By: Edmun
Yang paling aku sukai saat bersama daniel
adalah saat kami berada di kamar dan berbaring berdua. Karena saat itulah aku
merasa memiliki dia seutuhnya. Aku bebas mengungkapkan apa yang aku rasakan
tanpa ragu. Dan tatapan matanya yang penuh binar meyakinkan aku kalau memang
hanya aku yang ada dihatinya. Jujur aku sangat bahagia dan bersyukur memiliki daniel
yang sangat menyayangiku. Satu hal lagi yang paling aku sukai pada daniel
adalah Aroma nafasnya, ketiaknya (yang mengandung sedikit amoniak kejantanan)
serta bagian-bagian lain yang kukenal, juga kejantanan yang luar biasa.Setiap
kali bercumbu aku akan memanjakan kejantanan itu sepenuh hatiku. Bagaikan
sebuah permen lolipop yang lezat aku menikamati benda kesayanganku. Menikamati
setiap bagiannya dengan mulutku. Menjilati kenikmatannya dan meresapi rasanya
yang unik sekaligus menyenangkan. Tak ada yang lebih nikmat dari senjata lelaki
yang aku cintai itu.
Daniel
pun menyukai saat aku memanjakan
kejantanannya. Saat aku butuh aku akan meminta dengan manja. Aku memberi nama lolipop untuk benda yang
sangat aku agungkan itu.
Daniel Dengan senang hati selalu sedia memberikan
disaat aku butuh dan menginginkannya.
“Lakukan
terus sayang aku menyukainya!” erang Daniel disela sela kenikmatan yang
menderanya. Aku belajar dengan cepat bagian mana yang paling ia sukai untuk
distimulasi. Rintihan rintihan dan erangan yang menambah semangatku untuk
mengulum, menjilat dan memainkan bibirku untuk merangsang syaraf-syaraf terpeka
pada bagian dari tubuhnya itu.
"Nikmatilah
Loly pop dengan sepenuh hatimu, karena kamu akan merasakan sensasi yang sangat
sensual saat bibirmu mulai menyentuhnya untuk pertama kali, dan ketika lidahmu
bermain di setiap bagian itu akan terasa asam dan manis, tekstur warnanya
membuat kamu akan semakin bergairah untuk segera melumat dan mengahabiskannya
hingga jilatan terakhir”.
Itulah motoku untuk memuaskan daniel dan juga diriku
dalam bercumbu.
Setiap lekukan dan teksturnya yang
unik aku rasakan dengan penuh penghayatan dalam mulutku. Menyesapi kenikmatan
yang tiada tara begitu memabukan dan membuatku kecanduan. Bahkan
lolipop yang paling mahal pun tak ada yang mampu menandingi kelezatan lolipop
kesayanganku.
Tak ada hari terlewati tanpa berdua
bersama. Merenda kasih sayang bagaikan sepasang merpati yang dilanda kasamaran.
Dunia terlihat indah dimataku dan semuanya sempurna membius.
Namun
sekarang semua itu hanyalah tinggal kenangan indah yang mengisi fikiranku. Kebahagiaan
memang tak selalu menetap dalam hidup seseorang, dan itu yang aku pelajari
akibat keterlenaanku. Satu kesalahan membuat hubungan kami berantakan bahkan
hancur hingga tak tersisa. Daniel pergi meninggalkan aku dengan kemarahan yang
berkobar, Dia memergokiku sedang selingkuh dengan lelaki yang Aku kenal lewat
Jejaring sosial yang sedang marak digunakan dari remaja hingga orang dewasa
yang menawarkan perkenalan dengan orang orang dari seluruh dunia. Aku tak mengira
rasa penasaran ingin mencicipi lolipop yang lain malah berimbas aku kehilangan
orang yang paling aku cintai selama hidupku.
Daniel
murka dan membanting pintu kamarku. Dengan Penuh penyesalan aku mengejarnya.
Namun ia tak mengindahkan sama sekali. Aku
berteriak dan berlari memanggilnya. Namun sia sia kemarahan Daniel nampaknya
tak bisa diredakan lagi. Kalimat terakhir yang kuingat Daniel katakan sebelum
pergi bahwa ia tak akan pernah memaafkan aku. Tangisan penyesalan tak
membuatnya tergetar atau iba apalagi tersentuh. Hatinya mengeras bagai batu.
Kata maaf tak berarti dan penyesalan tak menggoyahkan Daniel sedikit pun.
