Jimmy Love Story III- Love and Sacrifice (Cinta dan Pengorbanan)


Terimaksih sudah membaca chapter sebelumnya di Jimmy Love story II

Di pagi hari saat matahari sudah menampakan wajahnya terdengar suara bapak-bapak yang tiap hari selalu lewat di depan rumah, “koraaaan…koraaan”. Mendengar suara itu aku langsung berlari dan menyambar dompetku yang ada di atas meja. Tergesah-gesah aku panggil tukang koran itu untuk membeli koran dagangannya. Semua ini aku lakukan untuk memastikan bahwa aku di terima di perguruan negeri. Yaa hari ini adalah pengumuman penerimaan mahasiswa baru jalur SPMB (sekarang menjadi SMNPTN). Aku bawa koran yang aku beli masuk ke kamar dan mencocokan dengan nomor ujian, ALHAMDULILLAH aku di terima di perguruan Tinggi di Jember. aku langsung menelfon Dhany kekasihku, “halo say…aku di terima di jember kamu bagaimana?”tanyaku.
“kalau kamu di jember pastinya aku juga di jemberlah, kan semalam aku udah cek nomor kita via online, tapi kamu masih belum percaya” kata dhany di ujung telfon.
“hehehe…kan takut salah yank. Yaudah kapan kita berangkat ke jember?” kataku sambil tertawa kecil. Kami berdua ternyata sama-sama di terima di kota jember. sejujurnya aku belum tahu pasti jember seperti apa, tapi mengapa aku memilih perguruan disana meskipun di kota malang banyak perguruan tinggi negeri. Kedua orang tuaku juga tidak menuntutku untuk sekolah di malang, karena papa adalah lulusan dari jember. Mungkin semua ini merupakan garis jalan hidupku yang telah di tentukan oeh Yang Maha Kuasa.
Seminggu sebelum Her Registrasi kami berdua langsung berangkat dari kota malang menuju ke jember. “jember” seperti apa kota ini? itulah yang selalu aku pikirkan sepanjang perjalanan. Menghabiskan waktu sekitar  empat jam perjalanan akhirnya kami berdua sampai di kota jember. kami berdua sama-sma terkejut saat tiba di jember karena jauh berbeda dengan kota malang, di jember lebih tenang dan agak panas. Kami berdua langsung menuju daerah kampus dimana kami akan kuliah disana. Untung dhany memiliki beberapa teman di jember sehingga memudahkan kami untuk mencari tempat tinggal selama di jember. Di Dapatlah tempat yang nyaman dan dekat dengan kampus, rumah kos putra yang baru di bangun beberapa bulan yang lalu. Harganya sepadanlah dengan fasilitas yang disediakan. Aku memilih kamar di lantai atas sedangkan dhany ada di lantai bawah karena memang tinggal dua kamar itu yang belum ditempati.
Mulainya tahun ajaran baru, maka mulai juga pertualangan baru dalam hidupku. Hidup seorang diri tanpa ada yang mengatur (orang tua) merupakan hal yang sangat menyenangkan. Mau ngapain aja kita asalkan tidak merugikan orang lain maka tidak ada yang perlu di khawatirkan. Pulang larut malam juga tidak ada papa dan mama yang menegor, yang aku rasakan adalah kebebasan. “Bebas?” Ternyata aku tidak sepenuhnya bebas. Dhany sangat berubah saat di jember, dia sedikit tempramen dan egois. Aku tidak tahu apa penyebabnya, apakah dia sulit beradaptasi di lingkungan baru ini? mungkin iya, karena di malang banyak tempat hiburan dan lain-lain sedangkan di kota kecil ini tidak selengkap di kota malang.
Prubahan sikap dhany yang kurang menyenangkan muncul pertama kali ketika aku ada diklat di kota banyuwangi. Diklat yang di lakukan di daerah pegunungan dan terpencil membuat hanphoneku tidak bisa di hubungi karena signal kurang bersahabat. Pulang dari diklat selama dua hari satu malam dany langsung masuk kamar.
“heh, kamu ngapain aja disana? Takut aku ganggu kalau kamu seneng-seneng disana?” bentak dhany tiba-tiba.
“ada apa dhan?, kamu kok marah gitu? Aku diklat di sana…” jawabku juga sedikit emosi, karena aku masih merasa kecapean udah dapat bentakan dari dhany.
“diklat apaan? Aku hubungi kamu hp tidak aktif” kata dhany sambil melempar hapenya di tempat tidur.
“disana sulit signal, daerahnya terpencil” kataku sambil mengerutkan kening.
“hah..alasan” dhany langsung keluar dari kamar meningglkan handphonenya di kamar.
Aku malas meladeni dhany yang lagi marah, aku masih trauma saat SMA dulu, gara-gara aku sering keluar dengan teman-teman komunitas dhany juga marah, aku kasih penjelasan dia gak terima. Dan akhirnya aku janji tidak mengulangi lagi, tapi aku masih tetap keluar bareng teman-teman ternyata aku ketahuan oleh dhany. dhany langsung menghukumku dengan menonjok perutku dan menampar diriku. aku tidak melawan perlakuan dhany karen aku sayang dia dan semuanya memang salahku. Dari saat itu aku tidak aktif lagi keluar dan berkumpul dengan teman-teman komunitas chatingan. Namun dhany juga sangat cepat merubah sikapnya dari arogan menjadi lembut, sehari setelah dia memukulku, dhany langsung meminta maaf kepadaku bahkan dia meneteskan air mata saat memelukku, semua yang ia lakukan karena ia sayang padaku. dhany berjanji tidak akan memukulku lagi, aku juga berjanji aku akan turuti kemauannya agar dia tidak selalu cemburu dan emosi kepadaku.
