Sunday, 27 January 2013

Mengejar Masa Lalu 07


          Akhir Mengejar Masa Lalu Part 06, Adam sudah menemukan keluarganya dan Johar mengalami hal yang sangat berat untuk dijalani. Alex sahabat barunya menciumnya dan Nico mengatakan bahwa dia cinta pada Johar. Terlalu banyak yang dipikirkan johar membuat dirinya sakit, Namun akhirnya Adam datang lagi menyemangatinya.

Kebahagiaan dan Kebimbangan
            Ke esokan harinya, seperti hari-hari biasa Johar dan Adam berangkat ke sekolah dengan menaiki Angkot. Ketika tiba di gerbang sekolah Alex menunggu mereka dengan motornya. “Kok masih disini Al?” sapa Adam ramah. “Iya, nunggu kalian berdua!” jawabnya sambil tersenyum. “Oh, Ayo kita masuk Al, kayak satpam aja di dekat gerbang.” kata Adam dan terus melangkahkan kaki masuk ke sekolah.
            Johar selalu bersikap acuh ketika Alex berada di sampingnya, Namun Adam tidak mengetahui jika Adiknya tidak mau bicara dengan Alex. “Johar masih sakit Stell, makanya dia males ngomong!” kata Adam ketika bersama Stella. “Oh, Aku pikir ada masalah serius! Soalnya wajah Johar murung gitu!” kata Stella ketika melihat Johar yang Acuh dan sedikit murung.
Saat istirahat pun, Johar memilih untuk menghindar dari Alex dan berjalan sendiri tanpa ditemani Adam. Karena jika bersama Adam pastinya tak jauh dari Alex. “Kak, Johar ke belakang sekolah ya!” Johar berbisik pada Adam dan langsung pergi. “Ngapain?” tanya Adam heran pada Johar yang sudah berjalan menjauh. Johar hanya tersenyum dan terus ke belakang sekolah. Dia memlih rumput yang sudah kering untuk menjadikannya alas duduk.
            “Melamun?” suara Alex mengagetkan Johar. Johar hanya diam memandang Alex, dan ketika Alex akan duduk di sebelahnya, Johar langsung berdiri. “Hei, kamu kenapa sih? Sampai kapan kamu akan menghindar?” kata Alex sambil memegang tangan Johar. “Heh…. Kalau kamu tidak melakukan itu Aku gak akan menjadi seperti ini.” kata Johar kesal. “Heh, Kamu juga harus sadar dong… kamu lupa kalau kamu membalas ciuman itu, jika kamu tidak mau mengapa kau juga melupat bibirku?” Alex tak kalah kesal.
            Johar terdiam memikirkan kejadian kemarin sore, “Kamu pikir Aku menikmatinya? Coba kamu berfikir, Seandainya Aku menikmatinya gak mungkin Aku pergi dari rumah kamu! Kamu pikir Aku laki-laki seperti apa hah?” Kata Johar memegang krah baju Alex. “Jangan munafik kau Jo, Kamu juga menikmatinya!” Alex mendorong Johar. Mendengar itu Johar menjadi marah dan reflex memukul wajah Alex hingga hidungnya berdarah.
            “Ough…!” Alex langsung memegang hidungnya dan mengusap darahnya yang mengalir dengan menatap wajah Johar. “Puas kau?” Kata Alex dan langsung berjalan menuju toilet terdekat. Johar mengkhawatirkan Alex dan mengikutinya ke toilet. “Al maakan Aku… Johar membantu Alex membersihkan darah di wajahnya. Alex terdiam membiarkan Johar membersihkan darah dengan sapu tangannya. Sesekali Johar mencuci sapu tangan mengilangkan darah dan mengusap kembali ke hidung Alex yang masih berdarah.
            “Darahmu masih terus mengalir Al, kita ke UKS aja ya!” kata Johar semakin panik melihat darah tak henti dari hidung Alex. “Sebentar lagi juga akan berhenti Jo!” kata Alex meraih sapu tangan dan membersihkan darahnya sendiri dengan kesal. “Aku panggil teman-teman dulu ya” kata Johar berbalik. Namun tangan Alex memegang Johar, “Gak usah, kamu saja disini sudah cukup.” Kata Alex sambil berkaca di depan cermin.
“Darahnya sudah berhenti, tapi sakitnya masih terasa!” tambah Alex memegang hidungnya. “Maaf Al!” Johar berkali-kali mengucapkan kata maaf. “Aku harus balas kamu Jo” Alex memandang Johar dengan tatapan penuh sinis. “Tapi, kamu juga yang salah!” Johar membela diri. “Aku memukul kamu? Nggak kan?” Kata Alex mulai berdebat lagi. “Yaudah, silahkan pukul Aku” kata Johar sambil memandang Alex. Alex tersenyum melihat Johar yang pasrah. “Tapi jangan di hidung ya!” kata Johar mengingatkan dan menutup matanya.
            “Jangan Crewet! Kalau kamu memang laki-laki terserah Aku mau mukul yang mana” Kata Alex. “Iya, tapi jangan di hidung, Aku tahu rasanya sangat sakit!” Kata Johar dan kembali membuka matanya. Alex langsung mengecup bibir Johar dan berlari keluar toilet. “Bangsar! Aleeeex…!” teriak Johar geram. Alex masuk ke kelas dan mendapati Adam bersama tiga temannya berkumpul di meja Alex. “Kamu kenapa Al?” tanya Stella melihat noda merah di sekitar hidung Alex.
            “Tadi terbentur tembok di belakang”, Jawab Alex sambil memalingkan wajahnya dari teman-temannya. “Tembok? Emang kamu nyium tembok Al?” kata Roy yang pindah ke depan Alex memandanginya dari dekat. Alex langsung mentowel kepala Roy dan menutupi hidungnya dengan sapu tangan basah. “Loh? Itu kan sapu tangan Johar. Johar kemana Al?” tanya Adam.
            “Ada Apa kak? Aku disini.” Johar memasuki kelas. “Syukurlah, Aku kira kamu menghilang Jo” Adam tersenyum pada Johar. Johar memandang Alex dan keduanya saling beradu pandang. Alex tersenyum pada Johar dan melempar sapu tangannya yang basah. “Nih ku kembalikan sapu tangan jeleknya.” Kata Alex. Johar menangkap sapu tangannya dan melemparnya kembali pada Alex, “Bersihkan dulu! Buat kering dan wangi!” kata Johar dan langsung duduk di bangkunya.
