Monday 28 January 2013

Sebuah Janji



          Harapan dan kenyataan selalu berjalan beriringan, Namun tak semua harapan bisa menjadi kenyataan. Dua tahun berlalu Aku memutuskan menjadikan mereka yang pernah mengisi hatiku menjadi sahabat sejati, bahkan sebagai saudaraku. Meski salah satu dari mereka masih benar-benar ada ikatan saudara walaupun bukan saudara kandungku.
          Aku masih ingat bagaimana mereka berjanji akan melupakan masalah diantara kami, masalah yang kelam di waktu kuliah dulu. Dan hanya satu orang yang dapat memenuhi janjinya, dia adalah Jimmy. Sebagai seorang sahabat Aku bangga melihatnya bertunangan dengan gadis yang cantik dan sholeha. Aku datang menghadiri acara itu, dan membuatku sedikit iri karena dialah orang pertama diantara kami bertiga yang melaksanakan pertunangan.
          Berbeda dengan sahabatku yang satu lagi, Radit… Aku melihatnya tidak ada perubahan pada dirinya. Setahun setelah kami sepakat akan bersahabat dan berusaha meninggalkan masa kelam, Aku bertemu Radit di depan sebuah penginapan di jember. Radit berdiri memakai kaca mata hitam dan penampilannya sangat berbeda seperti Radit yang kukenal.
          Mungkin dia pikir dengan merubah penampilannya, orang-orang terdekatnya tidak akan ada yang mengenalinya. Aku berbalik arah dan mendekati sosok Radit yang berdiri di depan minimarket Seven Dream. “Radit? Ngapain disini?” tanyaku sambil membuka helemku. “Eh? Abang kok disini?” tanya Radit heran dan sedikit kebingungan. “Aku disini ada urusan dengan kontrakan Budhe, Ada urusan kerja ya? Kok gak ngasih kabar?” Tanyaku pada Radit.
          “Oh, Iya ada urusan pekerjaan disini, mau kemana? boleh ikut?” tanya Radit yang agak kebingungan. “Ikut? Kemana?” Tanyaku heran dengan sikapnya yang agak resah. “Kemana Aja, ke Kontrakan Budhe juga boleh” Radit langsung naik ke boncengan motorku. “Loh? Kamu gimana sih? Katanya ada urusan kerja? Sekarang masih jam 10 siang dan menurutku waktu yang pas untuk Pertemuannya!” Kataku sedikit curiga.
          “Tidak ada perubahan, Kamu masih saja cerewet dan agak sewot! Antar Aku cari makan!” Kata Radit datar. “Yaudah, makan dimana?” tanyaku. “Di warung depan Linggar Jati itu masih ada kan? Langganan kita dulu!” Kata Radit tersenyum. “Masih, tapi Aku malas Antri… Kita makan di jalan Riau aja, sebenarnya Aku mau makan disana!” Jawabku langsung melajukan motor ke warung langgananku di jalan Riau.
          “Mau dimakan disini atau dibungkus?” tanyaku. “Dibungkus Aja dan bawa ke kontrakan Budhe, Ok!” Jawab Radit yang masih melihat sekitar. “Baiklah, Seleramu belum berubah kan?” tanyaku memastikan. “Belum… Apa aja boleh” Radit tersenyum. Setelah makanan dibungkus, Radit menjulurkan uang untuk membayar makanan. “Aku saja yang bayar” Kataku menolak uang Radit. “Pengangguran mau traktir Aku?” Ledek Radit dan berhasil membuatku malu.
          “Pengangguran Sukses kan?” Aku tertawa dan pergi dari warung. “Sampai kapan kamu akan bekerja paruh waktu seperti itu Rom? Aku tahu semua tentang kamu dari kak Ana, kamu butuh pekerjaan kan?” Radit terus mengoceh diatas motorku dan Aku hanya bisa mendengarkannya tanpa merespon apa yang diucapkannya. Aku melajukan motorku menuju Kontrakan Bu dhe, “Ini rumah yang baru dibeli Budhe kamu? Lumayan Juga!” Kata Radit ketika melihat rumah kontrakan.