Tinggal aku yang terpana menatap kepergian sosok yang aku sayangi dengan
airmata pilu. Ia pergi tanpa menoleh ke belakang seakan ingin meninggalkan
kenangan buruk bersamaku seumur hidupnya.
Aku
meratap sendiri bertemankan dingin dan gundah. Hari-hari yang indah yang kami rajut
bertahun tahun lenyap hanya dalam hitungan jam. Hanya mengutuk kebodohanku itu
yang aku bisa. Karena penasaran dengan
lolipop yang lain akhirnya aku harus kehilangan lolipop yang paling kusayangi,
lolipop yang selama ini aku jaga dengan segenap hati dan perasaan. Lolipop yang
ternikmat yang aku miliki.
Berkali
kali aku menemui Daniel untuk meminta maaf, tapi bertemu pun ia sudah tak sudi.
Setiap aku datang hanya pesan dari Ibunya
yang mengatakan Daniel sedang tak mau diganggu yang menyambutku dipintu.
Aku tak putus asa, aku tahu dimana biasa
Daniel beraada kalau tak sedang bersamaku. Namun seakan ditelan bumi begitu
pandai ia bersembunyi. Sia-sia aku menunggu hingga senja datang bahkan malam
berganti subuh. Terakhir ia mau membalas sms ku dan memintaku untuk
mendatanginya di kostan seorang teman yang sangat kukenal karena itu sahabatku
di kantor. Namun apa yang aku temukan saat aku membuka pintu sangat
mengejutkanku.
Daniel
bercumbu dengan liar dan sahabatku sedang menikmati loliponya dengan penuh
gairah. Daniel tersenyum penuh kepuasan
saat pandangan kami saling bertemu. Dengan lunglai aku menutup pintu. Aku jadi
mengerti bagaimana perasaannya ketika melihat aku memanjakan lolipop yang bukan
miliknya. Marah, kesal, benci bercampur jadi satu. Namun aku tak bisa
mengutuknya karena akulah penyebab dari semua itu.
Hari
hari yang aku lalui tanpa Daniel begitu hampa. Kesendirian yang membuatku
tercekam rasa sepi. Tak satupun yang bisa menggantikan sosok dirimu dihatiku.
Dalam terang aku merasa suram, dalam keramaian aku merasa ditinggalkan dan
dalam hujan aku kegerahan.
Beginilah
rasanya didera bersalah dan ditinggalkan sesuatu yang paling disayangi. Membayangkan
Dia sekarang milik orang lain dan bukan diriku lagi mengingat bagaimana lelaki
itu menggantikan aku dan lolipop kesayanganku orang lain yang menikmatinya. Rasanya ingin
aku menemui Daniel dan bersujud agar ia mau memaafkan aku. Tapi aku tahu itu
percuma saja karena Daniel adalah orang yang keras hati dan tak mudah untuk
memaafkan.
Aku
menyadari aku hanyalah insan yang lemah tak luput dari khilaf, tapi apakah maaf
terlalu mewah untuk diberikan padaku, benarkah diriku tak pantas mendapatkan
kesempatan kedua. Disaat seperti ini rasanya aku ingin lari dari kenyataan.
Namun kemanakah aku harus berlari. Sungguh aku tak siap dengan kesepian. Aku
tak siap ditinggalkan dan aku tak siap hidup tanpa kekasih.
Segala
yang aku lakukan tak ada lagi yang benar,
bahkan dikantor aku hanya bisa membuat segalanya jadi kacau. Proyek yang aku
tangani yang dipercayakan atasanku gagal total dan imbasnya aku dimarahi dan
terancam kehilangan pekerjaan, aku nyaris tak perduli. Apalah gunanya aku
bekerja keras mencari uang kalau tak ada orang yang paling aku cintai untuk menikamatinya bersama, tak ada Daniel
untuk temanku berbagi. Aku tahu ini kedengaran bodoh, tapi aku tak perduli.
Siapa saja bisa jadi bodoh karena cinta.
Berhari
hari aku mengurung diri dikamar dan menyesali kekeliruanku. Bukan aku tak
mencoba mengenyahkan bayangan Daniel difikiranku. Namun itu tak semudah teori
yang sering diucapkan oleh pakar cinta. Tak ada satupun psikolog yang mampu menenangkan
hatiku dan tak ada Dokter yang mampu mengobati luka hatiku. Ini bagaikan neraka
yang datang lebih awal dihidupku.
Enam
bulan aku terkatung katung tak jelas, mengharap Daniel yang sudah tak mungkin
mau lagi kembali padaku hanya pekerjaan yang sia-sia. Aku harus bangkit, aku
akan mencari pengganti Daniel meskipun itu tak mudah.
