-hati ya!” Jawab Joy sebagai akhir dari sambungan telefon.
*****
            Suara alarm yang diseting pukul 05:00 membangunkan Faris dari tidurnya. Kini Faris lebih tenang setelah semalam mendengar langsung dari Joy. Meski dia merasa pupus akan harapannya, namun baginya yang seharusnya lebih sakit adalah Ciko.
            Saat semua sudah siap, Faris langsung menjemput kedua orang tuanya di hotel. Membawa mereka berdua ke gedung tempatnya akan di Wisuda. Di lahan parkir, Faris bertemu dengan sahabatnya yakni Ciko.
“Wah, Tambah ganteng aja Ris”
“Kamu juga begitu Ko, pantas dengan Toga itu” kata Faris sambil tersenyum.
            Kedua orang tua Faris berkenalan dengan kedua orang tua Ciko, mereka berenam langsung menuju halaman Gedung.
“Ma, pa. tunggu di sini ya…” Kata Faris sambil mencium tangan Mama dan papanya. Ciko pun juga melakukan hal yang sama pada orang tuanya. Kemudian mereka berdua bersama-sama masuk kedalam Aula.
            Ribuan mahasiswa berbagai Fakultas dan jurusan berkumpul jadi satu menempati kursi yang sudah disediakan. Faris berkumpul dengan kelompoknya begitu juga dengan Ciko. Mereka berdua menunggu giliran masing-masing. Hingga akhirnya giliran Faris tiba. Faris sangat bahagia ketika seorang rektor menyematnya sebagai Seorang sarjana. Jerih payahnya selama 4 tahun terbayarlah suda.
            Faris langsung duduk lagi ditempatnya, dengan wajah yang berseri-seri dia mencoba mengirim SMS pada kedua orang tuanya.
“Pa, Faris sudah diwisuda. Dan sebentar lagi Acara selesai. Mama dan papa tunggu dihalaman ya!”
            Saat semuanya selesai, akhirnya para wisudawan diperbolehkan keluar dari Aula. Faris mencari kedua orang tuanya. Faris berlinang air mata ketika melihat mamanya memeluknya dengan erat.
“Selamat ya nak, mama bangga padamu.”
“Terimakasih ma, kalau bukan dari keringat mama dan papa tidak mungkin Faris menyelesaikan Studiku ini”
“Papa juga bangga padamu nak. Yah… masak cowok nangis? Hapus dulu air matamu Ris sebentar lagi kita foto bareng” kata Papa faris meledeknya.
            Tiba-tiba Ciko dan keluarganya datang bergabung dengan keluarga Faris. Melihat Ciko Faris langsung memeluknya dan itu merupakan pelukan terakhir untuknya.
“Ris, terimakasih ya… Terimakasih atas semuanya termasuk persahabatan kita. Dan terimakasih juga kamu telah menyuruh dia mengatakan sejujurnya padaku. Meski Aku sakit hati, namun Semua terobati oleh hangatnya seorang sahabat sepertimu.” Kata Ciko panjang lebar.
“Ssst… ngomong apa sih?” kata Faris memberi kode pada Ciko.
“Hahaha… ayo foto bareng” Ciko tertawa.
****
            Hari itu adalah hari terakhir Faris bertemu dengan Ciko. Dan terakhir kalinya bertemu dengan Joy. Joy yang dapat menarik hatinya setelah bertahun-tahun karena tidak ada seorang laki-laki yang mampu memikatnya lagi. Namun pertemuan itu hanyalah pertemuan seorang teman biasa yang saling berjabat tangan memberikan ucapan selamat atas Wisudanya masing-masing.
            Faris sudah lebih dewasa, baginya masih banyak tantangan yang harus dihadapinya kedepan nanti. Baginya tidak ada yang dapat membuatnya hancur dan terpuruk apalagi tentang cintanya, cinta kaum minoritas.
            Didalam Mobil, Faris tersenyum sendiri dan membuka penutup batrei ponselnya. Faris mengambil kartu didalamnya dan membuang semua kenangannya di kota itu. kota yang akan menjadi kenangan yang terkubur. Sahabat, mantan, dan orang-orang spesial lainnya hilang bersama kartu selulernya.
::SEKIAN::
Cerita ini hanyalah Fiktif belaka, dan tidak mungkin ada kesamaan nama tokoh dan kejadian. :D

Wednesday, 22 August 2012

SESAL DI UJUNG HATI



Kulangkahkan kaki menapak tangga satu demi satu. Aku harus hati hati karena licin. Mungkin karena hujan semalam. Masih jauh langkah yang harus ku tempuh ke tempat tujuanku yang berjarak sekitar 700 meter dengan tetap menapak di anak tangga yang berkelok. Setengah perjalanan ku lewati dan gendang telingaku menangkap gemericik air.
"Ahh , sudah dekat , " desisku.