          “Lumayan Ancur kan?” Kataku tersenyum sambil masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah ada beberapa teman yang sedang asyik dengan kegiatannya masing-masing. “Baru pulang kuliah?” Sapaku pada penghuni Kos yang sedang duduk di depan pintu kamarnya. “Iya Mas, panas dan capek” Jawabnya sambil mengipas tubuhnya. “Mereka yang kos disini?” bisik Radit. “Iyalah, Kamu makan pakai sendok atau langsung pake tangan?” Tanyaku pada Radit. “Seperti biasa, Pake sendok!” Radit mencari sendok di dalam kamarku. “Tuh, sendok di rak bawah!” Kataku menunjuk Rak kecil di dalam kamar.
          Ketika kami menyantap makanan kami, berkali-kali ponsel Radit berdering namun dia tidak menggubrisnya. “Hapemu loh!” kataku melihat Radit yang lahap dengan makanannya. “Biarin, Gak penting” jawab Radit sambil berhenti makan. “Kamu makan kayak orang kelaperan aja, Jarang makan ya? Sudah berapa lama kamu gak makan?” Tanyaku heran melihat caranya makan.
          “Kurang ajar, kamu pikir Aku kelaperan? Emang sih kelaperan karena sejak tadi pagi belum makan!” kata Radit sambil tertawa. “Oia, kamu tadi belum menjelaskan kedatanganmu datang ke jember dalam rangka apa, dan kapan tiba di Jember? Bareng siapa dan naik Apa?” Tanyaku pada Radit ketika kami sudah selesai makan. “Profesi jadi wartawan ya? Banyak banget pertanyaannya!” kata Radit sambil mengeluarkan sekotak Rokok.
          “Rokok? Sejak kapan kamu merokok?” tanyaku heran. “Beberapa minggu yang lalu, Laki-laki harus merokok!” jawabnya sambil mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya. “Abang Mau?” Tawarnya sambil meletakan kotak rokok di depanku. Aku meraihnya dan melemparnya ke tempat sampah. “Kamu bisa baca tulisan itu?” Kataku sambil menunjuk tulisan yang tertempel di tembok. “Hehehe, jahat baget!” Jawab Radit yang mengurungkan membakar batang rokoknya.
          “Anda Boleh Saja Merokok Asal Asap Ditelan”Radit membaca tulisan itu berulang kali. “Ditelan ya?” tanya Radit melihatku. “Ya, boleh aja… Tuh ambil lagi sekotak rokokmu di tempat sampah” Jawabku tersenyum. “Masih seperti dulu, anti dengan asap rokok” jawab Radit mematahkan batang rokoknya dan melemparnya ke tempat sampah.
          “Bang, Kenapa sih abang itu gak mau diajak kerja di bali? Ada yang memberatkan disini?” tanya Radit. “Aku masih ingin dekat dengan Mama Dit, kamu tahu kan masalah apa yang menimpa keluargaku?” Jawabku. “Iya… Aku tahu Bang! Tapi itu bukan urusanmu memikirkan semuanya, abang juga berhak untuk bahagia!” jawab Radit ramah. “Entahlah, Aku hanya ingin menghibur mamaku Dit, beliau sering sakit-sakitan dan Aku ingin selalu ada disampingnya!” Jawabku sedikit murung.
          “Terus papa abang gimana? Jarang pulang lagi?” Tanya Radit sedikit penasaran. “Pulang sih, pulang dengan membawa anaknya.” Aku tersenyum. “Yaudah, abang sabar aja! Dia kan adik abang juga toh? Yang penting tante sehat dan semuanya bahagia” Kata radit menyemangati. “Iya, terus bagaimana dengan acara kamu di jember?” tanyaku mengganti topik.
          “Haha, Semua masih terkendali… Yaudah Antar Aku ke Penginapan lagi bang” kata Radit sambil berdiri merapikan bajunya. “Kamu mau meeting dengan pakaian seperti itu? bertemu klien atau bertemu dengan orang spesial nih?” Ledekku. “Jangan buruk sangka dulu, Aku akan ganti baju dipenginapan nanti!” Jawabnya datar. “Ngambek? Dasar gak ada perubahan!” kataku mentowel pipinya. Radit pun tersenyum dan sedikit memamerkan susunan giginya.