            Namun janji hanyalah janji, dhany kembali memukulku saat menjelang ujian akhir nasional. Tindakan dhany membuat diriku sakit selama tiga hari, saat itu aku juga sudah tidak tahan lagi dengan sikap dhany yang ringan tangan aku minta hubungan kita putus. Lagi-lagi aku luluh dengan sikapnya, dhany rela tidak makan dan minum untuk menebus kesalahannya kepadaku, selama aku sakit dhany tidak mau makan dan minum hingga dia juga jatuh sakit. Dengan begitu aku masih yakin ternyata dhany masih sayang padaku, tapi dalam hatiku berkata, satu kali lagi dhany memukulku aku tidak akan diam lagi. dan hari ini dhany membentakku untung saja dia tidak menggunakan tangannya. Setelah beberapa jam dhany datang lagi kekamarku, aku tahu dia pasti akan meminta maaf kepadaku.
“say, maafin aku yah, aku tadi emosi karena aku kangen kamu dan kamu tidak bisa di hubungi.” Dhany memelukku dengan suara lirih.
“gpp aku ngerti kok, dan aku juga minta maaf karena tadi aku juga bentak kamu.” Kataku sambil memeluk erat tubuh dhany.
            Banyak hal aku lalui bersama dhany, dan tak semuanya menyenangkan buatku. hingga kami berkenalan dengan tetangga kos di sebelah tempat kos kami berdua. Pada sore hari setelah aku pulang dari kampus, ternyata di rumah kos sebelah terdapat beberapa cowok yang sedang asik bersenda gurau di lantai atas rumah kosnya. Antara rumah kos sebelah dengan rumah kosku ini hanya di batasi oleh pagar se pinggang. Karena kamarku ada di atas jadi aku harus bersikap ramah kepada mereka, sekedar mengantisipasi jika di antara mereka ada yang nakal jadi semoga aja tidak merambah ke kamarku.
“hei mas, lagi santai semua nih?” kataku pada mereka yang sedang asik bergurau.
“hehehe..iya mas, sini kalau mau gabung” jawab seseorang yang trlihat lebih supel dari yang lain. Dia langsung bangun dari posisi duduk dan menghampiriku.
“perkenalkan aku Romy, dan ini andy, dody, dan dika” kata Romy sambil memperkenalkan teman-temannya.
“aku jimmy, wah dapat teman baru lagi jadinya” jawabku sambil tersnyum.
“hehehe, seharusnya begitu, kita kan bertetangga jadi harus saling kenal” kata dody sambil melihat-lihat tempat kosku.
“oia, kalian di sini ada beberapa orang? Angkatan berapa kuliahnya? Kataku membuka percakapan
“di sini ada sebelas orang, dan berbagai tingkatan, kalau kami berempat masih penghuni baru karena baru semester tiga ” jawab Romy. Tiba-tiba ada dhany yang mengagetkanku dari belakang.
“lho jim kenalan ke tetangga kok gak ngajak2?” kata dhany sambil tertawa melihat ke empat cowok di bangunan sebelah. Dan senyuman dhany langsung sedikit memudar ketika melihat salah satu dari mereka.
“oia kenalin ini temanku satu daerah namanya dhany dan ini dody, andy , dika, dan Romy” aku langsung memperkenalkan dhany ke pada mereka. Dhany terlihat aneh ketika berkenalan dengan mereka, aku jadi khawatir kalau dhany nanti cemburu lagi dengan perkenalanku pada mereka.
“yaudah mas, aku kembali kita ke bawah dulu, sudah sore dan saatnya mandi” kata dody yang sepertinya mengomando mereka untuk turun ke bawah. Akupun juga langsung menuju ke kamar dan di ikuti oleh dhany. dhany masih terlihat seperti memikirkan sesuatu, pasti memikirkan seseorang di antara mereka.
“cie…mikirin apa nih..” kataku meledek dhany
“ lihat kamu kenal wajah orang ini..” kata dhany sambil menunjukan foto di handphonenya. Ternyata aku mengenali salah satu orang di foto itu, ternyata foto Romy anak sebelah yang baru aku kenal dengan seorang wanita cantik.
“ini kan Romy…dan cewek ini siapa?” tanyaku. Dhany langsung bercerita tentang ke dua orang ini, ternyata cewek itu adalah adik dhany yang tinggal bersama neneknya dan sekarang juga kuliah di jember. sedangkan Romy adalah mantan adik dhany. Setahu dhany adiknya sangat mencintai Romy dan Romy menghianati adiknya. Romy hanya mempermainkan adik dhany dan membuat dhany sangat membenci laki-laki itu. dhany bertekad akan membuat Romy tidak tenang dalam hidupnya karena saat adik dhany putus denganRomy dia jatuh sakit dan Romy tidak pernah datang menjenguknya.
“ sabar aja dhan, semua pasti ada jalan yang lebih baik” kataku sambil menepuk punggung dhany.
“hehe..aku punya cara buat nyakiti dia” dhany terlihat sinis. Aku hanya diam dan tanpa berkomentar karena aku baru kenal dengan orang yang bernama Romy itu, sekilas anaknya baik dan supel.
“jim, kamu sayang nggak ma aku? Cinta kan ma aku?” tiba-tiba dhany menanyakan sesuatu yang tentunya dia udah tau jawabannya.
“iya aku sayang dan cinta kamu” aku peluk dhany.
“kalau begitu, kamu mau kan membantu aku? Membantu orang yang kamu sayangi?” pinta dhany.
“kalau aku bisa aku bantu” kataku
“terimakasih sayang” dany mencium pipiku.
“terus, apa yang harus aku lakukan?” kataku pada dhany. ternyata dhany memiliki rencana untuk mencari tahu Romy itu sakit atau tidak. Sebelumnya aku memprotes apa yang di rencanakan dhany, karena ini akan menyangkut nama baikku. Tapi dhany sangat berharap ke pada diriku membuat dirku tak bisa mengeluarkan kata tidak.