            “Sebentar, Aku merasa kalian berdua ada masalah ya?” tanya Adam memandang Alex dan Johar bergantian. “Tanya saja ke Johar Dam, sebenarnya ada apa!” kata Alex datar. Mendengar itu membuat Johar langsung memandang ke arah Alex. “Dek, masalah apa lagi?” Adam memandangi Johar. “Eh, nggak ada kok! Tuh si Alex aja minta di hajar! Kayak anak kecil aja!” Gerutu Johar. “Bukannya kamu yang kayak kecil Jo? Lihat manyun seperti itu malah kayakn balita” Roy menertawakan ekspresi wajah Johar. Johar tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
            Sepulang sekolah ketika Johar dan Adam menuju dapur untuk makan, mereka berpapasan dengan Nico. Johar masih bersikap dingin pada Nico dan tak mau bertegur sapa. “Nic, makannya kok dikit?” tanya Adam ketika melihat Nico makan. “Gak selera!”jawabnya datar dan pindah ke ruang tamu membawa makanannya. “Nico kenapa dek? Kok jawabnya datar banget?” tanya Adam pada Johar. “Entahlah, Aku tak terlalu memperdulikannya!” jawab Johar dan langsung menyantap makanannya. “Ya juga sih, mungkin dia tahu kalau kita kerja di café?” Kata Adam menebak. “Dia sudah tahu kok, Aku yang menceritakannya saat bersama mas Yudi” Jawab Johar.
            “Oh, Pantesan sepertinya dia kurang suka dek! Mungkin dia iri atau kurang suka dengan apa yang kita dapatkan, jadi gak enak pada Nico!” kata Adam sambil menyantap makanannya “Bukan kak, bukan itu masalahnya lupakan saja deh, Nanti juga bakalan berubah lagi!” Jawab Johar agak kesal. “Yaudah, oia nanti sore ikut kakak yuk!” Kata Adam. “Kemana?” tanya Johar. “Ke rumah mama” Jawab Adam datar. “Aku gak bisa, Aku harus mengamen!” Johar beranjak ke tempat mencuci piring dan langsung mencuci piringnya.
            “Kenapa?” tanya Adam yang masih makan. “Aku harus mengamen kak!” Kata Johar. “Mengamen ya… kita tidak usah mengamen dek, Mama memberiku jatah uang untuk kamu juga!” Kata Adam tersenyum. “Itu uang kak Adam, mulai saat ini Aku ingin berjuang sendiri kak!” Jawab Johar dan meninggalkan Adam di dapur. Ketika mau masuk ke kamar, Johar berpapasan lagi dengan Nico yang akan menuju dapur. Johar masih tidak mau bertegur sapa dengan Nico. Nico juga begitu sepertinya dia menghindar dari tatapan Johar.
            Di dalam kamar Johar duduk di atas kasur dan memainkan gitarnya. Meski tangannya memetik gitar namun pikirannya melayang jauh memikirkan Nico dan Alex. Johar memikirkan Nico akan perasaannya, selama ini Nico baik pada Johar, johar pun begitu dan menganggap Nico selayaknya saudara sendiri. Berbeda dengan Alex, Hubungannya baru dekat beberapa bulan terakhir, dan itu membuat Johar merasa nyaman jika bersama Alex, namun dia tak tahu apa yang dirasakannya sebelumnya.
            “Heh, ngelamun aja!” Adam menepuk pundak Johar. “Dek, ayolah ikut kakak ke rumah!” Adam terus membujuk Johar. “Kalau menginap Aku gak mau!” kata Johar. “Iya enggak, kita gak usah nginep dek!” kata Adam memastikan. “Yaudah, Aku libur lagi ngamennya dan terpaksa harus memakai uang tabungan lagi buat ongkos besok.” Johar melihat ke arah lemari. “Aku udah bilang, kalau Aku dapat uang…!” Kata Adam memberikan uang pada Johar.
            “Simpan saja kak, kakak tahu kan kalau Aku jarang pegang uang?” kata Johar tanpa melihat jumlah uang yang dijulurkan Adam. “Yaudah, Aku simpan di tabungan kita aja!” Kata Adam menuju lemari dan meletakan uang untuk Johar di samping tabungannya. Johar terdiam dan terus memainkan gitarnya. Gitar yang dimainkan Johar adalah Gitar pemberian Alex. Setiap memegang gitar itu, dia selalu teringat akan Alex, kebaikannya dan perhatiannya.
            Matahari perlahan pulang ke peraduannya, Bias cahaya berwarna jingga terpancar dari ufuk barat. Ketika Johar selesai sholat, dan Adam membaca Alqur’an, terdengar suara ketukan pintu di depan rumah. Hingga Akhirnya mereka berdua keluar menuju pintu depan, dari kaca terlihat mama Adam melihat ke dalam rumah. “Mama Dek!” Kata Adam dan bergegas membuka pintu rumah.
            “Wah, baru sholat Nak?” Kata Mama Adam sambil tersenyum ramah. “Iya Ma” Adam meraih tangan mamanya dan menciumnya. Hal sama juga dilakukan oleh Johar, “Tante….” Johar menyapa dengan nada sopan. Pandangan mereka langsung mengarah ke sosok pemuda di belakang mama Adam. Pemuda berkaca mata hitam dan berjaket kulit dengan ransel di punggungnya.
            “Siapa Ma?” Tanya Adam ragu. “Oh, Siapa hayo?” Mama Adam menggodanya. “Kak Vicky?” Tebak Johar di samping Adam. Pemuda itu langsung membuka kacamatanya dan tersenyum ke arah mereka berdua. “Kalian pasti sudah tahu ya? Kamu adikku kan?” Kata Vicky sambil menjulurkan tangannya ke Adam. Adam tersenyum lebar dan meraih tangan Vicky menarik dan merapatkan badan mereka, Adam pun menepuk punggung Vicky dengan tangan kirinya. 