Ku sunggingkan senyum dan ku percepat langkahku menapaki anak tangga namun dengan tetap berhati-hati. Semakin dekat semakin jelas ku dengar suara ricuh air , dan ketika tiba di ujung tangga aku terpana dan terpesona.
" luar biasa , " desisku.

Di depanku menjulang air terjun setinggi hampir 75 meter. Di kelilingi batu-batu besar juga pohon yang menjulang hijau sungguh view yang luarbiasa. Ditambah sejuknya hawa tempat ini sungguh cocok untuk tempat merefleksikan diri. Cocok untuk tempat merenung.

Tidak salah aku memilih tempat ini. Ku hamparkan pandanganku ke semua sudut. Kosong… tidak ada orang selain diriku. Ku lipat celanaku ke atas dan aku turun menyentuh air. Dingin ku rasa tapi menyegarkan.

Lalu ku basuh mukaku. Ku hampiri sebuah batu besar lalu ku naik. Ku rebahkan badanku sambil mataku tak henti menatap keindahan yang ada di depanku. Suara air menghantam batu-batu bagai alunan musik di telingaku.

Ku ingat tujuanku ke tempat ini. Ku pejamkan mataku. Fikirku melayang ke nasib jagoanku yang kini terbaring lemah di rumah sakit dengan jarum suntik juga selang yang terpasang di tubuhnya.

" maafkan Abi anakku , ini salah abi , " desisku. Aku merasa ini semua karma atas salahku.

Aku yang bermain api namun keluargaku yang menderita. Akulah manusia serakah yang tidak bisa menghargai hidup . Ketika Tuhan sudah memberiku keluarga yang lengkap aku malah berpaling karena nafsu birahi.

Aku terbujuk syetan dan aku selingkuh. Dan kini Fachri anak ke duaku yang masih berusia 7 bulan terbaring lemah karena ada kelainan di jantungnya. Aku berpikir ini hukuman buatku yang tidak bisa bersyukur dan mengindahkan peringatanNYA.

Aku bodoh , harusnya 3 bulan yang lalu sudah ku akhiri petualangku di dunia pelangi. Saat Ummi dari anak-anakku membaca sms dari bfku. Walau dia menyangka itu sms dari wanita selingkuhanku tapi apa bedanya ?
Aku tetap peselingkuh.
Saat Ummi marah dan mengajak anak-anak pulang ke rumah orangtuanya aku harusnya sadar dan mengakhiri hubunganku. Apalagi sewaktu ummi menuntut cerai harusnya aku sadar namun aku tetap lanjutkan langkahku , apalagi ketika aku berhasil membujuk , merayu dan membohonginya .
Aku serasa jadi pemenang .
Bodohnya aku .
Dan kini Tuhan menamparku lagi dengan ujian. Fachri jagoan kecilku harus menanggung ulahku. Aku bingung , langkahku kembali goyah . Aku mencintai bfku tapi aku lebih mencintai keluargaku. Istri dan anak-anakku. Masih terngiang kata-kata sms dari Aldy sahabatku di fb ketika ku ceritakan masalahku.

" Abang . .ini tidak ada hubungannya karma atau apa. Ini murni karena sakit . Abang pernah bilang kalau Fachri lahir prematur , setahu Aldy . .bayi yang lahir prematur itu memang rawan sakit. Abang jangan merasa bersalah . Dan kalaulah abang ingin meninggalkan bf abang . .Aldy dukung bang. .nanti Aldy bantu bicara dengan bf abang . Tapi dengan syarat abang tidak boleh punya pacar cowok lagi”

" Abang janji Al . .abang tidak akan kembali lagi ke dunia pelangi.Sudah cukup sampai di sini abang menyia-nyiakan keluarga abang. Abang akan buang kartu sellular yang abang gunakan untuk komunikasi dengan bf abang , " balas smsku .

''Jangan berjanji bang. .nanti malah akan memberatkan abang. Aldy cuma tidak mau janji itu akan membuat sesal di ujung hati abang. Jalani aja! Aldy yakin abang kuat dan bisa melewati ini semua . Doa Aldy selalu untuk Facri dan keluarga abang." balas sms Aldy.
Aldy mungkin benar ini bukan karma tapi ini kesalahanku dan aku menyesalinya. Sudah cukup aku kehilangan abang karena tsunami yang lalu. Dimana sampai sekarang aku dan keluargaku tidak tahu di mana jasadnya bila memang abang sudah meninggal. Sudah cukup . .aku tidak mau kehilangan permataku. Aku tidak mau kehilangan keluargaku.
Aku harus berubah . .aku harus jadi imam yang benar untuk keluarga kecilku.

