Aneh, ya itulah yang
terdapat dalam benakku aku penyuka sesama jenis. Entah apa yang menyebabkan aku
seperti ini, bawaan lahir, atau apalah aku benar-benar tidak mengerti tentang
semua kelainan seksualku ini. Bahkan aku hanya bisa memendam perasaan saat aku
mencintai seseorang, aku tidak begitu siap dengan respon dengan teman-teman
yang bisa saja menganggapku orang gila karena dengan sangat bodohnya menyukai
sesama jenis. “biarlah waktu yang menjawab pertanyaan yang bertubi-tubi itu
“pikirku dalam hati.
Namaku
rizal aryandi ramadhani, tapi entah kenapa aku lebih sering di panggil rama
daripada rizal begitupun dengan orang tuaku yang seiring dengan berjalannya
waktu aku enjoy dengan panggilan itu. Aku terlahir seperti yang lain memiliki
tubuh yang sempurnatetapi setelah menginjakkan kaki di SMP lebih tepatnya kelas
, aku menemukan ada yang aneh dengan perasaanku yang semakin hari semakin jelas
bahwa aku adalah penyuka sesama jenis. Aku menyukai renal pada saat aku SMP dan
itu hanya bisa aku pendam sendiri saja tanpa ada 1 orang pun yang tau terlebih
teman-temanku yang pasti tidak akan mengeti tentang keadaanku yang seperti ini.
Kejadian dari SMP sampai dengan sekarang aku menimba ilmu di salah satu SMA
ternama di kotaku aku lalui dengan begitu banyak tekanan yang sangat
menyiksaku. Ya, aku sekarang kelas 2 SMA. Aku cukup di kenal di sekolah karena
memang aku adalah pemain volley yang lumayan di gemari dan diteriaki para
perempuan saat bertanding ataupun hanya sekedar latihan saja. Sekarang aku 17
tahun dengan tinggi badan 169 cm, berat badan 58, dan dengan kulit sawo matang
tapi lagi-lagi aku malas menjalani semuanya bahkan hanya demi sebuah statuspun
aku enggan berpacaran dengan seorang wanita karena memang aku tidak tertarik
sedikitpun kepada kaum hawa itu. Aku terlahir di keluarga sederhana dan
beruntungnya aku untuk sekedr makan saja aku sudah bisa bersyukur karena
keluargaku ada di pontianak itupun hanya kerabat dekat saja, orang tuaku sudah
meninggl ketika aku masih di bawah umur dan itu membuatku sangat terpukul
sekali dan sempat putus asa dalam menjalani hidup tp untungnya ada tante aku
yang benar-benar peduli terhadap masa depanku kelak, alhasil aku sekolahkan di
kota yang lumayan besar ini dengan mengandalkan kos-kosan sebagai tempat
tinggal dan dari situ pula aku mulai mengenal dan punya teman-teman banyak di
kota yang sekarang aku cintai ini walaupun bukan kota kelahiranku sendiri.
Haduh …. Di sesi perkenalan aja udah membuat tangan aku pegal, udah kali ya
perkenalannya aku anggap kalian telah sangat baik mengenalku.wkwkwk
“
nis, dikelas kamu udah ulangan kimia belum ?”tanya ilan yang masih saja tetap
menunduk sibuk memakan makannanya.
“udah,
emangnya kenapa, lan ?”tanya balik anisa yang ternyata sudah menemukan akal
busuk iln.hehe
“yaelah
nis, apalagi kalau bukan bocoran yang anak ini inginkan ?”menunjuk ilan sembari
menjitak kepalanya pelan.
“arrrggghhh……. Sakit bego
!”rengek ilan
“ekh
liat deh kakak kelas itu. Kalau gak salah namanya ANGGA SASTRA WIJAYA benergak
ram ? kamu kan temen volley nya ??tanya anisa bertubi-tubi yang membuatku
bingung mencari celah untuk menjawab pertanyaannya.
“iya
anisa MANIS”ke tekankan kta manis agar pipnya lebih merona merah.hahaha
“akh
kamu bisa aja. Udah tau semua orang juga aku manis. Ini kan gara-gara aku
sering makan loly pop. Iya gak lan ?tanyanya ke ilan yang masih saja sibuk
dengan makanan yang sudah d pesan di kantin ini.
“apa
? nggak dengar tadi.” Mendekatkan kuping ke bibir anisa yang manyun karena
oertanyaannya tidak di tanggapi. Entah emang si anisa sendiri yang ngomongnya
kurang keas apa emang si ilannya yang budeg. Karena jujur saja aku mendengar
apa yang di bicarakan oleh anisa temanku yang doyan bahkan maniak sama yang
namanya permen loly pop itu. Berarti sudah ketauan dong jawabannya. Hehehe
jangan di lanjut ya nanti ada yang marah loh ? wkwkwkw
“kamu
bisa nggak mintain no. hape nya, ram ?masih mengemut dan menggengggam loly pop
di tangannya itu.
“iya
dah. Apa sih yang nggak aku lakuin buat sahabat au yang tercinta ini ? apapun
akan aku lakukan ..hahahay!”sengaja akau mendramatisir kata-kataku supaya si
anisa tambah merah pipinya.haha jadi kan lucu kalau gitu kaya badut ancol
.wkkwkwkw
“hahaha…..
“ tawa ilan menggema.
“akh
bisa aja kamu, ram ? masa sih sampai segitunya ?’pipinya makin memerah kaya
pake blash-on atau apa sih pokoknya saya tidak tau yang suka di pake cwe pada d
pipi itu loh ? tau kan ?.
