Kemarin
di Akhir Mengejar Masa Lalu Part 4, Johar terbaring tak berdaya di rumah sakit
karena mencoba melawan tiga preman setengah mabuk. Hal itu dilakukan semata
hanya ingin menolong Alex yang tak berdaya melawan mereka bertiga. Namun Adam
tidak mengetahui keberadaan Adiknya dan gelisah menunggunya di rumah.
Secercah Harapan Masa Lalu
Di rumah, Adam sudah gelisah
menunggu Johar yang tidak pulang. Jam dinding terus berputar mendekati pukul
22:00 WIB. Nico dan Yudi yang pulang dari terminal tidak menemukan Johar. Semua
semakin bimbang dan Adam memutuskan untuk mencari Johar sendiri. “Kak, Kak Adam
masih kurang Sehat!” Nico membujuk Adam agar tidak keluar rumah. “Aku baik-baik
saja, Aku khawatir dengan Johar!” Adam meraih jaketnya dan langsung berjalan
keluar.
“Adam, Kamu mau kemana? kamu tunggu
di rumah saja, biar Aku mencari Johar” Kata Yudi memegang bahu Adam. “Tapi Mas,
Aku tidak bisa tenang jika tidak ada kejelasan mengenai Johar” Jawab Adam resah.
“Iya, Aku akan berusaha menghubungi teman teman yang lain untuk mencari tahu
kabar Johar” Yudi mencoba menenagkan Adam. “Tapi Mas….” Jawab Adam terpotong.
“Sudahlah, kalian masuk saja dan tunggulah di rumah”, Kata Yudi dan berhasil
membuat Adam dan Nico masuk.
Adam memilih menunggu Yudi di ruang
tamu, sedangkan Nico berbaring di sebelah Adam. Akhirnya Ketika jam dinding
menunjukan pukul 02:00 WIB Yudi datang dan tidak mendapatkan kabar mengenai
Johar. Adam pun semakin gelisah dan bersedih mengkhawatirkan Adiknya. “Besok
kita keliling Dam, sekarang sudah terlalu malam dan kita tunggu Johar pasti
pulang besok pagi” Kata Yudi meyakinkan. Dan Akhirnya mereka bertiga tidur di
ruang tamu menunggu Johar pulang.
Ketika Matahari terbit, Adam
terbangun dan mendapati dirinya sendirian di ruang tamu. Tiba-tiba Nico keluar
dengan seragam SMP-nya, “Mas Yudi mencari Johar kak!” Kata Nico melihat Adam
yang duduk lemas. “Kemana Mas Yudi mencarinya?” Tanya Adam. “Aku kurang tahu,
tapi sebaiknya Kak Adam istirahat saja!” Kata Nico mengingatkan tentang
kesehatan Adam. “Aku baik-baik saja Nic, Lebih penting Johar daripada yang
lain!” Jawab Adam dan langsung berdiri.
“Yaudah Kak, Aku berangkat dulu
karena hari ini ada ulangan, Sebenarnya Aku ingin membantu mencari Johar” Nico
murung. “Yaudah, kamu sekolah saja, biar kami yang mencari Johar!” Kata Adam
dan langsung menuju kamar mandi.
Nico pun berjalan menuju jalan raya
untuk menunggu Angkot. Ketika menunggu Angkot ada sebuah mobil yang berhenti di
sampingnya dan keluarlah Stella dari mobil itu. “Mas, boleh tanya sebentar?”
Kata Stella ramah. “Iya ada apa ya?” jawab Nico. “Aku mencari seseorang bernama
Adam, Aku pernah melihatnya berkeliaran di sekitar sini” kata Stella. “Mbak
Siapa?” tanya Nico. “Aku temannya, oia Adam itu pengamen ya Mas, katanya sih
pengamen Di terminal Purabaya!” Kata Stella menambahkan.
“Kalau kak Adam yang mbak maksud Aku
tahu, karena dia tinggal di rumahku. Tapi sayang Aku terburu-buru ke sekolah
dan gak bisa antar Mbak ke dalam” jawab Nico sambil menunggu angkot. “Yaudah,
dimana rumahmu?” Stella bersemangat. “Mbak masuk gang ini saja, terus lurus
ikuti jalan dan kalau ada gang masuk kiri hingga ada warung, tanya saja rumah
Yudi ke orang sekitar situ, maaf ya mbak Aku harus segera pergi!” Nico
berpamitan dan langsung naik angkot.
Akhirnya Stella masuk gang dan
mencari alamat yang ditunjukan Nico, dan menemukan sebuah rumah sederhana
dengan pintu yang tertutup. “Permisi!” Stella mengetuk pintu rumah itu. Cukup
lama Stella mengetuk pintu dan akhirnya Adam keluar dari rumah itu. “Stella?
Ada Apa?” Kata Adam yang kaget melihat Stella datang ke kontrakannya. Adam
merasa ada hal buruk yang akan disampaikan Stella.
“Akhirnya Aku menemukanmu, ini
menyangkut Johar Dam” Kata Stella terburu-buru. “Johar? Kenapa dengan Johar?”
tanya Adam khawatir. “Nanti kujelaskan, kamu ikut Aku ke rumah sakit, Johar ada
di rumah Sakit!” Stella langsung mengajak Adam ke rumah sakit. Adam pun
bergegas menutup pintu kamar dan pintu rumah untuk segera pergi ke rumah sakit
dengan Stella.
Ketika di rumah sakit dan melihat
Johar yang berbaring tak berdaya, Adam langsung berlari ke arah Johar. “Adek,
Bangun dek…!” Kata Adam sambil menangis di samping Johar. Alex dan Rendy hanya
diam di Sofa. “Adam, Johar tidak apa-apa, biarkan dia beristirahat!” Bujuk
Stella menenangkan Adam. Adam mundur beberapa langkah dan langsung melihat ke
arah Alex. Melihat Alex, Adam langsung mengarah padanya dan memukul Alex tepat
di pelipisnya. “Ini pasti ulah kamu ya?”
Kata Adam penuh amarah.
Alex terdiam kesakitan, sedangkan
Rendy berusaha menghalang Adam. “Adam, ini bukan salah Alex!” Kata Stella yang
juga terlibat diantaranya. “Kalau bukan dia siapa lagi? Kenapa sih kalian
selalu mengusik ketenangan kami? Kalau ada hal buruk menimpa Johar jangan harap
hidup kalian tenang!” Kata Adam sambil mendekati Johar. “Kak, Ini bukan salah
mereka!” Suara Johar terdengar lemah. “Alhamdulillah!” Adam sangat senang melihat
Johar membuka matanya.
“Kak, Jangan menyalahkan mereka
lagi, ini murni kecelakaan” Kata Johar meneruskan. “Maafkan Aku ya kak, Kemarin
tidak izin berangkat mengamen, kakak Sehat?” Kata Johar menanyakan keadaan
Adam. “Seharusnya Aku yang harus menanyakan tentang keadaanmu, Maafin kakak
juga karena tidak bisa melindungimu!” Adam memegang tangan Johar.
