Wednesday, 22 August 2012

SESAL DI UJUNG HATI



Kulangkahkan kaki menapak tangga satu demi satu. Aku harus hati hati karena licin. Mungkin karena hujan semalam. Masih jauh langkah yang harus ku tempuh ke tempat tujuanku yang berjarak sekitar 700 meter dengan tetap menapak di anak tangga yang berkelok. Setengah perjalanan ku lewati dan gendang telingaku menangkap gemericik air.
"Ahh , sudah dekat , " desisku.

Ku sunggingkan senyum dan ku percepat langkahku menapaki anak tangga namun dengan tetap berhati-hati. Semakin dekat semakin jelas ku dengar suara ricuh air , dan ketika tiba di ujung tangga aku terpana dan terpesona.
" luar biasa , " desisku.

Di depanku menjulang air terjun setinggi hampir 75 meter. Di kelilingi batu-batu besar juga pohon yang menjulang hijau sungguh view yang luarbiasa. Ditambah sejuknya hawa tempat ini sungguh cocok untuk tempat merefleksikan diri. Cocok untuk tempat merenung.

Tidak salah aku memilih tempat ini. Ku hamparkan pandanganku ke semua sudut. Kosong… tidak ada orang selain diriku. Ku lipat celanaku ke atas dan aku turun menyentuh air. Dingin ku rasa tapi menyegarkan.

Lalu ku basuh mukaku. Ku hampiri sebuah batu besar lalu ku naik. Ku rebahkan badanku sambil mataku tak henti menatap keindahan yang ada di depanku. Suara air menghantam batu-batu bagai alunan musik di telingaku.

Ku ingat tujuanku ke tempat ini. Ku pejamkan mataku. Fikirku melayang ke nasib jagoanku yang kini terbaring lemah di rumah sakit dengan jarum suntik juga selang yang terpasang di tubuhnya.

" maafkan Abi anakku , ini salah abi , " desisku. Aku merasa ini semua karma atas salahku.

Aku yang bermain api namun keluargaku yang menderita. Akulah manusia serakah yang tidak bisa menghargai hidup . Ketika Tuhan sudah memberiku keluarga yang lengkap aku malah berpaling karena nafsu birahi.

Aku terbujuk syetan dan aku selingkuh. Dan kini Fachri anak ke duaku yang masih berusia 7 bulan terbaring lemah karena ada kelainan di jantungnya. Aku berpikir ini hukuman buatku yang tidak bisa bersyukur dan mengindahkan peringatanNYA.

Aku bodoh , harusnya 3 bulan yang lalu sudah ku akhiri petualangku di dunia pelangi. Saat Ummi dari anak-anakku membaca sms dari bfku. Walau dia menyangka itu sms dari wanita selingkuhanku tapi apa bedanya ?
Aku tetap peselingkuh.
Saat Ummi marah dan mengajak anak-anak pulang ke rumah orangtuanya aku harusnya sadar dan mengakhiri hubunganku. Apalagi sewaktu ummi menuntut cerai harusnya aku sadar namun aku tetap lanjutkan langkahku , apalagi ketika aku berhasil membujuk , merayu dan membohonginya .
Aku serasa jadi pemenang .
Bodohnya aku .
Dan kini Tuhan menamparku lagi dengan ujian. Fachri jagoan kecilku harus menanggung ulahku. Aku bingung , langkahku kembali goyah . Aku mencintai bfku tapi aku lebih mencintai keluargaku. Istri dan anak-anakku. Masih terngiang kata-kata sms dari Aldy sahabatku di fb ketika ku ceritakan masalahku.

" Abang . .ini tidak ada hubungannya karma atau apa. Ini murni karena sakit . Abang pernah bilang kalau Fachri lahir prematur , setahu Aldy . .bayi yang lahir prematur itu memang rawan sakit. Abang jangan merasa bersalah . Dan kalaulah abang ingin meninggalkan bf abang . .Aldy dukung bang. .nanti Aldy bantu bicara dengan bf abang . Tapi dengan syarat abang tidak boleh punya pacar cowok lagi”

" Abang janji Al . .abang tidak akan kembali lagi ke dunia pelangi.Sudah cukup sampai di sini abang menyia-nyiakan keluarga abang. Abang akan buang kartu sellular yang abang gunakan untuk komunikasi dengan bf abang , " balas smsku .

''Jangan berjanji bang. .nanti malah akan memberatkan abang. Aldy cuma tidak mau janji itu akan membuat sesal di ujung hati abang. Jalani aja! Aldy yakin abang kuat dan bisa melewati ini semua . Doa Aldy selalu untuk Facri dan keluarga abang." balas sms Aldy.
Aldy mungkin benar ini bukan karma tapi ini kesalahanku dan aku menyesalinya. Sudah cukup aku kehilangan abang karena tsunami yang lalu. Dimana sampai sekarang aku dan keluargaku tidak tahu di mana jasadnya bila memang abang sudah meninggal. Sudah cukup . .aku tidak mau kehilangan permataku. Aku tidak mau kehilangan keluargaku.
Aku harus berubah . .aku harus jadi imam yang benar untuk keluarga kecilku.

