By : Prakara
“Tempat
apa yang paling ingin kamu kunjungi sweety ? “ , tanya Anthony sambil memandang
wajah kekasihnya .
“Eifel
, prince “ jawab Gara mantap .
“Aku
juga , sweety , kelak kita akan kesana , setelah aku sukses “ jawab Anthony
tersenyum
“Aku
ingin di lamar disana prince , aku juga ingin menikah di Paris “ jawab gara
lalu menoleh menerawang jendela kamarnya
“Pasangan
mana yang tak ingin itu sweet ? “ ujar Anthony saat membelai pipi Gara
“Tapi....
kamu yakin tetap pergi prince Anthony , apa kamu tak merindukanku ketika kamu
sudah di New York?”
“Rindu
itu pasti sweet , tapi inilah jalan yang harus aku tempuh , setelah sukses aku
pasti kembali menjemputmu ke altar pernikahan “ Anthony bangkit dan memeluk
sweety
“Ck..”
, decak Gara kesal
******* ******** ********
Itulah percakapan dua sejoli yang
akan berpisah , di dalam petak kamar yang kecil , mereka mengikat janji untuk
pergi bersama ke Paris kelak . Mereka baru jalan satu tahun 3 bulan dan harus
terpisah , karena keadaan Anthony yang harus melanjutkan cita-citanya menjadi
dokter ke New York .
“Apa semudah itu , kau
mau melamarku dan mengajakku menikah prince, bagaimana dengan orang tuaku dan
orang tuamu , apa mereka setuju , apa mereka terima ? “
isak Gara di sudut ranjang usang miliknya .
“Hanya 5 kata yang kau
titipkan untuk selalu kudekap dalam raga ini , E I F E L “
, lanjut Gara dalam isakan .
“Prince , aku akan
terus menanti , berharap semua kembali , mencintai satu hati , dan yakin bahwa
cinta ini sampai mati “ , ucap Gara setelah larut dalam
isakkan tangisnya .
Gara berdiri , dan masuk ke kamar
mandi , ia merasa gerah setelah tadi mengantar pangerannya ke bandara . Gemericik air , terus membahana di tiap
sudut kamar mandinya . Tiap inchi tubuhnya , di usap ia ingin tampil wangi
sebelum interviewnya sore ini .
Gara sudah siap dengan
penampilannya . Ia tak merasa minder lagi bersaing dengan remaja seusianya yang
baru lulus SMA dan mencari kerja, karna
belum mampu untuk kuliah . Dari kamar kecilnya itu , ia melangkah dan ekluar
mencari Ibunda tercintanya .
“Ibu
, Gara mau wawancara Bu , untuk jadi pelayan di Kafe Roodskin , Ibu dimana ? “ ,teriak Gara sambil menoleh ke
kanan dan kiri mencari sosok wanita yang sudah renta itu.
“Ibu
di kamar nak , sedang menyusun pakaian “ jawab Ibu Gara dengan suara yang
parau.
Masuklah Gara ke kamar Ibunya , ia
menatap iba kepada Ibunya . 13 Tahun Ibunya berjuang sendiri , menghidupi gara
hingga lulus SMA . Berjualan ikan setiap pagi di pasar dan mencuci pakaian
tetangga demi kecukupan hidup Gara . Dan saat ini , waktunya Gara untuk mebalas
budi baik Ibunda tercintanya selama ini .
“Bu
, Gara minta do’a restunya ya , Gara ingin membantu Ibu juga “ ucap Gara lembut
sambil terus memegang tangan Ibunya .
“Ini
Lolypop-mu , kenapa kamu gak menagihnya hari ini, susah-susah Ibu cari di pasar
tadi , Ibu pasti doakan kamu Nak “ diserahkannya Lolypop merah it ke Gara
“Makasih
Ibu , Gara pamit “ ucap Gara sambil mencium tangan keriput Ibunya .