Tak lama kemudian, seorang suster
masuk bersamaan dan diikuti Stella. Stella memanggil suster untuk memeriksa
keadaan Johar yang sudah siuman. “Syukurlah, kondisinya sudah membaik, jangan
terlalu diganggu dulu dan banyaklah beristirahat” Kata suster sambil
menyuntikan obat ke Johar. “Kak, Kita pulang aja!” kata Johar merengek lemah.
“Iya kalau kamu sudah sembuh dek!” Jawab Adam ramah.
“Secepatnya kak, jangan buang-bunag
uang di rumah sakit, kita tidak punya uang yang cukup untuk membayar semua ini”
Johar terdengar sangat khawatir. “Kakak Akan berusaha mencari uang Dek, yang
penting Adek bisa pulih kembali….” Adam mencoba meyakinkan Johar. “Jo, jangan
memikirkan biaya rumah sakit, ini semua salahku dan Papa sudah membayar
sebagian biaya Ini, jadi biaya kamu akan ditanggung oleh papa Jo” Kata Alex
mendekati Johar.
“Kami tidak bisa membayar hutang itu
Al, meski Aku dan kak Adam berusaha keras butuh waktu lama untuk memenuhinya!”
Kata Johar. “Adek, masalah itu nanti kita bicarakan lagi, adek istirahat aja
dulu!” Kata Adam. “Kalian tidak usah menggantinya, karena kamu begini semata
ingin menolongku Jo, kalau tidak ada kamu mungkin Aku yang berbaring di sana.”
Alex tersenyum pada Johar. ‘Terimakasih Al” Kata johar lemah.
“Yaudah adek istirahat dulu, Kakak
dan yang lain akan menunggu di luar.” Adam keluar dan diikutin oleh Alex, Rendy
dan Stella. Di luar ruangan Alex menceritakan kronologi kejadiannya. Mendengar
kebenaran dari Alex, Adam merasa bersalah pada Alex karena telah menghadiahi
pukulan di wajahnya. “Maaf Al, Aku tadi terlalu berfikiran buruk!” Kata Adam.
“Aku mengerti Dam, kita selalu bermasalah dan semua pasti akan mengira kami
yang melakukannya.” Jawab Alex.
“Eh Stell, kamu gak berangkat ke
sekolah?” tanya Rendy memecah keheningan diantara mereka. “Eh, Aku males ke
sekolah. Tadi Aku sudah menyuruh pak Joko untuk bilang ke mama papa kalau Aku
ada di sekolah” Kata Stella. “Kalian sendiri bagaimana?” Tanya Stella sambil
melihat Adam, Alex, dan Rendy bergantian. “Aku juga tidak mau masuk, Aku masih
mengkhawatirkan Johar.” Jawab Adam singkat. “Aku juga malas ke sekolah” tambah
Rendy. “Kamu memang pemalas kan Ren?” ledek Alex. “Nah kamu juga, kenapa gak ke
sekolah?” Tanya Rendy pada Alex. “Eh… Aku kan juga sakit!” Alex tertawa sambil
memegang wajahnya.
“Maaf Al, Aku menambahkan luka lebam
di wajahmu.” Kata Adam tersenyum. “Tidak masalah, ini kuanggap hutang, biar
suatu saat Aku bisa mengambil giliranku!” Jawab Alex dengan nada bercanda.
“Aah….Masih saja mau berantem!” Stella mengeluh dan menjauh dari mereka
bertiga. “Aku bercanda Stell” Kata Alex mengejar Stella yang memilih untuk
duduk di kursi panjang depan kamar rawat Johar,
“Oia, kita hubungi Roy yang di
sekolah, suruh buatin Surat untuk kita” Usul Rendy. “Pasti kalau kita bersamaan
mengirim surat akan mencurigakan guru, kita semua tidak akan dipercayai” kata
Alex. ‘Yaudah, kita suruh Roy untuk membuat surat untukku dan untuk Adam”
dengan begitu guru tidak curiga” Usul Rendy asal. ‘Yaudahlah, Aku juga sudah
terkenal bandel di sekolah” Jawab Alex pasrah. Semua tertawa dan sedikit
melupakan Johar yang berbaring di dalam ruangan.
Ketika matahari semakin tinggi,
Rendy dan Alex berpamitan untuk pulang sebentar untuk mandi dan berganti
pakaian. Dan di rumah sakit hanya ada Adam dan Stella menemani Johar. Adam
terdiam ketika berdua dengan Stella, begitu juga dengan Stella sesekali hanya
melihat kearah Stella. Hingga Akhirnya Adam mencoba berbasa-basi menanyakan
rumah Stella. Dari situlah mereka memiliki obrolan yang membawa mereka dalam
suasana akrab.
****
Beberapa jam kemudian, Rendy datang
ke rumah sakit dengan membawa makanan untuk Adam, “Dam, Kamu makan dulu! Aku
yakin kamu belum makan.” Kata Rendy menjulurkan Nasi kotak. “Terimakasih Rend”
Jawab Adam sambil meraih nasi Kotak yang ada di tangan Rendy. ‘Stella gak
makan?” Adam melihat Stella yang memandangnya. “Sudah… tadi sebelum berangkat
Aku sarapan” jawab Stella terdengar kaget. Melihat itu Rendy terkekeh menahan
tawa dan berhasil membuat Stella merengut pada Rendy.
Tak lama kemudian Alex datang dengan
membawa beberapa snack untuk mereka, dan buah untuk Johar jika sudah bangun.
“Halah, Johar gak mungkin enak makan, Biar kita yang ngabisin Al” Kata Rendy
sambil tertawa. “Ssst… Kalian malah ribut disini” Kata Alex mengingatkan.
“Daripada di luar Al, mengganggu yang lain juga kan?” Kata Rendy membela diri.
“Iya, tapi Johar lagi tidur tuh” jawab Alex sangat perhatian pada Johar.
“Cie, sudah lupa ya? Diantara Adam
dan Johar yang paling kau benci dulu siapa?” ledek Rendy sambil membuka snack.
Mendengar itu, Alex reflek menimpuk kepala Rendy denga Snack lain yang
dipegangnta. “Wah, Berarti sama nih, Johar juga paling gak suka pada Alex!”
kata Adam menambahkan. “Iya, tapi semoga setelah kejadian ini kita bisa
berteman” Jawab Stella yang duduk sambil mengupas buah jeruk. “Biar bisa deket
dengan Adam kan?” ledek Alex dan berhasil membuat wajah Stella memerah.
Semua terkekeh melihat Stella yang
salah tingkah. Ketika semua tertawa Johar terbangun dari tidurnya “Sepertinya
Aku ketinggalan pesta nih.” Kata Johar melihat ke arah mereka. “Adek sudah
Bangun? Maaf tadi kita rame disini dan menggangu tidur adek” Adam mendekati
Johar dan mencoba melihat keadaan Johar. “Aku sudah tidak apa-apa kak” Jawab
Johar sambil tersenyum. “Al, terimakasih ya!” Kata Johar ketika melihat Alex.
“Sama-sama Jo, Cepat sehat aja biar kita bisa berantem lagi” Jawab Alex
tersenyum.