            Seminggu berlalu, aku masih mencari cara untuk lebih dekat kepada Romy. Aku hanya bisa menyapanya secara intens di sore hari ketika Romy dan teman-temannya santai di lantai atas. Pertemananku dengan Romy sudah lebih akrab, karena tiap kali aku bertemu Romy aku selalu menyapanya. Hingga pertemanan kami berjalan lebih dari tiga minggu, dhany kembali menanyakan perkembangan pertemananku dengan Romy.
“ada kabar baru nggak dengan Romy?” kata dhany.
“yah, biasa aja tapi kami semakin akrab meski hanya ngobrol di lantai atas setiap sore.” Jawabku
“baguslah, aku mohon rencana kita jangan sampai gagal” kata dhany
“tapi..” aku memotong kalimatku
“kenapa?”
“Romy orangnya baek dhan, dan gak mungkin aku berhasil menjeratnya kedalam dunia kita ini” kataku sambil menundukan kepala.
“kamu bisa jim, sangat bisa menjalankan misi ini” kata dhany
“tapi kalau gagal? Dia marah dan nama baikku di kampus akan hancur.” Kataku sediki memohon kepada dhany untuk memikirkan keputusannya.
“kalau nama baik kamu jelek, aku berjanji aku yang akan memperbaiki nama baik kamu” kata dhany sambil memelukku.
Dhany meminta diriku untuk menjebak Romy, dengan alasan ingin membalas dendam apa yang telah Romy lakukan kepada adik dhany. Alasan lain adalah dhany sangat yakin bahwa Romy juga sama seperti aku dan dhany.
            Beberapa minggu kemudian tepatnya hari libur kuliah, aku menemui Romy di atas rumah kosnya sedang asik memandang langit dan sepertinya dia sedang melamun. Aku langsung ambil krikil kecil dan melemparkan ke arahnya. Ternyata caraku berhasil membuat dia kaget, dan menyapa diriku. Aku dapat kabar dari Romy bahwa dia lagi sendiri di tempat kosnya. Situasi yang sangat menguntungkan bagiku untuk melakukan tugas dari dhany. aku langsung izin untuk main ke tempat kos Romy karena memang aku belum penah kesana. Sesampainya di kamar Romy, aku minta izin pinjam laptopnya dan pura-pura minta koleksi lagu dan film2nya.
“rom, ada film hot nggak?” tanyaku sambil memutar music di laptop Romy.
“ada, tapi dikit.” Kata Romy. Romy langsung memberitahuku dimana dia simpan folder berisi koleksi miliknya. Tanpa basa-basi aku putar film porno itu, Romy juga melihat film itu di belakangku. Dua film ku percepat mencari adegan-adegan yang bikin horny. Tiba-tiba Romy pamit untuk ke kamar mandi, aku yakin dia pasti sangat horny. Saat Romy masuk ke kamar mandi aku langsung menutup pintu kos Romy. Aku langsung masuk dan mengagetkan Romy yang lagi ngocok di kamar mandi. Tak mau membuang waktu aku langsung mengulum kontol Romy yang sebelumnya sudah ngaceng. Romy memberontak dan membentakku, memaki diriku, namun akhirnya dia menyerah karena aku tak mau melepas kulumanku. Akhirnya Romy enjakulasi di dalam mulutku dan aku langsung memuntahkan sperma Romy yang ada di mulutku setelah itu aku langsung ke luar meuju kamar Romy. Aku tulis surat untuk Romy bahwa minta maaf atas perlakuanku dan semata-mata aku cinta ke padanya. Aku langsung kembali ke kosan dan menutup pintu hingga malam tiba.
            Tepat pukul 22:00 dhany datang ke kamarku. aku yang khawatir karena telah melakukan hal yang nekad demi dhany dan sekarang aku benar-benar takut. Aku putuskan untuk satu minggu kedepan aku pulang ke kota malang. Tepat jam 12 malam aku langsung pulang ke kota malang dan selama di malang aku merasa bersalah dan takut jika nanti di jember namaku hancur gara-gara Romy membeberkan kelakuanku. Seminggu di rumah tidak ada hal yang mencurigakan terjadi di jember, beberapa teman hanya sms dan menanyakan kabarku. Icha pacarku juga menghubungiku dan khawatir dengan diriku karena aku menghilang secara tiba-tiba. Namun aku bilang kalau aku lagi ada kepentingn keluarga dan dua hari lagi aku kembali ke jember.
            Seminggu sudah kejadian nekad dan memalukan berlalu, aku mencoba datang ke kampus ternyata apa yang aku takutkan tidak terjadi, ternyata Romy memilih untuk diam dan menyimpan kejadian itu sebagai rahasianya. Icha yang sudah aku tinggal selama satu minggu sudah merengek-rengek untuk di ajak jalan-jalan. Sebenarnya aku baru jadian dengan icha dan semua adalah rencana dhany. icha adalah teman kampus dhany, dhany sangat di bantu oleh icha dalam perkuliahannya, sebagai imbalannya icha minta di comblangin dengan diriku. sebenarnya aku bukan tidak suka dengan cewek tapi kalau icha jauh dari kriteriaku apalagi dia sangat manja. Berhubung ini adalah permintaan dhany, jadi aku menembak icha dan akhirnya aku dan icha jadian.
            Sepulang dari kampus aku dan icha langsung beli sarapan, ternyata disana ada Romy dengan seorng cewek cantik pasti pacarnya. Tiba-tiba icha terlihat girang dan melambaikan tangannya ke cewek itu, ternyata cewek itu adalah teman icha bernama rani.
“cha, aku pesan makanan dulu ya, kamu duduk aja disana dngan teman kamu” aku menyuruh icha untuk duduk.
Setelah memesan makan dan minuman aku juga gabung di meja Romy dan rani. Sebenarnya aku sangat takut menatap wajah Romy, juga merasa bersalah kepadanya. Icha memperkenalkan aku kepada rany, dan rany memperkenalkan Romy kepada icha.