Ku buka mataku perlahan, air terjun di depanku masih terlihat luar biasa. Ku lirik jam di tanganku sudah 30 menitan aku rebahan di batu ini. Ku berdiri lalu ku lepas jam tanganku lalu ku ambil dompet dan hpku. ku letakkan di atas batu tempatku rebahan tadi. Ku turuni batu dan masuk ke air menuju air terjun.

Ku ambil jalan dari samping air terjun itu. .semakin dekat semakin basah celana dan bajuku karena cipratan air . Dan kini aku tepat berada di belakang air terjun yang mengalir deras. Ku rentangkan tangan dan kakiku lalu teriak sekencang-kencangnya.
AAARRRAAARGGGHH . . . . .HHH . . . . Aku ingin melepaskan beban ini dan berharap beban itu terbawa air yang mengalir deras.

Lima belas menit kemudian ku akhiri ritualku dan aku menuju batu tempat barang-barangku . Ku raih hpku dan kumatikan kemudian ku ambil kartu yang terselip di dalamnya. Aku sudah mantap mengakhirinya. Ku buang kartu itu di aliran derasnya air .
Aldy benar… aku pasti bisa melewati ini semua. Ku putuskan untuk pulang dengan pakaian basah karena aku tidak membawa baju ganti. Kembali ku tapaki tangga-tangga kecil. Sampai tangga ke 7 ku hentikan langkahku dan ku tengok air terjun lagi.
" Terimakasih Blang Kolam . Terimakasih sudah memberiku kenyamanan dan kekuatan. Aku pasti kembali , " gumamku.

Ku lanjutkan langkahku menapaki tangga menuju tempat parkir mobilku. Setelah membayar 10.000 ribu ongkos parkir bergegas ku masuk mobil dan menjalankannya. Di ujung jalan ku lewati plang dengan tulisan Desa Sidomulyo kecamatan Suka Makmur .
Ku pacu mobilku menyusuri jalan yang bergelombang tidak terawat. Aku tidak pedulikan jalan ini yang aku peduli hanyalah keluargaku. Ingin aku segera bertemu mereka dan memeluknya. Ku belokkan mobilku menuju kawasan Muara Satu jalan terdekat ke rumah sakit tempat Fachri di rawa, karena hanya berjarak sekitar 21 km dari tempatku tadi.
            Sekarang aku lega, bisa bertemu mereka lagi, bertemu fachri yang masih berbaring dan istriku disampingnya.
####
Sebulan kemudian .

"Alhamdulillah bang. .akhirnya Fachri sembuh , " sms dari Aldy saat aku kabari tentang kesembuhan facri.
" Alhamdulillah Al. .itu juga berkat doamu . Abang mau ucapin terimakasih yang sebesarnya buat Aldy atas motivasi dan doa Aldy ," balas smsku
"Nyantai aja bang. .kita kan sahabat , sudah selayaknya kan kalau sahabat itu saling menguatkan dan saling mendoakan, " balas sms Aldy lagi.
Aku beruntung mempunyai sahabat seperti Aldy. Walau jarak memisahkan dan tidak pernah saling menatap namun Aldy mampu menguatkan dan memberiku motivasi bukan malah menyalahkanku. Walau kadang kata-kata Aldy membuat panas telinga dan hatiku. Namun itulah kelebihan Aldy. Dia akan memberi motivasi bukan dengan cara-cara yang umum tapi dengan caranya sendiri.
Dan kini Fachri jagoanku sudah di nyatakan sehat oleh dokter. Istanaku kembali ceria lagi. Tentang bfku berkat bantuan Aldy dia bisa mengerti posisiku.
"Aldy , terimakasih sahabatku" gumamku.
***
kadang ketika kita ada masalah sahabatlah tempat kita berbagi. Semua nasehat yang dia berikan sebenar-benarnya untuk kebaikan kita sendiri bukan untuk dirinya. Jagalah sahabatmu. Jangan sampai dia kecewa karenamu karena sesungguhnya engkau yang merugi (bila sahabatmu pergi meninggalkanmu )
Cerita ini hanya fiktif belaka.
Bilamana ada kesamaan nama , tokoh , tempat atau peristiwa itu adalah hal yang di sengaja

Wednesday, 15 August 2012

BAYANG-Oleh Kahlil Gibran

BAYANG
Oleh Kahlil Gibran

Setiap langkah ku ada dia..
Mengikuti di belakang punggungnya. .
Gelap dan tak terlihat..
Kasat mata..

Terdiam kala banyak yang membicarakannya. .
Seakan tak seorang pun memandang kearah ku..
Sibuk mengagumi pesonanya..
Sibuk meminta senyumannya. .