“Iya Jo, cepat sehat ya….Gak bisa
dibayangkan kalau kamu tidak kembali ke sekolah, gak ada orang yang akan Aku
kerjain lagi” tambah Rendy tersenyum. “Jangan dengarkan orang-orang sinting ini
Jo” Kata Stella menambahkan. Johar tersenyum ke arah mereka. “Adek mau makan
buah?” tanya Adam. Namun Johar menggelengkan kepalanya, “Oia, Nico dan mas Yudi
kemana kak?” tanya Johar. “Kakak, tadi tidak mengabari mereka dan mereka
semalam mengkhawatirkan Adek, terutama Nico” kata Adam.
“Cepat kabari mereka kak, katakan
kalau Aku baik-baik saja!” kata Johar. “Iya nanti kakak pulang untuk
mengabarinya” jawab Adam. “Kenapa gak di SMS atau ditelfon saja?” Saran Rendy.
“Kami tidak punya ponsel Ren” Kata Adam datar. “Ouw, yaudah biar nanti Aku
antar kamu pulang Dam” Usul Alex pada Adam. “Nanti saja Al, Aku masih ingin
disini” Jawab Adam.
Ketika jam dinding di ruangan itu
menunjukan pukul 13:00 WIB, Roy datang ke rumah sakit bersama Bu Ana. “Johar,
bagaimana keadaanya?” tanya Bu Ana dengan nada khawatir. “Saya baik-baik saja
Bu, Hanya memar sedikit” Kata Johar. “Memar? Lihat kepalamu yang diperban itu,
pasti parah Jo” Bu Ana melihat kening Johar yang dibalut kain kasa. “Terasa
berat sih, tapi ini benar-benar tidak apa-apa Bu” Jawab Johar memastikan
keadaannya.
“Bagaimana Sih ceritanya sampai luka
parah begini?” Bu Ana meminta kejelasan pada Adam. Adam menjelaskan kronologi
kejadiaannya dan membuat Bu Ana meringis. “Yaudah, semoga ini menjadi pelajaran
buat kalian semua, Sebentar lagi Bu Sarah juga datang!” Kata Bu Ana. Dan
beberapa menit kemudian Bu Sarah juga berada di rumah sakit. Namun Bu sarah dan
Bu Ana hanya sebentar dan langsung pamit pulang.
Sore Hari, Adam pulang diantar Roy
dan Rendy untuk mengabari Yudi dan Nico, Namun Hanya ada Nico di rumah dan Nico
langsung ikut Adam ke rumah sakit. Ketika melihat Johar Nico yang berbaring di
tempat tidur, membuatnya lega karena Johar sudah ditemukan, namun ada rasa iba
dan kasihan ketika melihat keadaan Johar. Dan di sore itu, Semua berkumpul
bersama menemani Johar.
“Semuanya, terimakasih ya!” Kata
Johar. Stella dan Adam mendekati Johar dan melihat keadaan Johar yang sudah
membaik. “Aku mau kejadian ini menjadikan hubungan kita membaik, Aku ingin
berteman dengan kalian” Kata Johar melihat Alex yang masih duduk di sofa
bersama Rendy dan Roy. Stella langsung memberi kode agar mereka mendekat.
“Pastinya Jo, Kita juga senang kalau kita bisa berteman” Kata Stella. “Yah,
Kita gak bisa berantem lagi deh!” Tambah Rendy dengan nada candanya yang khas.
“Halah, kamu ini hoby banget berantem, sebelumnya tidak ada johar, kita sering
berantem!” kata Roy menyenggol Rendy.
“Kalau kamu itu Beda, kamu itu orang
yang paling menyebalkan di dunia ini” Kata Rendy melihat Roy. “Kurang ajar!
Kamu pikir Aku itu siapa?” Roy mentoyor kepala Rendy. Rendy membalasnya dan
terjadilah keributan ringan di ruangan itu. “Sudah, sudah! Kalian selalu
berantem!” Kata Stella memandang mereka berdua dengan kesal. Melihat ulah mereka
membuat Johar dan Adam tertawa, “Ternyata di geng kalian ada tom end Jerry ya!”
kata Adam melihat ke arah mereka. “Dia tikusnya!” Kata Rendy menunjuk Roy
dengan sigap, dan membuat mereka berdua beradu mulut lagi.
“Aku kira kalian adalah orang-orang
yang tidak menyenangkan, ternyata kumpulan orang-orang yang menjengkelkan
menghasilkan suasana yang berbeda dan hangat” kata Johar. “Al, Maafkan Aku
kalau disekolah sering buat kamu kesal” Johar menjulurkan tangannya. “Aku juga
minta maaf Jo!” Alex tersenyum membalas jabatan Alex. “Aku juga minta maaf Al”
Adam meletakan tangannya diatas jabatan tangan Alex dan Johar. “Aku juga”
tambah Stella. Dan diikuti oleh Tangan Roy dan Rendy yang juga menggabungkan
tangannya menjadi satu. “Aku harap kita menjadi teman selamanya, tak ada maslah
lagi diantara kita baik di sekolah atau dimana pun kita berada kita tetap
teman” Kata Adam dan membuat meeka semua tersenyum menyetujuinya. Akhirnya di
sore itu Mereka semua berikrar untuk selalu berteman dan tidak akan bermasalah
lagi.
******
Seminggu berlalu, Sekarang Johar
sudah kembali pulih dan kembali ke sekolah. Seperti biasa Johar dan Adam turun
dari angkot di depan gerbang sekolah. “Akhirnya, Aku bisa berjumpa lagi
denganmu… Gerbang Sekolah.” kata Johar memandang Gerbang sekolah. Mendengar itu
Adam hanya terkekeh dan langsung mengajak Johar masuk ke dalam. Seperti biasa
mereka selalu berpapasan dengan Bu Ana di depan ruangannya. Baik disengaja
maupun tidak mereka selalu mengobrol sebentar di depan ruangan.
Ketika sedang mengobrol dengan Bu
Ana, tiba-tiba Stella menyapa mereka berdua dari belakang, “Hai Jo, Sudah
sehat?” Stella tersenyum manis pada Johar. “Alhamdulillah Stel, Berkat kalian
juga kan?” kata Johar tersenum ramah. “Yaudah, kalian sebaiknya cepat bawa
Johar ke kelas, kasihan kan baru sehat!” saran Bu Ana. Mereka semua tersenyum
dan langsung mengajak Johar menuju kelas.
Di dalam kelas sudah ada beberapa
Siswa yang senang melihat Johar, diantara mereka juga ada Rendy dan Roy
menyambut Johar. “Wah, Jagoannya sudah masuk sekolah tuh!” Kata Roy meledek
Johar. “Apaan sih, Kalian pikir Aku superman?” jawab Johar sambil duduk di
kursinya. “Bukan, Tapi superboy!. Hahaha” Jawab Rendy sambil tertawa.
