--Awal
Aku Jumpa Dia--
Suara ketukan pintu dan teriakan
mama diluar membangunkanku
"dit, udah bangun belum? Ini
udah hampir jam setengah tujuh" suara mama diluar. Aku menoleh ke arah jam
weker di meja, "astaga...Jamku mati" aku sangat kaget ketika melihat jam
itu menunjuk pada angka 12. Aku lihat ke arah jam dinding sudah menunjukan
pukul setengah tujuh.
Aku langsung lompat dari tempat
tidur menuju kamar mandi.
"bagaimana ini, telat telat
telat" gumamku. Kebiasaan mandi 10-15 menit, sekarang hanya 5 menit selesai.
Setelah memakai baju putih dan celana abu-abu aku langsung berlari kedapur
menemui mama. Aku berlari ke meja makan, langsung mencium tangan papa dan mama
"pa, ma radit berangkat dulu" kataku.
"dit..Dit, tunggu" kata
mama.
"radit udah telat ma, assalamualaikum"
kataku sambil menarik gas motor keluar halaman.
Aku tancap gas menuju sekolah,
tepat di pintu gerbang pak satpam udah mau tutup pintu gerbang.
"pak, bentar" Aku teriak
ke pak satpam.
"radit, tumben telat?"
kata pak satpam.
"ceritanya nanti aja pak, aku
mau masuk dulu" aku berlari menuju kelas.
Pintu kelas sudah tertutup,
"gimana nie mau masuk kelas gak mungkin, karena pak teguh guru matematika
sangat benci dengan keterlambatan" gumamku didepan pintu. Perlahan aku
pegang gagang pintu dan ku buka perlahan. "radit, kamu telat ya?"
suara ibu vina wali kelasku mengagetkanku dari belakang.
"i.Iya bu" jawabku gugup.
"yaudah ayo masuk" kata
ibu vina.
"tapi bu, pak teguh gak akan
ngijinin siswanya telat untuk ikuti mata pelajarannya" jawabku. Ibu vina hanya
tersenyum dan membuka pintu kelas. Syukurlah ternyata pak teguh gak datang hari
ini, dan hanya memberikan tugas 5 soal matematika dengan tingkat kesulitan yang
lumayan.
"ASSALAMUALAIKUM, ma'af ibu
mengganggu sebentar" dengan suaranya yang lembut ibu vina menyapa teman2
dikelas. Aku langsung duduk di bangkuku.
"kalian akan mendapatkan dua
teman baru, dia pindahan dari luar kota" kata ibu vina.
"dheo, lita ayo masuk"
ibu vina memanggil mereka. Waw…ternyata gadis cantik yang masuk dan disusul
laki-laki putih dan tampan dibelakangnya.
“ayo kenalkan diri kalian” ibu vina
mempersilahkan dheo dan lita untuk memperkenalkan diri.
“ nama saya lita anggraeni, asal
dari kota surabaya” lita dengan tersenyum malu-malu memperkenalkan dirinya. Dan
disusul suara dheo.
“Saya nanda dheo, panggil saja
dheo. Asal dari manado” dheo dengan mantap memperkenalkan dirinya dan tanpa ada
senyuman dibibirnya. Tiba-tiba andi temanku dibelakang berbisik, “kayaknya
orang ini sombong banget dit, liat aja ntar kalo sombong kita kerjain aja” kata
andi dibelakangku. “ iya benar, sombing
banget, tapi si lita cantik ndi..hehehhe” kataku pada andi.
Tiba-tiba
ibu vina memanggil namaku, “Radit atur tempat duduk dheo dan lita” kata ibu
vina.
“maksudnya
bu?” jawabku.
“kamu ketua kelas di sini, harusnya
kamu tahu harus bagaimana” ibu vina mengarahkanku.
“baiklah
bu, nanti saya usahakan hubungi bagian perlengkapan untuk menambah satu tempat
duduk” jawabku sedikit murung. Beginilah kalo jadi ketua kelas harus
bertanggung jawab atas semua yang ada di kelas. Aku langsung berdiri dan
mempersilahkan lita untuk duduk di sebelah eny temenku, karena temam
sebangkunya tidak masuk. Sedangkan aku menyuruh dheo menempati bangkuku dan
bersebelahan dengan roby teman sekelas ku. Ibu vina langsung keluar dari kelas
dan aku mengikutinya untuk hubungi
bagian perlengkapan.
Setelah semua tempat duduk lengkap
dheo langsung pindah ke bangku paling belakang. Sepertinya dheo orangnya
tertutup, dia hanya membaca buku yang dikeluarkan dari tasnya. Satu jam lagi
pergantian mata pelajaran, namun aku belum satu soal pun ku kerjakan. Aku
langsung saja keluarkan buku tulis dan unruk menghemat waktu aku nyontek
pekerjaan roby dan lumayan tiga soal sudah selesai. Roby dan teman-teman lain
sedikit kesulitan mengerjakan soal no empat dan lima. Aku pandangi soal itu dan
berfikir keras, dengan sedikit menurunkan rumus akhirnya dapat ditemukan
pemecahannya. Dan rumus itu juga dapat di gunakan memecahkan soal nomor lima.