Akulah sang tak terlihat..
Saat dia berada di dekat ku..

Akulah sang gelap..
Dibalik wajah cerah nya..

Akulah sang kasat mata..
Ada namun seakan tak ada..

Akulah sang bayang..
Sesuatu yang tak dianggap ada..

menunggu

Hari terhitung minggu
Minggu pun menjadi bulan..
Pagi ku mengingat mu
Malam ku mengenangmu

Tetap saja semua sama
Sejak kau pergi..
Ku masih saja menanti mu
Hingga kau kembali
Dan takkan tinggalkan ku lagi..
Entah kapan..

Menunggu mu masih..
Setia tetap ku janji..
Hingga ku dapat kau kembali..
Bersama jalani hari..

Tuesday, 7 August 2012

Cinta Yang Semestinya



(CINTA YANG SEMESTINYA)
Jan... Aldi ngundang kita makan malam, sekalian dia mau ngenalin bininya , loe mau kan ? ' tanyaku ke Jani istriku.
Loe aja yang berangkat , gue males . Loe kan kangen ma mantan loe itu , dasar gatel jawab Jani ketus.
Lah loe koq gitu Janloe cemburu ya?” kataku heran ketika melihatnya ketus dan terlihat ada noda cemburu diwajahnya.
Apaan cemburu… mau ini!teriak Jani sambil mengepalkan tangannya ke arahku.
Weww. .maen kasar mulu” kataku sambil mundur menghindarinya. Saat Jani menurunkan kepalan tangannya Aku langsung mencoba lagi merayunya untuk menerima undangan Aldi.
Hayolah Janmau ya! Gue udah janji ma Aldi neh” Aku menghampiri Jani dan memegang tangannya.
Ogah… loe kalo mau berangkat aja sendiri , udah ah gue mau tidur . .cape Jani pun pergi ke kamar. Aku langsung ke luar rumah menuju teras, sambil berpikir bagaimana merayu Jani. Jani bukanlah seperti wanita lain yang mudah terbujuk rayuan gombal. Dia berbeda karena dia tomboi. Namun didalam jiwanya yang tomboi Jani merupakan wanita paling baik menurutku. Dia mau menerimaku yang seorang gay menjadi suaminya. Meskipun pernikahan kami adalah buah perjodohan kedua orang tua kami.
Baru saja Jani menolak ajakanku untuk memenuhi undangan Aldi yang tak lain adalah Mantanku. Dua hari yang lalu tak sengaja Aku dan Aldi bertemu lagi disebuah rumah makan. Dan ini merupakan perjumpaan kami setelah hampir 2 tahun. Aldi tidak banyak berubah , masih tetap sosok mempesona bagiku. Masih seperti dua tahun yang lalu ketika terakhir bersamanya.
*** Kamar Kos dua tahun yang lalu***
Za , ada yang mau gue omongin sama loe”, Aldi memulai bicara
Paan jawabku singkat.
Gue mau nikah minggu depan , ayah jodohin guejawab Aldi lesu
Hahh . . .beneran ? Loe serius ?”, Kataku kaget mendengar berita dari Aldi.
Iyaloe tau kan bunda sakit dan beliau berharap cucu dari gue .Gue pengen berbakti sama ayah dan bunda Za , loe tau hidup gue kayak gimana dan mungkin ini jalan gue untuk bisa berbakti ma orang tua gue” Kata Aldi menjelaskan semuanya kepadaku. Aku hanya bisa diam mendengar semua penjelasannya, mendengar keluh kesahnya dan berfikir bagaimana Aku selanjutnya.
Iya gue tau , terus gimana?” Kataku sekedar menimpalinya.