“Kemana Alex?” tanya Stella yang
mencari sosok Alex. “Palingan juga terlambat Stell, Sepertinya dia tidak
bersemangat lagi kesekolah!”, Jawab Rendy. “Emang kenapa Rend?” kata Adam yang
hampir bersamaan dengan Johar. “Yah… bagaimana mau bersemangat kalau hobynya
sudah dibatasi!” jawab Roy menggantikan Rendy. “Kalian berdua jangan aneh-aneh
deh!” Stella merengut. “Hahah, Alex gak bersemangat karena tidak ada lagi yang
akan diganggunya di sekolah, kalian berdua kan musuh bebuyutan Alex dulu, eh
sekarang malah kita berteman begini!” Kata Rendy dan terus tertawa.
Mendengar itu Johar dan Adam
tertawa, sedangkan Stella tidak suka dengan candaan Rendy. Tiba-tiba Alex masuk
ruangan, masih dengan jaket berwarna biru dia bergabung dengan yang lain yang berada
di sekitar bangku Johar. “Hei, sudah masuk ya?” tanya Alex ketika melihat
Johar. “Bosan di rumah terus, terlalu damai!” jawab Johar tersenyum.
“Eh, Johar juga masih kangen dengan
berantemnya, Eh Jo… Lain kali kalau mau brantem ajak kita-kita donk!” Kata Roy.
“Enak saja kalian, kalau kalian berdua seperti ini bagaimana? Aku juga yang
susah!” kata Alex sambil menimpuk kepala mereka dengan bukunya. “Yaudah, nanti
kita lanjut ngobrolnya bell sudah berbunyi dan sebentar lagi bu lidya masuk”
Stella membubarkan gerombolan itu untuk segera duduk di tempat masing-masing.
Kali ini hari-hari Johar dan Adam
sudah berubah, Hampir sebulan lamanya mereka berteman dengan Alex dan gengnya,
Alex beserta teman-temannya sering berkunjung ke kontrakan Adam. disana mereka
menghabiskan waktu hingga sore hari bermain gitar bersama. Setiap hari
persediaan uang Johar dan Adam semakin menipis, mereka sudah lama vacum
mengamen. Mereka ingin segera bisa mengamen lagi.
“Kak, lama ya kita gak ngamen!” kata
Johar melihat ke arah Adam. “Yah, Besok kakak akan ngamen dek, Johar jangan
ikut ya!” kata Adam. “Enak Aja, Aku ikutlah… kan sayang kalau gak ikut kak!”
kata Johar. “Kamu loh gak ada gitar!” Kata Adam. “Aku ada gitar di rumah!”
Jawab Alex. “Kalau mau dipake besok kubawakan!” tambahnya. “Pake gitarku aja
Jo!” Usul dari Nico yang keluar dari kamarnya. “Terserah saja deh, yang mana
Asal boleh dipinjam” Kata Johar tersenyum pada mereka.
“Udah Pake punya Alex aja Jo, Alex
banyak gitarnya tuh!” Tambah si Roy. “Yaudah, besok Aku bawa Aja gitarku
kesini, kamu pake buat mengamen juga boleh kok!” kata Alex. “Kalau rusak
bagaimana Jo? Masih mau ganti kan? Pake punyaku aja ya!” Kata Nico yang terdengar
memaksa. “Iya Al, nanti rusak kalau dibuat mengamen!” Johar melihat Alex.
“Gitarmu rusak gara-gara menolongku kan?, masak Aku gak rela jika gitarku rusak
untuk menolongmu Jo, kamu pakai saja anggap itu adalah hadiah dariku dan
sebagai pengganti gitarmu dulu, Ok” kata Alex panjang lebar.
Mendengar itu Nico terdiam dan hanya
melihat ke arah Johar yang tersenyum bahagia. Ada sedikit kecewa didalam
dirinya karena Johar lebih memilih gitar Alex daripada miliknya. Nico juga
tidak terlalu senang dengan kedatangan Alex dan teman-temannya ke rumahnya,
menurutnya mereka semua urakan dan
tidak tahu sopan santun. Namun dibalik itu semua Nico memiliki rasa cemburu
pada Alex.
Ketika malam tiba, Alex datang lagi
dengan membawa gitarnya. “Alex? Malem-malem gini kamu sendirian?” Johar
terlihat sangat senang melihat Alex. “Mana Adam?” tanya Alex melihat ke dalam
rumah. “Kak Adam ada di dalam sedang baca buku!” Kata Johar. “Yaudah, Aku hanya
mau ngasih ini” Alex memberikan gitarnya. “Kok sekarang Al? katanya besok?”
tanya Johar sambil menerima Gitar dari Alex. “Gitar itu sudah tidak sabar untuk
kau mainkan Jo, yaudah Aku pamit dulu, salam buat Adam ya! Sampai jumpa di
sekolah besok!” Kata Alex dan langsung berjalan menjauh dari rumah Johar.
“Siapa dek?” tanya Adam keluar dari
kamar. “Alex kak, tapi dia buru-buru mau pulang dan memberikan ini padaku” Kata
Johar. “Wah bagus banget gitarnya coba dek!” kata Adam mencoba meraih gitar
dari tangan Johar. Adam langsung memetik gitar Alex dan memainkannya. Mendengar
suara petikan gitar, Nico menghentikan belajarnya dan keluar bergabung dengan
mereka berdua.
“Gitar siapa tuh?” Tanya Nico datar.
“Oh, Gitar dari Alex Nic, bagus kan?” kata Johar terlihat sangat senang. “Oh,
iya Bagus” kata Nico datar dan langsung pergi ke kamarnya. Melihat respon Nico
Adam menghentikan petikan gitarnya dan mengajak Johar masuk ke kamar. “Dek,
mungkin ini hanya perasaanku saja ya! Sepertinya Nico gak suka kalau adek pakai
gitar bagus ini!” kata Adam setengah berbisik. “Aku juga berfikiran begitu kak,
mungkin dia itu Iri!” jawab Johar. “Iya dek, lebih baik jangan terlalu
memainkan gitar ini didepan Nico, kasihan kan nanti dia-nya minder” saran dari
Adam dan disetujui oleh Johar.
Akhirnya Johar dan Adam kembali lagi
kejalanan sebagai penghibur para penumpang bus. Suatu hari ada sebuah bus
pariwisata yang berhenti di sekitar halte, Johar dan Adam meminta izin untuk
mengamen di bus itu, sang sopir mengijinkan mereka dan ternyata di dalam busa
adalah para bapak dan ibu-ibu. Dari penampilan mereka sudah dipastikan adalah
orang-orang yang berekonomi menengah ke atas.
“Permisi pak, bu, Kami datang untuk
menghibur perjalanan anda semua, kami akan menyanyikan lagu untuk menemani
perjalanan bapak-napak dan ibu-ibu sekalian” Kata Johar sebagai ucapan pembuka.
Setelah itu Adam langsung memetik senar gitarnya, alunan petikan gitar Adam
sangat lembut dan akhirnya semakin lama Adam menaikan tempo permainan gitarnya,
naiknya tempo permainan gitar Adam sebagai pertanda bagi johar untuk
berkolaborasi dengannya. Permainan gitar mereka menarik perhatian para
penumpang dan ketika berhenti bermain Semuanya bersorak.