“lho…Romy?” kataku sok kaget.
“kamu?’’ Romy terlihat sangat kaget dan menatapku tajam.
“kalian sudah kenal?” kata icha. Untungnya Romy bisa menahan emosinya saat bertemu denganku. Saat menatap mata Romy aku teringat kepada seseorang, aku ingat kak fany. Pasti kalau aku cerita kepada kak fany, dia tidak akan membela diriku. Romy melanjutkan makannya dan ku lihat dia  merasa tidak nyaman dengan adanya diriku, tapi dia berusaha keras untuk menutupinya dari icha dan rani.
            Romy dan Rani selesai lebih dulu, dan terlihat Romy terburu-buru untuk meninggalkan warung tempat kami bertemu. Icha merasa ada yang aneh dari tindakan Romy
“jim, kayaknya ada yang aneh dari Romy, dia sepetinya gak suka dengan kita berdua.” Kata icha.
“hehehehe..kamu ada-ada aja cha, mungkin kamu cerewet kale.” Aku menggoda icha.
Setelah kami selesai makan aku langsung mengantar icha pulang ke kosnya dan aku juga kembali ke kosan. Ternyata dhany bersama temannya, yang aku tahu dia adalah teman UKM. aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur dan merenungkan apa yang telah aku perbuat selama ini terutama kepada seseorang yakni Romy. Romy yang baik kepadaku kini telah aku lecehkan. Untuk itu aku akan mencari kesempatan untuk meminta maaf secara langsung. Tiba-tiba icha menghubungiku dan mengajak aku ke pantai.
            Pantai yang indah untuk menghilangkan penat yang selama ini  membebaniku yah pantai papuma yang ada di jember adalah tujuan kami. Icha terlihat sibuk dengan handphonenya dan saat aku tanyakan siapa yang sms icha langsung menarik tanganku menuju pondokan di pinggir pantai. Ternyata disana ada sepasang kekasih yang lagi asik beduaan.
“hai cha, sini aku bawa snack banyak” sapa rani. Jika itu rany berarti disampingnya adalah Romy. Ternyata benar dia adalah Romy, icha dan rany tidak sengaja memberiku kesempatan untuk berdua dengan Romy. Aku mengutaraan kata maafku dan Romy memaafkanku dan meminta melupakan semua kejadian bebapa minggu yang lalu. Namun masih saja ada sugesti di otakku untuk melanjutkan misi dhany, aku pegang tangan Romy dan bilang kalau aku suka padanya. Romy menjawabnya dengan tonjokan di perutku dan mengajak rani buru-buru pulang. Lagi-lagi Romy terihat aneh dan icha selalu menyalahkan dirinya.
            Aku putuskan untuk menyerah dengan misi penghancuran Romy dari dhany. sepulang dari pantai aku langsung mengetuk pintu dhany dan ternyata dhany di dalam bersama temannya.
“maaf dhan, kamu sibuk ya?” aku langsung menuju ke kamar. Ku lihat dhany sedikit acak-acakan dan temannya tertidur lelap di dalam selimut dhany. aku sering melihat pemandangan yang sama, dan tiap aku ngomog tentang apa yag aku lihat ke pada dhany, dhany langsung marah-marah kepadaku bahwa tidak ada gunanya aku befikiran negatif terhadap kelakuan dhany dengan temannya itu. jika aku ngotot dengan pendapatku dhany selalu hampir memukulku, namun yang menjadi sasaran adalah lemari atau apa saja yang ada di dekatku. Aku tahu dhany masih ingat dengan kata-kataku, jika sekali saja dia memukulku aku gak mau lagi berhubungan dengannya.
“coba saja kalau berani, aku bukan jimmy yang dulu yang selalu bisa kau atur” kataku penuh amarah sambil memandang mata merahnya ketika dhany mengangkat tangan kananya.
“jaga mulutmu jim, kamu tidak bisa seenaknya menuduh aku melakukan sesuatu dengan temanku itu” kata dhany sedikit membentak.
“jangan ribut disini, gak enak di dengar teman-teman” aku menuju kursi dan duduk. 
“terserah mereka dengar atau tidak, lagian mereka belum ada yang datang, dan aku gak suka sikapmu seperti itu” kata dhany sambil memegang kedua lenganku dengan erat.
Aku sudah gak tahan dengan sikap dhany, aku pegang kedua tangannya dan kuhempas kedua tangannya agar genggamnanya lepas dari lenganku.
“cukup dhan” sambil menghempas kedua tangannya.
“kamu udah berani membentakku.(buk) seperti ada kilatan di mataku ketika tinju dhany mendarat di mataku. Meski sedikit pusing aku lawan dhany dan berhasil mendaratkan tinjuku di pelipisnya. Dhany terjatuh, “bajingan, anjing, sudah ku bilang aku akan melawanmu kali ini” aku pegang kaos dhany hingga sobek dan ku paksa dia keluar dari kamar. Terdengar suara teman kos menanyai dhany apa yang telah terjadi, nampaknya dhany tidak menjawab. aku sendiri di kamar mengobati lukaku, sekarang aku tahu kalau selalu diam maka akan ada orang yang akan menganggap kita lemah.
            Meski aku dan dhany tidak ada kata putus, namun kita berdua tidak saling komunikasi. Aku tidak pernah melihat dhany pada saat itu dan terakhir aku dapat kabar dari teman ternyata dhany pindah kos. beberapa minggu kemudian aku bertemu dengan dhany di sebuah perbelanjaan, dhany berdua dengan teman UKMnya yang dulu. Sekedar menyapa aku tersenyum pada dhany dan menanyakan kabarnya, yang ku dapatkan hanyalah tatapan tajam darinya. yang bisa aku lakukan adalah bersabar karena sebentar lagi aku berumur dua puluh tahun dan aku yakin masih banyak rintangan di depan yang llebih dari ini.
