Akhir Mengejar Masa Lalu Part 06, Adam sudah
menemukan keluarganya dan Johar mengalami hal yang sangat berat untuk dijalani.
Alex sahabat barunya menciumnya dan Nico mengatakan bahwa dia cinta pada Johar.
Terlalu banyak yang dipikirkan johar membuat dirinya sakit, Namun akhirnya Adam
datang lagi menyemangatinya.
Kebahagiaan dan Kebimbangan
Ke esokan harinya, seperti hari-hari biasa Johar dan
Adam berangkat ke sekolah dengan menaiki Angkot. Ketika tiba di gerbang sekolah
Alex menunggu mereka dengan motornya. “Kok masih disini Al?” sapa Adam ramah.
“Iya, nunggu kalian berdua!” jawabnya sambil tersenyum. “Oh, Ayo kita masuk Al,
kayak satpam aja di dekat gerbang.” kata Adam dan terus melangkahkan kaki masuk
ke sekolah.
Johar selalu bersikap acuh ketika
Alex berada di sampingnya, Namun Adam tidak mengetahui jika Adiknya tidak mau
bicara dengan Alex. “Johar masih sakit Stell, makanya dia males ngomong!” kata
Adam ketika bersama Stella. “Oh, Aku pikir ada masalah serius! Soalnya wajah
Johar murung gitu!” kata Stella ketika melihat Johar yang Acuh dan sedikit
murung.
Saat
istirahat pun, Johar memilih untuk menghindar dari Alex dan berjalan sendiri
tanpa ditemani Adam. Karena jika bersama Adam pastinya tak jauh dari Alex.
“Kak, Johar ke belakang sekolah ya!” Johar berbisik pada Adam dan langsung
pergi. “Ngapain?” tanya Adam heran pada Johar yang sudah berjalan menjauh.
Johar hanya tersenyum dan terus ke belakang sekolah. Dia memlih rumput yang
sudah kering untuk menjadikannya alas duduk.
“Melamun?” suara Alex mengagetkan
Johar. Johar hanya diam memandang Alex, dan ketika Alex akan duduk di sebelahnya,
Johar langsung berdiri. “Hei, kamu kenapa sih? Sampai kapan kamu akan
menghindar?” kata Alex sambil memegang tangan Johar. “Heh…. Kalau kamu tidak
melakukan itu Aku gak akan menjadi seperti ini.” kata Johar kesal. “Heh, Kamu
juga harus sadar dong… kamu lupa kalau kamu membalas ciuman itu, jika kamu
tidak mau mengapa kau juga melupat bibirku?” Alex tak kalah kesal.
Johar terdiam memikirkan kejadian
kemarin sore, “Kamu pikir Aku menikmatinya? Coba kamu berfikir, Seandainya Aku
menikmatinya gak mungkin Aku pergi dari rumah kamu! Kamu pikir Aku laki-laki
seperti apa hah?” Kata Johar memegang krah baju Alex. “Jangan munafik kau Jo,
Kamu juga menikmatinya!” Alex mendorong Johar. Mendengar itu Johar menjadi
marah dan reflex memukul wajah Alex hingga hidungnya berdarah.
“Ough…!” Alex langsung memegang
hidungnya dan mengusap darahnya yang mengalir dengan menatap wajah Johar. “Puas
kau?” Kata Alex dan langsung berjalan menuju toilet terdekat. Johar
mengkhawatirkan Alex dan mengikutinya ke toilet. “Al maakan Aku… Johar membantu
Alex membersihkan darah di wajahnya. Alex terdiam membiarkan Johar membersihkan
darah dengan sapu tangannya. Sesekali Johar mencuci sapu tangan mengilangkan
darah dan mengusap kembali ke hidung Alex yang masih berdarah.
“Darahmu masih terus mengalir Al,
kita ke UKS aja ya!” kata Johar semakin panik melihat darah tak henti dari
hidung Alex. “Sebentar lagi juga akan berhenti Jo!” kata Alex meraih sapu
tangan dan membersihkan darahnya sendiri dengan kesal. “Aku panggil teman-teman
dulu ya” kata Johar berbalik. Namun tangan Alex memegang Johar, “Gak usah, kamu
saja disini sudah cukup.” Kata Alex sambil berkaca di depan cermin.
“Darahnya
sudah berhenti, tapi sakitnya masih terasa!” tambah Alex memegang hidungnya.
“Maaf Al!” Johar berkali-kali mengucapkan kata maaf. “Aku harus balas kamu Jo”
Alex memandang Johar dengan tatapan penuh sinis. “Tapi, kamu juga yang salah!”
Johar membela diri. “Aku memukul kamu? Nggak kan?” Kata Alex mulai berdebat
lagi. “Yaudah, silahkan pukul Aku” kata Johar sambil memandang Alex. Alex
tersenyum melihat Johar yang pasrah. “Tapi jangan di hidung ya!” kata Johar mengingatkan
dan menutup matanya.
“Jangan Crewet! Kalau kamu memang
laki-laki terserah Aku mau mukul yang mana” Kata Alex. “Iya, tapi jangan di
hidung, Aku tahu rasanya sangat sakit!” Kata Johar dan kembali membuka matanya.
Alex langsung mengecup bibir Johar dan berlari keluar toilet. “Bangsar! Aleeeex…!”
teriak Johar geram. Alex masuk ke kelas dan mendapati Adam bersama tiga
temannya berkumpul di meja Alex. “Kamu kenapa Al?” tanya Stella melihat noda
merah di sekitar hidung Alex.
“Tadi terbentur tembok di belakang”,
Jawab Alex sambil memalingkan wajahnya dari teman-temannya. “Tembok? Emang kamu
nyium tembok Al?” kata Roy yang pindah ke depan Alex memandanginya dari dekat.
Alex langsung mentowel kepala Roy dan menutupi hidungnya dengan sapu tangan
basah. “Loh? Itu kan sapu tangan Johar. Johar kemana Al?” tanya Adam.
“Ada Apa kak? Aku disini.” Johar
memasuki kelas. “Syukurlah, Aku kira kamu menghilang Jo” Adam tersenyum pada
Johar. Johar memandang Alex dan keduanya saling beradu pandang. Alex tersenyum
pada Johar dan melempar sapu tangannya yang basah. “Nih ku kembalikan sapu
tangan jeleknya.” Kata Alex. Johar menangkap sapu tangannya dan melemparnya
kembali pada Alex, “Bersihkan dulu! Buat kering dan wangi!” kata Johar dan
langsung duduk di bangkunya.