“Ini, lagu yang Aku persembahkan
untuk ayah yang entah ada dimana!” Kata Johar dan langsung memainkan alunan
gitarnya. Johar menyanyikan Lagu berjudul Ayah yang dipopulerkan oleh Band
peterpan, dengan sangat dalam dan membuat beberapa penumpang kagum.
“Diiiimaaaanaaaa….
Aakan kuuu cari… Aaaku meeenangis.. seorang diri…!” Johar mulai bernyanyi.
Bersautan berkolaborasi dengan Adam dan Semua penumpang bertepuk tangan setelah
mereka menyelesaikan nyanyiannya. Mereka juga bagga dan senang karena banyak
dari ibu-ibu memberi mereka uang dan makanan.
“Mau turun dimana dek?” tanya Sopir. “Ini lewat terminal nggak?”
tanya Johar. “Iya, kita lewat jalan Purbaya nanti, kalian turun disana?” Sopir
memastikan. “Iya pak, turunkan kami disana saja” Jawab Adam ramah. Ketika
mereka berdiri diperjalan menuju terminal, mereka masih bernyanyi menghibur
para penumpang.
Ketika Bus berhenti, Mereka langsung
turun dari bus, namun ada seorang bapak-bapak memanggil mereka berdua. Bapak
itu adalah penumpang bus pariwisata yang juga turun disana. “Loh? Bukannya
bapak rombongan dengan bus tadi?” Johar heran melihat Bapak-bapak itu. “Iya,
tapi Aku masih tertarik dengan permainan kalian, jadi Aku ingin mendengar
kalian bernyanyi lagi” Kata Bapak itu.
“Terus bagaimana dengan bapak?
Mereka sudah pergi loh!” Kata Adam sambil melihat bus yang sudah jauh. “Tidak
masalah, Kami sebenarnya orang surabaya, dan di dalam bus tadi juga ada Istriku
kok” Kata Bapak itu dengan ramah. “Oia, Perkenalkan nama Saya Andi!” Bapak itu
menjulurkan tangannya. Johar dan Adam bergantian menjabat tangan Pak Andi dan
menyebutkan namanya.
“Bapak mau ikut kami ke rumah?” Adam
mencoba menawarkan diri. “Tidak usah, Sebenarnya Aku hanya ingin mendengar
kalian bernyanyi lagi dan mendengar alunan gitar kalian” Kata Pak Andi. “Iya,
di rumah aja pak!” kata Johar. “Bagaimana kalau di warung itu?” Tawar pak Andi
menunjuk salah satu warung di pinggir jalan.
Akhirnya mereka bertiga menuju
warung dan mengobrol bersama. Sesekali Johar dan Adam memainkan gitarnya dan
bernyanyi di depan Pak Andi. “Benar-benar bagus…. Saya salut pada kalian
berdua, bagaimana kalau kalian berdua bernyanyi di café baru saya?” Tawar pak
Andi yang membuat Johar dan Adam heran. “Café? Buat kita pengamen?” Adam
memastikan kepada pak Andi. “Iya, kalian bisa datang di hari Jum’at malam dan
sabtu menghibur mulai jam tujuh malam hingga jam sepuluh, kalian masing-masing
akan saya beri uang 50rb, bagaimana?” Pak Andi mencoba memberi penawaran.
“Masing-masing 50rb? Berarti kita
dapat seratus ribu setiap malam sabtu dan minggu pak?” Tanya Johar memastikan.
“Iya, kalian layak mendapatkannya, kalau selanjutnya café semakin rame maka
akan saya beri bonus untuk kalian, ini nomor telfon dan alamat café saya, saya
tunggu kedatangan kalian di hari jumat ini” kata Pak Andi menjulurkan kartu
namanya. “Loh? Berarti besok pak?” tanya Adam. “Iya, saya tunggu ya, maaf saya
harus pulang dulu!” Kata Pak Andi dan langsung menuju jalan mencari taksi.
Adam dan Johar membawa kabar bahagia
ke rumahnya, keduanya bersemangat dan terus melihat kartu nama yang
dipegangnya. “Kanapa senyum-senyum?” tanya Nico. “Eh, nggak ada Nic, Senyum
karena kami dapat rezeki, Nih banyak makanan kan?” Kata Johar pada Nico. “Iya
Nic, Ayo kita makan!” Adam melihat Nico dan kemudian tersenyum pada Johar.
Mereka memilih merahasiakannya pada Nico karena mereka berfikir Nico akan Iri
dan bersedih seperti masalah gitar dari Alex.
Ke esokan harinya di sekolah Johar
dan Adam bercerita tentang tawaran bernyanyi di café, Alex dan teman-temannya
antusias dan mendukung Adam dan Johar. “Dimana Alamatnya? Biar Aku yang jemput
kalian nanti” Kata Alex bersemangat. “Wah Aku juga ikut donk” Kata Rendy dan
Roy juga ingin ikut. “Stella gimana?” Tanya Alex. “Boleh, nanti malam kita ke
café itu, sekalian jalan bersama!” Kata Stella. “Yaudah, kita naik motor aja
ya!” Jawab Alex.
“Yaudah, jemput Aku Roy” Kata Stella
tersenyum. “Ok Non, Nanti malam Aku jemput kamu, tapi Aku tunggu di luar aja
ya! Takut sama papamu yang galak itu” Kata Roy sambil tertawa. “Eh.. kata siapa
papa galak? Dia baik kok!” Stella membela papanya dan semua tertawa di kelas
itu.
Tepat jam 18:00 WIB, Alex menjemput
Johar dan Adam di rumah kontrakannya. “Kalian sudah siap?” tanya Alex ketika
melihat Johar dan Adam berdiri di depan rumah. “Yaudah, kita berangkat…. Rendy
di depan gang?” tanya Johar memastikan. “Jo Mau kemana?” tanya Nico pada Johar.
“Nih mau jalan dengan teman-teman Nic, salam ke mas Yudi ya!” Kata Johar sambil
tersenyum pada Nico. “Duluan ya Nic” Kata Adam dan Alex juga berpamitan. Nico
hanya diam dengan wajah cemburunya. Nico penasaran dan mengikuti mereka hingga
depan gang. Melihat Johar yang dibonceng Alex membuat Nico semakin cemburu.
Akhirnya Mereka berangkat menuju
alamat yang diberikan pak Andi, lumayan jauh jaraknya karena mereka harus
berputar dan mengambil jalan lain agar lancar, namun jalannya semakin jauh. Dan
tiga puluh menit kemudian mereka tiba di depan bangunan bernama “Amore Café”.
“Ini tempatnya?” tanya Johar, “Iya, lihat saja tulisan itu” kata Adam sambil
menunjuk tulisannya. “Astagfirullah, kita lupa bawa gitar!” kata Johar teringat
dengan gitarnya. “Tenang saja, pasti mereka punya banyak alat music kok’ kata
Alex sambil mendorong mereka berdua masuk.
Mereka bertiga di sambut oleh para
pramusaji yang cantik, dan menyuruh mereka memilih tempat duduk. “Maaf mbak,
kami sebenarnya ingin bertemu dengan pak Andi” Kata Adam pada pelayan itu.
“Tunggu sebentar ya, saya panggilkan pak Andi, Untung saja beliau ada disini”
kata Pramusaji itu dan langsung pergi meninggalkan buku menu di meja mereka.