Roby yang mengetahuiku dapat menemukan jawaban kedua soal itu langsung memberi
tahu teman-teman lain. Tidak disangka mejaku penuh dengan teman-teman yang
kerjasama memecahkan soal tersebut, dan kulihat lita juga menghampiri mejaku.
“yang nomor lima gak mungkin
diselesaikan dengan cara ini, karena masalahnya beda” suara lita terdengar
membuat teman-teman lain berhenti menulis di mejaku.
“ seharusnya pakai rumus ini
disusitusikan dengan persamaan ini, baru didapat persamaan baru yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah nomor lima” lita dengan antusias
mencorat-coret kertas coretanku dimeja.
“ oia, piter banget kamu lit” aku
tersenyum pada lita yang cantik itu.
“cie, bakal ada saingan ne dit”
kata roby disebelahku. Sontak teman-teman juga meledekku. aku hanya tersenyum malu, dan mukaku memerah.
Akhirnya teman-teman kembali kebangku masing-masing
dan menumpuk pekerjaan mereka dimejaku. Dan tak kusangka dheo juga mengumpulkan
buku pekrjaannya. Saat dia mengumpulkan buku tugasnya dia memandang wajahku,
dan ku sambut dengan senyuman sekedar menyapa dan bersikap baik kepadanya.
Tanpa ekspresi dia berlalu meninggalkan mejaku.
“heh,
sombong banget ne anak…aku gak yakin dia akan punya teman disini jika dia
bersikap seperti itu” gumamku dalam batinku.
Sebelum
pergantian mata pelajaran aku langsung menuju ke ruang guru untuk meletakkan
buku pekerjaan teman-teman di meja pak teguh.
Tiba-tiba ada pikiran di benakku, “bagaimana dengan pekerjaan dheo?
Padahal dia tadi tidak berdiskusi dengan teman-teman lain” pikirku. Aku
langsung melihat pekerjaan dheo dan ternyata dheo dapat menyelesaikan semua
pekerjaannya dan penguraiaan rumus adan persamaannya sangat sederhana. Aku
tersenyum melihat pekerjaan dheo “hm, otak kedua teman baruku ternyata tidak
dapat dientengkan” aku bergumam.
## keakrabanku
##
Seminggu
telah berlalu, dan hari ini adalah hari senin. Setelah melaksanakan upacara
rutin tiap hari senin kami langsung menuju kelas masing-masing. Ternyata di
kelas ada nita teman sebangku eny yang sudah seminggu tidak masuk sekolah
karena sakit. “waduh, bakal ada rombakan tempat duduk lagi ni” kataku pada
roby. Tidak mungkin ku suruh nita untuk duduk dengan dheo dibelakang karena
nita dan eny sudah sebangku bersama sejak kelas satu, dan sampai sekarang di
kelas tiga ini. akhirnya roby punya pemecahan masalah untuk mengatasi semua
ini, biarlah roby duduk ditengah bersama ceweknya, sedangkan lita pindah
kebangku cewek roby. Sedangkan dheo sebangku bersama ku.
“aku dengan si sombong itu”?
tanyaku pada roby.
“yah kalau kamu mau sih tapi
terserah kamu aja, yang pusing kamu sendiri sebagai ketua kelas” jawab roby
datar.
“okelah kalau begitu, ini semua
demi kamu dan kelas kita” jawabku
“demi aku?” tanya roby.
“ya iyalah biar kamu bisa berdua
sama si selly cewekmu. Hehhehe” jawabku sambil berlalu menuju bangku. Roby
hanya cengengesan dibelakangku. Aku menghampiri lita untuk duduk di bangku
lely, lely langsung senyum ketika aku pasangkan dengan roby. Selanjutnya aku
menuju kebangku dheo dan mengajaknya pindah ke mejaku.
“dheo,
maaf ganggu, ada perubahan tempat duduk karena teman kita yang sakit sekarang
sudah masuk” kataku pada dheo.
“terus
apa masalahnya?” jawabnya. Awalnya dheo tidak mau pindah tempat duduk namun
setelah beberapa pengertian dari teman-teman
akhirnya dheo mau berdiri dan pindah dari tempat duduknya.
“Alhamdulillah
anak sombong ini mau pindah, nggak harus repot menghubungi bagianperlengkapan
lagi” kataku dala hati. Semua sudah beres dan pelajaran pertama pun dimulai.
Aku dan dheo hari itu tidak tidak saling bicara. Hingga istirahat menjelang.
“dit, yuk kantin.” Kata temenku
“ok, ayo aku udah laper ni tadi
lupa gak sarapan” kataku pada mereka sambil memegang perutku.
“dheo, ke kantin bareng kami yuk”
ajakku padanya.