Apanya yang gimana Za . .loe ga marah gue mau nikah ? dan loe artinya tau kan kalo gue udah nikah. .kita bakalan putus Za” Kata Aldi memandangku tajam.
Terus gue harus gimana? Marah? ngamuk ngamuk karena gak' terima loe nikah? Enggak harus gitu kan?” kataku padanya.
Ya setidaknya loe terkejut ato gimana kek” Aldi langsung tertunduk lesu mendengar kata-kataku.
Al. .jujur gue sakit hati , marah mendengar ini tapi gue juga harus realistis Al.
Hubungan kita ga mungkin selamanya dan kitapun punya komitmen kan?” Kataku sambil memegang pundak Aldi.
“ Ya… gue masih inget Za komitmen kita bahwa hubungan ini berakhir bila salah satu di antara kita ada yang nikah, tapi heran aja” Jawab Aldi lesu.
Heran gimana maksud loe?”
Loe kan bilangnya cinta mati ma gue tapi reaksi loe koq datar gitu. Jadi curiga , loe udah ada serepan gue ya?” tukas Aldi.
Serepan pala loe peyang ! ! Loe aneh ya. .tiap hari gue sama loe kapan gue nyari serepan hahh” kataku sambil menjitak kepala Aldi.
Iya deh sorry tapi jangan manyun gitu . .ato mau gue perkosa?” kata Aldi sambil tersenyum kearahku.
Mau perkosa gue ?” tantangku kearahnya
Monggo mas hehehe Aku membuka kedua pahaku.
Itu mah mau loe” kata Aldi dan langsung menggelitik tubuhku.
Ampunn. .Al . .ampun” Aku memelas padanya untuk menghentikan penyiksaan dari Aldi. “Hehehe . .makanya jangan ngeledek gue” kata Aldi sambil tertawa dan ngos-ngosan.
Sesaat suasana hening. Posisi tubuh Aldi di atas tubuhku yang tengkurap. Perlahan Aku merasakan hembusan nafas Aldi menyapu telingaku. Akhirnya hembusan itu berubah menjadi ciuman dan jilatan Aldi di telinga dan mjalar ke leher. Aku hanya bisa mendesah berusaha menikmati saat terakhir kami bersama memadu birahi.
Za , gue ga tau apakah gue bisa jalani ini. Terlalu indah cinta kita . Apa nanti gue bisa mencintai wanita yang jadi bini gue?” kata Aldi pelan.
Al. .kuncinya cuma ikhlas . Gue tau cinta loe ke gue tapi loe harus nyadar di depan itu masa depan loe” Aku mencoba menasehatinya meski sebenarnya Aku yang lebih pantas untuk dinasehati masalah cinta ini. “Gue yakin loe bisa kasih cinta ke bini loe seiring berjalannya waktu nanti. Dan kalo gue itu cinta terindah loe tolong jangan lupain gue . Biarkan gue tetap di hati loe bersama kenangan kita” Tambahku padanya.
Gue janji Za… loe bakal tetap di hati gue ga akan pernah terhapus waktu” Aldi tersenyum kearahku.
Jangan berjanji ntar malah jadi beban buat loe Al
Thankz Za pernah jadi bagian terindah dalam hidup gue” kata Aldi dan langsung memelukku.
Terus kapan ?
Apanya Za ?
Nikahnya dodol. .mang paan ?
Oww. .besok pagi gue pulang kampung. Minggu depan nikahnya
Hahh. . .cepet banget dah ngebet ya? Hehehe
Ayah yang minta dodol. . .” kata Aldi sambil tersenyum kearahku. Aku hanya diam dan suasana menjadi hening. Aldi juga hanya diam memandangi langit-langit.