Alex membuka buku menu dan memikirkan apa yang akan dipesannya, dan tak lama
kemudian Roy menelfon Alex mengabarkan kalau dia sudah berada di depan cafe.
Alex langsung keluar menemui Roy dan
Stella, dan saat bersamaan Pak Andi datang mendekati meja mereka. “Selamat
malam Pak” kata Adam sambil bersalaman. “Wah, kalian benar-benar datang ya!
Yaudah kalian pesan minuman dulu, Untuk malam ini gratis buat kalian” kata pak
Andi. “Maaf pak, kami bawa teman datang kesini, mereka juga ingin melihat café
pak Andi” kata Johar. “Iya, silahkan saja!” kata Pak Andi.
Dan
Akhirnya Stella dan Roy bergabung di meja itu. “Om Andi?” Kata Stella
heran. “Stella? bagaimana kamu bisa disini?” Pak Andi langsung menghampiri
Stella dan memeluknya. “Mereka semua teman-teman Stella Om, Stella juga gak
nyangka ini café milik Om, bagaiman Tante?” Tanya Stella. “Semua sehat kok,
bagaimana dengan papa mama kamu?” Tanya Pak Andi. “Mereka juga sehat Om!” Kata
Stella tersenyum. “Yaudah, Setelah kalian minum, Johar dan Adam langsung ke ruangan
saya. Maaf saya tinggal dulu, masih banyak yang harus dikerjakan” Kata Pak Andi
dan langsung kembali ke ruangannya.
Melihat Stella kenal dengan Pak
Andi, membuat teman-temannya heran dan bertanya. Ternyata Pak Andi adalah
saudara Ayah Stella, namun mereka berdua tidak akur karena perebutan harta
warisan. Mendengar itu Johar dan Adam menjadi prihatin atas perpecahan yang
terjadi di keluarga Stella. hingga akhirnya minuman yang mereka pesan datang
dan setelah minum Johar dan Adam masuk ke ruangan Pak Andi.
Di ruangan Itu, Johar dan Adam
mendapat pengarahan apa yang harus dilakukan oleh mereka berdua. “Maaf pak,
gitar kami ketinggalan di kontrakan” Kata Johar polos. “Lihat, disana ada
banyak alat music dan belum ada yang mengisi, kalian mainkan saja dan salah
satu dari kalian harus bernyanyi. Di sana juga ada dua gitar acoustic khusus
mereka yang suka dengan lagu acoustic” kata Pak Andi memamerkan alat-alat
musiknya yang ada di café itu.
Adam dan Johar pun tidak membuang-buang
waktu, mereka langsung mencoba gitar dan memainkan sebuah lagu. Permainan
mereka sangat lembut dan pas untuk lagu-lagu slow, dan beberapa pengunjung
memberikan tepuk tangannya. Suasana semakin panas ketika pengunjung bergabung
bermain alat music dan bernyanyi bersama. Melihat Johar dan Adam yang gampang
berinteraksi dengan pengunjung membuat Pak Andi puas dengan penampilan mereka.
Alex dan teman-temannya terus
memberi sorak kepada mereka berdua, meja mereka berdua yang paling riuh jika
dibanding dengan yang lain. Hal itu membuat Johar dan Adam selalu tersenyum
melihat para sahabatnya yang mendukungnya. Ketika mereka berdua beristirahat,
mereka berkumpul dengan Alex dan teman-temannya. “Wih, super keren permainan
kalian!” Kata Stella. “Oh, Stella kan baru lihat mereka bermain music dan
bernyanyi, wah makin ada yang tambah cinta nih” ledek Rendy melirik Stella.
Stella tersenyum malu dengan
wajahnya yang memerah. “Sudah… nanti ada yang GR loh” ledek Johar sambil
melirik Adam. Adam juga tersyum dan mengacak rambu Johar, mereka tertawa
bersama. Dan ketika mereka bergurau bersama, para pengunjung menginginkan Johar
dan Adam bernyanyi lagi. “Mampus, Aku masih kurang materi lagu nih” kata Adam
pada teman-temannya. “Iya, masak lagu ngamen kita yang akan dinyanyikan?” tanya
Johar ragu.
Tiba-tiba Alex menarik tangan Adam
dan Johar menuju stage. “Selamat malam!” kata Alex. “Mereka berdua adalah
sahabat terbaik kami, dan mereka berjuang sebagai musisi jalanan!” Kata Alex
menghentikan kalimatnya. Semua pengunjung langsung diam dan tak bersuara.
“Namun, Kali ini mereka mencoba peruntungan dengan tampil di café ini, dan
jujur mereka masih harus banyak belajar menghafal lagu-lagu. Untuk itu, Di
penampilannya yang terakhir Aku akan menemaninya menyanyikan sebuah lagu yang
cocok untuk mereka berdua!” Alex langsung menuju ke piano.
Suara alunan music yang familiar
bagi pengunjung membuat mereka terdiam meresapi alunan music piano. Intro untuk
lagu berjudul Ayah yang dipopulerkan oleh peterpan membuat Johar mematung memandang
Alex. Dengan Sigap Adam memadukan Alunan Piano dengan Gitarnya. Alex melihat ke
arah Johar dan mengangguk meyakinkan Johar untuk bernyanyi. Johar menyanyikan
Lagu Ayah dengan hanyut kedalam emosinya, dia benar-benar ingin bertemu dengan
ayahnya yang ntah ada dimana.
Sambil terus bernyanyi Johar
mendekati Adam dan bergantian melantunkan lirik Ayah. Stella tak kuasa meneteskan
air matanya, karena haru melihat keduanya hanyut dalam lagu itu. “Ayah….
Dengarkanlah, Aku ingin bertemu… walau hanya dalam Mimpi…” Johar meteskan air
matanya ketika menyanyikan lirik itu. “Alunan piano Alex menambah haru
keduanya, dan mereka bertiga sukses membuat pengunjung juga tenggelam dalam
keharuan. Suara sorak dan riuh terdengar begitu ramai ketika mereka mengakhiri lagunya.
“Terimakasih” kata Johar pada
pengunjung yang masih bertepuk tangan. Alex mengambil Mix dari tangan Johar.
“Terimakasih, kita doakan mereka berdua cepat bertemu dengan ayahnya, itulah
alasan mereka meneteskan air mata ketika menyanyikan lagu itu, mereka
benar-benar berada di situasi yang sama dengan lagu ini, mereka berdua berpisah
dengan kedua orang tuanya sejak kecil dan sampai sekarang belum bertemu, untuk
itu beri tepuk tangan sekali lagi untuk mereka berdua, terimakasih!” kata Alex
dan langsung turun menuju meja Stella.
Akhirnya, malam itu benar-benar
menjadi malam terindah bagi Adam dan Johar karena mereka berdua menjadi bintang
di malam itu. kisah mereka menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dan
ketika jam dinding di café itu menunjukan pukul 22:00 WIB mereka bergegas
pulang, namun sebelumnya Johar dan Adam menemui Pak Andi. “Kita mau pamit dulu
pak, soalnya besok kita harus sekolah” kata Adam dan Johar. “Saya benar-benar
puas dengan penampilan kalian, Saya lihat para pengunjung juga puas, jadi ini
untuk kalian dan jangan lupa Besok datang lagi ke café ini” Pak Andi
menjulurkan uang seratus lima puluh untuk Johar dan Adam.