****
**** ***** ***** *****
Jalanan kota Semarang memang
cukup panas , Gara masih berjalan di sepanjang trotoar di Jalan Pahlawan . Ia mengingat lagi ketika Anthony dan
orangtuanya yang memang kaya , menawarinya kerja di butik milik Ibunya Anthony
, tapi Gara dengan tegas menolak , karna walau Anthony adalah kekasihnya , Ia tak ingin dianggap memanfaatkan Anthony
saja .
Sambil terus menerawang ke
belakang , rupanya ia sudah sampai ke pelataran Simpang Lima , Ia lalu masuk ke Ciputra Mall , dan mencari
letak Kafe itu . Tepatnya di lantai 2 ,
Kafe Roodskin berada , Gara sudah di
tunggu oleh Supervisor kafe tersebut .
“Kau Diterima “ , Itulah
kalimat terindah yang hari ini didengar Gara , setelah berkutat 1 Jam , dengan
Supervisor untuk wawancara . Gara langsung pulang untuk mengabari Ibundanya dan
ia bisa mulai kerja besok .
*** Tahun Pertama ***
“Tahukah
kamu Prince , Penantianku untukmu mulai memasuki tahun pertama , aku optimis kamu
pasti kembali , dan menjemputku untuk ke Paris “
“
Aku sudah kerja lo Prince , walau gajiku tak terlalu besar , setidaknya aku
bisa menghidupi Ibuku dengan lebih layak lagi “
“Hey
, aku juga melayani banyak tamu yang tampan Prince , namun hatiku tetap untukmu
selalu “
*** Diary Tahun Pertama
***
“Ra
, meja nomor 14 , satu steak tenderloin dan 1 ice lemon tea “ , ucap Rina teman
Gara sesama pelayan .
“Oke
Rin , segera datang “ jawab Gara
Kuambil nampan hitam , dan kuantar pesanan
ini ke meja tamu . Ya , inilah rutinitasku setiap hari , kesana kemari membawa
pesanan banyak orang yang sedang lapar . Wah , seorang pemuda memakai denim
yang kutaksir harganya ratusan ribu .
“Ini
mas pesanannya , silahkan dinikmati , terima kasih “ ucap Gara tersenyum
“Iya
sama-sama , boleh kamu tetap di sini , menemaniku makan ? “ , pintanya
“Oh
, iya bisa , memang ada apa ya mas ? “ tanya Gara
“Uuuum
, jangan panggil mas , Rein aja ya ? “ Ucap Rein tersenyum , sungguh amat
tampan cowok ini .
“Eeeh
ya , aku Gara , sering ke sini ya ? “ tanya Gara menggangu makan Rein
“Semenjak
setahun ini iya , Ra “ jawab rein datar
“Wah
, ada apa nih , kenapa giat gitu hehe ? “ ucap Gara memecah suasana
“Karna
aku tertarik dengan kamu , “ Jawab rein terkesan enteng
DEG
“ Ingin
kenal denganmu dan ingin bersahabat denganmu , kenapa mukamu tegang begitu Ra ,
aku tak akan memakanmu kok “ ucapnya yang sukses membuat Gara mati gaya
“Ooh
i...iya tak apa kok Rein , aku ini terbuka dan mudah bersahabat dengan siapapun
, Cuma aku ini baru kenal kamu , kamu langsung bilang tertarik , itu yang
membuatku aneh “ terang Gara
“Oh
simple aja , kamu ulang jam berapa Ra ? “ tanyanya
“1
Jam lagi Rein , jam 7 malam “ jawab Gara
“Aku
menunggumu Ra , kan kuantar kau pulang ...” tawar Rein
“Apa
aku tak merepotkan , aku biasa naik ojek Rein “ Ucap Gara
“Tak
apa Ra , aku ikhlas dan sabar menunggu “ ucap Rein tersenyum
Setelah Rein menunggu selama 1 jam , akhirnya Gara sudah berganti pakaian
dan ebrsiap utnuk pulang . Rein menggandeng tanag Gara hingga masuk ke mobil .