          “Yaudah, Ayo cepat, semakin panas semakin tidak baik untukku!” kataku pada Radit ambil keluar dari kamar. Radit mengikutiku dan langsung menuju Halaman depan rumah. “Mau pergi lagi mas?” Tanya penghuni kos lain. “Iya dek, nganter temen ke Seven Dream” jawabku ramah. Ketika di halaman, kulihat radit sedang menelfon seseorang dan ketika Aku mendekatinya dia langsung mematikan ponselnya.
          “Klien?” selidikku sambil menaiki motor. “Iya” jawabnya datar dan langsung naik dibelakangku. Perlahan Aku melajukan motorku dan diperjalanan Radit menayakan tentang mantanku yang tak jauh dari kontrakan. “Oia, kemarin cewek di foto facebook itu kos dimana? Yang cantik itu loh!” kata Radit. “Yang sudah putus itu kan? Gak jauh kok di depan sana!” jawabku sambil tertawa. “Hah? Putus lagi? sok laku aja mutusin cewek secantik dia!” Ledek radit mendengar Aku sudah putus dengan Pacarku.
          “Kamu mau? Dia maunya sama orang kaya Dit, cocok dengan kamu!” Jawabku sambil tertawa. “Masalahnya dia mau nggak ya?” jawab Radit dengan nada bercanda. “Kamunya yang gak mau Dit, dia kan cantik bukan ganteng” kataku dan berhasil membuatnya terdiam. “Dit, kok diam?” tanyaku dan dia masih diam. Hingga Akhirnya Aku berhenti di depan Pos Satpam Seven Dream. “Maaf kalau Aku salah bicara, Oia kapan pulang? Kalau nanti malam masih ada di jember kita jalan-jalan yuk!” ajakku dan berhasil membuatnya tersenyum lagi.
          “Beneran? Awas kalau bo’ong!” jawab Radit sambil tersenyum bahagia. Namun tiba-tiba wajahnya menjadi sedikit kebingungan ketika melihat mobil biru mendekatinya. “Ini mobil kamu kan?” tanyaku pada Radit. “Iya…” Jawabnya Ragu. Pintu mobil terbuka dan keluarlah sosok laki-laki yang tingginya hampir sama dengan Radit. Laki-laki itu memandangku dengan heran dan mendekati Radit yang berdiri canggung.
          “Temen kamu Dit?” Tanya pemuda itu. “Emm… Ini Abangku Yog” kata Radit ragu. Aku sudah dapat menagkap situasi diantara mereka, Aku bisa menebak dengan mendengar Radit berbicara. Laki-laki itu memliki hubungan khusus dengan Radit, Dan Aku hanya tersenyum melihat tingkah Radit yang sedikit gagu di depanku. “Hai, Romy” Kataku menjulurkan tangan pasa pemuda bernama Yoga. Yoga terlihat ramah dan meraih tanganku untuk berjabat tangan.
          “Dari bali juga?” tanyaku langsung pada Yoga. “Enggak, Aku tinggal di jember mas!” jawabnya ramah. “Mas sendiri asli jember?” Tanya Yoga. “Ya, Aku tinggal di sekitar jalan Kalimantan” jawabku datar. “Yaudah Dit, Aku mau pergi dulu… Sudah siang dan semakin panas!” kataku sambil memakai helmku. “Loh, kok buru-buru mas? Gak masuk dulu?” kata Yoga menawarkan diri. Aku kembali membuka helmku dan sedikit heran mendengar tawaran dari Yoga. “Kamu juga nginap di sini?” kataku heran. “Iya, kenapa heran gitu mas?” tanya Yoga penuh selidik.
          “Ah, tidak apa-apa, Yaudah kalau tawaran tadi masih berlaku Aku mau masuk kedalam, karena sebelumnya Aku juga belum pernah masuk ke tempat ini” jawabku sambil tersenyum. Kulihat wajah Radit semkin kebingungan, Aku tahu mimik wajah itu dia berusaha menyembunyikan sesuatu dariku. Aku tidak mempermasalahkan kalau pun benar apa yang ada dalam pikiranku, karena Radit adalah masa laluku yang harus dibuang jauh-jauh. Bukan sosoknya yang dibuang tapi kenangan bersamanya dulu.