            Sebulan kemudian aku mencoba untuk meminta maaf kepada dhany, mungkin masih ada pintu maaf untuk diriku. aku mencoba menanyai beberapa teman-temannya tentang alamat dhany, tapi teman-teman dhany yang aku kenal tidak ada yang tahu di mana dhany tinggal. Rasa penyesalan pasti ada saat kita merasa sendiri dan sepi seperti ini, meski aku ada icha namun sebenarnya aku tidak mencintai icha. Icha sebagai teman dhany hanya tahu kalau persahabatan aku dan dhany retak akibat ada masalah pribadi. Icha selalu menghiburku dan ingin mempersatukan persahabatan aku dan dhany lagi, namun icha juga kehilangan informasi tentang dhany. aku putuskan untuk menemui dhany saat liburan nanti di rumahnya.
            Pada saat libur kulliah, aku langsung pulang ke rumah. tak seperti biasanya aku pulang ke kota malang kurang bersemangat karena aku pulang sendirian. Aku di jemput diterminal oleh papa pada sore itu, dan tak sengaja juga bertemu dengan tante fatimah yang juga menjemput kedua anaknya. Aku yakin dhany juga pulang ke kota malang, ada kesempatan buat aku untuk bicara baik-baik dengan dhany. sesampainya di rumah aku langsung merebahkan tubuhku karena merasa kecapean menempuh perjalanan selama lima jam. Tak terasa hari sudah agak gelap, aku langsung menuju kerumah dhany, karena aku tahu dhany pasti ada di rumah di jam segini.
“assalamualaiku tante.” Aku menyapa mama dhany di tokonya.
“walaikum salam jim, tumben datang ke sini jam-jam segini.” Jawab ibu fatimah.
“hehehe..jimy ada perlu ke dhany” kataku sambil tersenyum
“dhany ada di dalam jim, langsung saja masuk ke rumah” kata ibu faimah menyuruhku masuk melewati toko rotinya. Segera aku masuk ke rumah dhany melewati ruang tengah dan ku lihat adik dhany mantan Romy.
“permisi, dhanynya ada?” aku menyapa adik dhany yang terlihat jutek.
“iya, langsung ke kamarnya saja” jawabnya datar. Aku langsung mengetuk kamar dhany, dan di bukalah pintu kamar itu. ternyata yang membukakan pintu bukan dhany, tapi teman UKMnya yang bernama wondy. Dhany yang melihatku datang ke rumahnya langsung berdiri dan mengajakku untuk ngobrol di halaman belakang rumahnya. Sesekali dia menoleh kearah belakang untuk memastikan tidak ada orang di belakang.
“heh jim, ngapain kamu masih berusaha menemuiku?” kata dhany sedikit mengerutkan keningnya.
“aku mau minta maaf dhan” kataku smbil menundukan kepala.
“yaudah aku maafin kamu, terus apa lagi?” kata dhany sedikit mendesak
“aku gak bisa jauh darimu dhan” aku menjawab singkat
“maaf jim, aku tak bisa lagi mengandalkan dirimu. Jadi pulanglah hubungan kita sudah berakhir saat kamu juga melayangkan tinjumu di pelipisku ini” dhany menunjuk pelipisnya. Aku tak menyangka ternyata aku di usir oleh dhany. aku langsung pulang kerumah dengan perasaan galau. Kepada siapa aku harus bercerit tentang perasanku ini kalau bukan ke kak fany. Langsung saja aku hubungi kak fany kalau sekarang aku lagi sedih karena tak ada lagi orang yang dapat mengerti aku sepenuhnya. Kak fany hanya memberi saran kepada diriku agar selalu bersabar dalam menjalani hidup. Hidup itu penuh warna dan pasti kita akan mengalami atau melewati warna-warna itu yang bisa kita lakukan adalah berjuang melewati smuanya dengan bersabar.
            Dua bulan berlalu, aku hampir melupakan Romy sebagai korban dari kisah cintaku  dengan dhany. saat aku bersantai di dalam kamar kos tiba-tiba icha menelfonku
“jim, Romy kecelakaan dan sekarang dia ada di rumah sakit” suara icha agak gugup. Aku langsung meluncur ke kos icha dan juga langsung ke rumah sakit. Romy yang lagi terbaring di UGD sesegera mungkin harus di berikan pertolongan. Mama Romy dan kakaknya juga ada di rumah sakit. Romy mengalami pendaraan akibat luka di kepalanya, stok darah di rumah sakit dan PMI habis, jadi dokter menyarankan agar keluarga Romy mencari pendonor untuk Romy. Kakak Romy darahnya sama, namun masih belum cukup karena Romy banyak kehilangan darah. Akhirnya aku mengajukan untuk mendonorkan darah untuk Romy karena golongan darahku sama dengan Romy.
            Selama dua hari Romy tidak sadarkan diri, aku dan icha sering menjenguknya di rumah sakit. Hingga akhirnya Romy sadar dan melihat kami berdua. Aku sangat senang saat itu ternyata Romy memberikan senyumannya kepada kami berdua dan mengucapkan banyak terimakasih atas bantuannya. Sejak jimy ada di rumah sakit aku jadi leih dekat dengan Romy, aku ingin menebus kesalahanku padanya pada waktu itu. Saat hanya tinggal kami berdua di kamar rawat inap, aku memintra maaf atas kesalahanku yang kemarin, Romy tersenyum dan menganggunggakan kepalanya
“jim, aku tak tahu harus bilang apa, aku kemarin membencimu, ternyata orang yang aku benci sangat peduli kepadaku, dan orang yang aku sayangi tidak pernah menjengukku di sini, terimakasih jim mungkin kalau aku tidak mendapatkan darah secepatnya aku sudah tewas..hehe” kata Romy sambil tertawa dan memegang tanganku.
