Terimaksih sudah membaca chapter sebelumnya di Jimmy Love story II
Di pagi hari
saat matahari sudah menampakan wajahnya terdengar suara bapak-bapak yang tiap
hari selalu lewat di depan rumah, “koraaaan…koraaan”. Mendengar suara itu aku
langsung berlari dan menyambar dompetku yang ada di atas meja. Tergesah-gesah
aku panggil tukang koran itu untuk membeli koran dagangannya. Semua ini aku
lakukan untuk memastikan bahwa aku di terima di perguruan negeri. Yaa hari ini
adalah pengumuman penerimaan mahasiswa baru jalur SPMB (sekarang menjadi
SMNPTN). Aku bawa koran yang aku beli masuk ke kamar dan mencocokan dengan
nomor ujian, ALHAMDULILLAH aku di terima di perguruan Tinggi di Jember. aku
langsung menelfon Dhany kekasihku, “halo say…aku di terima di jember kamu bagaimana?”tanyaku.
“kalau kamu di jember pastinya aku
juga di jemberlah, kan semalam aku udah cek nomor kita via online, tapi kamu
masih belum percaya” kata dhany di ujung telfon.
“hehehe…kan takut salah yank.
Yaudah kapan kita berangkat ke jember?” kataku sambil tertawa kecil. Kami
berdua ternyata sama-sama di terima di kota jember. sejujurnya aku belum tahu
pasti jember seperti apa, tapi mengapa aku memilih perguruan disana meskipun di
kota malang banyak perguruan tinggi negeri. Kedua orang tuaku juga tidak
menuntutku untuk sekolah di malang, karena papa adalah lulusan dari jember. Mungkin
semua ini merupakan garis jalan hidupku yang telah di tentukan oeh Yang Maha
Kuasa.
Seminggu sebelum Her Registrasi kami berdua langsung
berangkat dari kota malang menuju ke jember. “jember” seperti apa kota ini?
itulah yang selalu aku pikirkan sepanjang perjalanan. Menghabiskan waktu
sekitar empat jam perjalanan akhirnya
kami berdua sampai di kota jember. kami berdua sama-sma terkejut saat tiba di
jember karena jauh berbeda dengan kota malang, di jember lebih tenang dan agak
panas. Kami berdua langsung menuju daerah kampus dimana kami akan kuliah
disana. Untung dhany memiliki beberapa teman di jember sehingga memudahkan kami
untuk mencari tempat tinggal selama di jember. Di Dapatlah tempat yang nyaman
dan dekat dengan kampus, rumah kos putra yang baru di bangun beberapa bulan
yang lalu. Harganya sepadanlah dengan fasilitas yang disediakan. Aku memilih
kamar di lantai atas sedangkan dhany ada di lantai bawah karena memang tinggal
dua kamar itu yang belum ditempati.
Mulainya tahun ajaran baru, maka mulai juga
pertualangan baru dalam hidupku. Hidup seorang diri tanpa ada yang mengatur
(orang tua) merupakan hal yang sangat menyenangkan. Mau ngapain aja kita asalkan
tidak merugikan orang lain maka tidak ada yang perlu di khawatirkan. Pulang
larut malam juga tidak ada papa dan mama yang menegor, yang aku rasakan adalah
kebebasan. “Bebas?” Ternyata aku tidak sepenuhnya bebas. Dhany sangat berubah
saat di jember, dia sedikit tempramen dan egois. Aku tidak tahu apa
penyebabnya, apakah dia sulit beradaptasi di lingkungan baru ini? mungkin iya,
karena di malang banyak tempat hiburan dan lain-lain sedangkan di kota kecil
ini tidak selengkap di kota malang.
Prubahan sikap
dhany yang kurang menyenangkan muncul pertama kali ketika aku ada diklat di
kota banyuwangi. Diklat yang di lakukan di daerah pegunungan dan terpencil
membuat hanphoneku tidak bisa di hubungi karena signal kurang bersahabat.
Pulang dari diklat selama dua hari satu malam dany langsung masuk kamar.
“heh, kamu ngapain aja disana?
Takut aku ganggu kalau kamu seneng-seneng disana?” bentak dhany tiba-tiba.
“ada apa dhan?, kamu kok marah
gitu? Aku diklat di sana…” jawabku juga sedikit emosi, karena aku masih merasa
kecapean udah dapat bentakan dari dhany.
“diklat apaan? Aku hubungi kamu hp
tidak aktif” kata dhany sambil melempar hapenya di tempat tidur.
“disana sulit signal, daerahnya
terpencil” kataku sambil mengerutkan kening.
“hah..alasan”
dhany langsung keluar dari kamar meningglkan handphonenya di kamar.
Aku malas meladeni dhany yang lagi marah, aku masih
trauma saat SMA dulu, gara-gara aku sering keluar dengan teman-teman komunitas
dhany juga marah, aku kasih penjelasan dia gak terima. Dan akhirnya aku janji
tidak mengulangi lagi, tapi aku masih tetap keluar bareng teman-teman ternyata
aku ketahuan oleh dhany. dhany langsung menghukumku dengan menonjok perutku dan
menampar diriku. aku tidak melawan perlakuan dhany karen aku sayang dia dan
semuanya memang salahku. Dari saat itu aku tidak aktif lagi keluar dan
berkumpul dengan teman-teman komunitas chatingan. Namun dhany juga sangat cepat
merubah sikapnya dari arogan menjadi lembut, sehari setelah dia memukulku,
dhany langsung meminta maaf kepadaku bahkan dia meneteskan air mata saat
memelukku, semua yang ia lakukan karena ia sayang padaku. dhany berjanji tidak
akan memukulku lagi, aku juga berjanji aku akan turuti kemauannya agar dia
tidak selalu cemburu dan emosi kepadaku.