            “Ough… jangan keras-keras Dam!” Kata Vicky melepas pelukan Adam. “Ini Johar kan?” Vicky tersenyum menjulurkan tangannya pada Johar. Johar tersenyum dan masih heran menatap Vicky yang memilki wajah sama dengan Adam. “Benar-benar mirip, wajah kalian mirip banget!” Kata Johar bergantian memandang Vicky dan Johar. “Apaan Sih!” Kata Adam sambil mendorong Johar karena malu. “Beneran loh, Aku heran aja… Meski wajahnya sama kayak kak Adam, masih lebih gagah kak Vicky lah, lihat rambutnya yang agak panjang dan penampilannya yang keren, juga kulitnya lebih bersih, putih dan lebih berisi lagi” Kata Johar memuji Vicky.
            “Yaiyalah, Aku dan Vicky tumbuh di lingkungan yang berbeda, sudah pasti kita juga berbeda!” Adam tertawa. “Sudah-sudah… Ayo kita pulang ke rumah!” Ajak Mama Adam. “Sekarang?” Tanya Adam ragu. “Iya, pak Joni menunggu di depan!” Kata Mama Adam. “Tunggu sampai Nico atau Mas Yudi datang ya Ma, sebentar lagi mereka datang sekalian kami mau ganti baju dulu!” Kata Adam. “Yaudah, boleh masuk kan?” Tanya Mama Adam.
            “Ya Allah, Masuk saja Ma!” Kata Adam yang mengajak Mamanya dan Vicky masuk. Adam menemani mamanya di ruang tamu, sedangkan Johar ganti celana dan pakaian, setelah itu langsung bergabung di ruang tamu. Beberapa menit kemudian, Yudi dan Nico datang, “Assalamualaikum” seru Yudi sambil masuk ke ruang tamu. “Walaikum salam, Mas ini mamaku” Kata Adam memperkenalkan Mamanya. Yudi langsung bersikap ramah dan bersalaman dengan Mama Adam dan Vicky.
            “Terimakasih ya Yud, Sudah menjaga Adam selama ini!” Kata Mama Adam. “Ini Nico ya?” tanya Mama Adam dan disambut oleh Nico dengan senyumannya. Suasana di ruang tamu yang ramai membuat Adam langsung ke kamar untuk ganti pakaian. “Kapan-kapan main ke rumah Yud, ajak Nico juga!” kata Mama Adam berbasa-basi.
            Tidak lama kemudian, Adam keluar membawa ranselnya. “Mau ikut mamamu ya?” Tanya Yudi melihat Adam. “Iya Mas, Aku dan Johar mau menginap disana, mungkin besok kami kesini lagi mas!” kata Adam tersenyum. Melihat Adam siap, mama Adam berpamitan dan mengajak Adam dan Johar keluar. “Oia, Ini buat Yudi dan Nico.” Kata Mama Adam menjulurkan uang ke Yudi. “Gak usah repot-repot Bu, Haduh jadi merepotkan.” kata Yudi malu-malu. “Buat beli sesuatu Yud, mari Yud, Nic!” Kata mama Adam dan langsung berjalan menuju gang.
            “Mas, Adam nginep di rumah dulu ya!” Adam berpamitan ke Yudi. “Nic, Jaga kamar ya!” tambah Adam ke Nico. Keduanya hanya tersenyum melihat mereka beriringan menuju gang. “Tidak lama lagi mereka pasti akan pergi dari rumah ini” Kata Nico. “Ya tidak apa-apa Nic, mereka sudah menemukan keluarganya! Johar pasti juga seneng jika tinggal bersama Adam dan keluarganya” Jawab Yudi yang berdiri di depan rumah.
            ******
            Akhirnya mereka berempat tiba di rumah mama Adam. Johar mengikuti Adam di belakangnya. “Kalian sepertinya akrab banget, persaudaraan kalian memang kental” kata Vicky tersenyum melihat Johar yang selalu mengikuti Adam. “Oia, Adam juga adekku karena Aku yang lahir paling akhir” kata Vicky menegaskan. “Loh? Bukannya yang lahir pertama itu menjadi kakak?” Kata Adam.
            “Tanya saja ke mama, siapa kakak dan siapa adek disini” Vicky tersenyum berjalan ke dalam rumah. Ketika berada di ruang tamu, Johar dan Adam langsung duduk dan bersantai. “Kalian gak mau ke kamar?” tanya Vicky. “Sebentar, masih capek Vick” jawab Adam. “Eits, panggil Aku kakak! Jangan dibiasakan panggil namaku, OK!!” kata Vicky tersenyum.
            “Ada apa sih?” Tanya Mama Adam mendekati mereka. “Kak Vicky dan Kak Adam berebut menjadi yang seorang kakak tante!” kata Johar menertawakan keduanya. “Ma, Aku yang jadi kakak kan?” tanya Vicky memastikan. “Kok bisa gitu? Aku yang lahir duluan!” jawab Adam. “Hehehe, kalian seperti anak kecil, begini hanya selisih beberapa menit dan itu membuat mama hampir mati melahirkan kalian berdua. Sekarang kalian berebut menjadi kakak” Mama Adam duduk di sofa.
            “Yang terlahir lebih dulu adalah adik, dan yang terakhir adalah kakak! Itu sudah menjadi kebiasaan orang-orang jawa!” Kata Mama Adam dan berhasil membuat Vicky tertawa dengan kemenangannya. “Kok gitu? Yaudahlah lumayan jadi yang termuda!” kata Adam tersenyum. “Adek dalam saudara kembar umurnya lebih tua loh” Vicky menggoda. “Sudah-sudah, kalian ke kamar aja!” Mama Adam menyuruh mereka masuk ke kamar.
Mereka bertiga langsung menaiki tangga, Vicky masuk ke kamarnya sedangkan Adam dan Johar masuk ke kamar sebelahnya yang sudah disiapkan oleh Mama Adam. Di dalam kamar Johar kagum dengan kamar yang luas dan langsung duduk di atas kasur. “Kak empuk banget kasurnya!” kata Johar menggenjot kasur. “Iya dek, pertama kali Aku tidur di kasur seperti ini rasanya nyaman banget!” jawab Adam sambil meletakan ranselnya di sebelah meja belajar.
            “Enak yah kak, kakak sudah menjadi orang kaya!” kata johar spontan. “Siapa? Aku jadi orang kaya? Ini kan bukan milik Aku dek, ini miliki Mama dan keluarganya” kata Adam. “Tapi kan kak Adam anak tante juga toh?” kata Johar sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur. “Ya tapi gak sesimple itu dek!” Adam juga ikut rebahan di atas kasur.