Saat tangan Romy memegangku, jatungku berdetak kencang, aku tak mau gegabah dengan perasaanku, aku hanya simpati terhadapnya bukan mencintainya. Aku tak mau lagi tertipu dengan cinta terlarang ini.
            Seminggu berlalu saat Romy sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit. Romy tidak langsung pulang karena sebentar lagi Uas di mulai. Jadi aku membantu Romy semampu diriku, ku sibukan hariku dengannya hanya untuk menebus dosaku dan menghilangkan bayangan dhany serta masalah yang menimpaku. Aku tulus membantu Romy sebagai seorang teman aku harus mensuportnya menghadapi masalah yang di hadapinya. Semakin aku dekat dan akrab dengan Romy, semakin hilang bayangan dhany dan tergantikan oleh hadirnya Romy. Romy bersikap lebih lembut dibanding dhany, namun aku belum tahu sifat asli Romy.
            Akhirnya aku mnyadari bahwa aku mencintai Romy, aku mencoba membuka hatiku untuk Romy dan menutup kenanganku bersama dhany. kucoba mengungkapkan perasaanku pada Romy melalu surat yang aku selipkan di bukunya. Sehari tak ada balasan dari Romy, dia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, mungkin Romy belum membaca suratku. Hingga seminggu kemudian aku mengantar Romy untuk pulang kerumahnya dan disanalah aku baru tahu Romy ternyata masih memikirkan keputusannya dan keputusannya adalah menerimaku sebagai kekasihnya. Namun aku belum mendapatkan hatinya seratus persen. Karena sebenarnya dia belum tahu betul tentang perasaannya kepadaku, yang jelas dia nyaman dan sayang denganku. Aku menerimanya karena pada dasarnya dia tidak tahu apa itu cinta sejenis dan aku orang petama bersamanya.
            Sepanjang perjalanan waktu yang aku lalui bersama Romy banyak hal yang aku lalui bersamanya. Banyak pelajaran yang aku ambil bersamanya, terutama tentang suatu hubungan yang tak harus di ungkapkan dengan melakukan sex. Dan aku belajar tentang arti pengorbanan dan ikhlas dari seorang Romy. Banyak hal positif bersama Romy namun aku harus rela melepaskannya merelakan dia dengan orang lain. Dan berkorban untuknya demi keselamatannya.
            Aku rela melepas Romy karena aku tau Romy memiliki perasaan terhadap Radith sepupunya dari bali. Semua salahku, mengapa aku mengajak dia liburan ke bali tapi semua itu sudah terjadi dan tak ada gunanya di sesali. Di sisi lain ada rasa senang karena saat aku meninggalkan Romy, Romy tidak akan kesepian di jember karena masih ada radit yang lebih tulus mencintainya. Pengorbanan cintaku ini aku lakukan hanya untuk keselamatan Romy dari niat jahat dhany.
            Dhany mengetahui bahwa aku benar-benar cinta kepada Romy, dan dhany tidak terima itu. dhany kembali lagi dalam kehidupanku dengan segala niat jahatnya. Aku tak ingin Romy tahu bahwa dulu aku hanya maen-maen dan berbohong kalau aku mencintainya sebelum aku benar-benar terjebak dalam cintanya. Apapun akan aku lakukan demi Romy, karena tak layak buatku yang hina ini untuk hidup lebih baik. Aku mohon kepada dhany agar dia melupakan masalahnya dengan Romy, Romy tidak pernah tahu kalau dhany sangat membencinya. Akhirnya dhany mendengar permintaanku, dia akan menuruti keinginanku untuk tidak menyakiti Romy asal aku bisa kembali kepadanya. Dhany juga memintaku untuk mengajak dirinya tinggal bertiga bersama kami di sebuah kontrakan.
            Akhirnya kami tinggal bertiga, dan berkali-kali aku melihat dhany ingin mencelakakan Romy. Saat Romy pergi aku dan dhany selalu bertengkar dan bersikap biasa saat Romy datang. Hingga pada suatu hari, dhany memukul kepala Romy dengan vas bunga membuat Romy pingsan. Aku langsung menghajar dhany dan mengancamnya untuk  melaporkannya ke polisi, karena aku tidak rela orang yang aku cintai disakiti olehnya. Setelah sadar Romy harus tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku menceritakan dari awal sampai akhir dan Romy juga menceritakan hubungannya dengan adik dhany. ternyata adik dhany anaknya nakal maka dhany merasa tidak cocok lagi dengannya dan meninggalkannya. Dhany mengerti dan meminta maaf kepada Romy, akupun juga memnita maaf dan Romy memafkanku tapi dia tidak menerima ternyata cintaku bermula dari suatu kebohongan. Begitu saja Romy memutuskan hubungan kami, namun dhany akan menerimaku kembali kepadanya.
            Aku tahu mungkin ini adalah hukuman buat aku karena telah bermain-main dengan cinta. Tak pernah aku merasakan sangat kehilangan seperi ini, aku yakin Romy adalah cinta terakhirku dan pada saatnya nanti aku akan meninggalkan dunia hitam ini untuk menjalani hidup baru bersama istri dan anak-anakku. Dhany masih mendesakku untuk kembali kepadanya, namun aku sudah tidak ada rasa terhadapnya. Dhany juga tahu bahwa aku masih mencintai Romy dan sewaktu-waktu mungkin Romy akan menjemput cintaku ini.
“jim, masalahku dengan Romy mengenai adikku sudah selesai, tapi masalah kita belum selesai.” Kata dhany saat aku bertemu di jalan.
“jika aku tidak bisa mndapatkan cintamu lagi, tak seorangpun boleh mencintai dirimu, bahkan Romy bajingan itu” kata dhany menahan emosi.