“sorry, saya sibuk” jawabnya datar
dan mengeluarkan bukuya.
“yaudah, kita ke kantin dulu”
kataku. Dia hanya diam tanpa melihat kami.
“heh dit, si dheo itu kok sombong
banget yah” kata rendy
“iya dit, emang kamu tahan
dsebangku sama dia? Timpal jony.
“halah dia kan juga manusia, dan
mungkin masih kangen kampung halamannya di manado sana” jawabku pada mereka.
Kantin
sangat ramai aku tidak mengerti padahal ada dua kantin disekolahku ini, namun
yang paling rame adalah kantin ini. masakannya biasa, dan sama dengan kantin
lain. Mungkin hanya suasananya yang nyaman dan adem membuat kantin ini selalu
ramai.
“hai
dit, ni aku pesenin kamu makanan” lita dengan senyuman termanisnya menghampiri
ku dengan teman-teman. Aku dan beberapa teman langsung duduk di meja yang belum
di huni oleh sisiwa lain.
“lho?
Siapa yang pesen makanan ini lit?” tanyaku pada lita saat dia menyodorkan
semangkok mie rebus kepadaku.
“halah…dimakan
aja dit, tadi aku denger kamu ngobrol di kelas ma temen-temen katanya lapar
karena lupa gak sarapan,. Yaudah ketika aku lihat kamu menuju kantin aku
langsung pesenin makanan ini, kamu kan suka yang namanya mie. Hehehe” jawab
lita panjang lebar. Aku hanya tersenyum kepada lita, dan mulai melahap
semangkok mie rebus.
“loh lit? kok Cuma radit yang
dipesenin?” kata jony
“iya, karena tadi yang laper Cuma
radit..hehehe” jawab lita cengengesan.
“ouw, pilih kasih ni
ye…mentang-mentang radit ketua kelas” jawab jhony
“iya ne…atau jangan-jangan..” kata
rendy menggantung dan langsung menuju roby yang lagi mesan makanan. Aku
melempar rendy yang cengengesan dengan tisu.
“lit nggak usah dengarkan teman-teman,
mereka semua emang gitu. Gokil.” Kataku mencairkan suasana saat ku lihat wajah
lita memerah.
“iya dit, gpp” lita tersenyum dan
melanjutkan makannya.
Seperti biasa setelah makan ku
sempatkan untuk ke perpustakaan sekedar membaca buku. Pastinya gank ku ini
paling anti ke perpustakaan jadi aku selalu sendiri.
“lit aku mau keperpus, mau ikut
nggak?” tanyaku.
“ sorry dit, aku nggak bisa, itu
teman-teman ku nungguin aku” jawab lita.
“okelah…aku
keperpus dulu” kataku pada mereka.
Akhirnya
diriku ada didalam perpus, “tumben ya kok sepi?” tanyaku dalam hati. Aku
langsung menuju rak buku dimana buku-buku sejarah tentang bangsa indonesia
diletakan. Ternyata buku yang aku cari
tidak ada di tempatnya, dan aku langsung menuju petugas perpus dan menanyakannya,
“ ma’af bu, buku tentang sejarah pemimpin indonesia ada yang pinjam ya? Padahal
kemarin masih belum ada yang minjam” tanyaku pada penjaga perpus. “ maaf dik
ibu juga gak tahu, mungkin iya tadi ada yang pinjam, tunggu aja sekitar
seminggu pasti udah dikembalikan.” Kata ibu itu, Padahal aku ingin baca buku
itu, tapi mau mau bagaimana lagi, bukunya sudah ada yang pinjam.
“ini
buku yang kamu maksud?” suara yang tidak asing buatku. Aku langsung menoleh
kebelakang dan ternyata dheo memegang buku yang aku maksud.
“iya…buku
tentang sejarahpemimpin indonesia isinya
bagus lho, tapi karena kamu yang pinjam yasudah aku nunggu kamu selesai baca
aja” jawabku pada dheo.
“aku
suka buku ini, dan isinya sangat terbuka dan tidak ada unsur menjelek-jelekan
suatu orang atau kelompok” kata dheo. “kamu suka sejarah juga ya?” tanyaku
antusias. “yah begitulah, meski kita di jurusan ipa, kita tidak boleh melupakan
disiplin ilmu lain” jawab dheo. Dheo langsung memberikan buku itu kepadaku dan
aku langsung meminjamnya. Seperti biasa dheo pergi tanpa pamit, dia langsung
saja menuju kelas kitika bunyi bell pertanda masuk jam ke enam. Tiga jam berlalu seperti biasa aku dan dheo
meski kita sebangku hampir tidak pernah berbicara. Aku jadi penasaran kepada
ini anak, wajah ganteng, putih, perfum yang wangi, dan smart tapi kenapa dia
begitu sombong dan cuek ya?