            “Boleh gabung?” Kata Vicky di dekat pintu. “Masuk aja Vick!” kata Adam. “Eits, kakak!” kata Vicky melihat Adam dan menunjuk Adam. “Silahkan kakak Vicky!” Kata Adam dengan nada mengejek. “Nah gitu dong, dibiasakan ya!” kata Vicky sambil naik ke tempat tidur. “Oia, kak Vicky sekolah di jakarta ya? Pasti kelas dua SMA!” tebak Johar. “Iya, Aku sekolah di sana dan tepat banget Aku sudah kelas Dua SMA, Kalian Juga kan?” Vicky merebahkan tubuhnya di tumpukan bantal.
            “Aku masih kelas satu kak!” kata Johar tersenyum. “Oia, kamu kan selisih satu tahun dengan kita, Adam gimana?” Kata Vicky melihat Adam. “Sama, Aku juga kelas satu, lebih tepatnya mengulang di kelas satu!” Adam tersenyum. “Hah? Berarti lebih cepet Aku ya!” kata Vicky gembira. “Yah, situ kan kakaknya…!” jawab Adam ketus.
            “Oia, ceritakan gimana kehidupan kalian di banyuwangi dulu, dan bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu dengan mama, Katanya kalian mengamen dan bernyanyi di cafe ya?” Vicky memberikan banyak pertanyaan. “Yang mana dulu harus dijawab? bertanya itu satu-satu jangan borongan seperti itu” Sungut Adam. “Hahaha, terserah deh, tapi ceritakan kehidupan kalian di banyuwangi dulu!” kata Vicky duduk mempersiapkan diri untuk mendengarkan cerita Adam dan Johar.
            *****
            Ke esokan harinya, Adam dan Johar diantar ke sekolah oleh Vicky. Mereka bertiga tidak langsung masuk ke sekolah, menghabiskan detik demi detik bersama karena nanti malam Vicky harus pulang ke jakarta lagi. Ketika mereka Asyik mengobrol, Stella datang menghampiri mereka “Hai Dam!” kata Stella mengumbar senyum termanisnya. “TTM kak Adam” Kata Johar sangat pelan. Mendengar itu Vicky terkekeh, “Hari gini masih gak jelas?” kata Vicky pelan.
            “Hei Stell, teman-teman yang lain udah di dalam belum?” tanya Adam. “Hm… gak tahu ya, eh kalian masih disini?” tanya Stella. “Oia, kenalain ini Vicky!” kata Adam. “Kak Vicky!” Vicky memandang Adam. “Hadeuh…!” Adam mengeluh. “Oh, hai kak” Kata Stella menyapa Vicky. “Ini toh calon adik Ipar” Vicky tersenyum manis dan berhasil membuat Stella malu-malu. Mendengar itu Adam menjadi kikuk dan mengajak untuk segera masuk ke sekolah.
            “Hahaha, Yaudah kalian masuk aja… Oia Jo, Jangan terlalu sering mengganggu Adam dan Stella loh!” Vicky menunjuk Johar. “Ok Boss, di kelas nanti ditinggal berdua aja kok” Johar mengedipkan matanya sambil tersenyum. “Halah…. Fitnah!” Kata Adam menimpuk kepala Johar. Vicky tertawa dan langsung masuk ke mobilnya.
            Di dalam kelas, Johar langsung bergabung dengan Roy dan Rendy yang sedang asyik mengobrol. “Dasar ibu-ibu, pagi-pagi udah Ngerumpi!” Kata Johar sambil memegang pipi Roy dari belakang. “Ih, tangannya dingin kayak mayat!” sungut Roy. “Eh, Alex belum datang?” Tanya Stella. “Belum Stell, sepertinya dia tidak masuk atau terlambat!” Jawab Rendy.
            “Oh, kayaknya dia lebih memilih gak masuk, daripada terlambat!” Kata Stella. “Pasti Stell, surat sudah siap tinggal SMS Alex!” kata Roy sambil mengeluarkan amplop berisi surat Izin. “Dasar, kalian selalu membawa surat izin untuk berjaga-jaga ya? Atau biar bolosnya lancar?” kata Johar heran. “Begitulah Jo, kemarin kamu yang gak masuk itu loh juga kami buatin surat kok!” Kata Roy sambil memasukan lagi amplop ke dalam tasnya.
            “Eh udah masuk, cepat sms Alex mau datang atau bolos?” kata Stella sambil duduk di bangkunya. Johar dan Adam juga bergegas menuju bangkunya yang terpisah dari tempat duduk Stella dan yang lainnya. “Jo” Kata Roy. Ketika Johar melihat Roy, Roy menggerakan bibirnya. Johar dan Adam menangkap kalau Alex jatuh di jalan dan dia kembali ke rumahnya. “Beneran?” Tanya Adam kaget. “Iya… Nanti kita kesana!” Kata Roy dan langsung berhenti ketika seorang guru masuk kelas.
            Waktu istirahat, mereka berdua menanyakan keadaan Alex. “Gimana ceritanya?” Tanya Adam. “Gak tahu, tadi yang bilang gitu adalah mamanya! Karena Alexnya tidur” Jawab Roy. “Yaudah, SMS aja sekarang, kalau Alex yang bales langsung ditelfon” Usul Rendy. Atas saran Rendy, Roy langsung mengirim SMS ke Alex, dan ternyata Alex membalasnya. Roy langsung menelfon Alex, “Gimana Al keadaanmu? Kok bisa jatuh sih?” Kata Roy khawatir.
            “Namanya juga Apes Roy, tapi Aku tidak Apa-apa, hanya bekas patah tulang kemarin agak sakit, tapi kata dokter beberapa minggu lagi juga sembuh!” Suara Alex dari telon yang di loudspeaker. “Yaudah nanti sepulang sekolah kita kesana!” Roy melihat keteman-temannya. “Yaudah, jangan lupa bawa oleh-oleh ya! Minimal makanan kek! Hehehe” Alex tertawa. “Udah sakit masih aja bercanda! Yaudah ntar lagi jam istirahat usai, kamu istirahat Aja Al, Bye” Roy mengakhiri sambungan telefonnya.