          Di dalam kamar penginapan, Yoga banyak cerita tentang dirinya. Dia adalah seorang penyiar salah satu staiun Radio di kota jember. “Oh, jadi kamu seorang penyiar? Pantesan suaranya sangat ramah!” kataku tertawa. “Mas sendiri kerja apa?” tanya Yoga. “Aku seorang pengangguran.” Jawabku tersenyum dan berhasil membuat Yoga heran. “Jangan bercanda mas, gak mungkin pengangguran” Kata Yoga tersenyum ke arahku. “Loh, tanyakan saja ke Radit, kerjaku Apa… Karena dia banyak tahu tentang diriku” Kataku melihat Radit yang sedang hanyut dalam lamunannya.
          “Eh, gimana?” tanya Radit. “Kamu kenapa Dit? Kok melamun terus?” Kata Yoga sangat ramah dan penuh perhatian. Aku tersenyum mendegar Yoga seperti itu, dan berhasil membuat Radit salah tingkah. “Oia, kalian sudah lama berhubungan?” tanyaku langsung pada pokok permasalahan. “Hubungan apa ya?” tanya Yoga sedikit kikuk. “Yah, Hubungan… Bisa bertemanan atau apalah” Kataku sambil memakan kacang yang mulai tadi dicampakan oleh kami bertiga. “Ok, kami baru bertemu hari ini, dan sebelumnya kami berkenalan di facebook!” Jawab Radit cepat.
          “Dit?” Yoga memandang Radit. “Sudah Yog, jangan ditutupi lagi… Abang sudah tahu tentang diriku dan Aku tidak bisa menyembunyikannya” Kata Radit pasrah. “Ya ya ya… Baguslah kalau begitu, jadi intinya kamu tadi bohong kan? Hmmm… Katanya ada urusan kerja ternyata liburan ke jember!” Aku mencibir Radit. “Eh mas, Yang sopan dong ngomongnya!” Kata Yoga yang tak suka dengan apa yang kukatakan ke Radit. “Eh, Maaf ya Yog! Aku disini bukan menjadi penyakit diantara kalian, Aku kesini karena tadi undanganmu untuk masuk dan sebelumnya Aku mengantar Radit ke tempat ini” jawabku santai.
          “Iya, tapi kamu seperti memojokan Radit” jawabnya Ketus. “Memojokan? Dit, bagian mana kalimatku yang memojokan kamu? Gak ada kan? Yaudah daripada semakin ribut mending Aku pamit pergi dari sini, oia Kacangnya enak loh terimaksih kacangnya ya!” Aku tersenyum dan langsung keluar dari kamar itu. “Bang… Maaf ya bang!” Kata Radit mengejarku. “Santai aja Dit, Kamu jalanilah kehidupanmu, sesuai apa yang kamu katakan tadi, kamu berhak untuk behagia kan? Gak usah malu-malu gitu sepertinya Yoga itu baik kok” jawabku dan langsung pamit untuk kembali ke kontrakan.
          Di kontrakan Aku tersenyum sendiri mengingat apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Aku tahu Radit pasti malu mengakuinya bahwa dia sekarang masih sama seperti dulu, berhubungan dekat dengan laki-laki dan melakukan hal yang dilakukan oleh dua laki-laki pencinta sejenis. Aku juga mengingat pernyataannya dua tahun yang lalu yang berjanji akan berubah dan menjalani kehidupan sesuai kodrat laki-laki. Aku tahu itu berat, Aku pun juga sedang berusaha dan mengindari hal-hal seperti itu.
          Beratnya untuk berubah menjadi lebih baik pasti juga dirasakan Radit, namun dia tidak terlalu kuat menahan godaan yang semakin besar. Bukan urusanku lagi mengenai kehidupannya, itulah yang dia pilih dan dia sadar memilihnya. Mengingat kejadian dua tahun yang lalu juga ada sosok Jimmy yang selalu membuatku bersemangat. Dia seutuhnya berhasil menjahui dunia pelangi ini, dunia yang tidak banyak orang memahaminya.
Pertunangannya dengan gadis cantik di kota malang merupakan cara tercepat baginya untuk menjauh dari kehidupan dunia pelangi, Aku banyak belajar pada dirinya, dan dia tidak bosan-bosannya menasehatiku untuk menjauhi dari dunia itu. Namun, Aku punya cara tersendiri, cara yang masih kugunakan hingga saat ini. Tidak terasa waktu begitu cepat ketika memikirkan dua sahabatku, sahabat yang memberi warana dalam kehidupanku dan ketika jam dinding menujukan pukul 17:00 WIB, Radit menghubungiku via sms, mengingatkan akan tawaranku untuk jalan-jalan.