Ku buka mataku perlahan, air terjun di depanku masih terlihat luar biasa. Ku lirik jam di tanganku sudah 30 menitan aku rebahan di batu ini. Ku berdiri lalu ku lepas jam tanganku lalu ku ambil dompet dan hpku. ku letakkan di atas batu tempatku rebahan tadi. Ku turuni batu dan masuk ke air menuju air terjun.

Ku ambil jalan dari samping air terjun itu. .semakin dekat semakin basah celana dan bajuku karena cipratan air . Dan kini aku tepat berada di belakang air terjun yang mengalir deras. Ku rentangkan tangan dan kakiku lalu teriak sekencang-kencangnya.
AAARRRAAARGGGHH . . . . .HHH . . . . Aku ingin melepaskan beban ini dan berharap beban itu terbawa air yang mengalir deras.

Lima belas menit kemudian ku akhiri ritualku dan aku menuju batu tempat barang-barangku . Ku raih hpku dan kumatikan kemudian ku ambil kartu yang terselip di dalamnya. Aku sudah mantap mengakhirinya. Ku buang kartu itu di aliran derasnya air .
Aldy benar… aku pasti bisa melewati ini semua. Ku putuskan untuk pulang dengan pakaian basah karena aku tidak membawa baju ganti. Kembali ku tapaki tangga-tangga kecil. Sampai tangga ke 7 ku hentikan langkahku dan ku tengok air terjun lagi.
" Terimakasih Blang Kolam . Terimakasih sudah memberiku kenyamanan dan kekuatan. Aku pasti kembali , " gumamku.

Ku lanjutkan langkahku menapaki tangga menuju tempat parkir mobilku. Setelah membayar 10.000 ribu ongkos parkir bergegas ku masuk mobil dan menjalankannya. Di ujung jalan ku lewati plang dengan tulisan Desa Sidomulyo kecamatan Suka Makmur .
Ku pacu mobilku menyusuri jalan yang bergelombang tidak terawat. Aku tidak pedulikan jalan ini yang aku peduli hanyalah keluargaku. Ingin aku segera bertemu mereka dan memeluknya. Ku belokkan mobilku menuju kawasan Muara Satu jalan terdekat ke rumah sakit tempat Fachri di rawa, karena hanya berjarak sekitar 21 km dari tempatku tadi.
            Sekarang aku lega, bisa bertemu mereka lagi, bertemu fachri yang masih berbaring dan istriku disampingnya.
####
Sebulan kemudian .

"Alhamdulillah bang. .akhirnya Fachri sembuh , " sms dari Aldy saat aku kabari tentang kesembuhan facri.
" Alhamdulillah Al. .itu juga berkat doamu . Abang mau ucapin terimakasih yang sebesarnya buat Aldy atas motivasi dan doa Aldy ," balas smsku
"Nyantai aja bang. .kita kan sahabat , sudah selayaknya kan kalau sahabat itu saling menguatkan dan saling mendoakan, " balas sms Aldy lagi.
Aku beruntung mempunyai sahabat seperti Aldy. Walau jarak memisahkan dan tidak pernah saling menatap namun Aldy mampu menguatkan dan memberiku motivasi bukan malah menyalahkanku. Walau kadang kata-kata Aldy membuat panas telinga dan hatiku. Namun itulah kelebihan Aldy. Dia akan memberi motivasi bukan dengan cara-cara yang umum tapi dengan caranya sendiri.
Dan kini Fachri jagoanku sudah di nyatakan sehat oleh dokter. Istanaku kembali ceria lagi. Tentang bfku berkat bantuan Aldy dia bisa mengerti posisiku.
"Aldy , terimakasih sahabatku" gumamku.
***
kadang ketika kita ada masalah sahabatlah tempat kita berbagi. Semua nasehat yang dia berikan sebenar-benarnya untuk kebaikan kita sendiri bukan untuk dirinya. Jagalah sahabatmu. Jangan sampai dia kecewa karenamu karena sesungguhnya engkau yang merugi (bila sahabatmu pergi meninggalkanmu )
Cerita ini hanya fiktif belaka.
Bilamana ada kesamaan nama , tokoh , tempat atau peristiwa itu adalah hal yang di sengaja

Comments
3 Comments

3 comments:

  1. Intinya, menikahlah karena benar-benar siap. Jika masih suka main hati dengan lelaki jangan sekali-kali mengucap ijab Kabul. Menyakiti istri tak lebih baik dari menyakiti ibu. Terlebih menyakiti anak--seseorang yang akan mendoakan surga untuk kita.


    Lebih bagus dari cerpen sebelumnya bang. Rapi.

    Salam Karya!

    ReplyDelete
  2. uuhh...woooww..hmmm...:/
    *gaje deh..-____-"
    kayak kenal ya..:D

    ReplyDelete
  3. Ceritanya bagus, lebih bersih dari yang kemarin.
    Bagus bagus, ditunggu lanjutannya bang Aziz, wooke??

    ReplyDelete

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....