Namun
janji hanyalah janji, dhany kembali memukulku saat menjelang ujian akhir
nasional. Tindakan dhany membuat diriku sakit selama tiga hari, saat itu aku
juga sudah tidak tahan lagi dengan sikap dhany yang ringan tangan aku minta
hubungan kita putus. Lagi-lagi aku luluh dengan sikapnya, dhany rela tidak
makan dan minum untuk menebus kesalahannya kepadaku, selama aku sakit dhany
tidak mau makan dan minum hingga dia juga jatuh sakit. Dengan begitu aku masih
yakin ternyata dhany masih sayang padaku, tapi dalam hatiku berkata, satu kali
lagi dhany memukulku aku tidak akan diam lagi. dan hari ini dhany membentakku
untung saja dia tidak menggunakan tangannya. Setelah beberapa jam dhany datang
lagi kekamarku, aku tahu dia pasti akan meminta maaf kepadaku.
“say, maafin aku yah, aku tadi
emosi karena aku kangen kamu dan kamu tidak bisa di hubungi.” Dhany memelukku
dengan suara lirih.
“gpp aku ngerti kok, dan aku juga
minta maaf karena tadi aku juga bentak kamu.” Kataku sambil memeluk erat tubuh
dhany.
Banyak
hal aku lalui bersama dhany, dan tak semuanya menyenangkan buatku. hingga kami
berkenalan dengan tetangga kos di sebelah tempat kos kami berdua. Pada sore
hari setelah aku pulang dari kampus, ternyata di rumah kos sebelah terdapat
beberapa cowok yang sedang asik bersenda gurau di lantai atas rumah kosnya.
Antara rumah kos sebelah dengan rumah kosku ini hanya di batasi oleh pagar se
pinggang. Karena kamarku ada di atas jadi aku harus bersikap ramah kepada mereka,
sekedar mengantisipasi jika di antara mereka ada yang nakal jadi semoga aja
tidak merambah ke kamarku.
“hei mas, lagi santai semua nih?”
kataku pada mereka yang sedang asik bergurau.
“hehehe..iya mas, sini kalau mau
gabung” jawab seseorang yang trlihat lebih supel dari yang lain. Dia langsung
bangun dari posisi duduk dan menghampiriku.
“perkenalkan aku Romy, dan ini
andy, dody, dan dika” kata Romy sambil memperkenalkan teman-temannya.
“aku jimmy, wah dapat teman baru
lagi jadinya” jawabku sambil tersnyum.
“hehehe, seharusnya begitu, kita kan
bertetangga jadi harus saling kenal” kata dody sambil melihat-lihat tempat
kosku.
“oia, kalian di sini ada beberapa
orang? Angkatan berapa kuliahnya? Kataku membuka percakapan
“di sini ada sebelas orang, dan berbagai
tingkatan, kalau kami berempat masih penghuni baru karena baru semester tiga ”
jawab Romy. Tiba-tiba ada dhany yang mengagetkanku dari belakang.
“lho
jim kenalan ke tetangga kok gak ngajak2?” kata dhany sambil tertawa melihat ke
empat cowok di bangunan sebelah. Dan senyuman dhany langsung sedikit memudar
ketika melihat salah satu dari mereka.
“oia
kenalin ini temanku satu daerah namanya dhany dan ini dody, andy , dika, dan Romy”
aku langsung memperkenalkan dhany ke pada mereka. Dhany terlihat aneh ketika
berkenalan dengan mereka, aku jadi khawatir kalau dhany nanti cemburu lagi
dengan perkenalanku pada mereka.
“yaudah mas, aku kembali kita ke
bawah dulu, sudah sore dan saatnya mandi” kata dody yang sepertinya mengomando
mereka untuk turun ke bawah. Akupun juga langsung menuju ke kamar dan di ikuti
oleh dhany. dhany masih terlihat seperti memikirkan sesuatu, pasti memikirkan
seseorang di antara mereka.
“cie…mikirin apa nih..” kataku
meledek dhany
“ lihat kamu kenal wajah orang
ini..” kata dhany sambil menunjukan foto di handphonenya. Ternyata aku
mengenali salah satu orang di foto itu, ternyata foto Romy anak sebelah yang
baru aku kenal dengan seorang wanita cantik.
“ini kan Romy…dan cewek ini siapa?”
tanyaku. Dhany langsung bercerita tentang ke dua orang ini, ternyata cewek itu
adalah adik dhany yang tinggal bersama neneknya dan sekarang juga kuliah di
jember. sedangkan Romy adalah mantan adik dhany. Setahu dhany adiknya sangat
mencintai Romy dan Romy menghianati adiknya. Romy hanya mempermainkan adik
dhany dan membuat dhany sangat membenci laki-laki itu. dhany bertekad akan
membuat Romy tidak tenang dalam hidupnya karena saat adik dhany putus denganRomy
dia jatuh sakit dan Romy tidak pernah datang menjenguknya.
“
sabar aja dhan, semua pasti ada jalan yang lebih baik” kataku sambil menepuk
punggung dhany.
“hehe..aku punya cara buat nyakiti
dia” dhany terlihat sinis. Aku hanya diam dan tanpa berkomentar karena aku baru
kenal dengan orang yang bernama Romy itu, sekilas anaknya baik dan supel.
“jim, kamu sayang nggak ma aku?
Cinta kan ma aku?” tiba-tiba dhany menanyakan sesuatu yang tentunya dia udah
tau jawabannya.
“iya aku sayang dan cinta kamu” aku
peluk dhany.
“kalau begitu, kamu mau kan
membantu aku? Membantu orang yang kamu sayangi?” pinta dhany.
“kalau aku bisa aku bantu” kataku
“terimakasih sayang” dany mencium
pipiku.
“terus, apa yang harus aku
lakukan?” kataku pada dhany. ternyata dhany memiliki rencana untuk mencari tahu
Romy itu sakit atau tidak. Sebelumnya aku memprotes apa yang di rencanakan
dhany, karena ini akan menyangkut nama baikku. Tapi dhany sangat berharap ke
pada diriku membuat dirku tak bisa mengeluarkan kata tidak.