“Sebentar, Aku merasa kalian berdua
ada masalah ya?” tanya Adam memandang Alex dan Johar bergantian. “Tanya saja ke
Johar Dam, sebenarnya ada apa!” kata Alex datar. Mendengar itu membuat Johar
langsung memandang ke arah Alex. “Dek, masalah apa lagi?” Adam memandangi
Johar. “Eh, nggak ada kok! Tuh si Alex aja minta di hajar! Kayak anak kecil
aja!” Gerutu Johar. “Bukannya kamu yang kayak kecil Jo? Lihat manyun seperti
itu malah kayakn balita” Roy menertawakan ekspresi wajah Johar. Johar tertawa
sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Sepulang sekolah ketika Johar dan
Adam menuju dapur untuk makan, mereka berpapasan dengan Nico. Johar masih
bersikap dingin pada Nico dan tak mau bertegur sapa. “Nic, makannya kok dikit?”
tanya Adam ketika melihat Nico makan. “Gak selera!”jawabnya datar dan pindah ke
ruang tamu membawa makanannya. “Nico kenapa dek? Kok jawabnya datar banget?”
tanya Adam pada Johar. “Entahlah, Aku tak terlalu memperdulikannya!” jawab
Johar dan langsung menyantap makanannya. “Ya juga sih, mungkin dia tahu kalau
kita kerja di café?” Kata Adam menebak. “Dia sudah tahu kok, Aku yang
menceritakannya saat bersama mas Yudi” Jawab Johar.
“Oh, Pantesan sepertinya dia kurang
suka dek! Mungkin dia iri atau kurang suka dengan apa yang kita dapatkan, jadi
gak enak pada Nico!” kata Adam sambil menyantap makanannya “Bukan kak, bukan
itu masalahnya lupakan saja deh, Nanti juga bakalan berubah lagi!” Jawab Johar
agak kesal. “Yaudah, oia nanti sore ikut kakak yuk!” Kata Adam. “Kemana?” tanya
Johar. “Ke rumah mama” Jawab Adam datar. “Aku gak bisa, Aku harus mengamen!”
Johar beranjak ke tempat mencuci piring dan langsung mencuci piringnya.
“Kenapa?” tanya Adam yang masih
makan. “Aku harus mengamen kak!” Kata Johar. “Mengamen ya… kita tidak usah mengamen
dek, Mama memberiku jatah uang untuk kamu juga!” Kata Adam tersenyum. “Itu uang
kak Adam, mulai saat ini Aku ingin berjuang sendiri kak!” Jawab Johar dan
meninggalkan Adam di dapur. Ketika mau masuk ke kamar, Johar berpapasan lagi
dengan Nico yang akan menuju dapur. Johar masih tidak mau bertegur sapa dengan
Nico. Nico juga begitu sepertinya dia menghindar dari tatapan Johar.
Di dalam kamar Johar duduk di atas
kasur dan memainkan gitarnya. Meski tangannya memetik gitar namun pikirannya
melayang jauh memikirkan Nico dan Alex. Johar memikirkan Nico akan perasaannya,
selama ini Nico baik pada Johar, johar pun begitu dan menganggap Nico
selayaknya saudara sendiri. Berbeda dengan Alex, Hubungannya baru dekat
beberapa bulan terakhir, dan itu membuat Johar merasa nyaman jika bersama Alex,
namun dia tak tahu apa yang dirasakannya sebelumnya.
“Heh, ngelamun aja!” Adam menepuk
pundak Johar. “Dek, ayolah ikut kakak ke rumah!” Adam terus membujuk Johar. “Kalau
menginap Aku gak mau!” kata Johar. “Iya enggak, kita gak usah nginep dek!” kata
Adam memastikan. “Yaudah, Aku libur lagi ngamennya dan terpaksa harus memakai
uang tabungan lagi buat ongkos besok.” Johar melihat ke arah lemari. “Aku udah
bilang, kalau Aku dapat uang…!” Kata Adam memberikan uang pada Johar.
“Simpan saja kak, kakak tahu kan
kalau Aku jarang pegang uang?” kata Johar tanpa melihat jumlah uang yang
dijulurkan Adam. “Yaudah, Aku simpan di tabungan kita aja!” Kata Adam menuju
lemari dan meletakan uang untuk Johar di samping tabungannya. Johar terdiam dan
terus memainkan gitarnya. Gitar yang dimainkan Johar adalah Gitar pemberian
Alex. Setiap memegang gitar itu, dia selalu teringat akan Alex, kebaikannya dan
perhatiannya.
Matahari perlahan pulang ke peraduannya,
Bias cahaya berwarna jingga terpancar dari ufuk barat. Ketika Johar selesai
sholat, dan Adam membaca Alqur’an, terdengar suara ketukan pintu di depan
rumah. Hingga Akhirnya mereka berdua keluar menuju pintu depan, dari kaca
terlihat mama Adam melihat ke dalam rumah. “Mama Dek!” Kata Adam dan bergegas
membuka pintu rumah.
“Wah, baru sholat Nak?” Kata Mama
Adam sambil tersenyum ramah. “Iya Ma” Adam meraih tangan mamanya dan
menciumnya. Hal sama juga dilakukan oleh Johar, “Tante….” Johar menyapa dengan
nada sopan. Pandangan mereka langsung mengarah ke sosok pemuda di belakang mama
Adam. Pemuda berkaca mata hitam dan berjaket kulit dengan ransel di punggungnya.
“Siapa Ma?” Tanya Adam ragu. “Oh,
Siapa hayo?” Mama Adam menggodanya. “Kak Vicky?” Tebak Johar di samping Adam.
Pemuda itu langsung membuka kacamatanya dan tersenyum ke arah mereka berdua.
“Kalian pasti sudah tahu ya? Kamu adikku kan?” Kata Vicky sambil menjulurkan
tangannya ke Adam. Adam tersenyum lebar dan meraih tangan Vicky menarik dan
merapatkan badan mereka, Adam pun menepuk punggung Vicky dengan tangan
kirinya.
“Ough… jangan keras-keras Dam!” Kata
Vicky melepas pelukan Adam. “Ini Johar kan?” Vicky tersenyum menjulurkan
tangannya pada Johar. Johar tersenyum dan masih heran menatap Vicky yang
memilki wajah sama dengan Adam. “Benar-benar mirip, wajah kalian mirip banget!”
Kata Johar bergantian memandang Vicky dan Johar. “Apaan Sih!” Kata Adam sambil
mendorong Johar karena malu. “Beneran loh, Aku heran aja… Meski wajahnya sama
kayak kak Adam, masih lebih gagah kak Vicky lah, lihat rambutnya yang agak
panjang dan penampilannya yang keren, juga kulitnya lebih bersih, putih dan
lebih berisi lagi” Kata Johar memuji Vicky.