“ya uda aku mau ke kelas dulu ya ? kayanya juga bel
sebentar lagi mau bunyi tuh. Cepetan lan tuh makannya nanti mubadzir lagi tuh
makannan. Tapi gue bantu ya sedikit hehe” mencomot ( alah bahasanya pasti gak
di mengerti ama pembaca ) mie yang ada di mangkok itu.
“ya
elah ram, kalo mau pergi, pergi aja sana jangan pake bantuin segala. Lagian aku
gak butuh bantuanmu tuh .huhhh gak modal kamu ram.”rengek ilan yang protes
karena mienya aku comot.hehe
“gak
ikhlas banget sih lo lan. Ya udah pamit dulu ya ?bye”pamitku pada mereka
berdua.
Akupun melangkah dengan
gontai dan lemah karena jujur saja aku menyukai cowo yang bernama ANGGA
SASTRAWIJAYA itu. Tapi malah si anisa menyukai dia juga, jadi ya sudah lah dia
lebih pantas untuk angga daripada aku. Pikirku dalam hati.
Tapi penderitaanku memanglah
belum berakhir selain itu yang harus aku fikirin aku sekarang jam pelajaran
MATEMATIKA yang aku yakin semua siswa disini tau klau guru matematika kelas XI
adalah guru yang paling ketus dan menyebalkan. Tidak tau ama maunya dia yang
jelas setelah dia masuk yang tadinya kelas hiruk pikuk dgn segala kegiatan bisa
langsung hening dengan hitungan beberapa detik, dan entah mengapa setiap
pelajaran matematika aku masih saja selalu merasa tegang. Tapi yang semakin
membuat aku gak konsen dgn pelajaran hari ini apalagi kalau bukan perkataan si anisa yang menyuruh
gue buat minta no. hp ANGGA SASTRAWIJAYA. Walau aku akrab tapi tetep saja aku
malas klau jdi mak comblang masalahnya selalu saja jadi kambing congek klau
mereka lg ketemuan. Tp apa yang bisa aku lakukan selain aku nurut ke dia karena
memang dilah sahabat yang terbaik selain ilan tentunya. Aku harus rela
berkorban demi seorang sahabat. DEMI SAHABAT !!!!
Akhirnya waktu yang di
tunggu2 oleh penghuni sekolah ini pun datang juga dimana bel pulang adalah
dambaan dari setiap anak sekolah dimananapun. Tapi sebagai siswa yang baik, aku
harus latihan terlebih dahulu. Ya, latihan volley ball yang selama ini membuat
cwe2 di sekolahku meneriakiku termasuk kak angga yang di taksir oleh si anisa.
Anisa dan ilan sudah pamit dari tadi dan aku berniat untuk pergi ke toilet dan
gak mau menyia-nyiakan waktu karena kalau sampai aku telat pastilah hukuman
yang berat akan menimpaku.
Ketika aku berjalan perlahan
ke toilet yang tentunya melewati kelas XII IPA.3 yang itu adalah kelasnya kak
angga. Kenapa aku manggil dia dengan sebutan kakak karena aku sendiri
menghargai betul apalagi kalau udah menyangkut umur karena orang tuaku sendiri
yang mendidikku untuk selalu menghargai apapun klau kita masih ingin di harai
dalam hidup kita. Aku sempat melihat kak angga senyum ke arahku yang sontak
membuat pupiku memerah dan untuk menghinarinya aku hanya bisa tertunduk agar
tak di ketahui oleh temen2 apalagi kalau kak angga mengetahuinya, akupun hanya
bisa membalas senyuman seramah mungkin. Saat aku akan menutup pintu toilet dari
dalam ternyat ada yang menahan pintu dan betapa terkejutnya bahwa orang itu
adalah kak angga yang langsung saja masuk
nyelonong tanpa permisi kepadaku yang memang sudah berada di dalam
duluan.
“eh…kak mau ngapain
keda..lam ?emangnya di sebelah gak ada yang kosong ?” gugup banget aku yang
negor dia, sebisa mungkin aku menutupi kegugupanku di hadapan dia.
“aduh sorry ya ram aku
kebelet banget nih.!!”membuka celana depannya yang langsung saja memancarkan
air yang begitu banyaknya dari kejantannannya.
‘eh…”aku hanya bisa
menanggapi itu saja.
“kenapa masih diam / katanya
mau ganti baju ? tp kok malah diam aja / cepet gih ganti baju nanti telat baru
tau rsa kamu.!”cerosos kak angga sambil membuka seragam putih abu2 nya dan
menggantinya dengan kaos team volley sekolah kita.
“eh..iy…iya kak. Ne juga mau
ganti baju kok ???hehe”sebisa mungkin aku menutupi kegugupanku.saat aku ganti
baju dia mulai bergeming.
“ram …”
“eh..hmmm….”
“aku suka kamu. Mau gak jadi
pacar aku ?”
“hah…eh…apa ?”jujur aku
merasa tidak percaya dengan semua itu
CUP
Dia langsung menciumku
dengan lembut, terasa sangat lembut dan hangat ketika bibirnya tepat menyentuh
bbirku dan kecupan itu berubah menjadi lumatan. Ya, kami saling melumat bibir
aku. Tanpa terasa aku juga sangat menikmati lumatan tiu dan perlahan aku mulai
membalas apa yang kak angga lakukan terhadapku. Lidah kak angga mulai memainkan
lidahku dengan mahirnya. Akupun tersadar setelah ada yamng memanggil nama kak
angga beberapakali sontak aku pun terkejut dan langsung saja mendorong tubuh
kak angga agar menjauh dariku. Tanpa pikir panjang aku keluar toilet agar kak
angga tidak mengejarku.