Hanya obrolan kecil seperti menanyakan alamat , usia , pekerjaan yang terjadi
sepanjang jalan menuju rumah Gara di kawasan Kedungmundu .
*** Tahun Kedua ***
“Tak
terasa sudah tahun kedua ya , hmmm sedang apa kau disana Prince , aku gundah
menanti kabarmu ? “
“Rein
, ialah teman baruku yang sering menemani tatkala aku rindu denganmu , rindu
kehadiran ragamu dan haus akan kasih tulus yang biasanya kau berikan prince
...”
“Kegundahan
ini terus melandaku ,menyiksa batinku namun kata EIFEL itu menguatkanku prince
, ku tetap menunggu “
*** Diary Tahun Kedua
***
Hari ini Rein ingin mengajak Gara ke sebuah
tempat , di wilayah Gunung Kidul ,
Jogjakarta. Gara dan Rein sudah memulai perjalanan tepat Jam 08.00 pagi
, Gara baru tahu ternyata mereka akan ke Pantai Kukup ,ternyata Rein sedang
pusing dan ingin refreshing .
Tadinya Gara menolak ajakan Rein ini
, namun Gara kasihan juga padanya jadi
terpaksa Ia mengambil cuti sehari .
Selama di perjalanan , Rein bercerita tentang masalah orang tuanya di rumah
yang selalu saja bertengkar dan saling meneyelingkuhi satu sama lain . Ia terlihat
amat pucat dan sedih , Gara mencoba menenangkannya dengan bernyanyi dan mengeluarkan sedikit keahlianya dalam melawak .
Pukul 12.00 lebih , mereka sampai di
kompleks Pantai Kukup , dan mencari tempat parkir . Ini hari Kamis , jadi tidak
terlalu padat seperti Weekend .
“Rein
, kamu pernah ke tempat ini sebelumnya ? “ tanya Gara sambil memandang Rein
“Sering
, apalagi kalau sedang suntuk , tapi hanya sendiri Ra “ Ujar Rein
“Ini
masih jauh ya jalannya , Rein , aku lelah “ ujar Gara
“Ihh
manjanya , paling 1 kilometer lagi Ra ...” terang Rein kesal
“Uurghhh
“ Gara melengos ke Rein
Sepanjang jalan menuju pantai dari
tempat parkir tadi , terlihat banyak penjual udang goreng yang hangat dan
renyah , serta aneka macam peyek juga olahan rumput laut . Gara terlihat
mengendus-enduskan hidungnya , mencium bau udang goreng yang hangat . Sementara
Rein hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Gara .
“Kita
Sampai Ra ...” ,ujar Rein
“Waww
, sangat indah Rein “ , ucap Gara kagum
“Ayo
kita naik ke bukit batu diatas “ ajak Rein
Gara mengikuti ajakan Rein , untuk naik
ke Bukit Karst . Gara terlihat sangat senang terbukti dari senyumnya yang
terkembang begitu juga Rein . Gara segera menuju setiap sudut dari bukit itu ,
utnuk melihat view apa saja yang dapat dinikmati oleh indra penglihatannya . Perjalanan ini sungguh mengesankan bagi Gara .
***
Tahun Ketiga ***
“Aku
senang Prince , dalam kesedihanku tanpamu , sosok rein emnajdi pengganti yang
sempurna , selalu ada dan selalu bersamaku apapun keadaanku “
“Hey
, Prince ! pernahkah kau merasa kangen padaku ?
jawab Prince ? “
“Prince
...kirimkanlah satu surat untukku Prince , aku gundah , aku tak tau keadaanmu
sekarang , ku harap kau tak melupakanku Anthony , I LOVE U ! “
*** Diary Tahun Ketiga ***
“Gara , cepat Ra , kamu harus ke Rumah Sakit
Sekarang Ra, Ibumu tadi pingsan di pasar , dan Rumah Sakit menelpon Kafe
barusan “ Ujar Rina yang emmbuat Gara kaget
“Apaa
, kenapa dengan Ibuku Rin , kenapa ? “ Ujar Garau parau sambil menggoyangkan
bahu Rina
“Aku
tak tau Ra , tenang Ra , sekarang Ibumu ada di Kariadi , ayo aku temani kamu !”