Jam
menunjukan tepat pukul 11:30 dan bell tanda pulang pun berbunyi. Kami semua
membereskan buku dan keluar kelas. Aku langsung menuju tempat parkir dan
kulihat ban motorku kempes. Waduh mati aku, jarak rumah sangat jauh dan
disekitar sekolah tidak ada tempat tambal ban. Dengan wajah kusam aku dorong
motorku keluar halaman sekolah. Bebrapa teman hanya menyapaku tanpa menanyakan
kenapa motorku didorong. Begitulah kalau hidup dikota, semua orang merasa
dirinya lebih sibuk sehingga enggan membantu orang seperti aku. Aku dorong
terus motorku menyisir jalan raya.
“titn..tin”
suara klakson motor dan langsung berhenti didepanku. Motor ninja berwarna hitam
di naiki cowok berjaket biru dan berhelem hitam. Aku hentikan langkahku dan
memandangnya, tiba-tiba helemnya dibuka dengan wajah meringis akibat menahan
terik dan silaunya cahaya matahari dheo menyapaku “hei dit, motormu kenapa?”
tanya dheo.
“biasa
banku bocor, tapi nggak apa-apa kok tempat tembel ban-nya udah dekat” jawabku.
Aku melanjutkan langkah kakiku mendorong motorku, panas terik matahari membuat
keringatku bercucuran. Akhirnya tempat tambal motor udah kelihatan dan semakin
dekat. Di tempat itu ternyata ada si dheo, “dheo ngapai disini?” tanyaku rada
heran. Nggak ada Cuma mastiin tempat tambal bannya buka dan kamu bisa sampai
disini, kalo pingsan dijalan gimana?” ledek dhe sambil tersenyum. Pertama kali
aku lihat dheo tersenyum, ternyata senyumannya menambah ketampananya.
“ow, thanks ya…!” jawabku. Dhe
menemaniku ditempat tambal ban, dan ternyata ban dalamku itu harus “yaudah, ayo
dit aku antar” dheo menawarkan diri.
“boleh, tapi kamu gak repot kan?
Atau biar aku naik angot aja” jawabku.
“udah
nggakpapa ayo cepat keburu sore dan bengkelnya tutup” ajak dheo.
Aku
langsung neik kemotornya, sadel motor yang agak nungging dan licin membuat
diriku nempel pada punggung dheo. Agar bagian selangkangku tidak menyentuh
belakan dheo, sengaja aku perpegangan dan menahan di pinggangnya. Dheo mungkin
biasa naik motor sangat kencang, dan nekad membuat diriku sesekali mengeratkan
pegangan tanganku. setibanya dibengkel aku langsung beli ban motorku dan saat
aku rogoh kantong celanaku ternyata dompetku ketinggalan dirumah. Dheo mungkin
melihatku sedang kebingungan dan tahu bahwa aku tidak bawa dompet. Tiba-tiba
dheo menjulurkan uang Rp 50.000 kepada pemilik toko. dan aku ambil uang
kembaliannya, dheo terimakasih ya atas bantuannmu. Aku tiba di tempat tambal
ban, dan ternyata velegku juga harus di center ulang.
“
dheo kamu pulang saja tinggalin aku aja di sini, ntar kamu dicari orang tuamu”
aku menyarankan dheo pulang saja karena mungkin ini masih lama. Dan aku
berencana juga mau pulang naik ojek kerumah, biar nanti aku ambil motorku sore
hari. ternyata dheo menawarkan tumpangan karena arah rumah kami searah. Aku
langsung setuju saja dan aku senang bisa dekat dengan dheo.
Sesampainya dirumah, mama baru
turun dari mobil. Melihat aku datang dengan seorang teman tanpa membawa motorku
mama langsung menghampiriku.
“radit…kamu kenapa?” tanya mama
sampil memegang diriku dan memerikasa keadaanku.
“apa’an
sih ma, aku nggak apa-apa motorku lagi dibenerin dibengkel, tadi bannya bocor
dan velegnya disetel ulang, untung ada temanku yang nganterin aku” langsung
saja aku nyerocos kepada mama. Mama langsung mengerti dan terlihat lebih
tenang, aku ajak dheo untuk masuk kerumah, namun dheo menolak ajakanku. Untung
saja ada mama disana, dan dheo terpaksa masuk ikut kedalam atas ajakan mama.
Aku temani dheo duduk di tuang tamu setelah bibi memberikan jus kepada dheo aku
pamit untuk ke kamar dulu.
“dheo, aku ganti baju dulu ya. Kamu
di sini atau mau istirahat ke kamar?” tanyaku.
“aku mau pulang saja dit, nggak
enak aku sungkan ke mama-mu” jawab dheo. Aku hanya tersenyum dengan jawaban
dheo, aku dekati dia dan kutarik lengannya untuk mengikutiku, “kalau gitu ayop
ke kamarku saja yo, bawa tuh minumannya” ajakku pada dheo. Dheo mengikutiku
kelantai dua menuju kamarku. Aku persilahkan dheo masuk kekamar dan istirahat.