Ingat janjinya ya! Jalan-jalan nanti malam” Sms dari Radit. “Jalan-jalannya dipending dulu Dit, kamu bisa jalan dengan Yoga kan?” jawabku. “Nggak, Waktuku sudah selesai dengan Yoga!” Jawab Radit. “Maaf Dit, Aku masih trauma dengan masalah yang dulu. Hehehe” jawabku. “Aku tidak mau tahu, pokonya nanti malam pokoknya harus jadi!” Jawab Radit. “Lihat saja nanti” jawabku.
Malam pun tiba, Tanpa mengkonfirmasi radit datang ke kontrakan dengan mobilnya. “Mau kemana?” tanyaku pada Radit. “Loh? Yang tadi ngajak siapa?” Jawabnya kesal. “Hemmm… Yaudah, kamu taruh mobil kamu di halaman dan kita naik motor aja Dit” Saranku dan Aku pun masuk kedalam kamar mengambil kunci motor. Ketika Radit keluar dari mobilnya setelah memarkir mobilnya, Aku memberikannya helm dan mengajaknya keluar untuk makan malam.
“Mungkin kamu kangen dengan suasana ini, masih ingat kan jalan ini?” kataku di perjalanan menuju tempat yang Aku tuju. “Bukit rembangan?” tebak Radit. “Haha, iya lama Aku tidak makan nasi goreng disana!” jawabku sambil terus melajukan motor ke bungkit rembangan. Tepat di depan kelurahan kemuning Lor Aku menghentikan motorku memilih warung yang memliki penerangan yang cukup. “Kalau sama kamu di warung ini, kalau sama cewek baru yang disana” kataku menunjuk deretan warung yang memiliki penerangan yang minim. “Hahaha, bisa aja! Jadi inget masa lalu” kata Radit tersenyum sendiri. “Jangan berfikiran macem-macem” kataku sambil menimpuk kepala radit dengan sapu lengan jaketku.
Di warung itu, Aku banyak bertanya tentang hubungan radit dengan Yoga, radit mengaku kalau Yoga adalah kenalannya dan tidak ada hubungan diantara mereka dan hanya saling kenal dan akrab saja. “Iya, saling kenal dan akrab artinya berbeda kan?” Aku memandang Radit sambil tersenyum. “Aku manusia Bang, Manusia hanya bisa berusaha dan Tuhan yang menentukan” jawab Radit.
“Iya, itu pilihanmu kok! Aku tidak ada hak untuk ikut campur dalam kehidupanmu” Aku memandang ke arah gemerlap lampu kota jember dari atas bukit. “Aku masih butuh waktu, butuh waktu untuk bertahan dan bersabar, belajar mengendalikan diri dan mencoba menjalin hubungan dengan seorang perempuan” Kata Radit sambil meminum teh hangat yang dihidangkan.
“Bisa, suatu saat nanti kamu pasti bisa menjauh dan menahan keinginan itu” jawabku meyakinkannya. “Pastilah, tapi kapan Aku tidak tahu, yang jelas saat ini Aku masih bimbang, bimbang dengan kehidupanku yang setiap waktu selalu menambah Dosa” jawab Radit terdengar pasrah. “manusia tidak ada yang sempurna dan sudah ditakdirkan melakukan kesalahan, namun bagaimana cara kita mengurangi kesalahan itu dan jangan lupa untuk bermunajat kepadaNya agar diberi kemudahan untuk mengatasi masalah yang ada” jawabku yang kuusahakan terdengar sangat ramah.
Ketika dua porsi nasi goreng datang dan dihidangkan Radit mengucapkan kata-kata yang membuatku sangat senang mendengarnya. “Aku masih ingat dengan Janji Kita bang, Suatu saat Aku akan menepatinya, Janji yang pernah kita ikrarkan bersama dulu” Kata Radit tersenyum dan langsung melahap nasi gorengnya. “Aku juga masih ingat dengan Janji kita bertiga dulu, suatu saat nanti kita akan berkumpul lagi dengan janji baru setelah semua diantara kita menjalankan janji yang pernah kita sepakati” Aku pun melahap nasi gorengku.
“::SEKIAN::”