Ujar Rina mencoba menangkan Gara
Dengan terburu-buru Gara melepas
pakaian pelayannya dan menggamit tangan Rina untuk segera keluar dari Kafe .
Terlihat dari caranya menatap ke depan , ia sangat terpukul . Pandangannya
begitu nanar dan tatapannya seolah-olah mengisyaratkan ketakutan yang luar
biasa akan keadaan Ibunya .
“Suster pasien bernama Ibu Retno , sekarang
dimana ya ? “ tanya Gara setelah tiba di Lobby Rumah Sakit Kariadi
“Di
ruang UGD mas , mas tenang dulu , sudah ada yang menangani “ jawab Suster itu
“Tenang
Ra , tenang ....” ujar Rina
“Bagaimana
aku bisa tenang Rin , seseorang yang aku sayangi dan mencurahkan seluruh waktu
dan jiwanya hanya untukku tergolek lemas tak berdaya disana , apa aku harus
diam saja , itu mustahil “ jawab Gara terisak
Dokter jaga keluar dari UGD ,
seketika Gara mengahmpiri dokter itu . Tak lama tangsinya pecah , ia
meronta-ronta dan berteriak kesana kemari . Ibunya telah tiada , Ibunya terkena
penyakit jantung . Seketika kondisi Gara lemas dan Ia pingsan . Rein yang
ditelfon Rina melalui HP Gara , datang dan langsung mengurus semuanya , dari
administrasi hingga pemulangan jenazah . Gara sedari tadi masih pingsan dan
shock teramat sangat mengetahui Ia hanya sendiri di dunia ini . Kekasihnya pun
belum kembali jua .
Lubang
itu mulai tertutup ...............
Bunga-bunag
mengiringi jatuhnya butiran pasir ke dalam .....
Tangisan
dan lafaz do’a menggema dari seluruh pelayat yang datang .....
Perlahan
tapi pasti ... Gundukan itu meninggi ......
Meninggi
bersama ruh dan kenangan yang akan pergi ......
Diiringi
do’a dan pancaran sukma , sang anak terus menatap kuburan Ibunya....
“Gara akan terus bertahan Bu
....Gara sudah ikhlas Ibu pergi , mungkin ini cara Allah utnuk menyudahi derita
Ibu selama ini ... Aku sayang Ibu ... Terimakasih pengorbananmu Ibu”,ucap Gara
sambil mencium batu nisan Ibunya .
*** Tahun Keempat ***
“Apakah
kau sadar Anthony ..... begitu tahun ini menjadi tahun kelam bagiku , menjadi
sumber ketidak pastian yang kuhadapi ? “
“Ahh
kau hanya bisa membual Prince , kau bilang akan kembali , tapi dimana kamu ,
disaat aku hanya tinggal sebatang kara di Semarang , aku hanya datang suatu
waktu , itupun dalam mimpi “
“Aku menunggumu dari terang hingga gelap merajai malam hitam “
“Aku masih menunggumu, sehari semalam sejak kemarin malam , aku
menunggumu sampai bosan itu datang lalu pergi lagi bersama sukmaku “
“Kau
bilang akan datang dan membawaku ke menara cinta itu kan , aku janji kan , ya
kau telah berjanji “
“E
I F E L “
**** Diary Tahun Keempat ***
Gara
tak tau mengapa Rein begitu memburunya untuk segera berpakaian rapi dan
menunggun Rein tuk menjemputnya .
