Friday 29 June 2012

Temanku Pacarku

Temanku Pacarku

By: Awand
Aku bukanlah seorang cowok yang perfect, yang punya segalanya dari materi maupun fisik. Aku hanyalah cowok biasa yang bisa dibilang pas-pasan namun aku bersyukur dengan kesederhanaan ini aku jadi bisa mengerti tentang arti kehidupan. Bapaku hanyalah seorang sopir truk sedangkan ibuku hanya ibu rumah tangga yang menanti bapaku pulang dengan membawa hasil keringatnya seharian, terbesit dalam hatiku untuk segera membantu Bapaku untuk mencari uang namun aku masih terhalang dengan bersekolah dan  rasa malu dalam diriku yang terlalu berlebihan. Ya aku hanyalah cowok pemalu dan bisa dibilang kuper di lingkunganku dan disekolah. Temanpun aku tak ada yang dekat, mungkin mereka malu berteman dengan aku atau aku yang menghindari mereka. Aku selalu tak percaya diri untuk beergaul dengan siapapun. Mungkin itu yang menyebabkan aku menjadi seorang cowok yang mempunyai rasa ke sesamanya atau bahasa dunianya “gay”. Meski keluargaku pindah ke luar kota namun itu tak mengubah sikapku yang terlalu menutup diri ini, ibukupun sudah jenuh menasehatiku namun beliau mengerti dengan keadaannku. Aku 3 bersaudara, kakaku sudah menikah dan tinggal dengan suaminya di luar kota, sedangkan adiku cewek masih bersekolah kelas 2 SMP, aku sendiri masih SMA tahun terakhir dan berarti tahun ini aku lulus dari SMA, ya kalau itu lulus dan harapanku ya tentunya lulus.  Mempunyai rasa yang tak wajar emang sangat menyiksa batin maupun psikis apalagi aku seorang cowok yang menyukai cowok juga yang mana di budaya timur sungguh hal yang sangat tak wajar dan sangat dosa besar namun siapa se yang mau untuk mempunyai perasan seperti ini, jawabanya pasti tak ada yang mau untuk mempunyai perasaan yang menyiksa ini.
Hari demi  hari aku lalui dengan apa adanya, dan hari yang aku tunggupun akhirnya datang juga yakni hari kelulusan setelah berperang selama 3 hari untuk mendapatkan kata “LULUS”. Rasa yang berkecamuk dalam hati menanti kepala sekolah mengumumkan pada para siswanya. Teman-temanku mungkin sama dengan apa yang kurasakan saat ini, dan pada saat satu per satu temanku dipanggil dan mereka bergembira dan ada yang mengeluarkan air mata bahagianya karna setelah membuka isi amplop dan isinya menyatakan bahwa siswa dengan no induk sekian-sekian dinyatakan LULUS. Dan akhirnya giliran namaku dipanggil “Ananto Kusuma” suara guru bahasa indonesiaku dan menjabat sebagai ketua kesiswaaan di sekolahku. Aku maju kedepan dengan rasa yang bercampur, guruku  memberikan amplop putih itu dan berkata “semoga kamu sukses ya” kata dia yang menyakinkan aku dan akupun menganggukan kepalaku dan berterimakasih pada beliau. Aku kebelakang dan teman-temanku memandang aku dan setelah ku buka dan isinya “LULUS”. Aku langsung bersyukur kepada Allah dan aku ikut bergabung dengan teman-temanku diluar namun aku tak mengikuti mereka yang melakukan corat-coret padahal aku sudah diajak oleh seorang temanku yang menjadi teman sebangku namun aku menolaknya dengan halus. Setelah itu aku pulang dan memberitahukan kepada ibuku, ibukupun bahagia walau nilaiku tak begitu bagus namun yang penting aku mempunyai ijasah SMA.