            “Yaudah kita kesana nanti siang!” usul Rendy. “Iyalah masak nanti malam!” Sungut Roy. Rendy langsung menimpuk kepala Roy dan membuat semua tertawa. “Jo, kamu ikut kan?” Tanya Stella. “Eh, iya Stell!” Jawab Johar ragu. “Baguslah, dengan begitu Alex akan seneng!” Jawab Rendy. “Iya, Alex dan Johar kan lengket banget setelah kita menjadi teman, tapi sekarang agak merenggang” tambah Rendy. “Iya dek, ada masalah dengan Alex?” selidik Adam.
            “Enggak kak, gak ada apa-apa kok!” Johar mengelak. “Syukurlah, jaga hubungan pertemanan ini, jangan sampai ada masalah diantara kita semua” Kata Adam bijak. “Syukur-syukur ada yang jadian Dam” Roy menambahkan. Mendengar apa yang dikatakan Roy membuat Jantung Johar berdegub kencang. “Siapa yang harus jadian Roy” tanya Rendy. “Siapa Lagi kalau bukan…” Roy menghentikan Kata-katanya.
            “…Tentu saja Adam dan Stella Rend, Udah kayak pacaran gini masih aja gak ada kejelasan!” Roy memandang Adam. Mendengar itu membuat Johar lega dan bisa menurunkan ritme detak jantungnya. “Kok malah bahas kami?” tanya Adam dengan wajahnya memerah. “Yah kamu Dam, Sebenarnya kamu punya perasaan cinta nggak ke Stella?” Tanya Rendy yang membuat Adam kikuk.
            “Jujur Aja kak, Atau Aku bongkar nih!” tambah Johar yang sudah dapat menguasai dirinya. “Eh, ini juga ikut-ikutan ngomong!” Adam melihat ke arah Johar dan berusaha mencoleknya. Johar hanya tersenyum pada Adam menghindar dari tangan Adam. Stella yang sudah tidak tahan denga ejekan sahabatnya, langsung pergi menghindari mereka. “Tuh kan Stellanya ngambek!” Kata Rendy. “Kalian semua harus tanggung jawab tuh!” Kata Adam dan langsung menyusul Stella.
            “Stell, tunggu….” Adam menghentikan Stella dan memegang tangannya. “Aku malu Dam, Malu dengan olokan mereka.” Kata Stella membuang muka. “Ngapain harus malu Stell, kamu tahu nggak? Apa yang kurasakan jika bersamamu!” Kata Adam sambil pindah ke depan Stella. “Aku itu nyaman dekat dengan kamu Stell, kenapa? Karena ada rasa sayang yang lebih untuk kamu!” Kata Adam memegang kedua tangan Stella.
            Di belakang Stella, Johar, Roy dan Rendy menghentikan langkahnya melihat mereka berdua. “Aku akan mengatakan sesuatu, dan ini bukan karena ejekan teman-teman, Aku hanya ingin kamu tahu kalau Aku Cinta kamu, ntah kamu cinta atau tidak tapi Aku bangga mencintaimu Stell, Satu pertanyaan untukmu maukah kamu jadi pacarku?” Adam memandang Stella dengan tatapan penuh harap.
            “Kamu tahu? Aku selalu memendam rasa ini Dam, rasa ini selalu ingin meledak jika Aku bersamamu. Dan mungkin saatnya Aku ungkapkan apa yang kurasakan, Aku juga suka dan Cinta kamu, dan Aku mau jati kekasihmu Dam” Stella tersenyum. “Cie... Ada yang harus traktiran nih!” Kata Roy mendekat. “Harus dong!” tambah Rendy yang mengelilingi mereka berdua. “Ih, Kakakku hebat, nembak cewek di sekolah dan dilihatin teman-teman yang lain juga” Kata Johar sambil merangkul Adam. Adam dan Stella hanya tersenyum bersama.
            “Traktiran ya?” Tanya Adam. “Iya, harus itu!” Kata Roy mantap. “Traktirannya minta ke johar aja ya!!” kata Adam sambil tersenyum pada Johar. “Loh? Kenapa harus Aku kak?” Johar kebingungan. “Lah, lupa dengan permainan kita dulu? Kamu bilang kita berlomba mendapatkan cewek! Dan sekarang siapa dulu yang punya pacar?” Kata Adam dan berhasil membuat Johar kikuk. “Ah, curang nih!” kata Johar menghindar sambil tertawa. “Hei, Mau kemana kau Jo!” Roy dan Rendy mencoba mengejar Johar.
            “Pokoknya traktirannya tetep harus kak Adam!” johar tertawa ketika Roy dan Rendy merangkulnya. “Iya Dam, Eh Stella kok masih malu-malu tuh!” Roy menggoda mereka yang lagi kasmaran. “Ok, Kalau Alex sudah sembuh!” Janji Adam dan membuat semuanya tertawa dan kembali ke kelas.
*****
            Setelah Sekolah selesai, Mereka berlima kumpul di depan Gerbang sekolah. “Ayo Dam bareng kita Aja! Tapi… gak Ada Helm sih” kata Rendy. “Aku menyusul, ntar lagi kakakku menjemput kok!” kata Adam. “Yaudah kita duluan ya!” Kata Roy dan Rendy. “Aku sama siapa?” Kata Stella. “Bareng Adam dan Kakaknya aja!” Roy meninggalkan Stella bersama Adam. “Udah, bareng kita aja Stell. Eh Aku harus manggil kak Stella ya?” Johar meledek Stella. “Apaan sih Jo, umurku masih tua kamu kale!” Sungut Stella di samping Adam. “yah, hanya beda tanggal aja kan?” Kata Johar tersenyum.
            “Stella tahu kan rumah Alex?” Adam memastikan. “Aku tahu kak!” Jawab Johar. “Loh kapan kamu main ke rumah Alex Jo?” Stella Heran dengan Jawaban Johar. “Beberapa hari yang lalu Stell, pulang dari rumah Kak Adam langsung mampir” Jawab Johar. “Eh itu kak Vicky!” Johar menunjuk mobil hitam yang perlahan mendekati mereka bertiga.
            “Masih seperti pagi tadi, kalian bertiga berdiri di tempat yang sama!” kata Vicky dari dalam mobil. “Hmmm… udah beda kak, tadi kan belum jadian, kalau sekarang udah resmi jadian!” Johar melirik Adam dan Stella. “Enggak Kak!” Kata Adam sambil merangkul Johar. “Halah, beneran loh… tanya aja ke Stella” Johar menunjuk Stella yang juga berdiri di dekat mobil. “Wih, sepertinya beneran nih, wah bagus dong udah jelas hubungannya… Ayo kita pulang!” Vicky tersenyum.
           