“Yaiyalah, Aku dan Vicky tumbuh di lingkungan
yang berbeda, sudah pasti kita juga berbeda!” Adam tertawa. “Sudah-sudah… Ayo
kita pulang ke rumah!” Ajak Mama Adam. “Sekarang?” Tanya Adam ragu. “Iya, pak
Joni menunggu di depan!” Kata Mama Adam. “Tunggu sampai Nico atau Mas Yudi
datang ya Ma, sebentar lagi mereka datang sekalian kami mau ganti baju dulu!”
Kata Adam. “Yaudah, boleh masuk kan?” Tanya Mama Adam.
“Ya Allah, Masuk saja Ma!” Kata Adam
yang mengajak Mamanya dan Vicky masuk. Adam menemani mamanya di ruang tamu,
sedangkan Johar ganti celana dan pakaian, setelah itu langsung bergabung di
ruang tamu. Beberapa menit kemudian, Yudi dan Nico datang, “Assalamualaikum”
seru Yudi sambil masuk ke ruang tamu. “Walaikum salam, Mas ini mamaku” Kata
Adam memperkenalkan Mamanya. Yudi langsung bersikap ramah dan bersalaman dengan
Mama Adam dan Vicky.
“Terimakasih ya Yud, Sudah menjaga
Adam selama ini!” Kata Mama Adam. “Ini Nico ya?” tanya Mama Adam dan disambut
oleh Nico dengan senyumannya. Suasana di ruang tamu yang ramai membuat Adam
langsung ke kamar untuk ganti pakaian. “Kapan-kapan main ke rumah Yud, ajak
Nico juga!” kata Mama Adam berbasa-basi.
Tidak lama kemudian, Adam keluar
membawa ranselnya. “Mau ikut mamamu ya?” Tanya Yudi melihat Adam. “Iya Mas, Aku
dan Johar mau menginap disana, mungkin besok kami kesini lagi mas!” kata Adam
tersenyum. Melihat Adam siap, mama Adam berpamitan dan mengajak Adam dan Johar
keluar. “Oia, Ini buat Yudi dan Nico.” Kata Mama Adam menjulurkan uang ke Yudi.
“Gak usah repot-repot Bu, Haduh jadi merepotkan.” kata Yudi malu-malu. “Buat
beli sesuatu Yud, mari Yud, Nic!” Kata mama Adam dan langsung berjalan menuju
gang.
“Mas, Adam nginep di rumah dulu ya!”
Adam berpamitan ke Yudi. “Nic, Jaga kamar ya!” tambah Adam ke Nico. Keduanya
hanya tersenyum melihat mereka beriringan menuju gang. “Tidak lama lagi mereka
pasti akan pergi dari rumah ini” Kata Nico. “Ya tidak apa-apa Nic, mereka sudah
menemukan keluarganya! Johar pasti juga seneng jika tinggal bersama Adam dan
keluarganya” Jawab Yudi yang berdiri di depan rumah.
******
Akhirnya mereka berempat tiba di
rumah mama Adam. Johar mengikuti Adam di belakangnya. “Kalian sepertinya akrab
banget, persaudaraan kalian memang kental” kata Vicky tersenyum melihat Johar
yang selalu mengikuti Adam. “Oia, Adam juga adekku karena Aku yang lahir paling
akhir” kata Vicky menegaskan. “Loh? Bukannya yang lahir pertama itu menjadi
kakak?” Kata Adam.
“Tanya saja ke mama, siapa kakak dan
siapa adek disini” Vicky tersenyum berjalan ke dalam rumah. Ketika berada di
ruang tamu, Johar dan Adam langsung duduk dan bersantai. “Kalian gak mau ke
kamar?” tanya Vicky. “Sebentar, masih capek Vick” jawab Adam. “Eits, panggil Aku
kakak! Jangan dibiasakan panggil namaku, OK!!” kata Vicky tersenyum.
“Ada apa sih?” Tanya Mama Adam
mendekati mereka. “Kak Vicky dan Kak Adam berebut menjadi yang seorang kakak
tante!” kata Johar menertawakan keduanya. “Ma, Aku yang jadi kakak kan?” tanya
Vicky memastikan. “Kok bisa gitu? Aku yang lahir duluan!” jawab Adam. “Hehehe,
kalian seperti anak kecil, begini hanya selisih beberapa menit dan itu membuat
mama hampir mati melahirkan kalian berdua. Sekarang kalian berebut menjadi
kakak” Mama Adam duduk di sofa.
“Yang terlahir lebih dulu adalah
adik, dan yang terakhir adalah kakak! Itu sudah menjadi kebiasaan orang-orang
jawa!” Kata Mama Adam dan berhasil membuat Vicky tertawa dengan kemenangannya.
“Kok gitu? Yaudahlah lumayan jadi yang termuda!” kata Adam tersenyum. “Adek
dalam saudara kembar umurnya lebih tua loh” Vicky menggoda. “Sudah-sudah,
kalian ke kamar aja!” Mama Adam menyuruh mereka masuk ke kamar.
Mereka
bertiga langsung menaiki tangga, Vicky masuk ke kamarnya sedangkan Adam dan
Johar masuk ke kamar sebelahnya yang sudah disiapkan oleh Mama Adam. Di dalam
kamar Johar kagum dengan kamar yang luas dan langsung duduk di atas kasur. “Kak
empuk banget kasurnya!” kata Johar menggenjot kasur. “Iya dek, pertama kali Aku
tidur di kasur seperti ini rasanya nyaman banget!” jawab Adam sambil meletakan
ranselnya di sebelah meja belajar.
“Enak yah kak, kakak sudah menjadi
orang kaya!” kata johar spontan. “Siapa? Aku jadi orang kaya? Ini kan bukan
milik Aku dek, ini miliki Mama dan keluarganya” kata Adam. “Tapi kan kak Adam
anak tante juga toh?” kata Johar sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur. “Ya tapi
gak sesimple itu dek!” Adam juga ikut rebahan di atas kasur.
“Boleh gabung?” Kata Vicky di dekat
pintu. “Masuk aja Vick!” kata Adam. “Eits, kakak!” kata Vicky melihat Adam dan
menunjuk Adam. “Silahkan kakak Vicky!” Kata Adam dengan nada mengejek. “Nah
gitu dong, dibiasakan ya!” kata Vicky sambil naik ke tempat tidur. “Oia, kak
Vicky sekolah di jakarta ya? Pasti kelas dua SMA!” tebak Johar. “Iya, Aku
sekolah di sana dan tepat banget Aku sudah kelas Dua SMA, Kalian Juga kan?”
Vicky merebahkan tubuhnya di tumpukan bantal.
“Aku masih kelas satu kak!” kata
Johar tersenyum. “Oia, kamu kan selisih satu tahun dengan kita, Adam gimana?”