“dheo, aku ganti baju dan sholat
dulu ya” aku pamit dan langsung menuju kamar mandi, lepas itu aku langsung
sholat. Ternyata dheo orangnya pemalu dan ketika ada dikamar dia merasa nyaman
karena tidak merasa sungkan terhadap mama disana. Aku hidupkan komputer dikamarku
dan kuputar music kesukaanku.
“oia, dheo aku boleh tanya sesuatu
nggak?” aku membuka pertanyaan.
“tanya apa dit?” jawab dheo.
“ banyak yang aku ingin tanyakan
padamu” lanjutku
“yaudah tanya aja, tapi satu
pertanyaan 10.000, hehehe” dheo mulai bercanda. Aku hanya tertawa dan
melemparnya dengan bantal. Sebenarnya banyak yang aku tanyakan kepada dheo
namun untuk sementara aku hanya ingin bertanya beberapa hal. dheo pindah ke
kota malang ini karena papanya pindah tugas, dan dia harus ikut dengan papanya.
Dan kenapa dia cuek dan tampak sombong disekolah itu karena dia lagi banyak
masalah dengan papanya setelah dia pindah ke malang. Katanya dia masih butuh
proses untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. dan melihat penampilan
teman-temanku serta diriku sendiri dheo merasa kami adalah orang-orang yang
nggak bener. Tapi sejak sebangku denganku dheo memperhatikanku dan ternyata
dugaanya tentang aku salah. Banyak hal yang diceritkan dheo kepadaku dan
membuat kami berdua sangat akrab.
Keakraban
kami membuat teman-teman juga suka bergaul dengan dheo, ternyata dheo orangnya
asik kalau sudah kenal. Dheo juga sering ke rumah untuk belajar bersama bahkan
dia juga pernah sekali nginap di rumah. Papa dan mama juga sudah mengenal dheo
sebagai salah satu teman akrabku, dan dheo pun tidak lagi canggung menghadapi
mama dan papa.
# Malam Bersejarah #
Pada
suatu hari papa dheo lagi-lagi ada rapat ke luar kota, sebagai teman akrabnya
dheo mengajakku untuk menginap dirumahnya. Sebelum kerumah dheo kita
jalan-jalan dulu ke kota malang, berkeliling dan mengunjungi pusat perbelanjaan
yang ada disana. Puas berbelanja beberapa keperluan kita langsung mampir ke
warung makan untuk beli makanan untuk kami berdua, namun malam itu dheo tidak
mau makan di warung jadi kita bungkus saja makanannya. Sesampainya dirumah dheo
aku langsung meletakan barang belanjaanku di sofa ruang tamu. Dheo langsung
menuju ke dapur mengambil piring dan sendok. Aku menyusulnya untuk membawakan
air minum, kita sengaja tidak makan di meja makan karena kita mau nonton bola.
Kebetulan hari itu Arema sedang berlaga. Selesai makan dan nonton bola mataku
merasa berat, ingin tidur.
“yo, aku udah ngantuk ne…seharian
aku kurang istirahat” kataku pada dheo yang sibuk mengganti chanel TV.
“yaudah, kita ke kamar aja dit, lagian
chanelnya jelek” kata dheo.
Kita langsung menuju kamar dheo dan
aku menuju ke kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka. Setelah selesai
semuanya aku langsung merebahkan diri di tempat tidur.
“yo, aku tidur dulu ya” aku minta
izin untuk tidur lebih awal
“he’em, aku masih belum ngantuk ne
masih mau cari berita di internet” dheo mengotak atik komputer di kamarnya.
“yaudah yo, met malem” kataku dan
memejamkan mata. Beberapa menit kemudian badanku merasa panas dan aku terbangun
dari tidurku.
“yo, kok kamarnya panas sih?”
kataku.
“iya kipas anginnya mati dit,
kemarin belum sempat di benerin. Atau buka aja jendelanya” kata dheo.
“ nggak usah yo, banyak nyamuk’
boleh nggak aku buka baju?” kataku.
“kamu ini dit, kayak baru kenal aja
apa yang mau dilakukan mesti harus tanya dulu.” Kata dheo yang masih sibuk
dengan komputernya.
“hehehe…gak enak lah yo” kataku
sampil tertawa.
“kamu tuh dit, mau buka baju mau
telanjang bulat nggak apa-apa asal nggak malu aja ma aku, heheheh” ledek radit
dan dia melihat kearahku.
“wah dit, badan kamu putih dan
ramping ya. coba fitnes pasti lebih bagus dit” kata dheo sambil cengengesan.
“apaan sih yo, aku tidur dulu “ aku
langsung menyelimuti tubuhku dan meninggalkan dheo tidur.
Beberapa menit aku tertidur,
handphoneku bergetar.