           
           
            “Maaf kak, kita gak bisa langsung pulang, ada teman yang kecelakaan!” Kata Johar. “Kalian mau menjenguknya? Yaudah aku antar kalian!” Kata Vicky bersemangat. “Eh… makasih kak!” Kata Johar dan membuka pintu di bagian tengah. “Heh Jo, kamu di depan Aja, biarin Adam dan Stella di belakang” Kata Vicky ketika johar masuk ke jok tengah. “Oia, lupa…” Johar tertawa dan langsung pindah.
            Adam dan Stella jadi salah tingkah ketika masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil Johar dan Vicky menggoda mereka yang lagi kasmaran. Berkali-kali Johar tertawa dan tak hentinya menggoda Adam. Adam dan Stella hanya bisa tetawa malu, namun keduanya bahagia bisa bersama. “Eh, kemantennya gak ada suaranya ya!” Kata Vicky. “Pada malu-malu kak, biasa baru jadian” Tambah Johar.
            Akhirnya beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah Alex. Motor Rendy dan Roy sudah terparkir di halaman rumah Alex. “Gimana Alex?” Tanya Adam ketika melihat Roy dan Rendy berada di beranda rumah Alex. “Kami nunggu kalian, biar bareng masuknya!” jawab Rendy. “Eh, ini kakaknya Adam yang kalian ceritakan tadi?” Kata Roy heran melihat Vicky yang mirip dengan Adam. “Vicky!” sambil menjulukan tangannya Vicky memperkenalkan diri.
            “Mirip banget, Tapi penampilannya beda jauh!” Rendy melihat penampilan Vicky yang modis. “Heh, jangan bilang kalau Aku kampungan ya!” Kata Adam memandang Rendy dan Roy. “Emang kampungan kok!” Kata Johar sambil tertawa. “Iya juga sih, kita kan dari kampung!” Adam tertawa. “Kok malah ngobrol disini? Cepat masuk!” Kata Stella yang sudah tak tahan lagi dengan ulah teman-temannya.
            Roy langsung memencet Bel rumah dan keluarlah pembantu rumah Alex. “Mbok, Alexnya ada?” tanya Roy. “Ada, di kamarnya, Den Alex kecelakaan” Kata pembantu itu. “Iya, kami datang ingin menjenguknya mbok!” Kata Roy. “Siapa mbok?” Mama Alex keluar. “Eh kalian silahkan naik ke kamar Alex langsung aja!” kata Mama Alex ketika melihat Roy dan Rendy. “Terimakasih tante” Mereka langsung naik ke kamar Alex.
            Di dalam kamar, Alex beraring sambil memainkan ponselnya. “Hei… jagoan kok keyok?” Rendy menghampiri Alex dan diikuti Roy, Stella dan yang lainnya. “Eh kalian datang juga ya! Terimakasih udah datang! Mana Oleh-olehnya?” Tanya Alex. “Eh, oleh-olehnya mana ya?” Roy pura-pura lupa melihat Rendy dan Stella bergantian. “Oleh-olehnya ada di Johar Al! Jo, mana Oleh-olehnya?” Rendy melihat Johar dan berhasil membuat Johar kebingungan.
            “Oleh-oleh apa? Aku gak bawa Apa-apa kok!” Kata Johar. Melihat Johar yang bingung membuat semuanya tertawa. “Hehehe, kalian datang aja Aku sudah seneng kok!” Kata Alex tersenyum pada mereka. “Rend itu siapa?” tanya Alex pelan ketika melihat Vicky yang berdiri di belakang Adam. “Lihat baik-baik Al, mirip nggak sama Adam?” Kata rendy. “Oh, ini kembarannya Adam ya?” Alex heran melihat kemiripan wajah Vicky dan Adam. “Biasa Aja Al, kayak gak pernah lihat anak kembar aja!” kata Adam mendekati Alex.
            Vicky juga ikut mendekat dan berkenalan dengan Alex, “Jatuh dimana?” tanya Vicky berbasa-basi. “Jatuh di jalan Hayam wuruk, ada anak kucing yang nyebrang jalan!” Kata Alex. “Kucingnya gimana tidak apa-apa kan?” kata Johar cemas. “Kamu lebih memikirkan kucing daripada temanmu Jo?” respon Alex ketus. “Yah, bukan gitu Al kalau sampai kucingnya mati katanya sih bikin sial terus, Aku kan gak mau kamu kena sial terus!” Kata Johar. “Iya Al, Aku juga pernah dengar seperti itu” Tambah Adam. “Nenekku juga bilang gitu” Rendy juga meyakinkan. Stella dan Roy hanya terdiam menyimak mitos yang mereka bicarakan.
            “Jangan terlalu percaya, itu hanya mitos dan kepercayaan kuno!” Vicky menyanggah mitos itu. “Iya, Aku gak percaya tapi kucingnya tidak apa-apa karena Aku menghindarinya dan membuat Aku terjatuh seperti ini” kata Alex sambil melihat tangannya. “Syukurlah semua baik-baik saja!” kata Johar. “Baik-baik aja? Kamu gak lihat Aku terkapar seperti ini?” Alex meledek Johar. “Kan belum parah toh?” Balas Johar. “Oh doakan Aku parah? Kecelakaan terus koma atau mampus gitu?” suara Alex terdengar serius.
            “Udah masih saja debat yang gak penting!” Adam menengahi. Johar diam memandang Alex dan Alex memilih melihat ke arah teman-teman yang lain. “Cepat sembuh Al, maaf kalau omonganku salah!” Kata Johar pelan. “Tidak apa-apa kok, Aku suka aja debat sama kamu, bermasalah sama kamu Jo! kayak dulu sebelum kita jadi teman.” Jawab Alex sambil tersenyum. “Gak sekalian berantem Aja kalian?” Rendy menambahkan. “Kamu tuh yang harusnya berantem” Roy kesal dengan celoteh Rendy. “Iya, kalau berantem sama kamu Aku mau Roy, Aku pengen mukul muka kamu yang menyebalkan itu” Kata Rendy terdengar kesal.
            “Heh, muka kamu tuh yang ngeselin, coba kamu ke terminal dan berkaca!” Roy tersulut emosi. “Eh, jangan ngotot gitu napa!” Rendy mendorong Roy pelan. “Haduh, sudah-sudah kenapa sih dalam kelompok ini gak pernah ada yang Akur? Tiap hari ribut aja!” Stella menengahi Roy dan Rendy. “Lucu ya kalian semua, kayak anak kecil” Vicky tertawa melihat ulah mereka. “Begitulah kak, kita semua selalu berdebat gak penting” kata Adam. “Tapi itu bagus loh, bisa memperkuat pertemanan, buktinya kalian solid banget meski selalu ada perdebatan yang gak penting! Terkadang cowok itu harus saling memukul biar mengerti perasaan masing-masing!”Kata Vicky menjelaskan.
            “Ya, tapi gak harus berkelahi kak!” Stella mengkerutkan alisnya. “Iya, eh ada yang gak pernah berdebat di kelompok ini kan?” kata Vicky sambil melirik Adam. “Pastilah kak, mana mungkin yang baru jadian berdebat dan bertengkar apalagi sebelumnya mereka juga gak pernah berdebat!” Kata Johar sambil tersenyum pada Adam. “Al, cepat sembuh ya! Biar kita cepat ditraktir Adam dan Stella. Mereka sudah jadian loh!” kata Rendy.
            “Heh yang bener?” Alex heran. “Kapan sih? Kok Aku yang terakhir tahu!” Kata Alex. “Tadi di sekolah Al, makanya jangan atraksi jatuh segala biar selalu update tentang hubungan kami” Kata Adam tersenyum. “Atraksi apaan, selamat deh pokoknya wajib traktiran!” Kata Alex yang bahagia mendengar Adam dan Stella jadian. “Makanya cepat sembuh!” Kata Stella sambil mencoba memijit betis Alex.
            “Al, kami pulang dulu ya! Masih ada kepentingan di rumah!” Adam berpamitan. “Loh? Kok buru-buru sih? Mama pasti bikin makanan untuk kalian” Alex memandang ke johar dan Adam bergantian. “Maaf Al, lain waktu aja ya… soalnya kak Vicky nanti malam udah kembali ke jakarta” Adam memastikan dirinya harus segera pergi. “Yaudah, makasih ya!” Alex tersenyum dan Akhirnya Adam Johar, dan Vicky keluar dari kamar Alex. “Stell, Aku pulang dulu ya!” Kata Adam berpamitan khusus ke Stella.