Kata Vicky melihat Adam. “Sama, Aku juga kelas satu, lebih tepatnya mengulang
di kelas satu!” Adam tersenyum. “Hah? Berarti lebih cepet Aku ya!” kata Vicky
gembira. “Yah, situ kan kakaknya…!” jawab Adam ketus.
“Oia, ceritakan gimana kehidupan
kalian di banyuwangi dulu, dan bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu dengan
mama, Katanya kalian mengamen dan bernyanyi di cafe ya?” Vicky memberikan
banyak pertanyaan. “Yang mana dulu harus dijawab? bertanya itu satu-satu jangan
borongan seperti itu” Sungut Adam. “Hahaha, terserah deh, tapi ceritakan
kehidupan kalian di banyuwangi dulu!” kata Vicky duduk mempersiapkan diri untuk
mendengarkan cerita Adam dan Johar.
*****
Ke esokan harinya, Adam dan Johar
diantar ke sekolah oleh Vicky. Mereka bertiga tidak langsung masuk ke sekolah,
menghabiskan detik demi detik bersama karena nanti malam Vicky harus pulang ke
jakarta lagi. Ketika mereka Asyik mengobrol, Stella datang menghampiri mereka
“Hai Dam!” kata Stella mengumbar senyum termanisnya. “TTM kak Adam” Kata Johar
sangat pelan. Mendengar itu Vicky terkekeh, “Hari gini masih gak jelas?” kata
Vicky pelan.
“Hei Stell, teman-teman yang lain
udah di dalam belum?” tanya Adam. “Hm… gak tahu ya, eh kalian masih disini?”
tanya Stella. “Oia, kenalain ini Vicky!” kata Adam. “Kak Vicky!” Vicky
memandang Adam. “Hadeuh…!” Adam mengeluh. “Oh, hai kak” Kata Stella menyapa
Vicky. “Ini toh calon adik Ipar” Vicky tersenyum manis dan berhasil membuat
Stella malu-malu. Mendengar itu Adam menjadi kikuk dan mengajak untuk segera
masuk ke sekolah.
“Hahaha, Yaudah kalian masuk aja…
Oia Jo, Jangan terlalu sering mengganggu Adam dan Stella loh!” Vicky menunjuk
Johar. “Ok Boss, di kelas nanti ditinggal berdua aja kok” Johar mengedipkan
matanya sambil tersenyum. “Halah…. Fitnah!” Kata Adam menimpuk kepala Johar.
Vicky tertawa dan langsung masuk ke mobilnya.
Di dalam kelas, Johar langsung
bergabung dengan Roy dan Rendy yang sedang asyik mengobrol. “Dasar ibu-ibu,
pagi-pagi udah Ngerumpi!” Kata Johar sambil memegang pipi Roy dari belakang.
“Ih, tangannya dingin kayak mayat!” sungut Roy. “Eh, Alex belum datang?” Tanya
Stella. “Belum Stell, sepertinya dia tidak masuk atau terlambat!” Jawab Rendy.
“Oh, kayaknya dia lebih memilih gak
masuk, daripada terlambat!” Kata Stella. “Pasti Stell, surat sudah siap tinggal
SMS Alex!” kata Roy sambil mengeluarkan amplop berisi surat Izin. “Dasar,
kalian selalu membawa surat izin untuk berjaga-jaga ya? Atau biar bolosnya lancar?”
kata Johar heran. “Begitulah Jo, kemarin kamu yang gak masuk itu loh juga kami
buatin surat kok!” Kata Roy sambil memasukan lagi amplop ke dalam tasnya.
“Eh udah masuk, cepat sms Alex mau
datang atau bolos?” kata Stella sambil duduk di bangkunya. Johar dan Adam juga
bergegas menuju bangkunya yang terpisah dari tempat duduk Stella dan yang
lainnya. “Jo” Kata Roy. Ketika Johar melihat Roy, Roy menggerakan bibirnya.
Johar dan Adam menangkap kalau Alex jatuh di jalan dan dia kembali ke rumahnya.
“Beneran?” Tanya Adam kaget. “Iya… Nanti kita kesana!” Kata Roy dan langsung
berhenti ketika seorang guru masuk kelas.
Waktu istirahat, mereka berdua
menanyakan keadaan Alex. “Gimana ceritanya?” Tanya Adam. “Gak tahu, tadi yang
bilang gitu adalah mamanya! Karena Alexnya tidur” Jawab Roy. “Yaudah, SMS aja
sekarang, kalau Alex yang bales langsung ditelfon” Usul Rendy. Atas saran
Rendy, Roy langsung mengirim SMS ke Alex, dan ternyata Alex membalasnya. Roy
langsung menelfon Alex, “Gimana Al keadaanmu? Kok bisa jatuh sih?” Kata Roy
khawatir.
“Namanya juga Apes Roy, tapi Aku
tidak Apa-apa, hanya bekas patah tulang kemarin agak sakit, tapi kata dokter
beberapa minggu lagi juga sembuh!” Suara Alex dari telon yang di loudspeaker. “Yaudah nanti sepulang
sekolah kita kesana!” Roy melihat keteman-temannya. “Yaudah, jangan lupa bawa
oleh-oleh ya! Minimal makanan kek! Hehehe” Alex tertawa. “Udah sakit masih aja
bercanda! Yaudah ntar lagi jam istirahat usai, kamu istirahat Aja Al, Bye” Roy mengakhiri sambungan
telefonnya.
“Yaudah kita kesana nanti siang!”
usul Rendy. “Iyalah masak nanti malam!” Sungut Roy. Rendy langsung menimpuk
kepala Roy dan membuat semua tertawa. “Jo, kamu ikut kan?” Tanya Stella. “Eh,
iya Stell!” Jawab Johar ragu. “Baguslah, dengan begitu Alex akan seneng!” Jawab
Rendy. “Iya, Alex dan Johar kan lengket banget setelah kita menjadi teman, tapi
sekarang agak merenggang” tambah Rendy. “Iya dek, ada masalah dengan Alex?”
selidik Adam.
“Enggak kak, gak ada apa-apa kok!”
Johar mengelak. “Syukurlah, jaga hubungan pertemanan ini, jangan sampai ada
masalah diantara kita semua” Kata Adam bijak. “Syukur-syukur ada yang jadian
Dam” Roy menambahkan. Mendengar apa yang dikatakan Roy membuat Jantung Johar
berdegub kencang. “Siapa yang harus jadian Roy” tanya Rendy. “Siapa Lagi kalau
bukan…” Roy menghentikan Kata-katanya.