“hemmm
siapa lagi yang telfon” aku raih handphoneku di atas tempat tidur “private
number is calling” itu yang aku lihat di layar handphoneku. Aku pencet dan
ternyata di matikan, mungkin orang iseng karena aku sering dapat telfon seperti
itu saat jam tidur. Langsung saja aku matikan hp-ku. Aku coba pejamkan lagi
mataku yang ada didalam selimut. Samar-samar aku mendengar suara desahan
laki-laki dan itu berasal dari sound komputer dheo. Aku buka selimutku dan
kulihat kearah dheo, ternyata aku tiduk bisa melihat film apa yang di tonton
dheo karna ketutupan oleh kepalanya. Aku yakin itu adalah film porno, dan
kulihat tangan dheo bergerak-gerak di selangkangannya. Aku tahu sekarang “ dheo
pasti lagi colly, hemmm aku isengin ah” ide gilaku. Aku langsung turun dari tempat
tidur dan menuju dheo, “hayo…ngapain ni” gertakku padanya dan alhasil dia
sangat kaget dan malu.
“dheoooo? Kamu…? Kataku kaget saat melihat
ternyata yang di tonton dheo adalah film bokep gay.
Aku langsung mundur ke tempat
tidur, aku tak nyangka dheo seperti itu. Dheo langsung menutup film itu, dan
berdiri menghampiriku sambil membenarkan celananya.
“dit, dengerin penjelasanku dulu”
dheo mengajakku untuk berbicara.
“kamu
gay ya?. Jangan khawatir aku tidak akan membeberkan rahasiamu ke orang lain”
kataku sambil masuk ke selimut untuk tidur.
Jatungku berdetak
sangat kencang, aku tak tahu apa yang aku rasakan saat ini. ***sebenarnya aku
takut aku akan kembali lagi masuk kedunia seperti ini. aku sudah bisa melupakan
dunia gay sejak aku masuk SMA dan menjalin hubungan dengan seorang gadis
cantik, ternyata benar kata buku psikolog yang aku baca, seseorang yang akan
meninggalkan kebiasaan buruknya harus benar-benar menjauh dari semua yang
menghubungkan kita kearah itu. aku akui kalau aku seorang gay, dan aku ketahui
saat aku masuk SMP, aku lebih tertarik kepada seorang cowok ganteng dari pada
seorang cewek. Itu semua karena cewek di kelasku tidak ada yag sesuia dengan
kriteriku. Dan saat aku masuk SMA aku baru bisa tertarik kepada seoarang gadis,
dan dia adalah bintang disekolah. Namun hubunganku hancur karena gadis itu
dikeluarkan dari sekolah gara-gara ketahuan membawa obat terlarang. Dan
terakhir aku tahu bahwa dia sering keluar dengan om2 hidung belang. Saat itu
juga aku putuskan dia, dan aku menjomblo lagi mulai kelas tiga SMA, namun
karena aku terbiasa tidak mendekatkan diri dalam kehidupanku dulu, aku hampir
lupa bahwa aku dulu pernah tertarik pada seoarang laki-laki***. Memori
masa laluku kempali diperlihatkan.
Tiba-tiba
ada tangan yang merangkul tubuhku dari belakang. “dit, aku minta maaf aku tidak
pernah bercerita tentang kehidupanku ini” kata dheo dan terdengar suaranya
bergetar. Aku hanya diam dan tidak melepas pelukannya. Tangan dheo mengarah
kedadaku, dan merasakan detak jantungku.
“dit, kamu tidak usah takut. Meski
aku mencintaimu aku tidak akan memaksamu untuk bisa cinta padaku” kata dheo dan
semakin mempererat plukannya.
Aku langsung melepas pelukannya dan
langsung duduk diatas tempat tidur. “cinta?” kataku sedikit meninggikan suara.
“iy dit, sejak aku lihat kamu di
depan kelas sepertinya aku suka padamu, dan rasa itu semakin besar sejalan
dengan ke akraban kita” dheo membalikan tubuhnya membelakangiku.
“dheo, rahasia apa lagi yang belum
kamu bongkar kepadaku?” tanyaku.
“rahasia terbesarku sudah kamu
ketahui dit, dan semua itu terserah kamu. Kamu bisa membicarakan semua ini
kepada semua teman-teman dan kepada papaku. Aku tak peduli, karena sebenarnya
aku sudah tidak ingin hidup lagi. aku ingin mati saja dit..” dheo menangis dan
menundukan kepalanya.
“yo, jangan ngomong seperti itu,
aku tidak akan bercerita kepada siapa pun” kataku. Dheo masih terdiam membisu.
“yo, aku mengerti perasaanmu, dan aku
tahu kamu tidak menginginkan terlahir sebagai seorang gay” kataku pada dheo dan
ku tarik pundaknya untuk menghadap diriku.
