Tuesday, 10 July 2012

LOLIPOP YANG TAK TERGANTIKAN


By: Edmun
     Yang paling aku sukai saat bersama daniel adalah saat kami berada di kamar dan berbaring berdua. Karena saat itulah aku merasa memiliki dia seutuhnya. Aku bebas mengungkapkan apa yang aku rasakan tanpa ragu. Dan tatapan matanya yang penuh binar meyakinkan aku kalau memang hanya aku yang ada dihatinya. Jujur aku sangat bahagia dan bersyukur memiliki daniel yang sangat menyayangiku. Satu hal lagi yang paling aku sukai pada daniel adalah Aroma nafasnya, ketiaknya (yang mengandung sedikit amoniak kejantanan) serta bagian-bagian lain yang kukenal, juga kejantanan yang luar biasa.Setiap kali bercumbu aku akan memanjakan kejantanan itu sepenuh hatiku. Bagaikan sebuah permen lolipop yang lezat aku menikamati benda kesayanganku. Menikamati setiap bagiannya dengan mulutku. Menjilati kenikmatannya dan meresapi rasanya yang unik sekaligus menyenangkan. Tak ada yang lebih nikmat dari senjata lelaki yang aku cintai itu.

Daniel  pun menyukai saat aku memanjakan kejantanannya. Saat aku butuh aku akan meminta dengan manja. Aku memberi nama lolipop untuk benda yang sangat aku agungkan itu.
Daniel Dengan senang hati selalu sedia memberikan disaat aku butuh dan menginginkannya.
“Lakukan terus sayang aku menyukainya!” erang Daniel disela sela kenikmatan yang menderanya. Aku belajar dengan cepat bagian mana yang paling ia sukai untuk distimulasi. Rintihan rintihan dan erangan yang menambah semangatku untuk mengulum, menjilat dan memainkan bibirku untuk merangsang syaraf-syaraf terpeka pada bagian dari tubuhnya itu.
 
"Nikmatilah Loly pop dengan sepenuh hatimu, karena kamu akan merasakan sensasi yang sangat sensual saat bibirmu mulai menyentuhnya untuk pertama kali, dan ketika lidahmu bermain di setiap bagian itu akan terasa asam dan manis, tekstur warnanya membuat kamu akan semakin bergairah untuk segera melumat dan mengahabiskannya hingga jilatan terakhir”.
Itulah motoku untuk memuaskan daniel dan juga diriku dalam bercumbu.
Setiap lekukan dan teksturnya yang unik aku rasakan dengan penuh penghayatan dalam mulutku. Menyesapi kenikmatan yang tiada tara begitu memabukan dan membuatku kecanduan. Bahkan lolipop yang paling mahal pun tak ada yang mampu menandingi kelezatan lolipop kesayanganku.