“…Tentu saja Adam dan Stella Rend,
Udah kayak pacaran gini masih aja gak ada kejelasan!” Roy memandang Adam.
Mendengar itu membuat Johar lega dan bisa menurunkan ritme detak jantungnya.
“Kok malah bahas kami?” tanya Adam dengan wajahnya memerah. “Yah kamu Dam,
Sebenarnya kamu punya perasaan cinta nggak ke Stella?” Tanya Rendy yang membuat
Adam kikuk.
“Jujur Aja kak, Atau Aku bongkar nih!”
tambah Johar yang sudah dapat menguasai dirinya. “Eh, ini juga ikut-ikutan
ngomong!” Adam melihat ke arah Johar dan berusaha mencoleknya. Johar hanya
tersenyum pada Adam menghindar dari tangan Adam. Stella yang sudah tidak tahan
denga ejekan sahabatnya, langsung pergi menghindari mereka. “Tuh kan Stellanya
ngambek!” Kata Rendy. “Kalian semua harus tanggung jawab tuh!” Kata Adam dan
langsung menyusul Stella.
“Stell, tunggu….” Adam menghentikan
Stella dan memegang tangannya. “Aku malu Dam, Malu dengan olokan mereka.” Kata
Stella membuang muka. “Ngapain harus malu Stell, kamu tahu nggak? Apa yang
kurasakan jika bersamamu!” Kata Adam sambil pindah ke depan Stella. “Aku itu
nyaman dekat dengan kamu Stell, kenapa? Karena ada rasa sayang yang lebih untuk
kamu!” Kata Adam memegang kedua tangan Stella.
Di belakang Stella, Johar, Roy dan
Rendy menghentikan langkahnya melihat mereka berdua. “Aku akan mengatakan
sesuatu, dan ini bukan karena ejekan teman-teman, Aku hanya ingin kamu tahu
kalau Aku Cinta kamu, ntah kamu cinta atau tidak tapi Aku bangga mencintaimu
Stell, Satu pertanyaan untukmu maukah kamu jadi pacarku?” Adam memandang Stella
dengan tatapan penuh harap.
“Kamu tahu? Aku selalu memendam rasa
ini Dam, rasa ini selalu ingin meledak jika Aku bersamamu. Dan mungkin saatnya
Aku ungkapkan apa yang kurasakan, Aku juga suka dan Cinta kamu, dan Aku mau jati
kekasihmu Dam” Stella tersenyum. “Cie... Ada yang harus traktiran nih!” Kata
Roy mendekat. “Harus dong!” tambah Rendy yang mengelilingi mereka berdua. “Ih,
Kakakku hebat, nembak cewek di sekolah dan dilihatin teman-teman yang lain
juga” Kata Johar sambil merangkul Adam. Adam dan Stella hanya tersenyum
bersama.
“Traktiran ya?” Tanya Adam. “Iya,
harus itu!” Kata Roy mantap. “Traktirannya minta ke johar aja ya!!” kata Adam
sambil tersenyum pada Johar. “Loh? Kenapa harus Aku kak?” Johar kebingungan.
“Lah, lupa dengan permainan kita dulu? Kamu bilang kita berlomba mendapatkan
cewek! Dan sekarang siapa dulu yang punya pacar?” Kata Adam dan berhasil
membuat Johar kikuk. “Ah, curang nih!” kata Johar menghindar sambil tertawa. “Hei,
Mau kemana kau Jo!” Roy dan Rendy mencoba mengejar Johar.
“Pokoknya traktirannya tetep harus
kak Adam!” johar tertawa ketika Roy dan Rendy merangkulnya. “Iya Dam, Eh Stella
kok masih malu-malu tuh!” Roy menggoda mereka yang lagi kasmaran. “Ok, Kalau Alex
sudah sembuh!” Janji Adam dan membuat semuanya tertawa dan kembali ke kelas.
*****
Setelah Sekolah selesai, Mereka
berlima kumpul di depan Gerbang sekolah. “Ayo Dam bareng kita Aja! Tapi… gak
Ada Helm sih” kata Rendy. “Aku menyusul, ntar lagi kakakku menjemput kok!” kata
Adam. “Yaudah kita duluan ya!” Kata Roy dan Rendy. “Aku sama siapa?” Kata
Stella. “Bareng Adam dan Kakaknya aja!” Roy meninggalkan Stella bersama Adam.
“Udah, bareng kita aja Stell. Eh Aku harus manggil kak Stella ya?” Johar
meledek Stella. “Apaan sih Jo, umurku masih tua kamu kale!” Sungut Stella di samping
Adam. “yah, hanya beda tanggal aja kan?” Kata Johar tersenyum.
“Stella tahu kan rumah Alex?” Adam
memastikan. “Aku tahu kak!” Jawab Johar. “Loh kapan kamu main ke rumah Alex
Jo?” Stella Heran dengan Jawaban Johar. “Beberapa hari yang lalu Stell, pulang
dari rumah Kak Adam langsung mampir” Jawab Johar. “Eh itu kak Vicky!” Johar
menunjuk mobil hitam yang perlahan mendekati mereka bertiga.
“Masih seperti pagi tadi, kalian
bertiga berdiri di tempat yang sama!” kata Vicky dari dalam mobil. “Hmmm… udah
beda kak, tadi kan belum jadian, kalau sekarang udah resmi jadian!” Johar
melirik Adam dan Stella. “Enggak Kak!” Kata Adam sambil merangkul Johar.
“Halah, beneran loh… tanya aja ke Stella” Johar menunjuk Stella yang juga
berdiri di dekat mobil. “Wih, sepertinya beneran nih, wah bagus dong udah jelas
hubungannya… Ayo kita pulang!” Vicky tersenyum.
“Maaf kak, kita gak bisa langsung
pulang, ada teman yang kecelakaan!” Kata Johar. “Kalian mau menjenguknya?
Yaudah aku antar kalian!” Kata Vicky bersemangat. “Eh… makasih kak!” Kata Johar
dan membuka pintu di bagian tengah. “Heh Jo, kamu di depan Aja, biarin Adam dan
Stella di belakang” Kata Vicky ketika johar masuk ke jok tengah. “Oia, lupa…”
Johar tertawa dan langsung pindah.
Adam dan Stella jadi salah tingkah
ketika masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil Johar dan Vicky menggoda mereka
yang lagi kasmaran. Berkali-kali Johar tertawa dan tak hentinya menggoda Adam.
Adam dan Stella hanya bisa tetawa malu, namun keduanya bahagia bisa bersama.
“Eh, kemantennya gak ada suaranya ya!” Kata Vicky. “Pada malu-malu kak, biasa
baru jadian” Tambah Johar.