Akhirnya
aku berkenalan dengan seorang pria simpatik yang sangat mirip sekali dengan
daniel, wajahnya, cara ia berbicara dan sikapnya semua mengingatkan aku denngan
Daniel. Leo namanya, kami jadian setelah penjajakan seminggu. Aku merasa nyaman
bersama Leo, perhatian dan kebaikannya lah yang membuat aku jatuh hati.
Hubungan kami lancar lancar saja hingga tanpa terduga hal yang aku pikirkan
paling tak mungkin terjadi malah terjadi. Daniel menelponku dan mau mengajak
berbicara. Aku bingung sekaligus berdebar, dalam benakku bertanya tanya apa
sebenarnya yang mau Daniel bicarakan padaku, apakah ia mau tak mengganggu
hidupnya lagi. Tapi kalau dipikir pikir sudah empat bulan aku tak pernah lagi
menghubunginya.
Aku datang kerumah daniel dengan rasa penasaran yang
membuncah. Aku mengetuk pintu rumah daniel. Ibunya menyuruh aku menemui Daniel
di kamar. Aku mengetuk pintu, Daniel menyuruhku masuk. Aku begitu kaget lagi
saat Daniel tiba tiba memelukku dan mengatakan kalau ia kengen padaku. Ia
mengakui kalau selama ini ia pun tersiksa selama berpisah denganku namun Egonya
membuat ia tak mau menerima dan memaafkanku. Sekarang ia sudah bisa memaafkan
aku dan ingin kembali padaku.. Aku menatap mata Daniel untuk melihat
kesungguhan didalamnya. Ia menghindari pandangan mataku bagaikan ingin menyembunyikan
sesuatu. Aku melangkah kaku mundur dan melepaskan pelukan Daniel. Ia malah
menarik tanganku.
Aku memeluk Daniel. akhirnya meledak juga tangisannya
yang tadi tertahan. Aku ikut menangis bersamanya. “jangan pernah kau ulangi
lagi karena ini kesempatan terakhir bagimu!” Daniel berbisik ditelingaku. Aku
terdiam dan berpikir, teringat olehku Leo yang tk kalah tulus mencintaiku, aku
menahan nafas. Ini adalah sesuatu yang sangat sulit bagiku.
“aku sudah ada pacar sekarang Daniel, kamu terlalu
lama memaafkan aku...” suaraku lebih mirip desisan. Aku tak mampu menatap mata
Daniel lagi. Aku mengecewakannya lagi. Tapi aku telah belajar, aku tak akan menyakiti
hati orang yang mencintaiku lagi.
Daniel terpana kehabisan kata. Aku keluar dari kamar Daniel. Aku pamit
bahkan tak ia jawab. Aku pulang kerumah disambut Leo dengan senyuman. Katanya
ia sudah dua jam menungguku. Ia mau mengajak aku makan malam diluar. Aku
mengangguk bersiap siap. Untuk kedua kalinya dalam hidupku aku kacau.
Pulang makan malam Leo mengajak aku ke kamar untuk
bercumbu, cumbuan yang terasa hampa bagiku, cumbuan yang tak lagi sepenuh hati.
Aku sadari rasa cintaku pada daniel begitu besar. Tanpa terasa airmataku jatuh,
aku palingkan wajah saat Leo mau menciumku. Aku merunduk ke bawah meraih
sesuatu yang mirip lolipop kesukaanku. Aku mencoba menyesapi rasanya. Namun
tetap saja beda.
Aku begitu merindukan lolipop Daniel. Lolipop yang
selalu kunikmati sepenuh hati saat kami bercumbu. Dari sekian banyak lolipop yang pernah bersarang
dimulutku dan menari dalam setiap jilatanku, hanya ada satu rasa lolipop yang
tak kan ku lupakan. Walau sudah lama ku tak merasakan, namun malam ini ku
ingat-ingat kembali rasa itu, itulah kamu. Aku tak mau memalingkan rasa pada
lolipop yang lain, rasanya pas dan aromamu membuatku mabuk kepayang. Tak akan
kubiarkan lagi lolipopku pergi karena itu milikku dan aku akan menjaganya
dengan segenap hatiku.
Aku mendorong Leo perlahan lalu turun dari tempat
tidur, Leo menatapku kebingungan. Aku telah membuat keputusan, aku tak bisa
menyiksa Leo dengan cinta yang tak tulus, aku berlari keluar kamar tanpa
mengindahkan teriakan Leo memanggilku.
**********
Pangkalpinang 1 juli 2012