      Tak ada hari terlewati tanpa berdua bersama. Merenda kasih sayang bagaikan sepasang merpati yang dilanda kasamaran. Dunia terlihat indah dimataku dan semuanya sempurna membius.
Namun sekarang semua itu hanyalah tinggal kenangan indah yang mengisi fikiranku. Kebahagiaan memang tak selalu menetap dalam hidup seseorang, dan itu yang aku pelajari akibat keterlenaanku. Satu kesalahan membuat hubungan kami berantakan bahkan hancur hingga tak tersisa. Daniel pergi meninggalkan aku dengan kemarahan yang berkobar, Dia memergokiku sedang selingkuh dengan lelaki yang Aku kenal lewat Jejaring sosial yang sedang marak digunakan dari remaja hingga orang dewasa yang menawarkan perkenalan dengan orang orang dari seluruh dunia. Aku tak mengira rasa penasaran ingin mencicipi lolipop yang lain malah berimbas aku kehilangan orang yang paling aku cintai selama hidupku.
Daniel murka dan membanting pintu kamarku. Dengan Penuh penyesalan aku mengejarnya. Namun ia tak mengindahkan sama sekali.  Aku berteriak dan berlari memanggilnya. Namun sia sia kemarahan Daniel nampaknya tak bisa diredakan lagi. Kalimat terakhir yang kuingat Daniel katakan sebelum pergi bahwa ia tak akan pernah memaafkan aku. Tangisan penyesalan tak membuatnya tergetar atau iba apalagi tersentuh. Hatinya mengeras bagai batu. Kata maaf tak berarti dan penyesalan tak menggoyahkan Daniel sedikit pun. Tinggal aku yang terpana menatap kepergian sosok yang aku sayangi dengan airmata pilu. Ia pergi tanpa menoleh ke belakang seakan ingin meninggalkan kenangan buruk bersamaku seumur hidupnya.
Aku meratap sendiri bertemankan dingin dan gundah. Hari-hari yang indah yang kami rajut bertahun tahun lenyap hanya dalam hitungan jam. Hanya mengutuk kebodohanku itu yang aku bisa. Karena penasaran dengan lolipop yang lain akhirnya aku harus kehilangan lolipop yang paling kusayangi, lolipop yang selama ini aku jaga dengan segenap hati dan perasaan. Lolipop yang ternikmat yang aku miliki.
Berkali kali aku menemui Daniel untuk meminta maaf, tapi bertemu pun ia sudah tak sudi. Setiap aku datang  hanya pesan dari Ibunya yang mengatakan Daniel sedang tak mau diganggu yang menyambutku dipintu.
    Aku tak putus asa, aku tahu dimana biasa Daniel beraada kalau tak sedang bersamaku. Namun seakan ditelan bumi begitu pandai ia bersembunyi. Sia-sia aku menunggu hingga senja datang bahkan malam berganti subuh. Terakhir ia mau membalas sms ku dan memintaku untuk mendatanginya di kostan seorang teman yang sangat kukenal karena itu sahabatku di kantor. Namun apa yang aku temukan saat aku membuka pintu sangat mengejutkanku.
Daniel bercumbu dengan liar dan sahabatku sedang menikmati loliponya dengan penuh gairah.  Daniel tersenyum penuh kepuasan saat pandangan kami saling bertemu. Dengan lunglai aku menutup pintu. Aku jadi mengerti bagaimana perasaannya ketika melihat aku memanjakan lolipop yang bukan miliknya. Marah, kesal, benci bercampur jadi satu. Namun aku tak bisa mengutuknya karena akulah penyebab dari semua itu.
Hari hari yang aku lalui tanpa Daniel begitu hampa. Kesendirian yang membuatku tercekam rasa sepi. Tak satupun yang bisa menggantikan sosok dirimu dihatiku. Dalam terang aku merasa suram, dalam keramaian aku merasa ditinggalkan dan dalam hujan aku kegerahan.
Beginilah rasanya didera bersalah dan ditinggalkan sesuatu yang paling disayangi. Membayangkan Dia sekarang milik orang lain dan bukan diriku lagi mengingat bagaimana lelaki itu menggantikan aku dan lolipop kesayanganku  orang lain yang menikmatinya. Rasanya ingin aku menemui Daniel dan bersujud agar ia mau memaafkan aku. Tapi aku tahu itu percuma saja karena Daniel adalah orang yang keras hati dan tak mudah untuk memaafkan.
Aku menyadari aku hanyalah insan yang lemah tak luput dari khilaf, tapi apakah maaf terlalu mewah untuk diberikan padaku, benarkah diriku tak pantas mendapatkan kesempatan kedua. Disaat seperti ini rasanya aku ingin lari dari kenyataan. Namun kemanakah aku harus berlari. Sungguh aku tak siap dengan kesepian. Aku tak siap ditinggalkan dan aku tak siap hidup tanpa kekasih.
Segala yang aku lakukan tak ada lagi yang  benar, bahkan dikantor aku hanya bisa membuat segalanya jadi kacau. Proyek yang aku tangani yang dipercayakan atasanku gagal total dan imbasnya aku dimarahi dan terancam kehilangan pekerjaan, aku nyaris tak perduli. Apalah gunanya aku bekerja keras mencari uang kalau tak ada orang yang paling aku cintai  untuk menikamatinya bersama, tak ada Daniel untuk temanku berbagi. Aku tahu ini kedengaran bodoh, tapi aku tak perduli. Siapa saja bisa jadi bodoh karena cinta.