“Tennnn
Tennnnn “ terdengar suara klakson mobil Rein
“Ada
apa sih Rein , aku menyuruhku berpakain formal dan rapi seperti ini , mau kemana ? “ , tanya Gara bingung
“Aduh
bawel banget kamu Ra , temenku mau tunangan ayuk ikut aku cepat “ ujar Rein
memburu
Gara langsung masuk ke mobil dan
menunggu akan dibawa kemana dirinya . Sementara Rein , sudah menyiapkan kejutan
untuk Gara . Dalam 20 menit , yang terjadi hanay kekosongan di mobil , Gara
tetap seirus memandang jendela mobil , hingga tiba di sebuah rumah yang Gara
tahu betul itu rumah siapa .
Dengan ragu , Gara memasuki rumah
Anthony , dalam hati gara ia sangat terpukul dan merasa di bohongi , kalau saja
yang bertunangan itu benar Anthony , sang pangeran hati Gara . Gara masuk
dengan Rein dan melihat Anthony ada diatas Altar pertunangan .
“Kamu
jahat Prince ....bisa-bisanya kamu kembali tak membawa kabar apapun dan kamu
langsung melakuka pertunangan , apa ini adil buatku “ teriak Gara di depan
altar
“Sw...eetty
...tunggu deng “
“Alah
aku tau kamu jahat , jahaaaaaaaaaaaaat “ teriak Gara membabi buta .
Rein langsung menarik Gara ke dalam rumah
itu , dan membawanya ke sebuah kamar. Gara terus menangis dan sulit untuk di
tenangkan . Anthony pun masuk .
“Sweety
....” panggilanya sambil menatap Gara
“Kamu
jahaaaaaaaaaaaaat “ hanya itu yang keluar dari isakan Gara
“Tunggu
dulu Sweety , yang amu bertunangan itu Kak Junot , bukan aku “ ucap Anthony
seraya memeluk Gara
“Hikssssssssss
benarkah hiksss hiksss “ tangis Gara makin lama mulai mereda
“Iyaa
...dan kamu tau aku sudah jadi Dokter Spesialis Bedah , sweety “
“Yang
benar ..prince , tapi kemana kamu selama ini , aku hanya sendiri sekarang ,
Ibuku telah tiada , kau tak menjagaku Prince “
“Aku
tau itu , dan aku turut berduka cita , tapi aku selalu menjagamu , sweet “
“Bagaimana
bisa , apa buktinya ? “ tanya Gara memburu
“Itu
“ tunjuk Anthony pada Rein
Gara sangat kaget mendengar
apa yang dikatakan Anthony , ternyata selama ini Rein dikirimkan Anthony untuk
menjaga Gara hingga dia kembali , benar-benar lelaki yang bertanggung jawab .
“Lusa
kita ke EIFEL Sweety , kamu berkemaslah “
“APA
,.. APA KAMU SUNGGUH-SUNGGUH ? “ teriak Gara tak percaya
“Ya
, aku iri , adikku bertunangan dulu sementara aku belum “ jawab Tony
“Bagaimana
dengan mama dan papamu ? “
“Itu
...itu emmmm “
--Kreeeeeeekk
“Jangan
kuatir Nak Gara ....kami merestui kalian “ masuklah kedua orangtua Anthony
“Hikssss
......” Gara menangis bahagia ....
“Sweety
, pangeran selalu datang utnk menepati janjinya , aku akan terus bersamamu ,
meskipun kamu sendiri , aku dan seluruh keluargaku , akan jadi keluargamu ,
kita akan menikah bukan bertunangan , I LOVE YOU “ ucap Anthony sedikit haru
dan memeluk serta kekasihnya yang sedang menangis.
Disaat
kau menunggu .....
Sebenarnya
itu adalah ujian kesabaran .....
Yang
harus kamu ingat .....
Penantian
bukanlah akhir sebuah perjuangan ...
Penantian
adalah , awal dari kamu memulai usaha untuk bersabar....
Karna
kesabaran itulah , yang akan membawamu pada kebahagiaaan .........
Eifel
.............