“to, kamu kan dah  lulus trus mau kemana? Kalau mau kuliah kamu sendiri kan tahu ibu dan bapak gak sanggup menguliahkan kamu lagi dan masih menyekolahkan adikmu”ibuku berkata di ruang tv dengan nada yang pelan,mungkin takut aku tersinggung.”hem bu, aku ikut mbak ja ya di bali sana,mungkin aku bisa bekerja dan bisa ngumpulin uang buat kuliah bu” jawabku sambil memandang wajah tua ibuku ini lagian aku tak ingin membuat orang tuaku terlalu banyak memikirkan aku karna selama inni aku sudah membebani mereka walau mereka gak merasa terbebani.”ya kalau itu pilihanmu itu sudah bulat entar biar ibu bicarakan dengan bapakmu dan mbakmu”. “ iya bu,aku juga gak bisa bu kalau disini, kan ibu tahu sendiri aku gimana bu, yang penting ibu dan bapak bisa menjaga ana biar dia lulus sekolah sampai SMA ya bu”aku berharap adiku bisa lulus setidaknya SMA. “ya to, dah sana makan dulu sana, kamu belum makan kan dari tadi?”. “ ya bu.anto ke dapur dulu ya bu.”. setelah obrolanku dengan ibuku itu lalu keesokan harinya bapaku sudah memutuskan untuk membolehkan aku pergi dan tinggal bersama kakaku di bali, aku tentunya senang lagi pula aku dah gak betah berlama-lama di desaku itu karna tak punya teman dan takutnya aku tak bisa berkembang dan bersosialisasi dengan orang lain.
Akhirnya aku pergi ke bali dengan berpamitan dengan ibuku dan tentunya ibuku meneteskan air matanyna begitupun aku dan adiku karna ini pertama kalinya aku berpisah dengan keluargaku, tidak seperti kakaku yang dari SMA sudah pisah dengan keluarga jadi orang tua gak begitu khawatir dengan kakaku, namun ibuku sangat mengawatirkanya walau aku seorang cowok namun ibuku tahu aku bagaimana.
15 juni 2009.
Aku sampai juga di bali, dimana pulau ini selalu jadi first destination di indonesia, perasaanku saat ini sangat bercampuran antara senang dan khawatir bagaimana aku nanti dirumah kakaku. Tiba di terminal ubung,aku turun dan bercelingukan sedangkan para kuli terminal menawarka jasanya namun aku tolak dan bilang kalau sudah dijemput walau mereka agak mendesaku namun aku menyakinkan lagian  kau gak bawa barang bawaan yang  banyak. Aku melirik ke kana dan ke kiri, tapi gak ada yang menjemputku mana ini adalah pertama kalinya kau kesini dan paling sialnya hpku low batt hemm lengkap sudah. Aku berjalan keluar terminal dan duduk di sebuah pagar dan tiba-tiba “maph, kamu ananto yaa”tanya pemuda yang kira-kira di atasku umurnya.” Iya mas kok tahu, siapa ya??” tanyaku sambil menggaruk-nggaruk rambutku.”kenalin aku candra, aku adiknya ‘da epa,  kamu adiknnya kak anti kan??”owchh dia ternyata iparnya mbaku ya, aku bergumam di dalam hati sambil melihat senyumanya.”iya mas  jadi mas kita sama-sama ipar ya heehehe, kok mas yang menjemputku mbaknya kemana?”tanyaku rada kecewa, kan berharap mbaku yang jemput tapi dalam hati senang juga mas candra ini orangnya lumayan manis bagi seorang cowok dan otak gayku pun tiba-tiba muncul begitu.”ohh iaa kak antinya lagi sibuk dia, jadi dia nyuruh aku untuk jemput kamu?” jawabnya. “lho tapi kok bisa tahu wajahku mas, kan kita belum pernah ketemu sebelumya” aku terheran karna kita belum pernah ketemu, walau saudara ipar namun waktu kakaku nikah Cuma ma orang tuanya saja yang mewakili pihak lelaki karna suami kakaku dari Padang.”tadi kak anti ngasih potomu ke aku dan ternyata kamu lain ya dari poto, gantengan aslinya”kata dia sambil tersenyum, akupun di buat memerah olehnya, untung kulitku gak putih jadi gak begitu nampak.”mas ini apa-apaan tow jeleg gini juga”kilahku padahal aku senang dengan pujianya.”eadah kita pulang ja yuk”ajaknya. Dia pun mengambil motor di parkiran dan kita pulang. Sesampai di rumah kakaku aku langsung masuk dan ketemu dengan kakaku dan suaminya tak lupa dengan ponak’anku,  kitapun berbincang lama karna kita sudah lama tidak berjumpa dan sampai kakaku mempersilahkan aku istirahat.