Cerita ini Hnyalah Karangan Fiktif dan murni imajinasi penulis… jadi kalau ada kesamaan nama, tempat dan kejadian itu hanya ketidak sengajaan. Likenya dong… Hehehe

Comments
15 Comments

15 comments:

  1. Kl g'slh Q prnh baca crita ini, mksdnya nama2 tkohny sma. tp lpa dmn. oia, klo mmng bnrn ada mnta linknya donk, cz Q pngn bca lg. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak salah :) Coba kamu baca ini http://rayrowling.blogspot.com/2013/01/cinta-dan-lain-lain.html semua yang kamu maksud itu ada kok, Oia kalau pake anymous kasih nama donk... nih teman facebook bukan?

      Delete
  2. Wiech ... Ray Rowling itu Kamu .. Waaah Pantes Aja JCS Sepi .. Pada Bikin Rumah Sendiri .. Hahaha .. Tetep Ceritamu .. Kereeen .. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... Sebenarnya kangen dengan JCS, Kalau tuan rumah sudah tidak peduli bagaimana kita para tamu mau peduli juga??? Yah lebih baik buat rumah sendiri :D hehehe

      Oia, thans Kuchiki :)

      Delete
  3. Iye bener .. Bang Tommy Ngilang Kemana Lagi ... Pusing nich .. Pada Update Cerita Tuh .. Jyaaaah ini harus bertamu kerumah Masing" .. Bolak Balik .. :D ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ngilang masuk ke botol :D hahaha.... Yah yang sabar ajalah, siapa tahu tuan rumah ada yang baik hati dan bagi-bagi rezeki... :P

      Delete
  4. Ceritanya sepertinya sebagian besar real(*plak dasar sok tau). Oh ya mon fbx si radit yg lama dah nggak aktif lagi ya? Coz tiba2 ngilang gitu aja. Dan buat Jimmy selamat ya karena kamu dah menemukan tambatan hatimu semoga kamu akan bahagia bersama pasanganmu dan aq akan berusaha agar aq bisa mengikuti jejakmu berjalan di jalan yg lurus sesuai kodratku sebagai laki2 dan keluar dari fatamorgana dunia pelangi. Amin!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, ih bung adnik sok tahu nih... Tuh sudah jelas hanya karangan Fiktif belaka loh :D Maaf radit yang andik maksud siapa ya??? gak kenal :D

      Delete
  5. Hahahahhaks!!! *Romeo ngeles

    Org tua insyap itu biasa, tpi klo anak muda itu luar biasa... Moga snantiasa diberikan kmantapan hati atas nawaitu nya yah, hehehe

    Jadi pebasaran sma Romy, pengen ktemu n nyium pipinya, hahahahaks...


    Idans

    ReplyDelete
    Replies
    1. heeeei.... :D romy itu hanya fiktif dan tak ada di dunia nyata... :D

      Delete
  6. Hmmm akhirnya nongol jga komenku... Dri kmren ga bisa2..
    Ternyata mang emailq yg brmasalah.. Ada yg ngobrak-ngabrik

    *Lupakan

    ReplyDelete
  7. Hahahaha ... Botolnya Si Zacky .. Pada Ramah Semua .. Masalahnya .. Ane Kaga Tau Alamat Rumahnya .. #plak

    Nayaka Udah .. Kamu Udah .. Turn Lagi Nyari .. Yg laen Kaga Tau .. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hem... Yang lain pada ngumpul di nayaka loh. Aku gak kesana karena Aku kurang berkompeten di blog naya, soalnya di blog nayaka itu orangnya Pinter-pinter... :( bukan lingkunganku yang nulis asal ngetik :D

      Delete
  8. kok kyk pernah bc cerita yg tokohnya sama ya ? Judulnya kalo ga salah pake kata kos sama jimmy n set place juga jember, bener ga ya ray ?

    ReplyDelete
  9. hai... hallo....

    salam kenal buat seluruh GAY / BISEX indonesia.
    saya 24tahun. bot.
    sedang ingin punya BF yg bisa diajak setia.
    kriteria :
    - usia dibawah 30th.
    - berpenampilan menarik
    - wajib Manly, straight & jantan, tidak ada potongan feminim / kemayu.

    untuk saat ini saya tinggal di bangka-belitung.
    asli orang jawa-barat (sunda).
    disini saya bekerja di perhotelan.
    yaa... kebetulan cari kerja disini tidak begitu sulit, jadi betah.

    seAndainya esok dapat kenalan seperti kriteria, & mungkin cocok.
    atau mungkin kamu tertarik merantau & cari kerja sini...
    silahkan... kebetulan aku kost sendiri disini,
    jadi welcome aja buat menampung.

    tolong budayakan, berkenalan yg apa adanya.
    saya suka orang jujur. sopan.
    telpon & tunjukan foto itu harus.

    salam kenal yaa...
    yg mau kontak,
    BBM : 2B4D6D34
    weChat ID : andriagil28
    call : +6281949110291

    bagi yg kurang cocok atau gak masuk kriteria, jangan marah ya...
    khan type & selera tidak bisa dipaksakan.
    bulan puasa, aku mudik, cuti.
    yaa siapa tau abis lebaran bisa bareng ikut aku ke BABEL... hee heee...

    ReplyDelete

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....