Arrrggghhh aku sangat tidak
konsen sekali latihan hari ini. Jujur aku masih kefikiran kak angga saat di
toilet tadi, apa maksudnya dia berbicara seperti itu ?apa dia hanya ingin
mempermainkan perasaanku saja ? mudah2an seperti itu karena aku sendiri tidak
mau menyakiti dan menghianati sahabatku,Anisa. Sudah 3 kali aku di marahi oleh
pak sofyan, pelatih volley kami karena memang aku yang tidak konsen setelah
kejadian itu smentara kak angga hanya tersenyum manis melihat tingkah lakuku
yang sperti ini d hadapan temen-temen.
Akhirnya latihan volley kali
ini selesai. Aku buru2 saja keluar agar tidak bertemu kak angga dan ekh
ternyata orang itu malah ada di depan gerbang dengan menduduki motornya yang
berwarna biru itu. Dia tersenyum ke arahku, aku sempat menoleh kebelakang kali
aja aku yang bener2 geer, tp ternyata tidak ada siapapun di belakan. Jadi bener
senyuman itu di tuukan kepadaku. Tanpa menghiraukan senyumannya yang sangat
manis itu aku langsung saja nyelonong pada saat melewati dia dan dia menahanku
dengan cara mengenggam lenanku dengan erat sekali karena aku sendiri sempat
merasakan sakit pada lengan kecilku ini.
“pulang bareng yo ?”ajaknya
kepadaku
“aku masih bisa berjalan
kaki.”tukasku
‘yakin mau jalan kaki ?
ayolah sekali ini aja jangan sombong gitiu ?”rayunya memelas.
“gak mau tetep gak mau
jangan pernah paksa orang kaya gitu dong. Pikirkan juga perasaan orang. Jangan
egois seperti itu.”jawabku sedikit sewot.
“ayo naik gak usah sungkan
lah. Sama temen 1 ekskul ini kan ?”masih memegang tangan dan mengiringku untuk
menaiki motornya. Aku langsung menekuk mukaku dan langsung saja menaiki
motornya.
Tanpa intruksi lebih lanjut,
akupun langsung dibawanya entah kemana. Kamipun ketika di jalan diam tanpa
bergeming sedetik pun karena memang sejak kejadian di toilet itu aku sedikit
canggung kepada kak angga.dan ternyata aku dibawanya ke pantai yang menurutku
sangat indah dan menakjubkan memang tuhan adalah pencipta alam yang terbaik.
“ngapain aku dibawa
kepantai”
“karena ada sesuatu yang
ingin aku katakan kepadamu tentang pesaanku.”menatapku tajam dan telah membuat
aku gelagapan.
“tentang apa ?”jawabku
menunduk.
“rama……”mengangkat wajahku
dengan tangan kanannya.
“eh…mmmm…”mencoba
memalingkan muka agar tidak menatap matanya.
“aku suka kamu…. Harus
berapa kali gue blang,aku sayang sama kamu, aku cinta kamu, kamu harus percaya
ama aku, ram.?”tatapannya semakin jitu membuatku gelagapan.
Senang, bahagia, itulah yang
sekarang aku rasakan dalam hati, tapi entah mengapa ada rasa yang mengganjal
saat rasa itu ada dalam hatiku. Aku masih bingung apa yang harus aku lakukan.
Tiba-tiba aku meraskanpusing yang teramat, akupun hanya bisa memegang kepala
berharap agar rasa sakit ini segera hilang. Dan tiba-tiba aku merasa lemas dan
pandanganku semakin buyar dan tiba-tiba semua GELAP !!!!!
20.00
Aku baru terbangun dan rasa
berat dan sedikit sakit masih dapat kurasakan, aku selalu mencoba untuk membuka
mata dengan sekuat tenaga agar aku segera mengetahui apa yang terjadi kepadaku
dan ketika mataku terbuka secara perlahan aku dapat menangakap seburat cahaya
dan sekan lama semakin jelas dan baru aku sadari kini aku lemah tak berdaya di
sebuah ruangan yang semuanya serba putih dan aku perkirakan bahwa aku ini
berada di rumah sakit. Aku mendengar ada suara tangisan yang mengiang di
telingaku dan ketika mengarahkan pandanganku ternyata orang itu adalah kak
angga yang sedang mengangis tersedu-sedu di pojok ruangan dengan memegang
secarik kertas yang entah apa isinya aku tidak tahu.
“arrrgghhh…….. ‘aku
mengerang kesakitan saat mencoba untuk bergerak.
“ekh ram, udah sadar ya
/syukur deh klau gitu.”mengusap air mata yang sempat terjatuh dan memang
matanya terlihat sembab.
“kok kak angga nangis ?? ada
apa kak / adakah yang terjadi pada aku / katakan dengan jujur kak “tanyaku
bertubi-tubi.
“setelah aku yakin aku ingin
kamu, kenapa harus ada yang menghalangi kita? Kenapa ?seolah-olah waktu tidak
mengijinkan aku untuk tetep terus bersamamu. Sungguh tidak adil semua ini !!”
“maksud kaka apa ?”tanyaku
yang memang tidak mengerti apa2.
“kamu kena kanker mata
ram,?”sembari menangis tersedu2. Sungguh aku nggak sanggup melihat kak angga
seperti ini.
“APA ? GAK MUNGKIN KAK ?”jawabku
berteriak
“iya, dan kalau sampai 5
hari gak mendapatkan donor mata kamu kemungkinan nggak akan tertolong. Jadi
saya putuskan buat mendonorkan mata aku buat kamu, karena aku sungguh cinta
kamu,ram !”tatapan keseriusan sangat terlihat di mata sayu dan sembab kak
angga.
“kak gak boleh gitu, biarlah
aku mati toh gak akan ada yang peduli.terus kalau kakak mendonorkan mata terus
aku sama siapa ? percuma kak gak akan menyelesaikan masalah kak. Lebih baik aku
susul orang tua yang udah tenang di surga. Aku udah kangen dengan mereka ?”