Sebulan berlalu aku di bali dan aku  sudah bekerja di sebuah mall sebagai SPB, walau pada awalnya kakaku  melarang aku untuk bekerja sebagai SPB dan menyuruhku  membantu usahanya  namun aku harus berjuang sendiri dan berlatih bersosialisasi di tempat umum biar aku tidak seperti di desa dan tentunya agar aku belajar mandiri. Akupun menikmati pekerjaan ini dan bisa mendapatkan teman. Salah satunya “andi”, ya dia teman kerja yang paling dekat deenganku, itu membuatku nyaman dekat denganya.
Sewaktu aku pulang kerja dan haripun sudah larut ditambah hujan lagi, aku tak bisa pulang dan menunggu hujan reda sedangkan teman lain sudah pulang dengan membawa mantel.”damn,kenapa aku tak membawa mantel se,huuhh”gerutuku sambil menyalahkan diriku.tiba-tiba ada yang menepuk pundaku “hayoooo”gertaknya. Aku dibuatnya kaget setengah dor namun untungnnya aku tak latah.”huhhh kamu ne ndi bikin kaget aja kirain dah gak ada orang tahu”gerutuku ke andi yang sukses membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.”hehehhehe maaf sobat, tadi aku ngecek barang dulu lagian hujan, akupun tak membawa mantel,truss kedepan ehh masih ada mahkluk yang masih berada disini”jawabnya.”iya ne hujanya gak henti-henti, bikin bete ja tahu”kitapun akhirnya ngobrol didepan pintu masuk mall  ne sedangkan para satpam ternyata ketiduran di tempatnya,haduh ini satpam magabu,mungkin karna efek dari hujan ya. Akupun sepertinya sudah merasakan kantuk sedangkan andi masih ngoceh gak jelas, aku hanya sekali  meng-iyakan dari ocehanya.”ehh kamu dah ngantuk ya to”tanya andi.”iya ne ndi mana hujanya tambah deras agi”ssambil aku menguap.”eadah sini kamu sandar ke pundaku”akupun jadi kaget dan mengeryitkan dahiku.”hahh kok gitu,gag risih apa?”tanyaku sok gak mau aja padahal pengen banget.sebagai info saja andi ne orang jakarta,usianya sebaya denganku dan dia orangnya biasa saja namun yang paling menonjol dari dia tu senyumnya dan keramahanya,akupun tak pernah berpikir bahwa dia adalah seorang gay karna selama aku kenal dengan dia tak pernah aku mencurigai dia sebagai pecinta sesama, dia juga sering curhat tentang ceweknya yang tinggal di  jakarta dan kupikir bahwa dia seorang straight  namun malam ini dia kenapa seperti itu disaat menunggu hujan di depan pintu masuk mall ini dengan penerangan yang remang-remang dia memperlakukan aku seperti seorang kekasih saja dengan memelukku dan menyanarkan kepalaku di bahunya.
