Wednesday 9 January 2013

Cinta dan Ketegaran Omye.


Ini adalah segelitir kisah dari sahabatku seorang buchi yang bertahan dengan keadaannya. Aku tahu menjalani cinta seperti dia tak mudah dan memang harus berakhir dalam perpisahaan. Namun Omye bisa berkorban demi kebahagiaan pasangannya itulah yang patut dibanggakan. Kisah itu Aku rangkum dalam sebuah curhatan Omye dalam judul, Cinta dan Ketegaran Omye.

Aku merasa empat tahun yang kujalani dengannya sia-sia. Aku tak mengrti apa yg ada dalam pikiran seorang cewek seperti dia. Aku tidak menyebut pasanganku itu sebagai pheme, karna dia hanya mempunyai satu Buchy dan mempunyai rasa yg tinggi terhadap lelaki. Aku tak tahu apakah Aku terlalu sabar dalam menghadapinya? Atau…dia lah yang terlalu kejam padaku. Namun, yang bisa kulakukan hanyalah bertahan menghadapinya, menghadapi orang yang kucintai.
Aku akui dia memang seperti terlalu menyayangiku. Begitu pun dengan diriku yang tak kalah besar rasa sayangku padanya. Mungkin karena Aku terlalu menyayanginya, membuatku selalu menjadi seorang pemaaf. Memafkan semua yang dilakukannya, bahkan memafkan perbuatannya yang selalu menyakitiku, menyakiti perasaanku. Entah sudah berapa kali dia menduakanku, baik dibelakangku maupun di depan mataku.
Di saat dia menduakanku, Aku hanya diam dan menjauh dan  menyimpan rasa sakit hatku sendiri. Aku pun ikhlas, mengikhlaskannya melakukan apa pun yang dia suka. Jika begitu, Aku hanya bisa meminta putus, meminta Julie meutuskan hubungan ini. Namun, Julie tak pernah memutuskanku sebagai kekasihnya. Kalau sudah begitu, Aku hanya mengalah terdiam sendiri menunggu dia kembali kepadaku.Tanpa rasa bersalah dia akan kembali padaku lagi setelah mencampakan pasangannya.
 Begitulah selama empat tahun Aku menjalani cinta dengannya, sudah berapa kali dia menduakanku. Bahkan, dia juga berani mesra bahkan ciuman dengan pacarnya tepat di depan mataku. Aku tak pernah membencinya, membenci akan kelakuannya dan rasa syang itu tidak pernah terkikis oleh ulahnya. Bukan karna Aku bodoh, tapi karna Aku masih memikir kan perasaannya jika Aku harus marah atau pun protes dengan ulahnya.
Aku masih ingat saat tahun baru 2010. Jauh sebelumnya dia berjanji akan merayakan malam tahun baru bersamaku. Tentu saja itu membuatku sangat bahagia, namun kebahagiaan itu hilang bersama ledakan kembang Api di langit. Hingga memasuki hari pertama di tahun itu, Aku hanya mendapat kabar bahwa dia bersama Doni. Betapa sedihnya diriku malam itu, malam yang sangat kubenci jika mengingatnya.Itulah dia, dia yang sanggup membohongiku demi kesenangannya dengan deretan orang bergantian selama hubungan kita. Rudi, Eko, Ari, Sunika, Adek, dan banyak yang lainnya yang tidak bisa kusebutkan.
Hingga 13 november 2012 kemarin, dia memutus kan untuk menikah dengan Aris dengan alasan Aku menghianati cintanya. Namun, memang seperti tak punya hati, dia memintaku yg mengantarkannya ke balai nikah. Saat itu Aku benar-benar hancur, Namun demi kebaikan dan kebahagiaanya lagi-lagi Aku bertahan.
Aku mencoba tegar, tegar ketika ijab qabul dimulai saat itu. Aku hanya bisa tersenyum, tersenyum pahit akan keadaan ini. Aku hanya berusaha ikhlasdan tak hentinya Aku berdoa kepada Allah agar Aku selalu tegar dan Allah memberikan jalan terbaiknya kepadaku.
Hingga Tgl 27 Desember 2012 kemarin, dia mengadakan pesta pernikahan. Aku diminta hadir seminggu sebelum accara di mulai. Lagi lagi Aku harus melawaan hati dan tetap tersenyum. Dan untuk terakhir kalinya Aku tetap melaku kan keinginannya. Aku mengukir inai di tiap jari nya tanpa setetes air mataku. Dan Akhirnya dia bersanding di pelaminan.
Kesakitan telah membuatku tegar. Dan kini Aku tetap hidup seperti biasa. Meski luka di hati semakin parah, namun Aku tetap berjalan dan bernafas walau tanpanya.
Aku tetap bisa makan…
Tetap bisa minum air…
Dan tetap mengisap rokok…
            Aku hadapi semua ini sendiri, tanpa seorang sahabat, tanpa seorang taman, tanpa bercerita kepada siapapun, semua Aku simpan dalam hati dan ku tulis di catatan ini. Aku hanya bisa berharap Semoga kisahku ini dijadikan iktibar bagi sahabat belog semuanya. Janganlah mencintai manusia melebihi cinta terhadap Tuhan, karena disaat manusia menghianatimu dan melukaimu hanyalah Tuhan tempatmu mengadu, dan hanyalah Tuhan yang selalu menolongmu.
Sekian

Comments
2 Comments

2 comments:

  1. Terlalu singkat...
    Tpi kta2 terakhirnya bagus.. Di bikin status...
    Hehehehe



    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu dari curhatan sahabat Om Undah, kalau mau yang panjang baca yang "Coretanku" hahahaha... Thanks atas kunjungannya :)

      Delete

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....