“ya udah lah kita harus
sama2 berjuang untuk tetap kamu hidup. Aku juga gak akan membiarkan kamu
ninggalin aku sendirian. Aku sudah terlalu cinta kamu, ram ?”
“….”aku hanya terdiam tak
bisa menjawab kata2 kak angga yang membuatku terharu.
Sesaat kemudian aku menangis
tak tentu arah pkoknya aku benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Apa
emang ini sudah takdirku ?tp lagi lagi aku gak bisa menyalahkan waktu dan
keadaan. Mungkin ini sudah di takdirkan seperti ini. Kalau memang keinginan
tuhan seperti ini akau tidak bisa berbuat apa2.
Sedangkan anisa datang
ketika kak angga tertidur dan anisa sangat mengagumi wajah kak angga yang
memang aku akui sangat tampan apalagi ketika tertidur sperti itu. Anisa
berpesan kepadaku bahwa dia sangat cinta kepad kak angga dan si anisa ingin aku
untuk membantu anisa dalam mendapatkan kak angga. Aku semakin bingung di sisi
lain kak angga masih tetap menjagaku, terlihat sekali ketulusan dalam matanya.
Dan sungguh aku tidak bisa menolak tatapan serius kak angga kepadaku. Dan
ketika aku akan berani menyampaikan tentang anisa akupun kikuk, benar-benar
mati gaya di buatnya. Alhasil aku tidak berhasil menyampaikan pesan anisa yang
bilang ke aku bahwa kak angga harus tau tentang perasaannya. Akh sungguh
bingung saat ini malam ini juga, sebelum tidur aku harus bisa mengatakan semua pesan
anisa kepada kak angga. Takut semua terlambat, takut aku terlanjur pergi ke
surga dengan tenang. Lagipula aku gak mau meninggal dalam keadaan yang masih
ada pesan yang belum tercapaikan. Huhh mudah2-an seiring dengan berjalannya
waktu keberanianku muncul untuk menyampaikan apa yang di bilang anisa kepada
kak angga.
Sudah
2 hari tetap saja tidak ada yang mendonorkan mata buat aku, aku hanya bisa
pasrah saja menghadapi penyakit ini dan rasa sakit terkadang muncul beberapa
waktu. Aku sungguh sudah tidak peduli dgn semua yang ada dalam hidup ini, ini
kehendak tuhan tidak boleh aku menolak semua. Ini sudah terjadi dan aku rasa
yang terjadi terjadilah tak mungkin bisa dirubah.dan aku sungguh tidak mengerti
apa yang ada dalam fikiran kak angga sehingga dia mau-maunya menemaniku waktu
demi waktu dan tak sungkan membuat aku tersipu malu dan tentunya selalu saja
pipiku memerah dan tiu membuatku lagi2 menunduk tak berdaya.hehe dia selalu ada
disaat aku butuh dan selalu menghiburku disaat aku kehilangan selera entah
makan, mengobrol atau apapun dan hebatnya moodku selalu kembali dan aku makin
menyukai kak angga. Arrrggghhhh dia selalu saja bisa membuat intensitas rasa
sukaku ini semakin meningkat saja. Dan
aku sudah putuskan akan tetap bilang kepada kak angga bahwa anisa suka dia tapi
aku juga telah merubah pendirianku bahwa aku ini berbelok menyukai dan
mencintai kak angga dan aku akan mempertahankan itu demi cinta kita berdua.
Tapi tentu saja semua itu ada waktunya. Dan aku yakin aku bisa sembuh dari
penyakit ini dan bisa memperjuangakan kita berdua berkat orang yang selalu ada
di sisiku. Ya kak angga orangnya. Bahkan aku sungguh tidak percaya dengan semua
ini, dengan kak angga yang sekarang ada dipelukanku, yang sekarang selalu ada
di sisiku, yang sekrang bertekuk lutut dihadapanku karena CINTA.
Aku
sudah tidak peduli dengan semua orang yang akan bilang aku pengkhianat, perebut
gebetan orang, atau apalah yang jelas aku suka sama kak angga dan aku ingin dia
selalu ada di sisiku. Dan aku harus mempertahankan cinta yang menurutku akan
membuat bahagia.
Esok
harinya aku hanya bisa terdiam di dalam dekapan kak angga yang tentunya
menghangatkan di pagi hari yang cukup dingin ini. Tadi pagi anisa sempat
menghubungi bahwa dia akan datang menjengukku kembali untuk yang kedua kalinya
setelah yang pertama yang hanya memaksaku untuk bilang ke kak angga bahwa dia
mencintai kak angga, mudah-mudahan yang kedua kali ini tidak seperti ini dan
tidak merubuhkan pendirianku yang telah ku bulatkan kemarin malam. Setelah
sekian lama kami terdiam akhirnya aku memberanikan diri unrtuk memulai
percakapan yang memang terpaksa kulakukan karena sejujurnya aku hanya ingin
berada di dekapan hangatnya kak angga.
“kak….”aku
mulai bersuara.
“hmmm…”jawab
kak angga
“aku
mau pipis ?”tanggapku dengan sedikit malu dan kurasakan pipiku memerah mungkin
juga karena menahan malu yang saat ini kurasakan.
“ayo
kalau begitu biar kakak papah, Hati-hati jalannya. Kakak juga tau klau km masih
merasakan pusing di kepalamu”jawab kak annga sembari memapahku menuju WC yang
memang sudh tersedia di rumah sakit ini.
