Friday 29 June 2012

Eifel

By : Prakara
“Tempat apa yang paling ingin kamu kunjungi sweety ? “ , tanya Anthony sambil memandang wajah kekasihnya .
“Eifel , prince “ jawab Gara mantap .
“Aku juga , sweety , kelak kita akan kesana , setelah aku sukses “ jawab Anthony tersenyum
“Aku ingin di lamar disana prince , aku juga ingin menikah di Paris “ jawab gara lalu menoleh menerawang jendela kamarnya
“Pasangan mana yang tak ingin itu sweet ? “ ujar Anthony saat membelai pipi Gara
“Tapi.... kamu yakin tetap pergi prince Anthony , apa kamu tak merindukanku ketika kamu sudah di New York?”
“Rindu itu pasti sweet , tapi inilah jalan yang harus aku tempuh , setelah sukses aku pasti kembali menjemputmu ke altar pernikahan “ Anthony bangkit dan memeluk sweety
“Ck..” , decak Gara kesal
*******         ********      ********
             Itulah percakapan dua sejoli yang akan berpisah , di dalam petak kamar yang kecil , mereka mengikat janji untuk pergi bersama ke Paris kelak . Mereka baru jalan satu tahun 3 bulan dan harus terpisah , karena keadaan Anthony yang harus melanjutkan cita-citanya menjadi dokter ke New York .
“Apa semudah itu , kau mau melamarku dan mengajakku menikah prince, bagaimana dengan orang tuaku dan orang tuamu , apa mereka setuju , apa mereka terima ? “ isak Gara di sudut ranjang usang miliknya .
“Hanya 5 kata yang kau titipkan untuk selalu kudekap dalam raga ini , E I F E L “ , lanjut Gara dalam isakan .
“Prince , aku akan terus menanti , berharap semua kembali , mencintai satu hati , dan yakin bahwa cinta ini sampai mati “ , ucap Gara setelah larut dalam isakkan tangisnya .
              Gara berdiri , dan masuk ke kamar mandi , ia merasa gerah setelah tadi mengantar pangerannya ke bandara  . Gemericik air , terus membahana di tiap sudut kamar mandinya . Tiap inchi tubuhnya , di usap ia ingin tampil wangi sebelum interviewnya sore ini .
             Gara sudah siap dengan penampilannya . Ia tak merasa minder lagi bersaing dengan remaja seusianya yang baru lulus SMA dan mencari kerja,  karna belum mampu untuk kuliah . Dari kamar kecilnya itu , ia melangkah dan ekluar mencari Ibunda tercintanya .
“Ibu , Gara mau wawancara Bu , untuk jadi pelayan di Kafe Roodskin , Ibu  dimana ? “ ,teriak Gara sambil menoleh ke kanan dan kiri mencari sosok wanita yang sudah renta itu.
“Ibu di kamar nak , sedang menyusun pakaian “ jawab Ibu Gara dengan suara yang parau.
            Masuklah Gara ke kamar Ibunya , ia menatap iba kepada Ibunya . 13 Tahun Ibunya berjuang sendiri , menghidupi gara hingga lulus SMA . Berjualan ikan setiap pagi di pasar dan mencuci pakaian tetangga demi kecukupan hidup Gara . Dan saat ini , waktunya Gara untuk mebalas budi baik Ibunda tercintanya selama ini .
“Bu , Gara minta do’a restunya ya , Gara ingin membantu Ibu juga “ ucap Gara lembut sambil terus memegang tangan Ibunya .
“Ini Lolypop-mu , kenapa kamu gak menagihnya hari ini, susah-susah Ibu cari di pasar tadi , Ibu pasti doakan kamu Nak “ diserahkannya Lolypop merah it ke Gara
“Makasih Ibu , Gara pamit “ ucap Gara sambil mencium tangan keriput Ibunya .

**** **** ***** ***** *****
              Jalanan kota Semarang memang cukup panas , Gara masih berjalan di sepanjang trotoar di  Jalan Pahlawan  . Ia mengingat lagi ketika Anthony dan orangtuanya yang memang kaya , menawarinya kerja di butik milik Ibunya Anthony , tapi Gara dengan tegas menolak , karna walau Anthony adalah  kekasihnya ,  Ia tak ingin dianggap memanfaatkan Anthony saja .
             Sambil terus menerawang ke belakang , rupanya ia sudah sampai ke pelataran Simpang Lima  , Ia lalu masuk ke Ciputra Mall , dan mencari letak Kafe itu .  Tepatnya di lantai 2 , Kafe Roodskin berada ,  Gara sudah di tunggu oleh Supervisor kafe tersebut .

 “Kau Diterima “ , Itulah kalimat terindah yang hari ini didengar Gara , setelah berkutat 1 Jam , dengan Supervisor untuk wawancara . Gara langsung pulang untuk mengabari Ibundanya dan ia bisa mulai kerja besok .

