Wednesday, 27 June 2012

Friend, Sex And Love


Friends, Sex, or Love?
 Arri Sakito

Untuk mencintai,
Terkadang kita tidak perlu mendapat balasan

       Christ mendribel bola dengan lihainya. Cowok berpostur tinggi dengan kulit putih terlihat sangat asik, sampai ia tidak sadarkan diri kalau keringat sudah membasahi badannya. Wajahnya terlihat sumringah, tatkala seseorang duduk dipinggiran lapangan sambil membawa sebotol minuman. Ia menghentikan permainannya, dan menepi kearah seseorang.
       Seseorang menyodorkan botol minumannya.
       “Makasih.” Christ meneguk minumnya, ia tersenyum simpul. Aron hanya bisa memandangi sosok cowok itu dengan tatapan penuh arti. Namun ketika Christ memandang heran, Aron hanya bisa mengalihkan pandangannya.
       Christ dan Aron sudah bersahabat semenjak kelas 3 SMP, tak heran kalau Aron begitu perhatian dengan satu-satunya sahabat yang selalu mengerti dia. Namun memang belakangan ini, Aron merasa ada yang lain dengan perasaanya sekarang. Ia sering deg-degan ketika melihat Christ tersenyum manis, bahkan ia sering memandangi sosok Christ dengan tatapan penuh arti.
       “Lo keringetan, Christ.” Aron langsung mengambil tissue yang ada dikantong, ia langsung menyodorkan pada Christ
       “Romantis banget, homoan yah!” suara orang sambil lalu, ternyata Rafi yang bercandain mereka. Namun sebutan ini tidak masalah. Apalagi dengan Christ yang notabene cowok normal dan suka sekali gonta-ganti cewek.
       Keduanya duduk berdampingan, menatap lapangan yang penuh dengan kehampaan.
       “Lo entar malem jalan kemana?” tanya Christ memandang Aron seketika
       “Gak kemana-mana, lo nggak jalan sama Cindy?” tanya Aron mengira-ngira, sebab sahabatnya ini sedang dekat dengan Cindy
       “Gak kayaknya, Cindy tar malem berangkat ke Bandung sama nyokapnya.”
       “Oh-,”
       “Malem lo kemana, ke rumah gue aja. Bete nih, adek gue juga ngikut nyokap mau ke Surabaya.”
       “Iya deh, gue izin sama nyokap dulu.”
       “Jiakhh... emang lo anak kecil, pake izin segala.”
       “Tau sendiri nyokap gue kaya gimana.”
***
       Christ menyeruput capuccino hangat di depan televisi. Sedangkan Aron nampak asik duduk ditempat tidur dan hanya mengenakan boxer dan singlet. Wajahnya tampak sibuk memandangi Christ sekali-kali.
       “Ada film baru nih!” Christ melempar cd filem bokep tepat kearah Aron, Aron yang melihat langsung melempar balik.
       “Alah lo muna, nonton bareng sini. Biar lo tahu perabotan cewek kaya gimana.”
       Aron terdiam. Andai Christ tahu perasaan sesungguhnya, kalau sahabat yang dianggap ia Straight dan macho itu ternyata gay. Aron buru-buru menuruti Christ, biar bagaimanapun juga ia tidak mau kalau sampai Christ tahu.
       1 Menit diputar, belum ada reaksi. Hanya adegan cewek cowok saling ngobrol. Rasanya Aron sudah nampak gelisah, ia bingung kalau-kalau ada yang menyempit dibagian celana bawahnya.
       Namun, Aron seperti menikmati setiap menit demi menit. Ia lebih asik melihat cowok bertubuh macho itu perlahan membuka celananya. Tanpa sadar ia menatap dengan penasaran, dan tidak sadar kalo Christ memperhatikannya dengan ketawa-ketawa cekikikan. Hingga akirnya Aron sadar dan buru-buru menepis muka Christ.
       “Apaan sih!” Aron malu, baru kali ini ia nonton filem beginian sama Christ
       Hingga lima belas menit permainan. Muka Christ yang putih memerah, sepertinya ia horny melihat adegan demi adegan. Begitu juga Aron. Christ asik meremas-remas bagian bawahnya tanpa terbuka. Sedangkan Aron sesekali melirik Christ dan menikmati Chrsit yang mulai menegang.
       “Sial gak ada pelampiasan.” Christ ketawa ngakak, dan membuyarkan fantasi Aron. “Kocok aja, Ron.” Tambah Christ “Sam-sama cowok ini”
       Aron nampak malu-malu, ia membuka pelan celananya. Tampak percikan air terlihat di Cdnya, saat dibuka nampak penisnya menyumbul dengan bulu-bulu halus dan cairan percum terlihat diujung penis.
       “Haha, gede juga loh.” Christ Cuma ngakak, tidak ada niat terpikirkan untuk tertarik dengan Aron. Aron yang baru pertama kali nonton beginian tampak sudah tidak kuat menahan hasrat. Apalagi cowok yang ada difilm permainannya dahsyat, dengan kontol tanpa sensor. Ia menikmati adegan itu.
       Adegan anal terlihat jelas di layar. Christ iseng melirik bagian belakang Aron. Tampak bersih dan memerah, tidak jauh beda dengan lubang cewek yang ada dilayar.