“dhan, cukup. Apa masalahmu dengan Romy? Mengapa kamu membencinya?” kataku
“gara-gara dia aku kehilangan cintamu jim” jawab dhany
“gara-gara aku? Semua itu adalah gara-gara kamu dhan, kamu dalang semua ini, jadi jangan salahkan orang lain” aku sedikit membentaknya.
“masa bodoh, yang jelas aku tak akan membiarkan Romy hidup jika dia masih berhubungan denganmu” kata dhany terlihat sangat marah. Aku tahu dhany anaknya memang arogan dan nekad mungkin apa yang di katakannya adalah suatu keseriusan. Dan aku tambah yakin ketika aku mendapat sebuah paket di depan kamar kosku yang baru paket berisi foto-foto Romy yang berlumura darah ayam. Aku langsung mual dan membakar foto-foto itu, pasti ini adalah peringatan dari dhany.
            Untuk melindungi Romy, aku putuskan untuk pindah kuliah, aku menggugat kedua orang tuaku untuk pindah ke kota malang, dan akhirnya aku tinggal di malang lagi. jika Romy tidak bisa mendapatkan cintaku maka dhanypun juga gak boleh mendapatkannya. Dhany datang kerumah dengan teman barunya, aku tak tahu siapa anak itu. namun dari gerak geriknya cowok itu mungkin peliharaan dhany yang baru, ternyata dhany memang cowok bejad. Beberapa hari kemudian aku mngunjungi rumah dhany untuk mengembalikan barang-barang pemberiannya, aku tidak bisa menyimpan barang-barang pemberian orang saat aku membenci orang itu. ternyata dhany tidak ada di rumah, dia sedang berlibur dengan teman barunya ke luar kota.
            Berhubung dhany tidak ada di rumah aku membawa kembali barang-barang dhany pulang ke rumah. Ke esokan harinya aku di bangunkan sangat pagi oleh mama, karena mama dapat kabar bahwa dhany kecelakaan di jogja bersama ketiga temannya. Dan kabar buruknya adalah Dhany dan satu temannya tewas saat di larikan ke rumah sakit terdekat. Aku mendengar kabar itu langsung menjadi lemas, secepat itu dhany meninggalkan dunia ini. aku dan mama langsung ke rumah dhany, dan ternyata jasad dhany belum tiba di rumah duka. Aku bersama mama dan papa menunggu di rumah duka, banyak kenangan yang terlintas bersama dhany di rumah ini. di setiap sudut rumah selalu ada bayangan kami berdua, ku lihat kran air yang ada di depan rumah terlintas saat aku dan dhany mencuci motor bersama, makan kue bersama di beranda, dan kenang-kenangan lain. Aku berusaha keras untuk tidak meneteskan air mata ketika mobil ambulan memasuki halaman depan rumah.
            Gema tahlil mengiringi jasad dhany memasuki rumah duka, suasana semakin pilu banyak saudara-saudara dhany menangis tidak menerima kepergian dhany. Beberapa pelayat mulai mengaji untuk mendoakan dhany. aku pun juga langsung ke kamar mandi di rumah dhany, aku menangis di kamar mandi meski aku benci dhany tapi bukan kematian dhany yang ku harapkan. Terdengar suara ketukan pintu, langsung saja aku berwudlu dan membuka pitu kamar mandi yang ternyata adik dhany siska mengetuk pintu.
“kak jim, aku tahu kak jimmy sudah lama bersahabat dengan kak dhany, pasti kak jimmy sangat kehilangan sahabat sepertinya, sama seperti aku sedih kehilangan seorang kakak satu-satunya yang sangat ku sayangi.” Kata siska yang menangis di depanku
“yang sabar yah sis, kami semua juga kehilangan dhany, tapi kita harus menerima dan ikhlas melepas dhany agar dia tenang disana” kataku pada siska. Siska hanya menganggukan kepala dan masuk ke kamar mandi untuk berwudlu.
            Jasad dhany sudah terbujur kaku di depanku, tak ada yang bisa aku lakukan kecuali mendoakannya. Aku langsung mengambil al qur’an dan membaca surat yaasin agar dhany bisa tenang di sana. “dhan, maafkan aku kalau selama ini aku tidak bisa menjadi yang terbaik, dan aku juga sudah melupakan semua kesalahanmu” kataku saat jasad dhany mulai di kebumikan. Sekarang yang tersisa adalah gundukan tanah yang didalamnya bersemayam jasad dhany. aku juga gak jadi mengembalikan barang-barang pemberian dhany takut keluarga dhany curiga karena banyak barang-barang pemberian dhany untukku. Lebih baik aku simpan saja di kamarku sebagai kenangan bersamanya.
            Usai sudah perjalanan dhany kini dhany sudah tenang di sana. Aku juga tenang menjalani hari-hariku karena aku tidak khawatir lagi dengan masalah dhany dan Romy. Sekarang saatnya menata hidup baru tanpa beban yang berat. Hari-hariku dalam kesendirian sangat menyenangkan, aku merasa terlahir kembali tanpa ada beban, kuliah, bantu orang tua , jalan-jalan bersama teman dan  semua aktivitas itu aku lakukan agar aku bisa melupakan masa laluku. Hingga aku iseng membuka situs yang memuat kisah-kisah cinta terlarang sepeti aku alami. Dengan kata kunci “cerita gay” google mengantarkanku ke situs tommylovezacky.wordpress.com ini. banyak kisah yang aku baca disana dan aku juga iseng mencari kata kunci “jember”ternyata ada beberapa kisah yang sama persis aku alami dengan Romy, dan beberapa pelakunya sama dengan kisahku di jember. Apakah Romy itu adalah Romy yang aku kenal? radith yang juga ku kenal? bahkan dia juga memakai namaku. Itu bukan suatu kebetulan semata, mungkin sang penulis adalah orang yang aku cintai dulu y kni Romy. Dari kisah-kisah yang ditulisnya ternyata dia sudah bahagia dengan Radith. Radith adalah laki-laki yang beruntung bisa mendapatkan Romy sepenuhnya.