*** Tahun Pertama ***
“Tahukah kamu Prince , Penantianku untukmu mulai memasuki tahun pertama , aku optimis kamu pasti kembali , dan menjemputku untuk ke Paris “
“ Aku sudah kerja lo Prince , walau gajiku tak terlalu besar , setidaknya aku bisa menghidupi Ibuku dengan lebih layak lagi “
“Hey , aku juga melayani banyak tamu yang tampan Prince , namun hatiku tetap untukmu selalu “
*** Diary Tahun Pertama ***

“Ra , meja nomor 14 , satu steak tenderloin dan 1 ice lemon tea “ , ucap Rina teman Gara sesama pelayan .
“Oke Rin , segera datang “ jawab Gara
            Kuambil nampan hitam , dan kuantar pesanan ini ke meja tamu . Ya , inilah rutinitasku setiap hari , kesana kemari membawa pesanan banyak orang yang sedang lapar . Wah , seorang pemuda memakai denim yang kutaksir harganya ratusan ribu .
“Ini mas pesanannya , silahkan dinikmati , terima kasih “ ucap Gara tersenyum
“Iya sama-sama , boleh kamu tetap di sini , menemaniku makan ? “ , pintanya
“Oh , iya bisa , memang ada apa ya mas ? “ tanya Gara
“Uuuum , jangan panggil mas , Rein aja ya ? “ Ucap Rein tersenyum , sungguh amat tampan cowok ini .
“Eeeh ya , aku Gara , sering ke sini ya ? “ tanya Gara  menggangu makan Rein
“Semenjak setahun ini iya , Ra “ jawab rein datar
“Wah , ada apa nih , kenapa giat gitu hehe ? “ ucap Gara memecah suasana
“Karna aku tertarik dengan kamu , “ Jawab rein terkesan enteng

  DEG
Ingin kenal denganmu dan ingin bersahabat denganmu , kenapa mukamu tegang begitu Ra , aku tak akan memakanmu kok “ ucapnya yang sukses membuat Gara mati gaya
“Ooh i...iya tak apa kok Rein , aku ini terbuka dan mudah bersahabat dengan siapapun , Cuma aku ini baru kenal kamu , kamu langsung bilang tertarik , itu yang membuatku aneh “ terang Gara
“Oh simple aja , kamu ulang jam berapa Ra ? “ tanyanya
“1 Jam lagi Rein , jam 7 malam “ jawab Gara
“Aku menunggumu Ra , kan kuantar kau pulang ...” tawar Rein
“Apa aku tak merepotkan , aku biasa naik ojek Rein “ Ucap Gara
“Tak apa Ra , aku ikhlas dan sabar menunggu “ ucap Rein tersenyum
             Setelah Rein menunggu selama 1 jam , akhirnya Gara sudah berganti pakaian dan ebrsiap utnuk pulang . Rein menggandeng tanag Gara hingga masuk ke mobil . Hanya obrolan kecil seperti menanyakan alamat , usia , pekerjaan yang terjadi sepanjang jalan menuju rumah Gara di kawasan Kedungmundu .
*** Tahun Kedua ***
“Tak terasa sudah tahun kedua ya , hmmm sedang apa kau disana Prince , aku gundah menanti kabarmu ? “
“Rein , ialah teman baruku yang sering menemani tatkala aku rindu denganmu , rindu kehadiran ragamu dan haus akan kasih tulus yang biasanya kau berikan prince ...”
“Kegundahan ini terus melandaku ,menyiksa batinku namun kata EIFEL itu menguatkanku prince , ku tetap menunggu “
*** Diary Tahun Kedua ***
          Hari ini Rein ingin mengajak Gara ke sebuah tempat , di wilayah Gunung Kidul ,  Jogjakarta. Gara dan Rein sudah memulai perjalanan tepat Jam 08.00 pagi , Gara baru tahu ternyata mereka akan ke Pantai Kukup ,ternyata Rein sedang pusing dan ingin refreshing .
          Tadinya Gara menolak ajakan Rein ini , namun Gara  kasihan juga padanya jadi terpaksa Ia  mengambil cuti sehari . Selama di perjalanan , Rein bercerita tentang masalah orang tuanya di rumah yang selalu saja bertengkar dan saling meneyelingkuhi satu sama lain . Ia terlihat amat pucat dan sedih , Gara mencoba menenangkannya dengan bernyanyi dan mengeluarkan  sedikit keahlianya dalam melawak .
        Pukul 12.00 lebih , mereka sampai di kompleks Pantai Kukup , dan mencari tempat parkir . Ini hari Kamis , jadi tidak terlalu padat seperti Weekend .
“Rein , kamu pernah ke tempat ini sebelumnya ? “ tanya Gara sambil memandang Rein
“Sering , apalagi kalau sedang suntuk , tapi hanya sendiri Ra “ Ujar Rein
“Ini masih jauh ya jalannya , Rein , aku lelah “ ujar Gara
“Ihh manjanya , paling 1 kilometer lagi Ra ...” terang Rein kesal
“Uurghhh “ Gara melengos ke Rein
         Sepanjang jalan menuju pantai dari tempat parkir tadi , terlihat banyak penjual udang goreng yang hangat dan renyah , serta aneka macam peyek juga olahan rumput laut . Gara terlihat mengendus-enduskan hidungnya , mencium bau udang goreng yang hangat . Sementara Rein hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Gara .
“Kita Sampai Ra ...” ,ujar Rein
“Waww , sangat indah Rein “ , ucap Gara kagum
“Ayo kita naik ke bukit batu diatas “ ajak Rein
       Gara mengikuti ajakan Rein , untuk naik ke Bukit Karst . Gara terlihat sangat senang terbukti dari senyumnya yang terkembang begitu juga Rein . Gara segera menuju setiap sudut dari bukit itu , utnuk melihat view apa saja yang dapat dinikmati oleh indra penglihatannya .  Perjalanan ini sungguh mengesankan bagi Gara .