“aku
juga punya rahasia yo, sebenarnya aku juga sakit sepertimu, namun semuanya
sudah aku pendam saat aku menjalani hubungan dengan seorang gadis hingga gadis
itu pergi meninghianatiku. Namun aku masih bisa tidak masuk lagi ke dunia ini.
hingga suatu hari kamu datang kesekolahku dan perasaan itu muncul lagi. aku
berusaha menghilangkan perasaan itu, semakin aku berusaha semakin besar penyakit
itu muncul lagi. semakin hari semakin membesar dan mungkin hari ini sudah
mencapai puncaknya. Aku juga mencintaimu yo.” Aku mengakhiri kata-kataku dengan
ungkapan perasaanku padanya.
Dheo
langsung mengangkat kepalanya dan menatapku, ku lihat matanya berkaca-kaca. Aku
sedikit tersenyum kepadanya untuk menghilangkan rasa sedih dan bersalahnya.
Dheo langsung memelukku dengan erat, “dit, aku tidak mau kehilangan kamu,
jadilah kekasihku” suara dheo terdengar tulus di telingaku. Aku mengelus
punggungnya “jangan pernah kecewakan aku yo, aku juga mencintaimu” kataku dan
melepas pelukannya. Dheo langsung tersenyum “ aku janji dit” kata dheo sambil
menyapu matanya. Aku sedikit menampar pipinya dan tersenyum padanya.
“kita tidur yuk, besok terlambat
kesekolah baru tahu rasa kau” kataku dan membenarkan diri untuk tidur.
“heh kamu amnesia ya? besok kan
hari minggu” kata dheo sambil menuju komputernya dan mematikannya.
“hahaha, iya aku lupa. Tapi tetap
aja kita harus tidur” aku tertawa dan langsung masuk kedalam selimut.
“tidur? Hanya tidur saja? Tidak ada
yang lain?” kata dheo cengengesan.
“pokoknya kita harus tidur, atau
aku pulang saja gimana?” jawabku.
“hehehe, aku Cuma bercanda kok
sayang” kata dheo sambil mnuju tempat tidur.
“iya, awas macem-macem kau” kataku
sambil memejamkan mataku. Dheo haya tertawa kecil. Dan aku pun tertidur dengan
pulas.
Pagi hari aku terbangun dan kurasakan ternyata dheo
memeluk tubuhku. aku hanya tersenyum damai ternyata dheo orangnya bukan tipe
berhubungan yang mengutamakan sex. Ini terbukti dari dia tidak mengajakku ML
saat malam jadi kita. Aku rasakan kontol dheo menegang dan ditempelkan
dipahaku, biasalah seorang laki-laki pasti akan tegang pada pagi ini. termasuk
kontolku juga ikut tegang, dan ini normal bagi seorang laki-laki. Aku bangunkan
dheo dari tidurnya, saat dheo setengah sadar aku pegang kontolnya “ hei,
milikmu nggak pernah disekolahkan ya? kok maen nempel di lahan orang” kataku
sambil tertawa. Dheo langsung tersenyum “ hehehe, ada-ada aju kamu dit, pagi-pagi
udah buat aku tertawa” kata dheo.
@
kenangan terakhirnya @
pagi
hari tepat jam 8:00 aku dan dheo menuju rumahku. Aku ajak dheo untuk makan
bersama papa dan mama.
"dheo, ayo nambah nggak usah
malu2" kata papa
"iya nak, jangan kayak radit
kurang makan makanya di gak berisi" timpal mama.
"iya tan, terima kasih,
masakan tante enak " kata dheo merayu mama.
"huh mama, biarin meski ngGAK
Gemuk kan tetap sehat, iya yo" kataku.
"udah, ayo selesaikan
makannya" kata papa.
Setelah makan aku dan dheo duduk di
ruang tamu, disusul oleh papa.
"dheo, papa kamu belum pulang
ya?" kata papa
"iya om, mungkin besok
sore" kata dheo.
"ya udah dheo nginap disini
aja biar ada temannya" kata papa.
"terimakasih om tapi aku tidak
bisa meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, takut ada apa2" kata dheo.
"dit, kamu temani dheo aja di
rumahnya" kata papa.
"tapi besok radit kan
sekolah" kataku
"kamu ini, bisa berangkat dari
rumah dheo kan? Bawa aja seragam dan bukunya." kata papa. Dheo hanya
tersenyum.
"yaudah pa, nanti sore setelah
makan aku ke rumah dheo" kataku.
Sore hari setelah makan aku dan
dheo langsung menuju rumahnya. Aku membawa motor sendiri mengikuti laju motor
dheo. Sesampainya di sana aku langsung mandi dan menonton TV hingga waktu menunjukan
pukul 21:00.
"dit, besok kita sekolah ayo
tidur" kat dheo.
"iya ayo, jangan lupa kunci
semua pintu" kataku.
"udah semua kok, ayo yank kita
tidur" kata dheo.
"hmm, manggil sayang pasti ada
maunya" kataku
"halah buruk sangka aja kamu
dit" sambil mentowel keningku. Aku hanya tertawa menuju kamar dheo.
Aku buka bajuku dan hanya memakai
boxer. Dheo juga membuka bajunya dan hanya memakai celana dalam. Kita langsung
masuk kedalam selimut.