Al . .berati ini malam terakhir kita ya?” kataku memecahkan keheningan.
Jangan bilang malam terakhir, kayak mau mati aja” tukas Aldi.
Hmm. . .iya deh. .” jawabku singkat.
ZA . .,
apaan?”
Aldi mengedip-ngedipkan mata kirinya. “mata loe kesambet ya?” kataku terlihat serius. Aldi langsung manyun dan memandangku sinis. Aku membalasnya dengan mencolek pinggulnya, dan hal itu membuat Aldi tertawa.
“Kamu gak ngerti maksudku ya?” kata Aldi menatapku. “Hahaha… ya I know” Aku tertawa memandangi wajahnya yang tampan.
Mau berapa ronde malam ini? malam ini gue masih milik loe tapi mulai besok gue milik orang laen” kata Aldi sambil memencet hidungku.
Gue bakalan kangen loe Al
Gue juga pastinya Za”.
Malam itu adalah malam terakhir Aku menikmati indahnya cintaku berasama Aldi. Saat semua selesai Aldi terlelap disampingku. Aku tahu sebenarnya Aku tak pernah ikhlas atas perginya Aldi dalam kehidupanku. Saat menatap wajah tampannya yang terlelap dalam mimpinya, rasanya Aku ingin menghentikan detik waktu ini.
Gue sayang loe Al” kataku sambil mengecup kening Aldi.
**********
Sepeninggal Aldi ku tata hidupku menuju masa depan dan aku pun juga menerima perjodohan orang tuaku dengan wanita yang sama sekali belum ku kenal. Bagiku sudah tidak  penting apakah aku mencintainya atau tidak. Karena cintaku sudah dibawa Aldi.
Tapi satu keyakinanku cinta itu bakal tumbuh seiring kami hidup bersama. Sebelum menikah aku sudah menceritakan semua tentang diriku pada wanita calon istriku. Semuanya. Tak terlupakan tentang Aldipun tak luput aku ceritakan. Sengaja Aku menceritakannya karena Aku tak mau pernikahanku dengannya ada sesuatu yang disembunyikan, dan Aku mau wanita itu menerimaku apa adanya.
Aku bersyukur wanita itu menerimaku dan berjanji tidak mengungkit-ungkit masa laluku.Wanita yang luar biasa menurutku. Di balik sifatnya yang tomboy , keras dan galak dia menyimpan hati seperti emas. Berjiwa besar dan sangat kuat. Hal itu menimpulkan keseimbangan, aku yang pendiam di imbangi dengan sifat dia yang aktif dan ceria .
tiga bulan setelah kepergian Aldi , kami pun menikah. Kehidupan pernikahan kami normal-normal saja. Sampai pertemuanku dengan Aldi di sebuah rumah makan 2 hari yang lalu. Getaran rasa itu masih aku rasa tatkala ku lihat wajah Aldi lagi setelah lebih dari 2 tahun yang lalu. .
Alapa kabar loe?ku peluk erat Aldi.
oeee. . .ketemu lagi hehehe. .gue bae . .loe ndiri gimana Za. .bae juga kan.
Tambah keren broo hehe” jawabnya terlihat senang melihatku dan Aldi pun membalas pelukanku. Sesaat kemudian kami lepas pelukan dan tertawa berasama.
Gue bae Al. .istri loe gimana?
Udah punya anak brapa . .5 ya hehehe.
Hahaha. .enak aja mang bikin paan. .gue belum di kasih karunia itu Za. .mungkin Tuhan masih marah. . “ ucap Aldi.
Maksud loe . .ga' ada hubungannya kalee. . .udah coba ke dokter ?” rentetan pernyataan dan pertanyaan menghujaninya.
Istri loe gimana ?
Gue beruntung Al , istri gue bae banget. Dia istri yang soleha. Tuh kan pertanyaan gue gak dijawab” kataku memandangnya.
Hmmm. . .kami udah periksa dokter
“Hasilnya?”
Hasilnya bae-baik saja . .ga ada yang bermasalah dengan kami. Cuma menurut dokter istriku mungkin mengalami tekanan jiwa. Aku seh maklum aja . Kami kan memang di jodohin” Aldi mencoba menjelaskan semua permasalahannya kepadaku.
“ Dan itu mungkin saja, karena sebelum kami menikah dia udah punya pacar dan aku ga mau nanya itu” tambahnya.
Biar saja itu menjadi bagian masa lalunya
Oya. .sebelum menikah gue udah cerita ke bini tentang gue.
Termasuk hubungan kita” kataku pada Aldi mengenai keterbukaanku dengan istriku.
Hahh. .beneran loe cerita hubungan kita Al ?
Iyaa. .gue ga mau ntar jadi masalah di belakangnya, Terus loe ndiri gimana Za? Selama lebih dari 2 tahun ini kabar loe gimana . .udah punya cowok lagi?”
“Sialan loe, setelah kamu menikah, Aku pun juga menikah” kataku padanya
“Hahaha.. oia ceritain dung tentang bini loe itu” Aldi lebih tertarik tentang istriku.
Bini gue lebih macho dari gue Al, Sifatnya kayak loe
Maksud loe?
Dia tomboi . .ceria dan rame kayak loe. .ada aja tingkahnya yang bikin gue tertawa.
Gue sayang dia, dan kami lebih seperti sahabat” ceritaku dan Aldi hanya termangu mendengar cerita dariku.