Aku
hanya bisa menunduk mengiyakan tanpa bisa berkata apa-apa karena aku merasa
pipiku semakin memerah saja. Aaarrrrgghhh kak angga memng selalu membuatku
gelagapan dan malu seperti ini.
Ketika
aku kembali dari toilet ternyata anisa sudah ada menungguku di sofa tempat yang
biasanya kak angga gunakan untuk tidur siang. Begitu dia melihat aku dan kak
angga keluar dari WC langsung dia menyapa kak angga bukannya aku yang memang
seharusnya dia lakukan karena memang ku yang sakit. Huhhh dasar tean yang jahat
dia.
“ekh
kak angga ada disini juga ya ?kemarin kenapa gak ada pas aku jenguk rama disini
?”
“mungkin
emang lagi keluar aja.”jawab kak angga yang masih memapahku menuju kasur.
Aku
hanya cemberut melihat percakapan mereka lebih tepatnya melihat pipi anisa yang
lagi2 memerah saat melihat mata kak angga. Entah kenapa aku jadi tidak suka
sama anisa, mungkin juga karena rasa cemburu yang udah mendesak dalam hati tapi
bagaimanapun aku harus tetap menahan dan mengontrol rasa cemburuku terhadap
anisa yang masih saja menggoda kak angga terus menerus. Aku hanya bisa
cemberut, kak angga melihat aku yang cemberut dan langsung saja dia beralih ke
arahku dan dia mengajakku untuk ikut bergerombol dengan percakapan dia dan
anisa.
‘kenapa
diem terus ram ?”sapa kak angga kepadaku yang masih saja cemberut melihatku.
“ng…nggak
ke,,,kenapa napa kok. Emang lagi pengen diam aja.”jawabku agak gugup.
“iya
kau ram, biasanya juga kau selalu saja nyerocos. Tapi tumben kali ini diem.
Oiya apa emang ini efek dari sakit kamu ya ? emangnya kamu sakit apa ?”
Kak
angga langsung menatapku setelah anisa menanyakan apa yang terjadi denganku. Aku yang tau
tatapan itu bermaksud menanyakan beritahu atau jangan keadaanku yang seperti
ini langsung saja aku gerakkan telunjukku sebagai isyarat bahwa jangan beritahu
anisa. Karena sungguh aku masih belum siap melihat sahabatku bersedi, mungkin
setelah aku pergi ke surga nanti dia juga akan tahu apa yang terjadi
terhadapku.
“ilan
kemana ?”jawaku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“tadi
dia ngerjain tugas dulu. Emang sok sibuk dia. Sok pinter.”jawab dia yang
langsung mengundang gelak tawa dariku padahal memang tidak ada yang lucu dari
kata-kata yang keluar dari mulutnya.
“bukankah
si ilan yang lebih pinta dan bahkan paling pintar dari kita bertiga ?”aku
bertanya kepada anisa yang langsung dijawab dengan anggukan dan ekspresi muka
yang kecut. Mungkin dia merasa tersinggung dengan kaka-kataku. Hhaha tak apalah
tapi emang itu kenyataannya kok.
“ya
udah deh aku mau pulang dulu. Mau nganter mama ke bandara dan owh ya ne ada
apel buat kak angga dan kamu, di makan
loh awas kalo gak di makan ?”pamitnya sambil menaruh parcel apel yang entah di
berikan untuk siapa. Mungkin untuk kak angga karena yang pertama disebutkan
juga kan kak angga. Huhh lagi2 aku tidak menerima semua itu.
“iya
hati-hati di jalan nis.”jawabku utuk mengantar kepergian anisa dari ruangan
ini.
Akhirnya
anisa pu pergi dari ruangan ini. Dan perlahan kak angga langsung mengambil
sebuah apel dan mengupasnya sambil bergeming, entah itu sebuah nyanyian atau
apalah karena memang aku tidak mendengarnya dan perlahan-lahan mataku mulai
cape dan untuk yang kesekian kalinya aku tertidur.
Aku
terbangun saat mendengar suara adzan rumah sakit. Tnpa aku sadari aku melihat
kak angga sedang duduk tertidur dan lagi-lagi menggenggam tanganku yang entah
kenapa selalu membuatku merasa nyaman dan tenang. Tanpa sengaja aku
membangunkannya.
“ekh..
ram udah bangun ?gmna tidunya nyenyak gak ?”tanya kak angga yang masih sibuk
memulihkan kesadarannya dari bunga tidur yang mungkin tadi mengusai dirinya.
“ekh
kak. Iya udah”jawabku yang alhamdulillah rasa canggung dan malu yang selama ini
ada perlahan hilang dan tergantikan oleh rasa cinta yang aku pikir akan semakin
dalam saja.hehehe
Kamipun
sejenak terdiam karena memang tidak ada pembicaraan yang menarik selain hany
abisa terdiam dan menikmati heningnya keadaan. Kemudian aku teringat pesan dari
anisa yang sebelum pulang sempat berbisik kepadaku untuk sekedar mengingatkan
bahwa cepat bilang kepada kak angga tentang perasaannya, sntak akupun langsung
tergoda untuk memulai percakapan.
“kak..kakak
tau gak anisa ?”tanyaku dengan bodohnya.
“anisa
yang tadi bukan ? iya, emangnya kenapa ?”jawab dia sedikit tersenyum dan masih
menggenggam lengan kiriku dengan erat.
“dia
suka ama kakak!”jawabku to the point, karena kalau di ulur2 bisa-bisa nyaliku
ciut dan tertunda lagi kesempatan yang mungkin saja tidak akan datang lagi
setelah aku meninggalkan dunia yang menyenangkan ini apalagi setelah aku
bertemu lak angga.
“terus?itu
kan perasaan dia. Kakak tetap cinta kamu ram?”jwabnya sambil mencium keningku
dengan lembut.