“Wah, ini bonusnya pak?” tanya Adam
yang senang mendapat tambahan lima puluh ribu. “Bukan, itu dari Aku dan kita
lihat besok bagaimana keadaan café, besok saya pastikan kalian mendapatkan
bonus!” Kata Pak Andi tersenyum pada Johar dan Adam. “Yaudah pak, kami sudah
ditunggu teman-teman” kata Adam. “Oia, salam buat Stella, maaf saya masih
banyak pekerjaan” kata Pak Andi sambil tersenyum pada mereka berdua.
Ke esokan harinya di sekolah, Video
penampilan Adam dan Johar yang diiringi oleh permainan piano Alex menyebar di
area sekolah. Hal itu membuat mereka terkenal di lingkungan sekolah, Banyak
yang memuji mereka dan tidak sedikit menjelek-jelekan mereka karena iri.
“Bagaimana video itu ada disini?” tanya Adam heran. “Eits, Kami merekamnya
sebagai dokumentasi” kata Roy memperlihatkan poselnya.
“Tapi kan, ini memalukan Roy! Aku
menangis nih” kata Johar agak kesal. “Itulah keunikannya Jo, Luamayan kan
kalian terkenal di sekolah ini? Wah bakal hidup lagi ekstrakurikuler kesenian
nih” Kata Alex senang. “Nanti malam kami akan kesana lagi, sesuai tawaran dari
pak Andi setiap malam sabtu dan Minggu kita kesana!” kata Johar. “Aku ikut”
kata Stella bersemangat. “Maaf Aku gak bisa ikut” Kata Alex datar.
“Loh kenapa Al?” tanya Rendy. “Aku
ada janji dengan papa dan mama!” Kata Alex lemah. “Yah, kalau gitu Aku juga gak
datang!” kata Stella merengut. “Kamu datang aja Stell, kalau ada kamu Adam
bersemangat loh” ledek Alex dan berhasil membuat Adam dan Stella tersipu malu.
“Yaudah, nanti malem Aku dan Rendy yang mengantar mereka ke café” Kata Roy
bersemangat. “Terus Aku ma siapa Roy?” Tanya Stella. “Loh katanya kamu gak mau
ikut Stell, gimana sih kok plin plan gitu?” Roy megeluh dengan sikap Stella.
“Yaudah Kita lihat nanti malem Aja, kalau Aku gak dateng yah berarti Aku gak
bisa Ok!” kata Stella tersenyum.
Seperti yang sudah direncanakan,
kali ini Adam dan Johar menunggu Roy dan Rendy di depan gang, hal ini dilakukan
untuk menghindari pertanyaan Nico. Dan Akhirnya mereka berangkat menuju café.
Tidak sama seperti malam sebelumnya, kali ini café sangat ramai dan di dalam
sudah ada alunan musik. Ketika memasuki café, semua meja sudah penuh dan akhirnya
Roy dan Rendy mengikuti Adam dan Johar ke ruangan Pak Andi. “Café begitu ramai,
jadi kalian tidak mendapatkan tempat duduk” kata pak Andi.
“Kok Ramai banget pak?” Johar heran.
“Ada yang merayakan ulang tahunnya di café ini” kata Pak Andi. “Semua ini?”
Johar memastikan. “Bukan, hanya mereka yang bergerombol di dua meja itu” Pak
Andi menunjuk para remaja seumuran mereka sedang mengobrol. “Yaudah pak, kami
membawa gitar kami, dan kami ingin memainkannya di café ini” Kata Adam.
“Yaudah, kalau stagenya sudah tidak
digunakan, kalian boleh bermain di sana” kata Pak Andi sambil melihat Stage
yang digunakan pengunjung untuk bermain music dan bernyanyi. Akhirnya Stege sudah kosong, mereka berdua
langsung menuju stage itu dan mengucapkan selamat malam kepada para pengunjung.
“Selamat Malam,
Sepertinya malam minggu ini adalah malam minggu teridah bagi pengunjung
sekalian, Ada yang lagi kasmaran dipojokan, ada yang lagi merayakan ulang
tahun, dan Ada yang sekedar ingin menikmati makanan di café ini, menghabiskan
malam minggu yang panjang. Ok, Kali ini kita akan menghibur semua yang ada
disini dengan permainan gitar kami berdua. Semoga kalian menikmatinya!” kata
Johar mengakhiri salam pembukanya.
Seperti biasa, Andalan mereka berdua
adalah kolaborasi memainkan gitarnya. Suara senar milik Adam berasutan dengan
Milik Johar. Membuat yang mendengarnya bersemangat dan melihat kearah mereka.
Hampir semua pengunjung terkagum-kagum melihat tekhnik bermain gitar mereka.
“Maaf, hanya suara gitar saja ya?
Maklum suara kami pas-pasan dan kami takut membuat semua yang ada disini lari
ketakutan mendengar kita bernyanyi” kata Johar dan berhasil membuat pengunjung
tertawa. “Ada yang mau nyanyi nggak? Kita nyanyi bersama, kalau gak Ada kita
yang nyanyi!” kata Johar sambil tertawa. “Siap menutup telinga?” kata Johar
sambil tetawa kepada pengunjung.
Johar pun langsung duduk di kursi
dan meletakan mix di stand Mix. Terlihat wajah serius di wajahnya sesaat
memejamkan mata dan mulai memetik gitarnya. Intro gitar untuk lagu dari
Metalica menggema dari gitar johar dan Adam. Lagu yang berjudul “Nothing Else Matter” dinyanyikannya
dengan sangat mendalam. Dan ketika menghentikan nyanyiannya semuanya bersorak
seperti biasa. “Ok, terimakasih! Terimakasih!” Kata Johar sambil tersenyum
kepada pengunjung café.
Kali ini Adam memposisikan dirinya
untuk bernyanyi, “Selamat malam! Tak bosannya kami menyuguhkan hiburan untuk
kalian yang sedang bermalam mingguan di café Amore ini. Baiklah satu lagu lawas
dari band terkenal luar negeri akan mengiringi malam minggu kalian semua” Kata
Adam dan langsung memetik gitarnya. Ketika Adam mulai memainkan intro gitar
lagu dari GNR yang berjudul Sweet Child O
mine pengunjung mulai bersorak. “She's
got a smile that it seems to me….!” Adam sambil memandang Johar.
Johar tersenyum melihat Adam asyik
bernyanyi, dia hanya bisa mengiringinya dengan gitarnya. Johar dan Adam memang
mahir dalam mengkolaborasikan permainan gitar mereka. Ketika hampir di ending
Lagu, Adam mendapati Stella yang berdiri di belakang melihatnya bernyanyi.
“Adam semakin bersemangat dan ketika mengakhiri lagunya dengan kalimat “Sweet Child O mine” Adam menunjuk Stella
yang berdiri dan hampir semuanya menoleh sejenak ke Stella. “Terimakasih” Kata
Adam mendengar suara sorakan dari pengunjung.