            Sekian lama aku tinggalkan jember, hampir satu tahun aku tidak mengunjungi kota bersejarah dalam perjalanan cintaku. Hingga pada suatu hari kak fany datang berkunjung ke kota malang. Kak fany datang ke kota malang atas undangan papa untuk jalan-jalan di kota malang, karena kota malang mengadakan even tahunan di sepanjang jalan ijen boulevrd. Tepat tanggal 19-22 mei 2011 kemarin diadakan event tahunan yakni malang tempoe doeloe. Kak fany tidak pernah datang ke kota malang saat ada event tersebut dan kebetulan dia sedang libur jadi dia bisa datang mengunjungi kota malang. Pada tanggal 21 mei 2011 tepatnya hari sabtu, aku dan kak fany menelusuri jalan ijen dengan menggunakan baju batik, mencicipi beberapa makanan tradisional yang sekarang sudah jarang di temui. Tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku sangat keras
“jieemyyy” suara itu berasal dari arah stand gulali. Aku menoleh ke arah tersebut dan kulihat ada seseorang yang melambaikan tangannya. Sekilas aku seperti mengenal orang itu namun aku belum bisa mengenalnya dengan jelas, jadi aku lanjut jalan dengan kak fany. Beberapa langkah aku di kejutkan dengan tepukan di bahu kiriku, setelah aku toleh ternyata aku mengenal wajahnya dia adalah radit dengan senyuman khasnya.
“jim, kemana aja kamu, “ dia memegang tanganku sangat kuat dan tersenyum sebagai tanda dia senang bertemu denganku disini.
“radith? Hah..kok bisa kita berjumpa disini? kamu sama siapa dith?” kataku yang juga tak bisa memendung kebahagiaanku bertemu radith. Aku langsung menoleh ke arah belakang radith dan ternyata Romy sedang menundukan kepalanya dan ketika dia melihat kearahku dia tersenyum manis dan terlihat sangat senang melihatku. Aku mendekati Romy, dan menjabat tangannya
“weh…semua kumpul disini” kataku sambil menepuk punggungnya. Dengan bertemunya aku dengan romy dan radith tak sengaja aku melupakan kak fany di antara kami.
“oia, ini kakakku fany, ayo kenalan dulu” kataku memperkenalkan kak fany. Romy dan radith terkenal sangat ramah dan berhasil mengakrabkan diri dengan kak fany. Sesekali aku melihat kearah Romy, ternyata rasa yang pernahku kubur muncul kembali, namun aku tahu bahwa Romy sudah ada radith dan aku juga sudah dewasa so aku bisa menjaga perasanku. Ternyata Romy dan radith tinggal di villa batu malang. Aku berjanji akan mengunjunginya nanti malam sepulang dari event ini, tak banyak yang aku obrolin bersama Romy dan radith. Jadi kami berpisah untuk sementara dan bertemu lagi nanti di villanya.
            Tepat jam delapan malam aku dan kak fany meluncur ke daerah batu malang, beberapa menit aku sampai dan tak sulit mencari alamat penginapan Romy. Romy dan adith juga telah menunggu kami berdua mereka menyiapkan minuman hangat dan beberapa cemilan, aku yakin malam ini akan menjadi malam yang panjang dengan menceritakan kisah kami semua. Teryata benar Romy sudah jalan dengan radith selama setahun lebih, dan aku juga menceritakan kematian dhany dan semua aktivitasku di malang selama ini. suara tertawa menghiasi ruangan dimana aku, kak fany, Romy dan radith berbagi cerita. Aku dan kak fany berencana menginap di penginapan Romy dan radith dan membawa mereka besok pagi ke rumah. Aku menginap disana dan kita semua tertidur jam dua malam dan tidur bersama di depan televisi.
            Di hari minggu ke esokan harinya aku dan kak fany membawa Romy dan radith untuk mampir ke rumah. disana kami masih bercanda dan suasana rumah menjadi ramai. Tiba-tiba mataku dan mata Romy bertemu saling memandang. Aku tahu Romy masih merasa canggung dengan diriku dan radith juga merasa bersalah karena dia telah mengambil romy dariku. Tapi kak fany selalu mencairkan suasana diantara kami, karena kak fany tahu semua ceritaku tentang Romy, radith dan dhany. hingga sore menjelang akhirnya radith dan fany pamit untuk kembali ke jember karena besok mereka masih ada perkuliahan. Aku dan kak fany mengantarkan mereka di pintu gerbang, Romy yang mengendarai mobil hanya membunyikan klakson dan mengangkat tangannya, sedangkan radit melambaikan tangan dan mengatakan sesuatu
“jimmy, fany aku tunggu kalian di jember yah… sampai jumpa lagi” kaca mobil tertutup seiring melajunya mobil mereka. Aku dan kak Fany saling berpandangan dan tersenyum masuk kedalam rumah. banyak pelajaran yang aku dapat dalam menjalani hidup ini. kak fany sebagai penasehatku selalu dapat diandalkan karena dia dapat berfikiran lebih deasa dari aku.
The end.
            
By: R&R

Comments
5 Comments

5 comments:

  1. sebenernya ini cerita nyata atau bukan sih? penasaran aku wkwkwk..It looks reality.....

    ReplyDelete
  2. tunngu dah, ni cerita koq ada kaitannya yaa sama cerita yg lainnyA? dcerita lain jimmy dgn romy prnh pcaran juga

    ReplyDelete
  3. tunngu dah, ni cerita koq ada kaitannya yaa sama cerita yg lainnyA? dcerita lain jimmy dgn romy prnh pcaran juga

    ReplyDelete
  4. tunngu dah, ni cerita koq ada kaitannya yaa sama cerita yg lainnyA? dcerita lain jimmy dgn romy prnh pcaran juga

    ReplyDelete

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....