Berhari hari aku mengurung diri dikamar dan menyesali kekeliruanku. Bukan aku tak mencoba mengenyahkan bayangan Daniel difikiranku. Namun itu tak semudah teori yang sering diucapkan oleh pakar cinta. Tak ada satupun psikolog yang mampu menenangkan hatiku dan tak ada Dokter yang mampu mengobati luka hatiku. Ini bagaikan neraka yang datang lebih awal dihidupku.
Enam bulan aku terkatung katung tak jelas, mengharap Daniel yang sudah tak mungkin mau lagi kembali padaku hanya pekerjaan yang sia-sia. Aku harus bangkit, aku akan mencari pengganti Daniel meskipun itu tak mudah.  
Akhirnya aku berkenalan dengan seorang pria simpatik yang sangat mirip sekali dengan daniel, wajahnya, cara ia berbicara dan sikapnya semua mengingatkan aku denngan Daniel. Leo namanya, kami jadian setelah penjajakan seminggu. Aku merasa nyaman bersama Leo, perhatian dan kebaikannya lah yang membuat aku jatuh hati. Hubungan kami lancar lancar saja hingga tanpa terduga hal yang aku pikirkan paling tak mungkin terjadi malah terjadi. Daniel menelponku dan mau mengajak berbicara. Aku bingung sekaligus berdebar, dalam benakku bertanya tanya apa sebenarnya yang mau Daniel bicarakan padaku, apakah ia mau tak mengganggu hidupnya lagi. Tapi kalau dipikir pikir sudah empat bulan aku tak pernah lagi menghubunginya.
Aku datang kerumah daniel dengan rasa penasaran yang membuncah. Aku mengetuk pintu rumah daniel. Ibunya menyuruh aku menemui Daniel di kamar. Aku mengetuk pintu, Daniel menyuruhku masuk. Aku begitu kaget lagi saat Daniel tiba tiba memelukku dan mengatakan kalau ia kengen padaku. Ia mengakui kalau selama ini ia pun tersiksa selama berpisah denganku namun Egonya membuat ia tak mau menerima dan memaafkanku. Sekarang ia sudah bisa memaafkan aku dan ingin kembali padaku.. Aku menatap mata Daniel untuk melihat kesungguhan didalamnya. Ia menghindari pandangan mataku bagaikan ingin menyembunyikan sesuatu. Aku melangkah kaku mundur dan melepaskan pelukan Daniel. Ia malah menarik tanganku.  
Aku memeluk Daniel. akhirnya meledak juga tangisannya yang tadi tertahan. Aku ikut menangis bersamanya. “jangan pernah kau ulangi lagi karena ini kesempatan terakhir bagimu!” Daniel berbisik ditelingaku. Aku terdiam dan berpikir, teringat olehku Leo yang tk kalah tulus mencintaiku, aku menahan nafas. Ini adalah sesuatu yang sangat sulit bagiku.
“aku sudah ada pacar sekarang Daniel, kamu terlalu lama memaafkan aku...” suaraku lebih mirip desisan. Aku tak mampu menatap mata Daniel lagi. Aku mengecewakannya lagi. Tapi aku telah belajar, aku tak akan menyakiti hati orang yang mencintaiku lagi.
Daniel terpana kehabisan kata.  Aku keluar dari kamar Daniel. Aku pamit bahkan tak ia jawab. Aku pulang kerumah disambut Leo dengan senyuman. Katanya ia sudah dua jam menungguku. Ia mau mengajak aku makan malam diluar. Aku mengangguk bersiap siap. Untuk kedua kalinya dalam hidupku aku kacau.
Pulang makan malam Leo mengajak aku ke kamar untuk bercumbu, cumbuan yang terasa hampa bagiku, cumbuan yang tak lagi sepenuh hati. Aku sadari rasa cintaku pada daniel begitu besar. Tanpa terasa airmataku jatuh, aku palingkan wajah saat Leo mau menciumku. Aku merunduk ke bawah meraih sesuatu yang mirip lolipop kesukaanku. Aku mencoba menyesapi rasanya. Namun tetap saja beda.
Aku begitu merindukan lolipop Daniel. Lolipop yang selalu kunikmati sepenuh hati saat kami bercumbu. Dari sekian banyak lolipop yang pernah bersarang dimulutku dan menari dalam setiap jilatanku, hanya ada satu rasa lolipop yang tak kan ku lupakan. Walau sudah lama ku tak merasakan, namun malam ini ku ingat-ingat kembali rasa itu, itulah kamu. Aku tak mau memalingkan rasa pada lolipop yang lain, rasanya pas dan aromamu membuatku mabuk kepayang. Tak akan kubiarkan lagi lolipopku pergi karena itu milikku dan aku akan menjaganya dengan segenap hatiku.
Aku mendorong Leo perlahan lalu turun dari tempat tidur, Leo menatapku kebingungan. Aku telah membuat keputusan, aku tak bisa menyiksa Leo dengan cinta yang tak tulus, aku berlari keluar kamar tanpa mengindahkan teriakan Leo memanggilku.
**********

Pangkalpinang 1 juli 2012

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....