Seminggu
berlalu, aku masih mencari cara untuk lebih dekat kepada Romy. Aku hanya bisa
menyapanya secara intens di sore hari ketika Romy dan teman-temannya santai di
lantai atas. Pertemananku dengan Romy sudah lebih akrab, karena tiap kali aku
bertemu Romy aku selalu menyapanya. Hingga pertemanan kami berjalan lebih dari
tiga minggu, dhany kembali menanyakan perkembangan pertemananku dengan Romy.
“ada kabar baru nggak dengan Romy?”
kata dhany.
“yah, biasa aja tapi kami semakin
akrab meski hanya ngobrol di lantai atas setiap sore.” Jawabku
“baguslah, aku mohon rencana kita
jangan sampai gagal” kata dhany
“tapi..” aku memotong kalimatku
“kenapa?”
“Romy orangnya baek dhan, dan gak
mungkin aku berhasil menjeratnya kedalam dunia kita ini” kataku sambil
menundukan kepala.
“kamu bisa jim, sangat bisa
menjalankan misi ini” kata dhany
“tapi kalau gagal? Dia marah dan
nama baikku di kampus akan hancur.” Kataku sediki memohon kepada dhany untuk
memikirkan keputusannya.
“kalau nama baik kamu jelek, aku berjanji
aku yang akan memperbaiki nama baik kamu” kata dhany sambil memelukku.
Dhany meminta diriku untuk menjebak
Romy, dengan alasan ingin membalas dendam apa yang telah Romy lakukan kepada
adik dhany. Alasan lain adalah dhany sangat yakin bahwa Romy juga sama seperti
aku dan dhany.
Beberapa
minggu kemudian tepatnya hari libur kuliah, aku menemui Romy di atas rumah
kosnya sedang asik memandang langit dan sepertinya dia sedang melamun. Aku
langsung ambil krikil kecil dan melemparkan ke arahnya. Ternyata caraku berhasil
membuat dia kaget, dan menyapa diriku. Aku dapat kabar dari Romy bahwa dia lagi
sendiri di tempat kosnya. Situasi yang sangat menguntungkan bagiku untuk
melakukan tugas dari dhany. aku langsung izin untuk main ke tempat kos Romy
karena memang aku belum penah kesana. Sesampainya di kamar Romy, aku minta izin
pinjam laptopnya dan pura-pura minta koleksi lagu dan film2nya.
“rom, ada film hot nggak?” tanyaku
sambil memutar music di laptop Romy.
“ada,
tapi dikit.” Kata Romy. Romy langsung memberitahuku dimana dia simpan folder
berisi koleksi miliknya. Tanpa basa-basi aku putar film porno itu, Romy juga
melihat film itu di belakangku. Dua film ku percepat mencari adegan-adegan yang
bikin horny. Tiba-tiba Romy pamit untuk ke kamar mandi, aku yakin dia pasti
sangat horny. Saat Romy masuk ke kamar mandi aku langsung menutup pintu kos
Romy. Aku langsung masuk dan mengagetkan Romy yang lagi ngocok di kamar mandi.
Tak mau membuang waktu aku langsung mengulum kontol Romy yang sebelumnya sudah
ngaceng. Romy memberontak dan membentakku, memaki diriku, namun akhirnya dia
menyerah karena aku tak mau melepas kulumanku. Akhirnya Romy enjakulasi di
dalam mulutku dan aku langsung memuntahkan sperma Romy yang ada di mulutku
setelah itu aku langsung ke luar meuju kamar Romy. Aku tulis surat untuk Romy
bahwa minta maaf atas perlakuanku dan semata-mata aku cinta ke padanya. Aku
langsung kembali ke kosan dan menutup pintu hingga malam tiba.
Tepat pukul 22:00 dhany datang ke
kamarku. aku yang khawatir karena telah melakukan hal yang nekad demi dhany dan
sekarang aku benar-benar takut. Aku putuskan untuk satu minggu kedepan aku
pulang ke kota malang. Tepat jam 12 malam aku langsung pulang ke kota malang
dan selama di malang aku merasa bersalah dan takut jika nanti di jember namaku
hancur gara-gara Romy membeberkan kelakuanku. Seminggu di rumah tidak ada hal
yang mencurigakan terjadi di jember, beberapa teman hanya sms dan menanyakan
kabarku. Icha pacarku juga menghubungiku dan khawatir dengan diriku karena aku
menghilang secara tiba-tiba. Namun aku bilang kalau aku lagi ada kepentingn
keluarga dan dua hari lagi aku kembali ke jember.
Seminggu sudah kejadian nekad dan
memalukan berlalu, aku mencoba datang ke kampus ternyata apa yang aku takutkan
tidak terjadi, ternyata Romy memilih untuk diam dan menyimpan kejadian itu
sebagai rahasianya. Icha yang sudah aku tinggal selama satu minggu sudah
merengek-rengek untuk di ajak jalan-jalan. Sebenarnya aku baru jadian dengan
icha dan semua adalah rencana dhany. icha adalah teman kampus dhany, dhany
sangat di bantu oleh icha dalam perkuliahannya, sebagai imbalannya icha minta
di comblangin dengan diriku. sebenarnya aku bukan tidak suka dengan cewek tapi
kalau icha jauh dari kriteriaku apalagi dia sangat manja. Berhubung ini adalah
permintaan dhany, jadi aku menembak icha dan akhirnya aku dan icha jadian.
Sepulang
dari kampus aku dan icha langsung beli sarapan, ternyata disana ada Romy dengan
seorng cewek cantik pasti pacarnya. Tiba-tiba icha terlihat girang dan
melambaikan tangannya ke cewek itu, ternyata cewek itu adalah teman icha
bernama rani.
“cha, aku pesan makanan dulu ya,
kamu duduk aja disana dngan teman kamu” aku menyuruh icha untuk duduk.
Setelah
memesan makan dan minuman aku juga gabung di meja Romy dan rani. Sebenarnya aku
sangat takut menatap wajah Romy, juga merasa bersalah kepadanya. Icha
memperkenalkan aku kepada rany, dan rany memperkenalkan Romy kepada icha.