“tapi
bukankah dia lebih pantttas daripada aku yang haaanya akan membawa malapetaka terhadap kakak ?”jawabku sedikit
mengecutkan ekspresi mukaku.
“loh,
emangnya siapa yang berbicara itu sama kamu. Perasaan kakak gak pernah ngomong
seperti itu.”jawab kak angga masih dengan genggamamannya yang semakin erat di
pergelangan kiriku.
“bukan
siapa-siapa yang bilang sperti iiitu tapi jujur saja hatiku merasakan seperti
itu. Aku merasa sangat tidak pantas untuk mendampoingi kakak. Bukankah akan
sangat bahagia jika kakak dengan anisa menjalin suatu keluarga kecil ?”
“tapi
kakak maunya sama kamu bukan dengan dia. Cinta mengatakan kakak harus terus
bersama kamu. Kakak sssendiri yakin
bahwa cint akan membuat kita bahagia selamanya.
“ya
sudahlah. Yang sekarang kita fokuskan hanyalah untuk mencari pendonor matamu
yang waktu kita tinggal 3 hari lagi. Kakak jujur gak mau kehilangan kamu karena
kakak akui bahwa hanya kamu yang membuat kakak bahagia seperti ini”jawab kak
angga yang begitu membuatku terenyuh mendengar kata janji yang menurutku sangat
tulus yang dapat dilihat dari sorot matanya.
Aku
hanya bisa terdiam mendengar kata-katanya dan entah ini hanya kegeer-anku atau
apa memang benar tatap matanya seolah menjebakku untuk mempercayai kata hatinya
dan tiba-tiba bibirnya perlahan mendekati
bibirku dan,
CUP
dengan lembut dia pun mengecup bibir
merahku. Entah setan dari mana datangnya
aku tergoda untuk membalas ciumannya yang selalu membuatku melayang ke angkasa
dan aku menikmatinya. Ciuman itupun semakin dikuasai oleh nafsu, yang tadinya
hanya sebuah kecupan berubah jadi lumatan yang membuatku semakin merasakan
kenikmatan yang diberikan bibirnya. Dan tiba-tiba ada yang membuka pintu dengan
sangat keras.
BRAAKKK
!!!
Kak
angga terus saja melumat bibirku dengan nafsu sementara aku hanya terdiam tidak
mebalas lumatannya karena aku baru saja tersadar bahwa di depan pintu ada 2
oraang yang masuk dan mereka tentu saja melihat kejadian ini dan sungguh tak
kusangaka mereka itu adalah ILAN DAN ANISA. Akupun perlahan mendorong badan kak
angga agar menjauhi tubuhku dan itu berhasil membutanya sedikit kecewa dan kak
anggapun langsung menoleh kearah di mana kedua sahabatku itu berada, sempat ada
rasa terkejut yang ditimbulkan fdari ekspresi wajah mas annga tetapi ekspresi
itu berubah menjadi datar setelah anisa menjatuhkan sebuah loly pop yang memang
sering ia genggam untuk kemudian di emutnya.
PLUKKKKK.
Terdengar permen bergagang itu pun jatuh kelantai dan aku melihat betul tangan
anisa bergetar tak karuan, sungguh ekspresi muka yang sangat tidak bisa di
tebak.
“APA-APAN
KALIAN INI ? DAN KAMU RAMA BISA-BISANYA YA KAMU MENGHIANATI SAHABATMU YANG
TELAH LEBIH DULU SUKA DAN BAHKAN CINTA KEPADA KAK ANGGA.” Kata anisa dengan
emosi yang aku rasasudah memuncak dari tadi dan dengan cepat anisa pergi
meninggalkan ruangan yang hening karena kejadian yang baru saja terjadi itu.
Sementara ilan aku lihat dia hanya diam dengan tatapan tak percayanya tapi dia
tidak meninggalkan kita berdua dan hanya berdiri tak bergeming.
“aku
bisa jelasin ini semua lan”kulihat ilan mendekati kami berdua yang masih erat
saling menggenggam.
“aku
sudah tahu semuanya dari cara sikap kamu ketika melihat kak angga bermain
voolley ataupun ketika kak angga tersenyum manis kepadamu. Dan aku mengerti itu
karena aku adalah sahabatmu yang akan selalu coba ngerti apapun keadaannya.
“makasih
ya lan kamu udah mendukung hubungan kita yang aku sendiri tahu ini semua salah,
tapi aku benar-benar ingin bersama ra aapapun yang terjadi.”ujar kak angga
kepada ilan dan aku melihat ada air mata yang mengalir menuju pipi besihnya.
“yasudah
bisarlah aku yang akan menjelaskan semua kepada anisa dan aku harap anisa akan
mengarti dengan semua ini.”ucap ilan.
“bukan
hanya kau, tapi kita berduapun berharap seperti halnya kau. Tapi ada yang mau aku jelaskan mengenai rama
padamu dan aku harap kau bisa menjelaskannya kepada anisa.”jawab kak angga
sembari mengusap air maytanya.
“tentang
apa ? hahh sudah aku duga ada yang di sembunyikan dari kalian berdua. Mata
memmang tidak bisa bohong !”timpal ilan yang memang sangat pintar membaca
pikiran dan keadaan. Mungkin memang dia bukan pintar tap jenius banget.pikirku.
“rama
mengidap penyakit kanker mata dan kalau sampai 3 hari kedepan dia nggak
mendapatkan pendonor mata mungkin dia tidak akan selamat.”ucap kak angga getir
dan agi-lagi dia mengucapkan itu dengan meneteskan air mata yang perlahan jatuh
ke pipi tirusnya.