Akhirnya beberapa menit kemudian
mereka sampai di rumah Alex. Motor Rendy dan Roy sudah terparkir di halaman
rumah Alex. “Gimana Alex?” Tanya Adam ketika melihat Roy dan Rendy berada di
beranda rumah Alex. “Kami nunggu kalian, biar bareng masuknya!” jawab Rendy.
“Eh, ini kakaknya Adam yang kalian ceritakan tadi?” Kata Roy heran melihat
Vicky yang mirip dengan Adam. “Vicky!” sambil menjulukan tangannya Vicky
memperkenalkan diri.
“Mirip banget, Tapi penampilannya
beda jauh!” Rendy melihat penampilan Vicky yang modis. “Heh, jangan bilang
kalau Aku kampungan ya!” Kata Adam memandang Rendy dan Roy. “Emang kampungan
kok!” Kata Johar sambil tertawa. “Iya juga sih, kita kan dari kampung!” Adam
tertawa. “Kok malah ngobrol disini? Cepat masuk!” Kata Stella yang sudah tak
tahan lagi dengan ulah teman-temannya.
Roy langsung memencet Bel rumah dan
keluarlah pembantu rumah Alex. “Mbok, Alexnya ada?” tanya Roy. “Ada, di
kamarnya, Den Alex kecelakaan” Kata pembantu itu. “Iya, kami datang ingin
menjenguknya mbok!” Kata Roy. “Siapa mbok?” Mama Alex keluar. “Eh kalian
silahkan naik ke kamar Alex langsung aja!” kata Mama Alex ketika melihat Roy
dan Rendy. “Terimakasih tante” Mereka langsung naik ke kamar Alex.
Di dalam kamar, Alex beraring sambil
memainkan ponselnya. “Hei… jagoan kok keyok?” Rendy menghampiri Alex dan
diikuti Roy, Stella dan yang lainnya. “Eh kalian datang juga ya! Terimakasih
udah datang! Mana Oleh-olehnya?” Tanya Alex. “Eh, oleh-olehnya mana ya?” Roy
pura-pura lupa melihat Rendy dan Stella bergantian. “Oleh-olehnya ada di Johar
Al! Jo, mana Oleh-olehnya?” Rendy melihat Johar dan berhasil membuat Johar
kebingungan.
“Oleh-oleh apa? Aku gak bawa Apa-apa
kok!” Kata Johar. Melihat Johar yang bingung membuat semuanya tertawa. “Hehehe,
kalian datang aja Aku sudah seneng kok!” Kata Alex tersenyum pada mereka. “Rend
itu siapa?” tanya Alex pelan ketika melihat Vicky yang berdiri di belakang
Adam. “Lihat baik-baik Al, mirip nggak sama Adam?” Kata rendy. “Oh, ini
kembarannya Adam ya?” Alex heran melihat kemiripan wajah Vicky dan Adam. “Biasa
Aja Al, kayak gak pernah lihat anak kembar aja!” kata Adam mendekati Alex.
Vicky juga ikut mendekat dan
berkenalan dengan Alex, “Jatuh dimana?” tanya Vicky berbasa-basi. “Jatuh di
jalan Hayam wuruk, ada anak kucing yang nyebrang jalan!” Kata Alex. “Kucingnya
gimana tidak apa-apa kan?” kata Johar cemas. “Kamu lebih memikirkan kucing
daripada temanmu Jo?” respon Alex ketus. “Yah, bukan gitu Al kalau sampai
kucingnya mati katanya sih bikin sial terus, Aku kan gak mau kamu kena sial
terus!” Kata Johar. “Iya Al, Aku juga pernah dengar seperti itu” Tambah Adam.
“Nenekku juga bilang gitu” Rendy juga meyakinkan. Stella dan Roy hanya terdiam
menyimak mitos yang mereka bicarakan.
“Jangan terlalu percaya, itu hanya
mitos dan kepercayaan kuno!” Vicky menyanggah mitos itu. “Iya, Aku gak percaya
tapi kucingnya tidak apa-apa karena Aku menghindarinya dan membuat Aku terjatuh
seperti ini” kata Alex sambil melihat tangannya. “Syukurlah semua baik-baik
saja!” kata Johar. “Baik-baik aja? Kamu gak lihat Aku terkapar seperti ini?”
Alex meledek Johar. “Kan belum parah toh?” Balas Johar. “Oh doakan Aku parah?
Kecelakaan terus koma atau mampus gitu?” suara Alex terdengar serius.
“Udah masih saja debat yang gak
penting!” Adam menengahi. Johar diam memandang Alex dan Alex memilih melihat ke
arah teman-teman yang lain. “Cepat sembuh Al, maaf kalau omonganku salah!” Kata
Johar pelan. “Tidak apa-apa kok, Aku suka aja debat sama kamu, bermasalah sama
kamu Jo! kayak dulu sebelum kita jadi teman.” Jawab Alex sambil tersenyum. “Gak
sekalian berantem Aja kalian?” Rendy menambahkan. “Kamu tuh yang harusnya
berantem” Roy kesal dengan celoteh Rendy. “Iya, kalau berantem sama kamu Aku
mau Roy, Aku pengen mukul muka kamu yang menyebalkan itu” Kata Rendy terdengar
kesal.
“Heh, muka kamu tuh yang ngeselin,
coba kamu ke terminal dan berkaca!” Roy tersulut emosi. “Eh, jangan ngotot gitu
napa!” Rendy mendorong Roy pelan. “Haduh, sudah-sudah kenapa sih dalam kelompok
ini gak pernah ada yang Akur? Tiap hari ribut aja!” Stella menengahi Roy dan
Rendy. “Lucu ya kalian semua, kayak anak kecil” Vicky tertawa melihat ulah
mereka. “Begitulah kak, kita semua selalu berdebat gak penting” kata Adam.
“Tapi itu bagus loh, bisa memperkuat pertemanan, buktinya kalian solid banget
meski selalu ada perdebatan yang gak penting! Terkadang cowok itu harus saling
memukul biar mengerti perasaan masing-masing!”Kata Vicky menjelaskan.
“Ya, tapi gak harus berkelahi kak!”
Stella mengkerutkan alisnya. “Iya, eh ada yang gak pernah berdebat di kelompok
ini kan?” kata Vicky sambil melirik Adam. “Pastilah kak, mana mungkin yang baru
jadian berdebat dan bertengkar apalagi sebelumnya mereka juga gak pernah
berdebat!” Kata Johar sambil tersenyum pada Adam. “Al, cepat sembuh ya! Biar
kita cepat ditraktir Adam dan Stella. Mereka sudah jadian loh!” kata Rendy.