Malam minggu pertama dalam
penampilan mereka benar-benar sangat memuaskan Pak Andi, seperti janjinya Johar
dan Adam mendapatkan Bonus di malam itu, Mereka mendapat tambahan uang
transport dan membawa pulang uang sejumlah Rp. 160.000 untuk empat jam
penampilan mereka. Cukup lumayan baginya yang memang sangat membutuhkan uang. Ketika
urusan dengan pak Andi selesai, mereka langsung pulang bersama teman-temannya.
“Hebat kalian berdua!” kata Rendy sambil merangkul pundak mereka berdua.
“Kapan-kapan traktiran nih” tambah Roy dibelakang.
“Heh, kamu makan saja yang
dipikirkan, tidak malu minta traktiran ke Johar dan Adam?” Kata Rendy merengut.
“Yeee….jangan sewot gitu napa!” Roy malah ikut-ikutan bicara dengan nada kesal.
“Oh, minta diketok kepalamu?” kata Rendy mendekati Roy. “Silahkan, kalau kamu
mau kepalamu bencol” kata Roy yang juga siap dengan Rendy. “Hei…Hei, Beginilah
kalau Alex gak ada!” kata Stella tiba-tiba bergabung dengan mereka.
“Nih si tukang makan dulu yang
mulai” kata Rendy. “Eh tukang tidur, kamu yang nyolot duluan” kata Roy.
“Sudah., erggh… Pusing kepalaku dengan sikap kalian yang kekanak-kanakan” kata
Stella menjauh meninggalkan mereka berempat. Johar dan Adam hanya tertawa
karena mereka berdua sudah tahu jika Roy dan Rendy sebenarnya bersahabat dan
tidak mungkin akan melukai satu sama lain. “Kenapa kalian tertawa?” tanya Roy.
“Enggak, Cuma bayangi Tom and Jerry Aja” Kata Johar dan langsung sedikit
berlari menuju motor mereka. “Tom and Jerry? Berarti kamu tikus Roy” kata
Rendy. “Kamulah yang tikusnya!” Jawab Roy sambil tertawa.
Ketika mereka berempat berada di
dekat motor dan siap untuk pulang, tiba-tiba ada seorang pemuda menemui mereka.
“Vicky! Kapan kamu datang?” Kata pemuda itu sambil melihat Adam dengan wajah
senangnya. “Maaf saya bukan Vicky, saya ini Adam!” Kata Adam menjelaskan pada
pemuda itu. “Adam? hahaha!” bisa aja kau Vic selalu bercanda, Meski rambut kamu
agak pendek bukan berarti Aku lupa sama kamu!” Kata pemuda itu.
“Maksudnya apa mas?” Johar bertanya
baik-baik pada pemuda itu. “Mas salah orang kali, ini Adam!” Kata Rendy menambahkan
yang terdengar kesal. “Ya Tuhan, Iya Aku lupa Vicky ada tahi lalat kecil di
dagunya, Kamu bukan Vicky ya? Pantesan kamu tidak mengenalku” Pemuda itu
memastikan. “Sudah dari tadi mas Aku bilang kalau Aku bukan Vicky!” Kata Adam
sedikit kesal dan langsung naik kebonjengan Roy.
“Maaf mas, soalnya Kamu mirip banget
dengan Vicky!” Kata Pemuda itu yang berdiri di dekat Johar. Adam dan Roy sudah
meninggalkan tempat parkir, dan Johar mengajak Rendy untuk menyusul Roy dan
Adam. “Sebentar kak, Pasti Kak Adam benar-benar mirip dengan yang dimaksud
pemuda itu” johar menghentikan berbicara di atas motor. “Iya, kalau sama
berarti kemungkinan itu kembaran kamu Dam” Rendy menambahkan. “Iya dek, mungkin
saja… Roy kita balik dulu!” Kata Adam. Mereka pun berbalik menuju café dan
berharap pemuda itu masih ada.
Ternyata pemuda itu masih belum
beranjak dari tempatnya, “Maaf Mas, Mas siapa ya?” tanya Adam sambil turun dari
motor Roy. “Aku Roni” Roni menjulurkan tangannya, mereka semua saling
berkenalan. “Oia, Beneran teman mas itu mirip dengan saya?” tanya Adam serius.
“Mirip sih, yang membedakan hanya potongan rambut dan tahi lalat kecil di dagu Vicky,
juga warna kulit kalian berbeda!” Kata Roni.
“Mas
bisa antarkan Aku ke Vicky? Dimana rumah dia?” Kata Adam semakin bersemangat.
“Maaf, Vicky itu teman SMPku dulu, namun sekarang dia Sekolah di Jakarta” kata
Roni.
Mendengar itu, Adam kecewa dan
harapannya untuk menemui Vicky sirna. “Tapi Aku tahu rumah orang tua Vicky!”
Kata Roni yang membuat Adam dan teman-temannya bersemangat lagi. “Kalau kalian
ingin ke rumahnya saya bisa antar kalian kapan saja, simpan nomorku ya!” Kata
Roni. “Roy tolong simpan nomornya!” Pinta Adam pada Roy. Akhirnya mereka
berpisah di tempat parkir dengan Roni.
Ketika di rumah, Adam memikirkan
nama Vicky dan keluarganya, tidak sabar Adam ingin ke tempat itu. bertemu
dengan keluarga yang memiliki anak berwajah mirip dengannya. Namun, Ada sedikit
keraguan dalam dirinya, banyak kemungkinan yang pasti terjadi. Kemungkinan
pertama adalah itu memang keluarga Adam, namun mereka tidak akan mengakuinya
sebagai bagian keluarga. Kedua adalah wajah Vicky hanyalah mirip, dan banyak
manusia yang memiliki kemiripan. Hingga larut malam Adam masih merenungkan apa
yang akan terjadi jika dia menemui keluarga itu. kebahagian atau malah
sebaliknya, hingga akhirnya Adam larut dalam sunyinya malam berselimut udara
dingin dan terlelap dalam tidurnya.
Bagaimana
kisah selanjutnya? Apakah Adam akan mendapatkan Masa Lalunya? Baca kisah
selanjutnya di Mengejar Masa Lalu 06, thanks Atas kunjungannya. Jangan lupa
tinggalkan komentar biar Ray bisa membenarkan beberapa tulisan yang salah.
**RayRowling**
**RayRowling**
Hmmmm bingung mau komen apa... Udah bagus sih...
ReplyDeleteLanjutttt
*idans
Gak usah bingung idans... wah payah idans ini selalu bingung tanpa arah :D ntar bisa nabrak tembok loh :D wkwkwk. thnks udah meninggalkan jejak
Deletesetelah sampai part ini ak bru komen hahaha , habisnya ni story bikin ketagihan untk dbca bikin lagi dan lagi haha, overall ceritanya keren cuma kesalahan ketik sama salah nama aja yg seharusnya kata johar jadi kata adam gtu, tp keseluruhan keren kalo kt soimah mah jooz gandozlah wkwk
ReplyDeleteesa.d