Sementara
ilan juga ikut menangis yang mungkin tak tega melihat aku yang menangis
tersedu-sedu sedari tadi kemudian diapun memelukkku dan menaruh kepalaku di
dadanya, akupun hanya bisa semakin terisak di dadanya yang menurutku didang.
“tenang
ram aku akan coba menjelaskan itu semua sama anisa”ucap ilan yang mungkin ingin
mencoba menenangkan kegusaran hatiku saat ini dan aku rasa itu berhasil.
Akupun
hanya bisa terdiam dengan rangkulan tangan tegap kak angga dan hanya bisa
melihat punggung ilan yang semakin lama semakin tidak terlihat dan kemudian
lenyap dari pandanganku.
Ilan
pov*
Akhhh
aku harus bisa membuat anisa mengerti akn keadaan rama begitupun kak angga yang
dimana aku sangat mengerti semua itu tapi aku juga tahu bahwa anisa sangatlah
menyukai sosok yang memang jadi penggemar wanita-wanita di sekolah. Ya, aku
sekarang sedang berada di rumahku dan menunggu anisa datang untuk menjelaskan
semuanya seperti yang di ucapkan kak angga kemarin. Anisa pun datang dengan
ekspresi ketus dan kecut mungkin dia memang masih tidak rela menerima keadaan
ini semua.
“ada
apa mau menemuiku ?”tanya anisa yang masih saja mengemut loly pop nya yang aku
piir gimana kalau tidak ada loly pop di tangannya. Memang terkadang cwe tidak
bia di tebak sihh, aku pun merasakan betul yang terjadi pada pacarku.
“jangan
ketus gitu dong nis ? aku akan menjelaskan yang kemaren itu.”jawabku yang dengan
sabar menahan emosinya.
Kulihat
mata anisa mendelik dan mangambil ancang-ancang untuk pergi meninggalkanku tapi
usahanya batal saat aku bisa menahan pergelangan tangannya dengan kuat. Dan
terlihat ekspresi terpaksa pada wajahnya saat dia mendudukkan badannya di kursi
kembali.
“kamu
harus ngerti”
“ngerti
tentang apa sih lan ? aoakah aku harus ngerti tentang cinta mereka yang semua
orang menentangnya. Lagipula bodoh sekali ia mau terjebak dalam keadaan yang
sperti itu tanpa mau menjauh dan menghindar.”ucap anisa mencari pembelaan.
“tapi
rama mengidap penyakit kanker mata, nis ?”aku mengucapkannya dengan lunglai.
“jangan
bercanda kau, lan. Mana mungkin aku percaya de….”belum selesai anisa berbicara
sudah terpotong oleh ucapanku yang jujur saja sedikit emosi tapi coba aku
tahan.
“aku
gak bercanda nis. Kak angga yang bilang itu semua..”sebelum melanjutkan
kata-kataku kulihat mata anisa mulai berkaca-kaca dan perlahan air ymata yang
mungkin coba di bendungnya jatuh ke pipi yang sedikit di poles oleh bedaknya
itu agar terlihat semakin cantik.
Akupun
tak mampu melanjutkan kata-kataku. Yang bisa kulakukan hanya merangkul dan
membawa kepalanya ke dadaku. Biarlah dia puas menangis di dadaku ini agar semua
yang ia rasakan dapat meluap dengan baik.
Ditengah
tangisnya anisa berkata “biarlah aku yang akan mendonorkan mataku untuk rama.”
“maksudmu
apa nis ? aku takkan mungkin menyetujui itu semua. Jangan bodoh nis ? apa
dengan kamu mendonorkan mata ke rama dia akan bahagia. Bukankah dia akan sangat
meyesal karena sahabatnya telah melakukan ini. Dan apakah kamu tahu bahwa itu
semua hanya akan membuat rama tersiksa . cobalah bersikap dewasa.”jawabku
panjang lebar agar dia lebih mencerna dan memikirkan kata-katanya.
“apa
kamu akan membiarkan aku merasa bersalah dengan rama. Biarlah lan, biar aku
menebus semuanya dengan nyawaku ini, aku sudah sangat amat sayang dengan
sahabatku itu. Please ijinkan aku ya lan ?”mohon anisa mamsih tetap di
rangkulanku.
“ya
sudah. Tapi kapan kamu akan melakukan ini semua ?”
“aku
rasa sore ini juga akan ke rumah sakit dan aku akn usahakan besok dia sudah
bisa melihat. Dan oiya aku akn membuat surat untuk dia. Dan aku mohon sama kamu
lan kalau dia belum bisa melihat dengan mataku toong jangan beritahu dia. Ya
?jawab ansia di tengah isakannya.
“apa
tidak terlaku cepat nis ?”
“Aku rasa nggak untuk masalah genting seperti
ini.”jawab anisa sambil berdiri dan perlahan mengambil kertas yang terdapat di
meja dan membuat surat untuk rama. Setelah dia membuat surat dia sesegera
mungkin pamit dan meninggalkan aku yang masih menangis tak rela pada ini semua.
Tapi bukankah aku yang berbicara bahwa kita semua harus bisa merelakan keadaan
dan selalu bersikap dewasa.? Ya aku akan mencoba merelakan anisa pergi dengan
tenanga dan memberikan surat terakhir anisa yang di berikan untuk rama.
Aku
menjalani malam yang kemarin aku lewati dengan terus ada di dekapan kak angga
karena aku pikir ini adalah saat-saat terakhir sebelum aku pergi dengan tenang
dan aku ingin semua ini ku lewati dengan indah bersama orang yang aku cintai.