“oia, kalo di rumah kami biasa manggil loe gue. .tapi kalo ama orang laen baru berubah jadi mas dan adek.” Tambahku di akhir cerita.
Wuihh . .keren Za. .salut dah ma kalian. Kapan kapan maen ke rumah gue ya. Oyaa. .sapa nama bini loe Za?”
Jani… Lailatul muljanicowok banget kan namanya hehe
“iyaa…”
Kapan kapan gue undang loe ma bini ke rumah ya
Ntar gue kenalin ma Zu bini gue
Sipp dah . .ntar gue bilang Jani
Ehh sapa tadi nama bini loe . .Zu?” Koq kayak nama gue hehehe. .
Hahaha. .mirip dikit. .Zubaidah lengkapnya” jawab alti sambil tertawa.
Singkat cerita kamipun berpisah dan saling tukar nomer handpone. Hari itu pun aku pulang dengan ceria. Bayangan wajah Aldi menghiasi fikirku. Dan pertemuan dengan Aldi benar-benar memberi energi positif buat aku.Sesampainya di rumah aku cerita ke Jani sesuatu tak ku duga terjadi. Satu tonjokan mendarat telak di pipiku. Jani ga bicara apa-apa tapi langsung masuk kamar.
Tadi siang Aldi meneleponku dan mengundang aku dan Jani makan malam di rumahnya 3 hari lagi. Dan itu yang tadi aku bilang ke Jani tapi Jani menolak. Aku masih terpaku di teras berpikir mencari jalan bagaimana Jani mau ikut makan malam di rumah Aldi. Kalo hanya rayuan ga bakal mempan karena dia wanita perkasa bukan wanita biasa.
Tak terasa malam makin larut sementara aku belum dapat jalan mengajak Jani makan malam. Aku putuskan untuk tidur biar saja besok aku cari cara buat naklukin Jani.
Tiga hari kemudian, Aku dan Jani sudah siap-siap berangkat ke rumah Aldi untuk memenuhi undangan makan malam. Aku berhasil membujuk Jani walo aku harus rela jadi tukang pijitnya selama 2 hari. Bagiku ga penting jadi tukang pijat yang penting Jani mau ikut saja itu sudah cukup.
Pukul 7 malam kamipun berangkat ke rumah Aldi dengan mobil Jani setelah tadi aku telpon Aldi menanyakan alamat rumahnya. Tidak terlalu sulit mencari rumah Aldi karena terletak di perumahan yang cukup familiar di kota ini. 20 menit kami sudah sampai di rumah Aldi dan di sambut di depan rumahnya.
Aku terpaku melihat sosok wanita di sebelah Aldi. Sungguh wanita yang sempurna secara fisik menurutku. Cantik tinggi dan ramping . .jilbab yang dia pakai menambah aura cahaya cantik wajahnya. Ku lirik Janipun terpaku sama Zu.
Napa kalian bengong . .liat bini gue kayak gito . .naksir ya hehehe” ledek Aldi padaku. Aku tersipu malu dan ku lihat Janipun melengos .
Ini bini gue Za. .Zubaidah
Dan ini pasti Jani kan?” Aldi mengulurkan tangan menjabat Jani. Ketika aku mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Zu dia malah menangkupkan tangan di dada. Aku mengerti maksudnya. .
Owwh . .iya dah maaf
Kenalin ini JaniJani dan Zu pun saling mendekat dan cipika cipiki di pipi .Kami dah kenal koq hehe. ' Jani menimpali ucapku
Hahh. .kapan . . ?” tanyaku dan Aldi berbarengan.
Dulu kami bersahabat dekat tapi setelah Zu nikah kami ga ada kontak sama sekali . .apalagi gue juga nikah sama Reza. Dan hari ini kami berjumpa lagi”. Terang Ajani kepada Aku dan Aldi.
Owwh gitu jawabku
Bagus dunk . .jadi reunian kita hehehe Aldi menimpali
Yaudah yukk masuk. .kapan makannya kalo di luar terustambah Aldi
AyokkJani menggandeng Zu menuju dapur di rumah Aldi.
Kita ke dapur aja Zu.. nyiapin makanbiar mereka berdua mengenang nostalgia mereka
Yukk. .mas ke dapur dulu ya . .mas tunggu saja di ruang tamu
Ok. .jangan lama-lama ya Zu jawab Aldi.
Sementara Jani dan Zu menyiapkan makanan aku dan Aldi mengobrol. Banyak hal yang kami bicarakan tapi bukan tentang masa lalu kami.
Woee. .udah siap neh. .kalian mau makan ato mau nostalgia terus?” teriak Jani.
Ga usah pake teriak napa Jan. .mang di rumah ndiri apaaku pun sedikit melantangkan suaraku.
Loe dengar ndiri kan Al . .gimana teriakan Jani” kataku pada Aldi. Aldi dan Zu tertawa melihat tingkahku dan Jani.
Asyik juga suara Jani. .menggelegar hahaha kata Aldi
Udah ah mas. .apaan seh . .jadi makan gak?” Zu menengahi
Wuihh ada ayam bakar . .tahu aja kesukaan gue ma Janibegitu ku lihat ada ayam bakar di meja.
Iya mas . .Mas Aldi cerita semua tentang Mas Reza” kata Zubaidah.
Pasti yang jelek-jelek juga dia cerita ya . .dasar Aldi pengadu ya sungutku.
Gue kan suami yang jujur hehehejawab Aldi.