”aku suka sama kamu to”bisiknya dan sontak membuat aku kaget setengah dor sekaligus sukses membuat hilang kantukku.”apa maksudmu  ndi?kenapa kamu ngomong kayak gitu?”tanyaku balik dan sangat kaget dengan perkataanya itu namun pandangan mata andi kenapa lain dari biasanya sedangkan matanya berkaca-kaca seperti tak kuat menahan air itu.”anto aku sendiri bingung kenapa ini terjadi padaku dan aku sayang kamu to, aku nyaman malam ini dengan kamu dan sebenarnya aku tahu kalau kamu juga sama kayak aku dari awal kita kenal”mata dia berkaca-kaca.”hahhh”melongok mulutku dibuatnya.”tapi-tapi, kamu kan punya cewek ndi?”tanyaku.”to, kamu tahu aku tak bisa merasakan kayak gini sama ceweku, hanya dengan kamu aku bisa merasakan kehangatan ini!”mata dia masih berkaca-kaca dan aku menatapnya,posisi kita saling menatap.”hmmmmmm”aku gugup dengan statment yang andi katakan barusan. Selama ini aku hanya mengenal andi sebagai teman, emang selama ini dia juga sering perhatian denganku namun aku tak salah mengartikanya karna ini mungkin peerhatian seorang teman. Tapi malam ini di hujan deras dan di depan pintu mall dengan cahaya remang-remang dia berkata seperti itu dan aku masih tak percaya, temanku menyukai aku.
”aku gak tahu ndi harus jawab apa?”
“anto aku tahu kamu kaget dan bingung dengan semua yang kukatakan tadi, tapi aku jujur to dari hati paling dalam”kata dia menyakinkan. Aku berpaling  dan membelakangi di tiba-tiba dia memeluku dari belakang.”ndi ini di tempat umum”kataku sambil membuang tanganya namun pelukanya sangat erat lalu dia mencium telingaku dari belakang dan darahku mengalir ke semua tubuhku dan jantung ini berdetak tak beraturan dan kita berciuman disitu  namun aku langsung tersadar kalau ini di tempat umum walau sudah malam dan remang-remang, aku takut jika ada yang melihat adegan tak senonoh ini.”sudah ndi”pintaku.”maaf-maaf to aku terbawa suasana”tersipu  malau dia.”hmm ndi beneran kamu serius sama aku”tanyaku.”iya to,buat apa aku main-main!”.jawab dia menyakinkan sambil tangan kita berpautan.”hmmmm gimana dengan cewekmu?”tanyaku lagi.”sebenarnya kemarin kita dah putus wand, dia ternyata tak bisa long distance”jawab dia.dan malam itu kita resmi jadian, aku senang sekaligus masih tak percaya bahwa temanku sekarang jadi kekasihku. Hujanpun reda,kita pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan senang.
Hari terus berganti dan bulanpun berganti, tak rasa hubunganku dengan andi sudah menginjak 6 bulan dan perasaan kita masih seperti awal ketika dia menyatakan cinta. Hidupku jadi penuh bewarna dengan keadaan ini aku bisa melupakan masa laluku di desa yang penuh dengan kesepian.
Namun masa-masa itu akan menjadi kenangan karna andi tak kan selamaya bersamaku, akupun sadar akan hal itu, hubungan kita bukanlah hubungan yang wajar. Namun andi selalu menyakinkan aku kalau dia bisa bertahan denganku selamanya. Satu hal yang paling aku gak bisa berpaling dari dia yakni tiap tanggal kita jadian dia selalu memberi aku sebuah Lolypop yang berbentuk  hati dan itu buat aku semakin cinta, tiap aku memakan Lolypop itu seperti ada andi di dalam hatiku.dan karna andi  juga aku jadi orang yang percaya diri bukan seperti ananto yang dulu.
Jadi cinta terlarang seperti ini bukan berarti ada pengaruh buruk dalam hidup kita namun seperti cinta selayaknya dapat menumbuhkan semangat antar pasangan dan saling menyayangi antar sesama. Salahlah orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus-menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tidak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi . (Kahlil Gibran )


Comments
1 Comments

1 comment:

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....