            Sesampainya di rumah, Vicky banyak bertanya mengenai teman-teman Adam dan Johar. Menurutnya mereka semua masih ke kanak-kanakan tapi seru juga. “Sebenarnya Aku paling gak betah di rumah, terlalu banyak kenangan dengan papa” Kata Vicky di sela obrolannya. “Kenapa Kak?” Tanya Johar prihatin. “Yah, di rumah ini Aku sering teringat papa, jadi Aku lebih suka di jakarta. Tapi setelah ada kalian berdua Aku malah malas mau ke jakarta” Suara Vicky melemah. “Yaudah jangan balik ke jakarta kak” usul Joihar Asal. “Enak aja, Sekolahnya mau ditinggal? Nanti bisa sejajar dengan Adam” Kata Vicky.
            “Yah, kapan-kapan kalian akan kuajak ke jakarta berjumpa dengan nenek di sana” kata Vicky bersemangat. “Heh, Jakarta yang sering di TV itu?” kata Johar senang. “dimana kamu tahu di TV ada jakarta? Kita kan jarang nonton TV dan hampir tak pernah” Kata Adam. “Yaelah, dulu saat di kampung Aku sering ngintipin rumah pak Joko buat nonton TV kak, meski hanya sekilas tapi Aku tahu itu jakarta” Kata Johar. “Hahaha, Kalian bener-bener ya! Jadi pengen ke banyuwangi!” Kata Vicky.
            “Iya, Aku juga kangen Mbak Yati” Johar merenung. “Nanti dek, kita pasti bertemu dengan Mbak Yati” Kata Adam menyemangati. “Loh? Kalian gak ngasih kabar?” Tanya Vicky. “Enggaklah, mau kasih kabar lewat apa? Ponsel kita gak ada!” Kata Johar. “Yaelah, Kalian gak ada Ponsel toh, padahal itu penting loh!” Kata Vicky.
            “Mau makan aja harus ngamen kak, Apalagi mau beli ponsel!” sungut Adam. “Yaudah, nanti kumintakan ke mama!” Kata Vicky. “Eh jangan kak… Gak usah!” Kata Adam. “Loh? Itu penting loh, kalau Aku ingin tahu kabar kalian gimana?” Vicky melihat Adam dan Johar bergantian. “Ya, nanti ajalah!” Adam pasrah. “Oia, Aku ingin sekali lihat kalian bermain gitar, katanya penghibur di café?” Vicky meraih bantalnya.
            “Tiap malam Sabtu dan Minggu kami di cafe, tapi sayang kakak harus segera kembali” Kata Adam. “Yaudah, nanti di rekam ya! Terus kirim lewat email” Kata Vicky bersemanagt. “Email? Apa itu?” Johar bingung. “Oia, Aku lupa dikampung gak ada email ya? hehehe… nanti aja deh kujelaskan, Aku temui mama dulu Ok” Vicky keluar dari kamar Adam dan menuju Mamanya yang ada di ruang tengah.
            Tak berapa lama kemudian, Vicky masuk lagi dan mengajak Johar dan Adam jalan-jalan. “Dek Ayo ikut!” kata Vicky. “Kemana Kak?” Adam bermalas-malasan di kamarnya. “Ayolah, kalian semua harus ikut!” kata Vicky sambil menarik tangan Adam dan Johar untuk segera bangun. “Sebentar lagi maghrib loh!” Kata Johar sambil melihat jam dinding. “Sebentar aja, Maghrib kita sudah di rumah kok!” kata Vicky terdengar memaksa.
            Akhirnya mereka bertiga keluar dengan mobil menuju sebuah konter HP. “Mas, Hp ini berapa?’ Tanya Vicky. “Ini empat ratus mas, dan yang satunya lima ratus” Kata Penjaga Konter. “Boleh kurang nggak?” Vicky menawar. “Buat siapa sih?” Adam bertanya.
“Yah buat kalian lah, kalian itu harus punya ponsel meski ponsel biasa kayak punyaku!” kata Vicky. “Eh, gak usah kak!” kata Adam dan Johar hampir bersamaan. “Sudah, ini juga dari mama kok!” jawab Vicky.
            Johar dan Adam hanya bisa menerima, meski ada keraguan namun Vicky terus meyakinkan mereka. “Yaudah mas, bagaimana kalau semua delapan ratus ribu? Kalau boleh sih, kalau enggak kita cari ditempat lain aja” Vicky menawar dua ponsel bekas di etalase. “Yaudah mas, boleh aja… nanti kalau ada keluhan bisa diantar kesini lagi, garansinya satu bulan mas, gimana?” penjual itu balik bertanya. “Ok, deal ya mas!” kata Vicky sambil memeriksa ponsel-ponsel itu.
            Vicky juga membelikan kartu perdana untuk Johar dan Adam dan nomor keduanya langsung disimpan di ponselnya. Hingga Akhirnya suara adzan maghrib berkumandang, “Sudah Adzan, kita pulang yuk” Vicky mengajak mereka pulang ke rumah. Di rumah ketiganya sholat berjamaah, dan ini kali pertama Johar dan Adam sholat berjamaah. Hingga tiba waktu bagi Vicky untuk segera pulang ke jakarta. Tepat pukul 8 malam Vicky diantar ke bandara.
“Ini kali pertama Aku meninggalkan surabaya dengan berat hati!” kata Vicky memandang mamanya. “Kanapa sayang?” Mama Vicky memegang pipinya. “Karena mereka berdua ma, Aku punya saudara dan Aku masih menginginkan bersama mereka!” Vicky tampak sedih dan berat meninggalkan Mereka. “Tenang kak, kita tidak akan kemana-kemana kok, liburan langsung pulang aja kak!” kata Adam terdengar ramah. “Sampai jumpa ya dek!” Vicky memeluk Adam. “Eh, Jo… Tinggallah di rumah! Bagaimana pun kamu juga saudaraku!” Vicky tersenyum pada Johar. “Insyallah kak, dalam waktu dekat Aku akan tinggal disana! Terimakasih ya kak!” kata Johar sambil membalas senyuman Vicky. Vicky pun memeluk Johar dan berpamitan.
            “Sampai Jumpa di liburan smester ya!” kata Vicky dan langsung masuk ke dalam bandara. Vicky terus melihat ke arah mereka sambil terus tersenyum hingga akhirnya Vicky benar-benar harus masuk. “Yaudah, ayo pulang… besok kalian harus ke sekolah kan?” kata Mama Adam. “Iya Ma, besok malam kami juga harus pulang ke kontrakan! Dan bulan depan kami akan tinggal bersama mama!” Kata Adam.
            “Janji ya, bulan depan kalian harus tinggal bersama mama, Jo juga harus mau tinggal dengan tante!” Mama Adam tersenyum ke Johar. “Insyallah tante” Kata Johar. “Sebenarnya ada permintaan dari tante untuk Johar” Kata Mama Adam. “Apa itu?” Johar bertanya. “Aku ingin kamu juga memanggilku mama! Anggap Aku jadi mamamu Jo!” Kata mama Adam terdengar sangat memohon. Mendengar itu Adam dan Johar bertukar pandang dan tersenyum. “Aku gak pernah terfikirkan untuk memiliki mama lagi, Aku gak tahu Papaku dimana dan mama kandungku sudah meninggal, tapi bagaimana pun juga tante sudah kuanggap Mamaku sendiri.” Kata Johar tersenyum.
            “Jangan selalu bersedih Jo, kehidupan itu tidak ada yang tahu, yakinlah kehidupan selalu berputar dan Tuhan tidak pernah tidur dan bosan melihat hambanya! Mulai sekarang panggil Aku mama Ya!” Mama Adam membuka tangannya untuk menerima pelukan dari Johar. Johar ragu dan hanya tersenyum, Namun Mama Adam langsung memeluk Johar dan mengelus kepala Johar. “Kalian semua anak-anak Mama, jangan pernah berpisah lagi ya nak!” Mama Adam meraih adam untuk berpelukan bersama.
            Akhirnya Johar juga mendapatkan seorang Mama, meski mama angkat namun Johar sangat bahagia. Adam pun juga mendapatkan kebahagiaan yang datang bertubi-tubi, bertemunya dengan saudara kembarnya, Mendapatkan cinta Stella, dan sekarang Adam senang mendengar bahwa mamanya juga menganggap Johar sebagai anaknya. Namun, Masih ada masalah yang harus diselesaikan oleh Johar, masalah Alex dan Nico dan Juga mencari keberadaan Ayahnya. Bagaimana kelanjutannya, Baca  Mengejar Masa Lalu 08 J
            :: Mohon Like dan Komennya ya!!! Doakan penulis bisa menyelesaikan cerbung ini yang sudah tinggal 3 part lagi::
            