“lho…Romy?”
kataku sok kaget.
“kamu?’’
Romy terlihat sangat kaget dan menatapku tajam.
“kalian
sudah kenal?” kata icha. Untungnya Romy bisa menahan emosinya saat bertemu
denganku. Saat menatap mata Romy aku teringat kepada seseorang, aku ingat kak
fany. Pasti kalau aku cerita kepada kak fany, dia tidak akan membela diriku. Romy
melanjutkan makannya dan ku lihat dia
merasa tidak nyaman dengan adanya diriku, tapi dia berusaha keras untuk
menutupinya dari icha dan rani.
Romy
dan Rani selesai lebih dulu, dan terlihat Romy terburu-buru untuk meninggalkan
warung tempat kami bertemu. Icha merasa ada yang aneh dari tindakan Romy
“jim, kayaknya ada yang aneh dari Romy,
dia sepetinya gak suka dengan kita berdua.” Kata icha.
“hehehehe..kamu ada-ada aja cha,
mungkin kamu cerewet kale.” Aku menggoda icha.
Setelah
kami selesai makan aku langsung mengantar icha pulang ke kosnya dan aku juga
kembali ke kosan. Ternyata dhany bersama temannya, yang aku tahu dia adalah
teman UKM. aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur dan merenungkan apa
yang telah aku perbuat selama ini terutama kepada seseorang yakni Romy. Romy
yang baik kepadaku kini telah aku lecehkan. Untuk itu aku akan mencari
kesempatan untuk meminta maaf secara langsung. Tiba-tiba icha menghubungiku dan
mengajak aku ke pantai.
Pantai
yang indah untuk menghilangkan penat yang selama ini membebaniku yah pantai papuma yang ada di
jember adalah tujuan kami. Icha terlihat sibuk dengan handphonenya dan saat aku
tanyakan siapa yang sms icha langsung menarik tanganku menuju pondokan di
pinggir pantai. Ternyata disana ada sepasang kekasih yang lagi asik beduaan.
“hai
cha, sini aku bawa snack banyak” sapa rani. Jika itu rany berarti disampingnya
adalah Romy. Ternyata benar dia adalah Romy, icha dan rany tidak sengaja
memberiku kesempatan untuk berdua dengan Romy. Aku mengutaraan kata maafku dan Romy
memaafkanku dan meminta melupakan semua kejadian bebapa minggu yang lalu. Namun
masih saja ada sugesti di otakku untuk melanjutkan misi dhany, aku pegang
tangan Romy dan bilang kalau aku suka padanya. Romy menjawabnya dengan tonjokan
di perutku dan mengajak rani buru-buru pulang. Lagi-lagi Romy terihat aneh dan
icha selalu menyalahkan dirinya.
Aku
putuskan untuk menyerah dengan misi penghancuran Romy dari dhany. sepulang dari
pantai aku langsung mengetuk pintu dhany dan ternyata dhany di dalam bersama
temannya.
“maaf dhan, kamu sibuk ya?” aku
langsung menuju ke kamar. Ku lihat dhany sedikit acak-acakan dan temannya
tertidur lelap di dalam selimut dhany. aku sering melihat pemandangan yang
sama, dan tiap aku ngomog tentang apa yag aku lihat ke pada dhany, dhany
langsung marah-marah kepadaku bahwa tidak ada gunanya aku befikiran negatif
terhadap kelakuan dhany dengan temannya itu. jika aku ngotot dengan pendapatku
dhany selalu hampir memukulku, namun yang menjadi sasaran adalah lemari atau
apa saja yang ada di dekatku. Aku tahu dhany masih ingat dengan kata-kataku,
jika sekali saja dia memukulku aku gak mau lagi berhubungan dengannya.
“coba saja kalau berani, aku bukan
jimmy yang dulu yang selalu bisa kau atur” kataku penuh amarah sambil memandang
mata merahnya ketika dhany mengangkat tangan kananya.
“jaga mulutmu jim, kamu tidak bisa
seenaknya menuduh aku melakukan sesuatu dengan temanku itu” kata dhany sedikit
membentak.
“jangan ribut disini, gak enak di
dengar teman-teman” aku menuju kursi dan duduk.
“terserah mereka dengar atau tidak,
lagian mereka belum ada yang datang, dan aku gak suka sikapmu seperti itu” kata
dhany sambil memegang kedua lenganku dengan erat.
Aku sudah gak tahan dengan sikap
dhany, aku pegang kedua tangannya dan kuhempas kedua tangannya agar
genggamnanya lepas dari lenganku.
“cukup dhan” sambil menghempas kedua
tangannya.
“kamu
udah berani membentakku.(buk) seperti ada kilatan di mataku ketika tinju dhany
mendarat di mataku. Meski sedikit pusing aku lawan dhany dan berhasil
mendaratkan tinjuku di pelipisnya. Dhany terjatuh, “bajingan, anjing, sudah ku
bilang aku akan melawanmu kali ini” aku pegang kaos dhany hingga sobek dan ku
paksa dia keluar dari kamar. Terdengar suara teman kos menanyai dhany apa yang
telah terjadi, nampaknya dhany tidak menjawab. aku sendiri di kamar mengobati
lukaku, sekarang aku tahu kalau selalu diam maka akan ada orang yang akan
menganggap kita lemah.
Meski aku dan dhany tidak ada kata
putus, namun kita berdua tidak saling komunikasi. Aku tidak pernah melihat
dhany pada saat itu dan terakhir aku dapat kabar dari teman ternyata dhany pindah
kos. beberapa minggu kemudian aku bertemu dengan dhany di sebuah perbelanjaan,
dhany berdua dengan teman UKMnya yang dulu. Sekedar menyapa aku tersenyum pada
dhany dan menanyakan kabarnya, yang ku dapatkan hanyalah tatapan tajam darinya.
yang bisa aku lakukan adalah bersabar karena sebentar lagi aku berumur dua
puluh tahun dan aku yakin masih banyak rintangan di depan yang llebih dari ini.