Udahan ah . .hayoo makan. .keburu dingin ayamnya mengkerut tuchprotes Zu.
Hahaha. . .ada-ada saja. .timpalku
Dan kami pun makan tanpa bicara sedikitpun .
 Aldi beruntung punya istri Zu. Tak salah Ayah Aldi memilih jodoh buat Aldi.
Zubaidah memang cantik , soleha dan pinter masak. Usai makan kami mengobrol di ruang keluarga. .
            “Jadi mas Aldi itu cinta sejati mas Reza ya?” kata Jani saat melihat kearahku yang berdampingan dengan Aldi.
Ehh. . .tumben loe manggil gue Mas Reza . .biasanya ga gitu” kataku sambil melihat ke arahnya.
“napa? Gak mau?”
Bukan gitu. .cuma aneh aja. .loe kan biasanya suka nyablak” kataku tak kalah sewot dengan Jani.
Udah-udah gak usah berantem . .ga salah juga kan Jani panggil loe dengan mas” kata Aldi menengahi kami.
Iya juga seh hehe” Aku pun tertawa pada mereka.
            “Jawab donk” kata Jani.
Iyaa… Aldi ini cinta sejati gue . Tapi gue udah ikhlas koq apalagi setelah gue bertemu Zu… gue bener-bener udah ikhlas
Terus dulu apa alasan Mas Reza melepasin Mas Aldi menikah.
Dulu itu kami kami udah ada komitmen hubungan kami berakhir kalo ada yang menikah di antara kami
Bukan hanya itu kan alasannya Mas Reza?” kata jani melihatku.
“ Ok Menurut kalian apa arti cinta itu ?” Aku menebarkan pandanganku pada tiga sosok diruangan itu.
Cinta itu rumit . . .ga gampang memaknainya” jawab Jani.
" Cinta itu persahabatan. .sahabatlah yang ada di kala kita susah senang. .dengat sahabat hidup lebih berwarna. .Sahabat bisa teman . .istri . .atau saudara kita” Jwab Aldi.
Kalo menuru Zu ?
Menurutku cinta itu melayani. .di mana kita penuh kasih memberi tampa meminta . .selalu tersenyum ketika melihat orang yang kita cinta bahagia walau bahagianya bukan dengan kita” Jawab Zu lebih bermakna.
Kunci dari cinta itu ikhlas” Tambahnya.
Begitupun menurut gue cinta itu persahabatan yang tulus ikhlas memberi tampa meminta . .ketika kita bisa tersenyum melihat orang kita sayang melangkah meraih bahagia. Kadang cinta membuat kita sakit hati tapi bila kita mampu berpikir positif maka sakit itu akan berubah menjadi senyum keikhlasan. Begitu juga yang gue rasa ke Aldi. Ketika dia bilang mau nikah jujur gue terkejut. .tapi gue tetap tersenyum berusaha tegar dan ikhlas. Dari pertama kali kami mengambil keputusan untuk berpacaran gue udah siapin diri bila saatnya kami tiba. Jadi ketika Aldi bilang mau nikah gue kagetnya ya cuma sebentar. Gue mau melihat Aldi bahagia. Jadi menurut gue cinta itu adalah di mana kita bisa tersenyum ikhlas ketika orang yang kita sayang tersenyum bahagia. Cinta itu bukan hanya butuh tapi penuh pengorbanan” kataku panjang lebar menjelaskan makna cinta menurutku.
Aldi berdiri dan menghampiku kemudian memelukku, “Thanks ZA. . .loe sahabat sekaligus cinta terindah yang di beri ke gue”.
Kalo gue cinta terindah loe terus Zu itu cinta apa loe Al?” tanyaku sambil melihat zubaidah.
Zu ntu cinta agung gue. .anugerah Tuhan. .wanita terindah yang menerima kekurangan gue” kata Aldi sambil mendekati Zubaidah.
Zu manusia biasa . .Zu juga punya kekurangan mas timpal Zu.
Ga ada manusia sempurnatambah Jani
Tapi Zu istimewa . .jarang kan ada wanita berhati emas seperti Zu yang mau menikahi orang dengan semua kekurangannya dan masa lalu yang kelam” kata ku padanya.
Bini sapa dulu dong. .hehehe" kata Aldi bangga.
Iya iyaa . .ucapin makasih no ma ayah loe” kataku pada Aldi.
Saat Aku dan Aldi tetawa, Zubaidah menengahi obrolan kita, “Zu tadi udah ngobrol banyak ma Jani sewaktu di dapur. Kalo definisi cinta itu yang seperti Mas Reza dan Mas Aldi bilang. Hmmm… Zu ikhlasin Jani mas. .Ya aku ikhlasin Jani mengabdi sama Mas Reza. .tolong jagain Jani ya mas.” Zubaidah tersenyum pada Jani.
HAHH. . . ! ! ! ? ?
Aku dan Aldi cuma melongo kaget. Terkadang kita tidak menyadari apa artinya cinta. .kadang kita cuma meminta dan menuntut tampa mau memberi. kadang kita menuntut pada cinta tapi kita tidak mau berkorban. Beginilah menurutku definisi cinta itu. Tentu masih banyak definisi cinta yang lain. Karena cinta itu universal.
So. .apa arti cinta menurut kalian ? Dan apakah yang sudah kalian korbankan untuk cinta.?
*tersenyumlah dengan ikhlas walau itu menyakitkan*

Penyunting : Ray Rowling