Keesokan
harinya aku dengar dari rumah sakit yang mengabari kak angga ada orang yang
bersedia mendonorkan matanya untukku. Tapi aku sendiri tidak tau orangnya, tapi
yang jelas aku harus bersiap-siap untuk menjalani opersasi yang menghabiskan
waktu kira-kira 15 jam ini karena untuk mendapatkan hasil yang paling baik. Dan
aku beruntung sekali dengan adanya pendonor ini dan mudah-mudahan tuhan
menempatkan orang tersebut ke dalam tempat yang paling indah di surga sana.
Aminn. Akupun di dorong ooleh 2 orang perawat dan tentunya diikuti oleh kak
angga yang sangat aku cintai ini, tetap mendorong ranjang beroda ini menuuju
ruang opersi tanpa melepas genggamannya dan genggaman erat itu perlahan
terlepas dan menjauh ketika aku memasuki ruang operasi, sebelum operasi di
mulai kak angga mencium keningku yang membuatku semakin percaya dengan kalau
opersasi ini akan berjalan lancar.
Angga
pov*
21 jam sudah berlalu dan waktu istirahat untuk rama
sudah berjalan 6 jam dan pembukaan perbannya yang menutup matanya akan dilakukan
seberntar lagi. Owh tuhan mudah2-an dia bisa sembuh total pada operasi ini, dan
aku percaya bahwa tuhan masih sayang rama dan akan menyembuhkan dan
menghilangkan kanker yang telah terdapat pada mata rama itu. Dan waktu itupun
tiba dan akhirnya dengan melewati waktu yang membuatku dag dig dug itu semua
berakhir bahagia dan akhirnya rama dapat kembali melihat tanpakendala atau
tanpa ada kanker yang tersemat dalam matanya. Aku berharap rama dan aku bisa
bahagia dan menjalin cinta ini walau salah tapi aku akan mencoba meyakinkan
pada semua orang bahwa perasaan kita memang salah tapi takdir yang membuat ini
dan membuat kita bersatu .
Rama pov*
Ketika kami berduka cita dan aku sempat menangis
terharu akhirnya berkat perjuangan aku dan kak angga selama ini aku bisa sembuh
dari penyakit kanker yang selama ini aku
pikir akan mengantarkanku ke surga dengan cepat tp aku bisa sembuh dan bangkit
dari semua itu, tiba-tiba datang sahabatku ilan, namun kedatangannya mengingatkanku
kepada anisa yang sampai saat ini aku tidak melihat batang hidungnya.
“ gimana operasinya ram ?”tanya ilan dengan semyum
mengembang dimulutnya.
“kemana anisa ? apakah anisa masih marah dengan semua
ini ?” tanya kak angga yang aku yakin juga merasa bersalah walah perasaan
bersalah itu masih kalah denagn perasaanku.
“owhh… nggak kok. Anisa udah gak marah dengan semuanya
dan anisa sudah merelakan kalian berdua untuk bahagia.”jelas ilan yang masih
tetap senyum.
“alhamdulillah, terus sekarang dia ada di mana ? kok
gak ikut kamu jenguk aku ?”tanyaku antusias.
“kamu akan tau setelah membaca surat ini.”menyodorkan
sebuah surat yang entah aku tak tau isinya apa. Tapi kenapa perasaanku jadi
semakin tidak enak ya ? ada apa ini ? semoga semua akan baik-baik saja.
“sebuah surat ? aku buka ya?”pintaku kepada ilan.
Ilan hanya mengangguk menandakan dia setuju dengan
perkataanku.
Akupun mulai membaca surat yang di berikan anisa
untukku :
Untuk sahahabatku yang
paling aku cintai, Rama.
Terimakasih untuk semua yang
telah kau dedikasikan demi sahabatmu ini,
Terimakasih karena kamu
telah mengajarkan aku akan sebuah kedewasaan,
Terimakasih karena kamu
telah mengajarkan aku akan pentingnya sebuaah pengorbanan.
Mungkin aku telah tiada
ketika kau membaca surat ini, tapi aku juga yakin bahwa kamu juga udah bisa
melihat dengan mataku saat membaca surat inii.
Harus kamu tahu bahwa aku
sangat cinta dengan pacarmu saat ini, kak angga. Walaupun aku harus
mengorbankan semuanya untukmu tapi aku sungguh rela melapas kak angga demi
kebahagiaanmu.
Maafkan aku yang telah
melakukan ini semua karena memang tak ada hal lain yang dapat aku lakukan
selain ini untuk menebus semua kesalahanku.
Aku tau kamu bisa menjaga
kak angga dengan baik dan tolong pesen aku di ingat, JAGALAH DIA GDAN
BAHAGIAKAN DIA.
Sahabatmu,
Anisa
Aku sungguh tidak percaya dengan surat ini. Apa
mungkin anisa tega melakukan dan meninggalknanku hanya demi menebus semua
kesalahan. Air mataku tidak berhenti mengalir semenjak aku membaca surat dari
sahabatku yang aku yakin pasti tuhan telah menempatkan dia di temopat yang
indah. Tapi aku harus bisa menerimanya tapi aku juga menyesal karena telah
kehilangan anisa. Arrrrgghhh memang penyesalan selalu datang terlambat.
Setelah kejadian membaca surat itu aku jadi sering
melamun, untungnya ada kak angga yang selalu ada disaat aku seperti ini. Dan
asal kalian tahu kami sudah keluar dari rumah sakit dan udah ada di rumah dan
betapa bahagianya kak angga selalu ada di sisiku. Dan sekarang kita hidup
bahagia tapi kita berdua tak mungkin melupakan apa yang telah dikorbankan oleh
anisa. Kita juga tak akan puas sampai disini karena masih ada banyak tantangan
yang akan menghadang hubungan kita ke depannya dan kita akan menjalani semuanya
dengan penuh perjuangan !!!!!!!!!!!
END