***  Tahun Ketiga ***
“Aku senang Prince , dalam kesedihanku tanpamu , sosok rein emnajdi pengganti yang sempurna , selalu ada dan selalu bersamaku apapun keadaanku “
“Hey , Prince ! pernahkah kau merasa kangen padaku ?  jawab Prince ? “
“Prince ...kirimkanlah satu surat untukku Prince , aku gundah , aku tak tau keadaanmu sekarang , ku harap kau tak melupakanku Anthony , I LOVE U ! “
*** Diary Tahun Ketiga ***

  “Gara , cepat Ra , kamu harus ke Rumah Sakit Sekarang Ra, Ibumu tadi pingsan di pasar , dan Rumah Sakit menelpon Kafe barusan “ Ujar Rina yang emmbuat Gara kaget
“Apaa , kenapa dengan Ibuku Rin , kenapa ? “ Ujar Garau parau sambil menggoyangkan bahu Rina
“Aku tak tau Ra , tenang Ra , sekarang Ibumu ada di Kariadi , ayo aku temani kamu !” Ujar Rina mencoba menangkan Gara
              Dengan terburu-buru Gara melepas pakaian pelayannya dan menggamit tangan Rina untuk segera keluar dari Kafe . Terlihat dari caranya menatap ke depan , ia sangat terpukul . Pandangannya begitu nanar dan tatapannya seolah-olah mengisyaratkan ketakutan yang luar biasa akan keadaan Ibunya .
 “Suster pasien bernama Ibu Retno , sekarang dimana ya ? “ tanya Gara setelah tiba di Lobby Rumah Sakit Kariadi
“Di ruang UGD mas , mas tenang dulu , sudah ada yang menangani “ jawab Suster itu
“Tenang Ra , tenang ....” ujar Rina
“Bagaimana aku bisa tenang Rin , seseorang yang aku sayangi dan mencurahkan seluruh waktu dan jiwanya hanya untukku tergolek lemas tak berdaya disana , apa aku harus diam saja , itu mustahil “ jawab Gara terisak
            Dokter jaga keluar dari UGD , seketika Gara mengahmpiri dokter itu . Tak lama tangsinya pecah , ia meronta-ronta dan berteriak kesana kemari . Ibunya telah tiada , Ibunya terkena penyakit jantung . Seketika kondisi Gara lemas dan Ia pingsan . Rein yang ditelfon Rina melalui HP Gara , datang dan langsung mengurus semuanya , dari administrasi hingga pemulangan jenazah . Gara sedari tadi masih pingsan dan shock teramat sangat mengetahui Ia hanya sendiri di dunia ini . Kekasihnya pun belum kembali jua .
Lubang itu mulai tertutup ...............
Bunga-bunag mengiringi jatuhnya butiran pasir ke dalam .....
Tangisan dan lafaz do’a menggema dari seluruh pelayat yang datang .....
Perlahan tapi pasti ... Gundukan itu meninggi ......
Meninggi bersama ruh dan kenangan yang akan pergi ......
Diiringi do’a dan pancaran sukma , sang anak terus menatap kuburan Ibunya....
“Gara akan terus bertahan Bu ....Gara sudah ikhlas Ibu pergi , mungkin ini cara Allah utnuk menyudahi derita Ibu selama ini ... Aku sayang Ibu ... Terimakasih pengorbananmu Ibu”,ucap Gara sambil mencium batu nisan Ibunya .
*** Tahun Keempat ***
“Apakah kau sadar Anthony ..... begitu tahun ini menjadi tahun kelam bagiku , menjadi sumber ketidak pastian yang kuhadapi ? “
“Ahh kau hanya bisa membual Prince , kau bilang akan kembali , tapi dimana kamu , disaat aku hanya tinggal sebatang kara di Semarang , aku hanya datang suatu waktu , itupun dalam mimpi “
Aku menunggumu dari terang hingga gelap merajai malam hitam “
“Aku masih menunggumu,  sehari semalam sejak kemarin malam , aku menunggumu sampai bosan itu datang lalu pergi lagi bersama sukmaku “
“Kau bilang akan datang dan membawaku ke menara cinta itu kan , aku janji kan , ya kau telah berjanji “
“E I F E L “
**** Diary Tahun Keempat ***