“Heh yang bener?” Alex heran. “Kapan
sih? Kok Aku yang terakhir tahu!” Kata Alex. “Tadi di sekolah Al, makanya
jangan atraksi jatuh segala biar selalu update tentang hubungan kami” Kata Adam
tersenyum. “Atraksi apaan, selamat deh pokoknya wajib traktiran!” Kata Alex
yang bahagia mendengar Adam dan Stella jadian. “Makanya cepat sembuh!” Kata
Stella sambil mencoba memijit betis Alex.
“Al, kami pulang dulu ya! Masih ada
kepentingan di rumah!” Adam berpamitan. “Loh? Kok buru-buru sih? Mama pasti
bikin makanan untuk kalian” Alex memandang ke johar dan Adam bergantian. “Maaf
Al, lain waktu aja ya… soalnya kak Vicky nanti malam udah kembali ke jakarta”
Adam memastikan dirinya harus segera pergi. “Yaudah, makasih ya!” Alex
tersenyum dan Akhirnya Adam Johar, dan Vicky keluar dari kamar Alex. “Stell,
Aku pulang dulu ya!” Kata Adam berpamitan khusus ke Stella.
Sesampainya di rumah, Vicky banyak
bertanya mengenai teman-teman Adam dan Johar. Menurutnya mereka semua masih ke
kanak-kanakan tapi seru juga. “Sebenarnya Aku paling gak betah di rumah,
terlalu banyak kenangan dengan papa” Kata Vicky di sela obrolannya. “Kenapa
Kak?” Tanya Johar prihatin. “Yah, di rumah ini Aku sering teringat papa, jadi
Aku lebih suka di jakarta. Tapi setelah ada kalian berdua Aku malah malas mau
ke jakarta” Suara Vicky melemah. “Yaudah jangan balik ke jakarta kak” usul Joihar
Asal. “Enak aja, Sekolahnya mau ditinggal? Nanti bisa sejajar dengan Adam” Kata
Vicky.
“Yah, kapan-kapan kalian akan kuajak
ke jakarta berjumpa dengan nenek di sana” kata Vicky bersemangat. “Heh, Jakarta
yang sering di TV itu?” kata Johar senang. “dimana kamu tahu di TV ada jakarta?
Kita kan jarang nonton TV dan hampir tak pernah” Kata Adam. “Yaelah, dulu saat
di kampung Aku sering ngintipin rumah pak Joko buat nonton TV kak, meski hanya
sekilas tapi Aku tahu itu jakarta” Kata Johar. “Hahaha, Kalian bener-bener ya!
Jadi pengen ke banyuwangi!” Kata Vicky.
“Iya, Aku juga kangen Mbak Yati”
Johar merenung. “Nanti dek, kita pasti bertemu dengan Mbak Yati” Kata Adam
menyemangati. “Loh? Kalian gak ngasih kabar?” Tanya Vicky. “Enggaklah, mau
kasih kabar lewat apa? Ponsel kita gak ada!” Kata Johar. “Yaelah, Kalian gak
ada Ponsel toh, padahal itu penting loh!” Kata Vicky.
“Mau makan aja harus ngamen kak,
Apalagi mau beli ponsel!” sungut Adam. “Yaudah, nanti kumintakan ke mama!” Kata
Vicky. “Eh jangan kak… Gak usah!” Kata Adam. “Loh? Itu penting loh, kalau Aku
ingin tahu kabar kalian gimana?” Vicky melihat Adam dan Johar bergantian. “Ya,
nanti ajalah!” Adam pasrah. “Oia, Aku ingin sekali lihat kalian bermain gitar,
katanya penghibur di café?” Vicky meraih bantalnya.
“Tiap malam Sabtu dan Minggu kami di
cafe, tapi sayang kakak harus segera kembali” Kata Adam. “Yaudah, nanti di
rekam ya! Terus kirim lewat email” Kata Vicky bersemanagt. “Email? Apa itu?”
Johar bingung. “Oia, Aku lupa dikampung gak ada email ya? hehehe… nanti aja deh
kujelaskan, Aku temui mama dulu Ok” Vicky keluar dari kamar Adam dan menuju
Mamanya yang ada di ruang tengah.
Tak berapa lama kemudian, Vicky
masuk lagi dan mengajak Johar dan Adam jalan-jalan. “Dek Ayo ikut!” kata Vicky.
“Kemana Kak?” Adam bermalas-malasan di kamarnya. “Ayolah, kalian semua harus
ikut!” kata Vicky sambil menarik tangan Adam dan Johar untuk segera bangun.
“Sebentar lagi maghrib loh!” Kata Johar sambil melihat jam dinding. “Sebentar
aja, Maghrib kita sudah di rumah kok!” kata Vicky terdengar memaksa.
Akhirnya mereka bertiga keluar
dengan mobil menuju sebuah konter HP. “Mas, Hp ini berapa?’ Tanya Vicky. “Ini
empat ratus mas, dan yang satunya lima ratus” Kata Penjaga Konter. “Boleh
kurang nggak?” Vicky menawar. “Buat siapa sih?” Adam bertanya.
“Yah buat kalian lah, kalian itu harus punya ponsel meski ponsel biasa kayak punyaku!” kata Vicky. “Eh, gak usah kak!” kata Adam dan Johar hampir bersamaan. “Sudah, ini juga dari mama kok!” jawab Vicky.
“Yah buat kalian lah, kalian itu harus punya ponsel meski ponsel biasa kayak punyaku!” kata Vicky. “Eh, gak usah kak!” kata Adam dan Johar hampir bersamaan. “Sudah, ini juga dari mama kok!” jawab Vicky.
Johar dan Adam hanya bisa menerima,
meski ada keraguan namun Vicky terus meyakinkan mereka. “Yaudah mas, bagaimana
kalau semua delapan ratus ribu? Kalau boleh sih, kalau enggak kita cari
ditempat lain aja” Vicky menawar dua ponsel bekas di etalase. “Yaudah mas,
boleh aja… nanti kalau ada keluhan bisa diantar kesini lagi, garansinya satu
bulan mas, gimana?” penjual itu balik bertanya. “Ok, deal ya mas!” kata Vicky
sambil memeriksa ponsel-ponsel itu.
Vicky juga membelikan kartu perdana
untuk Johar dan Adam dan nomor keduanya langsung disimpan di ponselnya. Hingga
Akhirnya suara adzan maghrib berkumandang, “Sudah Adzan, kita pulang yuk” Vicky
mengajak mereka pulang ke rumah. Di rumah ketiganya sholat berjamaah, dan ini
kali pertama Johar dan Adam sholat berjamaah. Hingga tiba waktu bagi Vicky
untuk segera pulang ke jakarta. Tepat pukul 8 malam Vicky diantar ke bandara.