Comments
15 Comments

15 comments:

  1. !!!! Mon, hehehehehe makasih ya cerita nya,hehehe semoga part berikutnya bisa terealisasikan, hehhehehee

    ReplyDelete
  2. wow keren banget cerita'y,,,,, thanks ya,,,

    ReplyDelete
  3. ygg ini bersihhh ga ada typo, isi cerita the best, kerasa susah senangnya, suka jo diterima dikeluarga adam... Vickyy...boleh mnta, hee... Dittg mon kelanjutannya...dira

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... bersih ya??? :D Alhamdulillah kalau memang bersih :D ckckckckc.

      Eits, makasih Diraaaa :)

      Delete
  4. Kisah yg ga melulu cinta... Justru cinta skedar pelengkap.. Lebih kpd pencarian jati diri... Cerita yg ga 'ndrama.. ga gemulai... Tpi sesekali boleh dong diselingi romantisme...
    Penasaran Johar-Alex-Niko...
    Smoga Niko terangkat juga derajatnya, meski hidup ga harus sperti itu... Stidaknya gda poin yg terabaikan *apasih gajelas gw.. Hehehhe

    Tetep dilanjut.. Suka dngn tema yg menantang arus seperti ini (lebaygw) ... Hohoho

    :)
    *idans

    *Nyari tombol likenya ga ktemu2 ampe skrg, euh!

    ReplyDelete
  5. Kisah yg ga melulu cinta... Justru cinta skedar pelengkap.. Lebih kpd pencarian jati diri... Cerita yg ga 'ndrama.. ga gemulai... Tpi sesekali boleh dong diselingi romantisme...
    Penasaran Johar-Alex-Niko...
    Smoga Niko terangkat juga derajatnya, meski hidup ga harus sperti itu... Stidaknya gda poin yg terabaikan *apasih gajelas gw.. Hehehhe

    Tetep dilanjut.. Suka dngn tema yg menantang arus seperti ini (lebaygw) ... Hohoho

    :)
    *idans

    *Nyari tombol likenya ga ktemu2 ampe skrg, euh!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... Aku sih pengennya gitu dans, ada sedikit cerita cintanya, tapi tenang aja... Di part selanjutnya nanti Tokoh Johar akan lebih diutamakan :D :P


      mengenai tombol like bisa di lihat kalau pake PC :D

      Delete
  6. Cerita masih tetep ok.
    Oh ya mon kalau bisa di bagian bawah cerita dikasih tombol like donk jadi bagi yg malas ngetik komen setidaknya bisa meninggalkan jejak ^u^.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe... biarinlah yang jadi silent Reader, yang penting andik udah ninggalin jejak :P Oia, Tombol Like ada kok, tapi kayaknya kalau dibuka dari PC (KOmputer)

      Makasih ANdik :)

      Delete
  7. Good Good Good is Very Good emang bikin good m0od #loh? *iklan kaleee* #plakk
    lanj0o0o0ottt :D

    ReplyDelete
  8. Replies
    1. maaf bro. masih belum ada... penulisnya masih sibuk :D

      Delete
  9. aku lebi rela klu jo ma nico yg jadian...

    ReplyDelete

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....