       “Ron, pinjem yah!”
       “Apaan?”
       “Nuh!” Christ menunjuk ke layar, Aron tampak kaget. Ia menjauh seketika. Pikirannya kembali buyar. Ada-ada saja Chirist. Permintaanya sebagai teman aneh dan diluar batas wajar.
       “Apaan sih lo, aneh!”
       “Ah, bentar. Lagian juga lo nggak bakal hamil. Iseng doang, kayaknya seru.”
       Aron ingat benar perkataan Christ waktu keduanya berjanji untuk menjadi sahabat yang saling mengerti.
       “Kalo kita membutuhkan sesuatu, kita harus saling menolong”
       Sudah sepatutnya Aron berfikir untuk menuruti keingnan Christ. Ia tidak tahu gimana rasanya kalau akan ada benda tumpul menghujam lubang pantatanya. Dan gimana perasaanya kalau ternyata Christ sedang tidak sadar. Tapi... ini juga kesempatan buat Aron untuk merasakan seluruh raga Christ.
       Aron langsung naik keatas tempat tidur. Dan langsung ngangkang. Terlihat semburat bulu halus melingkari lubang pantatanya yang memerah. Christ terlihat sibuk memasukan jari-jarinya dengan bantuan air liur. Aron sesekali meringis kesakitan, bayangkan saja dua jari masuk sekaligus.
       “Sakit, Christ”
       “Bentar Ron, lagian juga cobain dulu. Sama-sama belum pernah. Haha, gak bakal hamil tenang aja walo ga pake kondom”
       “Tapi kontol lo nggak licin, gimana bisa masuk, yang ada susah. Gue emut dulu yah?”
       “Wew, gue Cuma pengen ngerasain lubang doang. Tapi gakpapa deh”
       Aron langsung bangkit dengan sigap ia merangkul Christ, dan meminta dua permintaan untuk mencium bibir Chirts yang kemerahan membelah, dan melumat kontolnya. Christ yang ingin ngerasain lubang pantat langsung setuju walo terlihat ia kadang agak jijik. Bayangin saja rasa penasaran membuat ia harus berada dilingakaran sex  tak wajar malam ini.
       Aron menikmati kontol layaknya Loly Pop. Dengan permainan lidahnya yang dahsyat dan bereksmperimen akan fantasinya, ia membuat Christ kenikmatan dan kelojotan.
       Selang lima menit kontol sudah basah dan licin, Chirst pelan-pelan memasuukan ke lubang pantat Aron yang sudah sedikit terbuka. Saat kontol masuk, tampak Aron terlihat kesakitan dan meringis. Tak heran saat darah keluar dari lubang pantatnya. Namun Chirst tampak tidak peduli, ia terus menarik ulur kontolnya. Aron yang merasa sakit namun akhirnya menikmati juga.
       “Chirst, gue mau keluar. Akh... akh.... croootttt” Sperma keluar dari batang kontol, Chirist tampak kuat dan semakin nafsu menggenjot kontolnya dilubang Aron. Hingga lima menit kemudian..
       “Akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” Christ ngos-ngosan dan ia mengeluarkan cairam maninya kedalam lubang pantat Aron, Aron menikmati kehangatan itu.
       Kedunya langsung bersih-bersih.
       “Ron, gue minta maaf” ujar Christ
       “Gak papa” Aron tersenyum “Enak?”
       “Hm... iya, ternyata enak juga yah. Gak tau enakan mana sama memek cewek. Tapi gue nikmatin”    
       ***
       “Christ!” Aron memanggil dari kejauhan
       Christ berusaha menghindar. Ia membiarkan Aron mengejarnya.
       “Lo kenapa? Kok ada gue lari?”
       “Gue harap lo jangan deketin gue lagi”
       “Kenapa?”
       “Lo Gay, Maho, Homo?”
       “Maksud lo apa?”
       “Iya lo suka cowok, pantes semalem lo nikmatin tubuh gue. Gue jijik sendiri semaleman. Gue benci sama lo. Gue harap lo jangan deketin gue lagi. Dan jangan sampai ada orang tahu kalo kita pernah ngesex”
       “Oh, ini namanya persahabatan. Setelah gue lakuin yang lo mau. Gue gay, tapi gue hargain lo, keinginan lo, bahkan gue rela jadi kacung lo sekalipun. Tapi kini, lo seolah-olah gue hina dan gak pantes. Oke gue terima.”
       “Oke, itu lebih baik.”
       Aron menangis. Ia  membiarkan cowok itu pergi tanpa perasaan.
****
Chirst... terimakasih sudah menjadi bagian hidup aku
Sudah saatnya aku pergi,
Makasih sudah memberi hal berarti dalam hidup gue ini,
Kenangan, persahabatan, cinta dan perasaan...
Hari ini terakhir kali gue ngelihat bumi,
Dan gue akan tinggal nama...
       Pesan dari Fb membuat Chirts kaget setengah mati. Dan selang satu jam, mamah Aron menghubungi kalau Aron meninggal gantung diri dikamarnya.


Hargailah orang yang selalu memberi kebahgiaan seutuhnya padamu...


Salam
Arri Sakito


Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....