Sebulan kemudian aku mencoba untuk
meminta maaf kepada dhany, mungkin masih ada pintu maaf untuk diriku. aku mencoba
menanyai beberapa teman-temannya tentang alamat dhany, tapi teman-teman dhany
yang aku kenal tidak ada yang tahu di mana dhany tinggal. Rasa penyesalan pasti
ada saat kita merasa sendiri dan sepi seperti ini, meski aku ada icha namun
sebenarnya aku tidak mencintai icha. Icha sebagai teman dhany hanya tahu kalau
persahabatan aku dan dhany retak akibat ada masalah pribadi. Icha selalu
menghiburku dan ingin mempersatukan persahabatan aku dan dhany lagi, namun icha
juga kehilangan informasi tentang dhany. aku putuskan untuk menemui dhany saat
liburan nanti di rumahnya.
Pada saat libur kulliah, aku
langsung pulang ke rumah. tak seperti biasanya aku pulang ke kota malang kurang
bersemangat karena aku pulang sendirian. Aku di jemput diterminal oleh papa
pada sore itu, dan tak sengaja juga bertemu dengan tante fatimah yang juga
menjemput kedua anaknya. Aku yakin dhany juga pulang ke kota malang, ada kesempatan
buat aku untuk bicara baik-baik dengan dhany. sesampainya di rumah aku langsung
merebahkan tubuhku karena merasa kecapean menempuh perjalanan selama lima jam.
Tak terasa hari sudah agak gelap, aku langsung menuju kerumah dhany, karena aku
tahu dhany pasti ada di rumah di jam segini.
“assalamualaiku tante.” Aku menyapa
mama dhany di tokonya.
“walaikum salam jim, tumben datang
ke sini jam-jam segini.” Jawab ibu fatimah.
“hehehe..jimy ada perlu ke dhany”
kataku sambil tersenyum
“dhany
ada di dalam jim, langsung saja masuk ke rumah” kata ibu faimah menyuruhku masuk
melewati toko rotinya. Segera aku masuk ke rumah dhany melewati ruang tengah
dan ku lihat adik dhany mantan Romy.
“permisi,
dhanynya ada?” aku menyapa adik dhany yang terlihat jutek.
“iya, langsung ke kamarnya saja”
jawabnya datar. Aku langsung mengetuk kamar dhany, dan di bukalah pintu kamar
itu. ternyata yang membukakan pintu bukan dhany, tapi teman UKMnya yang bernama
wondy. Dhany yang melihatku datang ke rumahnya langsung berdiri dan mengajakku
untuk ngobrol di halaman belakang rumahnya. Sesekali dia menoleh kearah
belakang untuk memastikan tidak ada orang di belakang.
“heh jim, ngapain kamu masih
berusaha menemuiku?” kata dhany sedikit mengerutkan keningnya.
“aku mau minta maaf dhan” kataku
smbil menundukan kepala.
“yaudah aku maafin kamu, terus apa
lagi?” kata dhany sedikit mendesak
“aku gak bisa jauh darimu dhan” aku
menjawab singkat
“maaf
jim, aku tak bisa lagi mengandalkan dirimu. Jadi pulanglah hubungan kita sudah
berakhir saat kamu juga melayangkan tinjumu di pelipisku ini” dhany menunjuk
pelipisnya. Aku tak menyangka ternyata aku di usir oleh dhany. aku langsung
pulang kerumah dengan perasaan galau. Kepada siapa aku harus bercerit tentang
perasanku ini kalau bukan ke kak fany. Langsung saja aku hubungi kak fany kalau
sekarang aku lagi sedih karena tak ada lagi orang yang dapat mengerti aku
sepenuhnya. Kak fany hanya memberi saran kepada diriku agar selalu bersabar
dalam menjalani hidup. Hidup itu penuh warna dan pasti kita akan mengalami atau
melewati warna-warna itu yang bisa kita lakukan adalah berjuang melewati
smuanya dengan bersabar.
Dua
bulan berlalu, aku hampir melupakan Romy sebagai korban dari kisah cintaku dengan dhany. saat aku bersantai di dalam
kamar kos tiba-tiba icha menelfonku
“jim,
Romy kecelakaan dan sekarang dia ada di rumah sakit” suara icha agak gugup. Aku
langsung meluncur ke kos icha dan juga langsung ke rumah sakit. Romy yang lagi
terbaring di UGD sesegera mungkin harus di berikan pertolongan. Mama Romy dan
kakaknya juga ada di rumah sakit. Romy mengalami pendaraan akibat luka di
kepalanya, stok darah di rumah sakit dan PMI habis, jadi dokter menyarankan
agar keluarga Romy mencari pendonor untuk Romy. Kakak Romy darahnya sama, namun
masih belum cukup karena Romy banyak kehilangan darah. Akhirnya aku mengajukan
untuk mendonorkan darah untuk Romy karena golongan darahku sama dengan Romy.
Selama dua hari Romy tidak sadarkan
diri, aku dan icha sering menjenguknya di rumah sakit. Hingga akhirnya Romy
sadar dan melihat kami berdua. Aku sangat senang saat itu ternyata Romy memberikan
senyumannya kepada kami berdua dan mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuannya. Sejak jimy ada di rumah sakit aku jadi leih dekat dengan Romy, aku
ingin menebus kesalahanku padanya pada waktu itu. Saat hanya tinggal kami
berdua di kamar rawat inap, aku memintra maaf atas kesalahanku yang kemarin, Romy
tersenyum dan menganggunggakan kepalanya
“jim,
aku tak tahu harus bilang apa, aku kemarin membencimu, ternyata orang yang aku
benci sangat peduli kepadaku, dan orang yang aku sayangi tidak pernah
menjengukku di sini, terimakasih jim mungkin kalau aku tidak mendapatkan darah
secepatnya aku sudah tewas..hehe” kata Romy sambil tertawa dan memegang
tanganku.