        Gara  tak tau mengapa Rein begitu memburunya untuk segera berpakaian rapi dan menunggun Rein tuk menjemputnya .
“Tennnn Tennnnn “ terdengar suara klakson mobil Rein
“Ada apa sih Rein , aku menyuruhku berpakain formal dan rapi seperti ini , mau          kemana ? “ , tanya Gara bingung
“Aduh bawel banget kamu Ra , temenku mau tunangan ayuk ikut aku cepat “ ujar Rein memburu
         Gara langsung masuk ke mobil dan menunggu akan dibawa kemana dirinya . Sementara Rein , sudah menyiapkan kejutan untuk Gara . Dalam 20 menit , yang terjadi hanay kekosongan di mobil , Gara tetap seirus memandang jendela mobil , hingga tiba di sebuah rumah yang Gara tahu betul itu rumah siapa .
         Dengan ragu , Gara memasuki rumah Anthony , dalam hati gara ia sangat terpukul dan merasa di bohongi , kalau saja yang bertunangan itu benar Anthony , sang pangeran hati Gara . Gara masuk dengan Rein dan melihat Anthony ada diatas Altar pertunangan .
“Kamu jahat Prince ....bisa-bisanya kamu kembali tak membawa kabar apapun dan kamu langsung melakuka pertunangan , apa ini adil buatku “ teriak Gara di depan altar
“Sw...eetty ...tunggu deng “
“Alah aku tau kamu jahat , jahaaaaaaaaaaaaat “ teriak Gara membabi buta .
          Rein langsung menarik Gara ke dalam rumah itu , dan membawanya ke sebuah kamar. Gara terus menangis dan sulit untuk di tenangkan . Anthony pun masuk .
“Sweety ....” panggilanya sambil menatap Gara
“Kamu jahaaaaaaaaaaaaat “ hanya itu yang keluar dari isakan Gara
“Tunggu dulu Sweety , yang amu bertunangan itu Kak Junot , bukan aku “ ucap Anthony seraya memeluk Gara
“Hikssssssssss benarkah hiksss hiksss “ tangis Gara makin lama mulai mereda
“Iyaa ...dan kamu tau aku sudah jadi Dokter Spesialis Bedah , sweety “
“Yang benar ..prince , tapi kemana kamu selama ini , aku hanya sendiri sekarang , Ibuku telah tiada , kau tak menjagaku Prince “
“Aku tau itu , dan aku turut berduka cita , tapi aku selalu menjagamu , sweet “
“Bagaimana bisa , apa buktinya ? “ tanya Gara memburu
“Itu “ tunjuk Anthony pada Rein
                  Gara sangat kaget mendengar apa yang dikatakan Anthony , ternyata selama ini Rein dikirimkan Anthony untuk menjaga Gara hingga dia kembali , benar-benar lelaki yang bertanggung jawab .
“Lusa kita ke EIFEL Sweety , kamu berkemaslah “
“APA ,.. APA KAMU SUNGGUH-SUNGGUH ? “ teriak Gara tak percaya
“Ya , aku iri , adikku bertunangan dulu sementara aku belum “ jawab Tony
“Bagaimana dengan mama dan papamu ? “
“Itu ...itu emmmm “
--Kreeeeeeekk
“Jangan kuatir Nak Gara ....kami merestui kalian “ masuklah kedua orangtua Anthony
“Hikssss ......” Gara menangis bahagia ....
“Sweety , pangeran selalu datang utnk menepati janjinya , aku akan terus bersamamu , meskipun kamu sendiri , aku dan seluruh keluargaku , akan jadi keluargamu , kita akan menikah bukan bertunangan , I LOVE YOU “ ucap Anthony sedikit haru dan memeluk serta kekasihnya yang sedang menangis.
Disaat kau menunggu .....
Sebenarnya itu adalah ujian kesabaran .....
Yang harus kamu ingat .....
Penantian bukanlah akhir sebuah perjuangan ...
Penantian adalah , awal dari kamu memulai usaha untuk bersabar....
Karna kesabaran itulah , yang akan membawamu pada kebahagiaaan .........
Eifel .............
      

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....