“Ini
kali pertama Aku meninggalkan surabaya dengan berat hati!” kata Vicky memandang
mamanya. “Kanapa sayang?” Mama Vicky memegang pipinya. “Karena mereka berdua
ma, Aku punya saudara dan Aku masih menginginkan bersama mereka!” Vicky tampak
sedih dan berat meninggalkan Mereka. “Tenang kak, kita tidak akan kemana-kemana
kok, liburan langsung pulang aja kak!” kata Adam terdengar ramah. “Sampai jumpa
ya dek!” Vicky memeluk Adam. “Eh, Jo… Tinggallah di rumah! Bagaimana pun kamu
juga saudaraku!” Vicky tersenyum pada Johar. “Insyallah kak, dalam waktu dekat
Aku akan tinggal disana! Terimakasih ya kak!” kata Johar sambil membalas
senyuman Vicky. Vicky pun memeluk Johar dan berpamitan.
“Sampai Jumpa di liburan smester
ya!” kata Vicky dan langsung masuk ke dalam bandara. Vicky terus melihat ke
arah mereka sambil terus tersenyum hingga akhirnya Vicky benar-benar harus
masuk. “Yaudah, ayo pulang… besok kalian harus ke sekolah kan?” kata Mama Adam.
“Iya Ma, besok malam kami juga harus pulang ke kontrakan! Dan bulan depan kami
akan tinggal bersama mama!” Kata Adam.
“Janji ya, bulan depan kalian harus
tinggal bersama mama, Jo juga harus mau tinggal dengan tante!” Mama Adam
tersenyum ke Johar. “Insyallah tante” Kata Johar. “Sebenarnya ada permintaan
dari tante untuk Johar” Kata Mama Adam. “Apa itu?” Johar bertanya. “Aku ingin
kamu juga memanggilku mama! Anggap Aku jadi mamamu Jo!” Kata mama Adam
terdengar sangat memohon. Mendengar itu Adam dan Johar bertukar pandang dan
tersenyum. “Aku gak pernah terfikirkan untuk memiliki mama lagi, Aku gak tahu
Papaku dimana dan mama kandungku sudah meninggal, tapi bagaimana pun juga tante
sudah kuanggap Mamaku sendiri.” Kata Johar tersenyum.
“Jangan selalu bersedih Jo,
kehidupan itu tidak ada yang tahu, yakinlah kehidupan selalu berputar dan Tuhan
tidak pernah tidur dan bosan melihat hambanya! Mulai sekarang panggil Aku mama
Ya!” Mama Adam membuka tangannya untuk menerima pelukan dari Johar. Johar ragu
dan hanya tersenyum, Namun Mama Adam langsung memeluk Johar dan mengelus kepala
Johar. “Kalian semua anak-anak Mama, jangan pernah berpisah lagi ya nak!” Mama
Adam meraih adam untuk berpelukan bersama.
Akhirnya
Johar juga mendapatkan seorang Mama, meski mama angkat namun Johar sangat
bahagia. Adam pun juga mendapatkan kebahagiaan yang datang bertubi-tubi,
bertemunya dengan saudara kembarnya, Mendapatkan cinta Stella, dan sekarang
Adam senang mendengar bahwa mamanya juga menganggap Johar sebagai anaknya.
Namun, Masih ada masalah yang harus diselesaikan oleh Johar, masalah Alex dan
Nico dan Juga mencari keberadaan Ayahnya. Bagaimana kelanjutannya, Baca Mengejar Masa Lalu 08 J
::
Mohon Like dan Komennya ya!!! Doakan penulis bisa menyelesaikan cerbung ini
yang sudah tinggal 3 part lagi::
!!!! Mon, hehehehehe makasih ya cerita nya,hehehe semoga part berikutnya bisa terealisasikan, hehhehehee
ReplyDeleteaamiin, moga aja...
Deletewow keren banget cerita'y,,,,, thanks ya,,,
ReplyDeletemakasih sudah membacanya :)
Deleteygg ini bersihhh ga ada typo, isi cerita the best, kerasa susah senangnya, suka jo diterima dikeluarga adam... Vickyy...boleh mnta, hee... Dittg mon kelanjutannya...dira
ReplyDeletehahaha... bersih ya??? :D Alhamdulillah kalau memang bersih :D ckckckckc.
DeleteEits, makasih Diraaaa :)
Kisah yg ga melulu cinta... Justru cinta skedar pelengkap.. Lebih kpd pencarian jati diri... Cerita yg ga 'ndrama.. ga gemulai... Tpi sesekali boleh dong diselingi romantisme...
ReplyDeletePenasaran Johar-Alex-Niko...
Smoga Niko terangkat juga derajatnya, meski hidup ga harus sperti itu... Stidaknya gda poin yg terabaikan *apasih gajelas gw.. Hehehhe
Tetep dilanjut.. Suka dngn tema yg menantang arus seperti ini (lebaygw) ... Hohoho
:)
*idans
*Nyari tombol likenya ga ktemu2 ampe skrg, euh!
Kisah yg ga melulu cinta... Justru cinta skedar pelengkap.. Lebih kpd pencarian jati diri... Cerita yg ga 'ndrama.. ga gemulai... Tpi sesekali boleh dong diselingi romantisme...
ReplyDeletePenasaran Johar-Alex-Niko...
Smoga Niko terangkat juga derajatnya, meski hidup ga harus sperti itu... Stidaknya gda poin yg terabaikan *apasih gajelas gw.. Hehehhe
Tetep dilanjut.. Suka dngn tema yg menantang arus seperti ini (lebaygw) ... Hohoho
:)
*idans
*Nyari tombol likenya ga ktemu2 ampe skrg, euh!
Hahaha... Aku sih pengennya gitu dans, ada sedikit cerita cintanya, tapi tenang aja... Di part selanjutnya nanti Tokoh Johar akan lebih diutamakan :D :P
Deletemengenai tombol like bisa di lihat kalau pake PC :D
Cerita masih tetep ok.
ReplyDeleteOh ya mon kalau bisa di bagian bawah cerita dikasih tombol like donk jadi bagi yg malas ngetik komen setidaknya bisa meninggalkan jejak ^u^.
hehehe... biarinlah yang jadi silent Reader, yang penting andik udah ninggalin jejak :P Oia, Tombol Like ada kok, tapi kayaknya kalau dibuka dari PC (KOmputer)
DeleteMakasih ANdik :)
Good Good Good is Very Good emang bikin good m0od #loh? *iklan kaleee* #plakk
ReplyDeletelanj0o0o0ottt :D
part 8 belum ada ya
ReplyDeletemaaf bro. masih belum ada... penulisnya masih sibuk :D
Deleteaku lebi rela klu jo ma nico yg jadian...
ReplyDelete