Saat
tangan Romy memegangku, jatungku berdetak kencang, aku tak mau gegabah dengan
perasaanku, aku hanya simpati terhadapnya bukan mencintainya. Aku tak mau lagi
tertipu dengan cinta terlarang ini.
Seminggu berlalu saat Romy sudah di
perbolehkan keluar dari rumah sakit. Romy tidak langsung pulang karena sebentar
lagi Uas di mulai. Jadi aku membantu Romy semampu diriku, ku sibukan hariku
dengannya hanya untuk menebus dosaku dan menghilangkan bayangan dhany serta
masalah yang menimpaku. Aku tulus membantu Romy sebagai seorang teman aku harus
mensuportnya menghadapi masalah yang di hadapinya. Semakin aku dekat dan akrab
dengan Romy, semakin hilang bayangan dhany dan tergantikan oleh hadirnya Romy. Romy
bersikap lebih lembut dibanding dhany, namun aku belum tahu sifat asli Romy.
Akhirnya aku mnyadari bahwa aku
mencintai Romy, aku mencoba membuka hatiku untuk Romy dan menutup kenanganku
bersama dhany. kucoba mengungkapkan perasaanku pada Romy melalu surat yang aku
selipkan di bukunya. Sehari tak ada balasan dari Romy, dia bersikap seperti
tidak terjadi apa-apa, mungkin Romy belum membaca suratku. Hingga seminggu
kemudian aku mengantar Romy untuk pulang kerumahnya dan disanalah aku baru tahu
Romy ternyata masih memikirkan keputusannya dan keputusannya adalah menerimaku
sebagai kekasihnya. Namun aku belum mendapatkan hatinya seratus persen. Karena
sebenarnya dia belum tahu betul tentang perasaannya kepadaku, yang jelas dia
nyaman dan sayang denganku. Aku menerimanya karena pada dasarnya dia tidak tahu
apa itu cinta sejenis dan aku orang petama bersamanya.
Sepanjang perjalanan waktu yang aku
lalui bersama Romy banyak hal yang aku lalui bersamanya. Banyak pelajaran yang
aku ambil bersamanya, terutama tentang suatu hubungan yang tak harus di
ungkapkan dengan melakukan sex. Dan aku belajar tentang arti pengorbanan dan
ikhlas dari seorang Romy. Banyak hal positif bersama Romy namun aku harus rela
melepaskannya merelakan dia dengan orang lain. Dan berkorban untuknya demi
keselamatannya.
Aku rela melepas Romy karena aku tau
Romy memiliki perasaan terhadap Radith sepupunya dari bali. Semua salahku,
mengapa aku mengajak dia liburan ke bali tapi semua itu sudah terjadi dan tak
ada gunanya di sesali. Di sisi lain ada rasa senang karena saat aku
meninggalkan Romy, Romy tidak akan kesepian di jember karena masih ada radit
yang lebih tulus mencintainya. Pengorbanan cintaku ini aku lakukan hanya untuk
keselamatan Romy dari niat jahat dhany.
Dhany mengetahui bahwa aku
benar-benar cinta kepada Romy, dan dhany tidak terima itu. dhany kembali lagi
dalam kehidupanku dengan segala niat jahatnya. Aku tak ingin Romy tahu bahwa
dulu aku hanya maen-maen dan berbohong kalau aku mencintainya sebelum aku
benar-benar terjebak dalam cintanya. Apapun akan aku lakukan demi Romy, karena
tak layak buatku yang hina ini untuk hidup lebih baik. Aku mohon kepada dhany
agar dia melupakan masalahnya dengan Romy, Romy tidak pernah tahu kalau dhany
sangat membencinya. Akhirnya dhany mendengar permintaanku, dia akan menuruti
keinginanku untuk tidak menyakiti Romy asal aku bisa kembali kepadanya. Dhany
juga memintaku untuk mengajak dirinya tinggal bertiga bersama kami di sebuah
kontrakan.
Akhirnya kami tinggal bertiga, dan
berkali-kali aku melihat dhany ingin mencelakakan Romy. Saat Romy pergi aku dan
dhany selalu bertengkar dan bersikap biasa saat Romy datang. Hingga pada suatu
hari, dhany memukul kepala Romy dengan vas bunga membuat Romy pingsan. Aku
langsung menghajar dhany dan mengancamnya untuk melaporkannya ke polisi, karena aku tidak rela
orang yang aku cintai disakiti olehnya. Setelah sadar Romy harus tahu apa yang
sebenarnya terjadi, aku menceritakan dari awal sampai akhir dan Romy juga
menceritakan hubungannya dengan adik dhany. ternyata adik dhany anaknya nakal
maka dhany merasa tidak cocok lagi dengannya dan meninggalkannya. Dhany
mengerti dan meminta maaf kepada Romy, akupun juga memnita maaf dan Romy
memafkanku tapi dia tidak menerima ternyata cintaku bermula dari suatu
kebohongan. Begitu saja Romy memutuskan hubungan kami, namun dhany akan
menerimaku kembali kepadanya.
Aku
tahu mungkin ini adalah hukuman buat aku karena telah bermain-main dengan
cinta. Tak pernah aku merasakan sangat kehilangan seperi ini, aku yakin Romy
adalah cinta terakhirku dan pada saatnya nanti aku akan meninggalkan dunia
hitam ini untuk menjalani hidup baru bersama istri dan anak-anakku. Dhany masih
mendesakku untuk kembali kepadanya, namun aku sudah tidak ada rasa terhadapnya.
Dhany juga tahu bahwa aku masih mencintai Romy dan sewaktu-waktu mungkin Romy
akan menjemput cintaku ini.
“jim, masalahku dengan Romy
mengenai adikku sudah selesai, tapi masalah kita belum selesai.” Kata dhany
saat aku bertemu di jalan.
“jika aku tidak bisa mndapatkan
cintamu lagi, tak seorangpun boleh mencintai dirimu, bahkan Romy bajingan itu”
kata dhany menahan emosi.
“dhan, cukup. Apa masalahmu dengan Romy?
Mengapa kamu membencinya?” kataku
“gara-gara dia aku kehilangan
cintamu jim” jawab dhany
“gara-gara aku? Semua itu adalah
gara-gara kamu dhan, kamu dalang semua ini, jadi jangan salahkan orang lain”
aku sedikit membentaknya.
“masa
bodoh, yang jelas aku tak akan membiarkan Romy hidup jika dia masih berhubungan
denganmu” kata dhany terlihat sangat marah. Aku tahu dhany anaknya memang
arogan dan nekad mungkin apa yang di katakannya adalah suatu keseriusan. Dan
aku tambah yakin ketika aku mendapat sebuah paket di depan kamar kosku yang
baru paket berisi foto-foto Romy yang berlumura darah ayam. Aku langsung mual
dan membakar foto-foto itu, pasti ini adalah peringatan dari dhany.
Untuk melindungi Romy, aku putuskan
untuk pindah kuliah, aku menggugat kedua orang tuaku untuk pindah ke kota
malang, dan akhirnya aku tinggal di malang lagi. jika Romy tidak bisa
mendapatkan cintaku maka dhanypun juga gak boleh mendapatkannya. Dhany datang
kerumah dengan teman barunya, aku tak tahu siapa anak itu. namun dari gerak
geriknya cowok itu mungkin peliharaan dhany yang baru, ternyata dhany memang
cowok bejad. Beberapa hari kemudian aku mngunjungi rumah dhany untuk
mengembalikan barang-barang pemberiannya, aku tidak bisa menyimpan
barang-barang pemberian orang saat aku membenci orang itu. ternyata dhany tidak
ada di rumah, dia sedang berlibur dengan teman barunya ke luar kota.
Berhubung dhany tidak ada di rumah
aku membawa kembali barang-barang dhany pulang ke rumah. Ke esokan harinya aku
di bangunkan sangat pagi oleh mama, karena mama dapat kabar bahwa dhany
kecelakaan di jogja bersama ketiga temannya. Dan kabar buruknya adalah Dhany
dan satu temannya tewas saat di larikan ke rumah sakit terdekat. Aku mendengar
kabar itu langsung menjadi lemas, secepat itu dhany meninggalkan dunia ini. aku
dan mama langsung ke rumah dhany, dan ternyata jasad dhany belum tiba di rumah
duka. Aku bersama mama dan papa menunggu di rumah duka, banyak kenangan yang
terlintas bersama dhany di rumah ini. di setiap sudut rumah selalu ada bayangan
kami berdua, ku lihat kran air yang ada di depan rumah terlintas saat aku dan
dhany mencuci motor bersama, makan kue bersama di beranda, dan kenang-kenangan
lain. Aku berusaha keras untuk tidak meneteskan air mata ketika mobil ambulan
memasuki halaman depan rumah.
Gema
tahlil mengiringi jasad dhany memasuki rumah duka, suasana semakin pilu banyak
saudara-saudara dhany menangis tidak menerima kepergian dhany. Beberapa pelayat
mulai mengaji untuk mendoakan dhany. aku pun juga langsung ke kamar mandi di
rumah dhany, aku menangis di kamar mandi meski aku benci dhany tapi bukan
kematian dhany yang ku harapkan. Terdengar suara ketukan pintu, langsung saja
aku berwudlu dan membuka pitu kamar mandi yang ternyata adik dhany siska
mengetuk pintu.
“kak jim, aku tahu kak jimmy sudah
lama bersahabat dengan kak dhany, pasti kak jimmy sangat kehilangan sahabat
sepertinya, sama seperti aku sedih kehilangan seorang kakak satu-satunya yang
sangat ku sayangi.” Kata siska yang menangis di depanku
“yang
sabar yah sis, kami semua juga kehilangan dhany, tapi kita harus menerima dan
ikhlas melepas dhany agar dia tenang disana” kataku pada siska. Siska hanya
menganggukan kepala dan masuk ke kamar mandi untuk berwudlu.
Jasad dhany sudah terbujur kaku di
depanku, tak ada yang bisa aku lakukan kecuali mendoakannya. Aku langsung
mengambil al qur’an dan membaca surat yaasin agar dhany bisa tenang di sana.
“dhan, maafkan aku kalau selama ini aku tidak bisa menjadi yang terbaik, dan
aku juga sudah melupakan semua kesalahanmu” kataku saat jasad dhany mulai di kebumikan.
Sekarang yang tersisa adalah gundukan tanah yang didalamnya bersemayam jasad
dhany. aku juga gak jadi mengembalikan barang-barang pemberian dhany takut
keluarga dhany curiga karena banyak barang-barang pemberian dhany untukku.
Lebih baik aku simpan saja di kamarku sebagai kenangan bersamanya.
Usai sudah perjalanan dhany kini
dhany sudah tenang di sana. Aku juga tenang menjalani hari-hariku karena aku
tidak khawatir lagi dengan masalah dhany dan Romy. Sekarang saatnya menata
hidup baru tanpa beban yang berat. Hari-hariku dalam kesendirian sangat
menyenangkan, aku merasa terlahir kembali tanpa ada beban, kuliah, bantu orang
tua , jalan-jalan bersama teman dan
semua aktivitas itu aku lakukan agar aku bisa melupakan masa laluku.
Hingga aku iseng membuka situs yang memuat kisah-kisah cinta terlarang sepeti
aku alami. Dengan kata kunci “cerita gay” google mengantarkanku ke situs tommylovezacky.wordpress.com ini. banyak kisah yang aku
baca disana dan aku juga iseng mencari kata kunci “jember”ternyata ada beberapa
kisah yang sama persis aku alami dengan Romy, dan beberapa pelakunya sama
dengan kisahku di jember. Apakah Romy itu adalah Romy yang aku kenal? radith
yang juga ku kenal? bahkan dia juga memakai namaku. Itu bukan suatu kebetulan
semata, mungkin sang penulis adalah orang yang aku cintai dulu y kni Romy. Dari
kisah-kisah yang ditulisnya ternyata dia sudah bahagia dengan Radith. Radith
adalah laki-laki yang beruntung bisa mendapatkan Romy sepenuhnya.
Sekian
lama aku tinggalkan jember, hampir satu tahun aku tidak mengunjungi kota
bersejarah dalam perjalanan cintaku. Hingga pada suatu hari kak fany datang
berkunjung ke kota malang. Kak fany datang ke kota malang atas undangan papa
untuk jalan-jalan di kota malang, karena kota malang mengadakan even tahunan di
sepanjang jalan ijen boulevrd. Tepat tanggal 19-22 mei 2011 kemarin diadakan
event tahunan yakni malang tempoe doeloe. Kak fany tidak pernah datang ke kota
malang saat ada event tersebut dan kebetulan dia sedang libur jadi dia bisa
datang mengunjungi kota malang. Pada tanggal 21 mei 2011 tepatnya hari sabtu,
aku dan kak fany menelusuri jalan ijen dengan menggunakan baju batik, mencicipi
beberapa makanan tradisional yang sekarang sudah jarang di temui. Tiba-tiba ada
suara yang memanggil namaku sangat keras
“jieemyyy” suara itu berasal dari
arah stand gulali. Aku menoleh ke arah tersebut dan kulihat ada seseorang yang
melambaikan tangannya. Sekilas aku seperti mengenal orang itu namun aku belum
bisa mengenalnya dengan jelas, jadi aku lanjut jalan dengan kak fany. Beberapa
langkah aku di kejutkan dengan tepukan di bahu kiriku, setelah aku toleh
ternyata aku mengenal wajahnya dia adalah radit dengan senyuman khasnya.
“jim, kemana aja kamu, “ dia
memegang tanganku sangat kuat dan tersenyum sebagai tanda dia senang bertemu
denganku disini.
“radith? Hah..kok bisa kita
berjumpa disini? kamu sama siapa dith?” kataku yang juga tak bisa memendung
kebahagiaanku bertemu radith. Aku langsung menoleh ke arah belakang radith dan
ternyata Romy sedang menundukan kepalanya dan ketika dia melihat kearahku dia
tersenyum manis dan terlihat sangat senang melihatku. Aku mendekati Romy, dan
menjabat tangannya
“weh…semua kumpul disini” kataku
sambil menepuk punggungnya. Dengan bertemunya aku dengan romy dan radith tak
sengaja aku melupakan kak fany di antara kami.
“oia,
ini kakakku fany, ayo kenalan dulu” kataku memperkenalkan kak fany. Romy dan
radith terkenal sangat ramah dan berhasil mengakrabkan diri dengan kak fany. Sesekali
aku melihat kearah Romy, ternyata rasa yang pernahku kubur muncul kembali,
namun aku tahu bahwa Romy sudah ada radith dan aku juga sudah dewasa so aku
bisa menjaga perasanku. Ternyata Romy dan radith tinggal di villa batu malang.
Aku berjanji akan mengunjunginya nanti malam sepulang dari event ini, tak
banyak yang aku obrolin bersama Romy dan radith. Jadi kami berpisah untuk
sementara dan bertemu lagi nanti di villanya.
Tepat jam delapan malam aku dan kak
fany meluncur ke daerah batu malang, beberapa menit aku sampai dan tak sulit
mencari alamat penginapan Romy. Romy dan adith juga telah menunggu kami berdua
mereka menyiapkan minuman hangat dan beberapa cemilan, aku yakin malam ini akan
menjadi malam yang panjang dengan menceritakan kisah kami semua. Teryata benar Romy
sudah jalan dengan radith selama setahun lebih, dan aku juga menceritakan
kematian dhany dan semua aktivitasku di malang selama ini. suara tertawa
menghiasi ruangan dimana aku, kak fany, Romy dan radith berbagi cerita. Aku dan
kak fany berencana menginap di penginapan Romy dan radith dan membawa mereka besok
pagi ke rumah. Aku menginap disana dan kita semua tertidur jam dua malam dan
tidur bersama di depan televisi.
Di
hari minggu ke esokan harinya aku dan kak fany membawa Romy dan radith untuk
mampir ke rumah. disana kami masih bercanda dan suasana rumah menjadi ramai.
Tiba-tiba mataku dan mata Romy bertemu saling memandang. Aku tahu Romy masih
merasa canggung dengan diriku dan radith juga merasa bersalah karena dia telah
mengambil romy dariku. Tapi kak fany selalu mencairkan suasana diantara kami,
karena kak fany tahu semua ceritaku tentang Romy, radith dan dhany. hingga sore
menjelang akhirnya radith dan fany pamit untuk kembali ke jember karena besok
mereka masih ada perkuliahan. Aku dan kak fany mengantarkan mereka di pintu
gerbang, Romy yang mengendarai mobil hanya membunyikan klakson dan mengangkat
tangannya, sedangkan radit melambaikan tangan dan mengatakan sesuatu
“jimmy, fany aku tunggu kalian di
jember yah… sampai jumpa lagi” kaca mobil tertutup seiring melajunya mobil
mereka. Aku dan kak Fany saling berpandangan dan tersenyum masuk kedalam rumah.
banyak pelajaran yang aku dapat dalam menjalani hidup ini. kak fany sebagai
penasehatku selalu dapat diandalkan karena dia dapat berfikiran lebih deasa
dari aku.
The end.
By: R&R
sebenernya ini cerita nyata atau bukan sih? penasaran aku wkwkwk..It looks reality.....
ReplyDeletefiktif ^_^
Deletetunngu dah, ni cerita koq ada kaitannya yaa sama cerita yg lainnyA? dcerita lain jimmy dgn romy prnh pcaran juga
ReplyDeletetunngu dah, ni cerita koq ada kaitannya yaa sama cerita yg lainnyA? dcerita lain jimmy dgn romy prnh pcaran juga
ReplyDeletetunngu dah, ni cerita koq ada kaitannya yaa sama cerita yg lainnyA? dcerita lain jimmy dgn romy prnh pcaran juga
ReplyDelete