"dit, mama kamu baik yah"
kata dheo.
"mama siapa dulu yo, udah aku
mau tidur" kataku. Dheo hanya tertawa dan langsung tak bersuara. Aku
langsung pejamkan mataku untuk masuk kedalam dunia mimpi. Beberapa saat
kemudian aku membuka mataku dan menoleh ke arah dheo. Kulihat dheo belum tidur
dan air matanya mengalir.
"dheo, kamu kok nangis?"
aku langsung duduk.
"aku ingat mama dit, dan aku
sangat merindukannya." kta dheo.
"ma'af yo, emang mama kamu
dimana?" tanyaku.
"mama ku di manado yo, papa
dan mama sudah bercerai" jawab dheo lirih
"ma'af
ya yo, gara-gara aku kamu tambah sedih" aku pegang tangannya untuk
meringankan bebannya. Dheo membalas erat pegangan tanganku. Aku langsung duduk
dan mencium kening dheo "yang sabar ya, sekarang kan ada aku yang bisa
menemanimu" kataku padanya. Dheo langsung mencium bibirku dan aku membalas
lumatannya. Aku naiki tubuhnya dan aku jatuhkan selimut yang menutupi kita.
Dheo masih melumat bibirku dan meraba punggungku. Aku lepaskan ciuman dheo dan
aku beralih ke lehernya.
"dit,
jangan bikin tanda" kata dheo. Namun aku sudah terlanjur mengecup lehernya
dan berbekas tanda merah. Aku gesekan tongkat keras kita dan dheo sepertinya
sudah tidak tahan. Dia langsung membalikan tubuhku dan membuka celana boxer dan
CDku. Dheo memegang kontolku dan menjilatinya, dan terakhir memasukan ke dalam
mulutnya. Aku hanya mendesah ke enakan. Dheo memutar tubuhnya dan mengarahkan
selangkangannya ke mukaku. Aku langsung melumatnya. Hingga akhirnya kita
selesaikan pergumulan cinta ini dengan saling anal untuk meraih puncak
kenikmatan.
Pergumulan
cinta malam itu adalah malam pertama aku tumpahkan spermaku kedalam tubuh orang
lain. Orang yang aku cintai dialah dheo.
Beberapa
bulan hubungan kami berjalan dan berapa kali kita melakukan sex namun tidak ada
yang tahu tentang hubungan kita. Baik teman terdekat kami di sekolah, karena
aku dan dheo tidak terlalu dekat di sekolah. Lita murid baru juga sudah menjadi
cewekku, dan tentunya atas se izin dheo.
4
desember dheo juga mendapatkan kekasih seorang perempuan, dia adik kelas kami.
Terkadang kami jalan2 bersama mengunjungi tempat wisata yang ada di malang.
Hubunganku dengan dheo semakin dekat. Terkadang kita tertawa bersama saat
mengingat hubungan yang kita jalani, serta hubungan kita dengan cewek kita.
Dheo mengakui bahwa hubungannya dengan adik kelas hanya sebagai topeng untuk
menutupi dirinya. Namun dheo tidak mempermasalahkan hubunganku dengan lita.
25
desember 2007 aku dan dheo menghabiskan liburan di pantai. Dheo memberitahukan
bahwa pas tahun baru dia akan ke manado menemui mamanya. Dia sudah sangat
kangen mamanya.
"dit, aku mau kemanado tanggal
1 januari, aku kangen mama sekalian meminta restu untuk UAN" kata dheo.
"berapa lama yo? Kamu mau izin
bolos ya?"tanyaku.
"iya dit, mungkin empat hari
aku disana." kata dheo.
"aku pasti akan merasa sangat
kanget yo" kataku memasang muka sedih.
"udah nggak usah akting, kan
ada si lita" kata dheo sambil mencubit hidungku dan berlari.
"hei, awas kamu ya"
kataku mengejarnya.
Tanggal
31 desember 2007 sepulang sekolah aku dan radit jalan2. Ke tempat romantis di
kota batu.
"dit, besok aku mau ke manado
selama 4 hari, dan aku yakin aku akan merindukanmu" kata dheo.
"aku juga akan merindukanmu
yo, jangan lupa sering2 hubungi aku ya" kataku padanya.
"itu pasti sayank, bagaimana
kalau kamu nanti menginap dirumah, aku ada hadiah dan kenang2an buat kamu"
kata dheo.
"hus...Jangan ngomong
kenang2an yo, kayak gak akan jumpa lagi" kataku.
"hehehe, kan kita sama-sama
nggak tahu" kata dheo.
"udah,
ayo pulang makin ngaco ngomong ma kamu" aku mengajaknya pulang. Dan akhirnya
aku tiba dirumah, dheo nggak mau masuk karena harus membereskan barangnya buat
besok pagi.
Aku
izin ke mama dan papa untuk menginap di rumah dheo, karena aku dan dheo serta
teman2 lain mengadakan pesta tahun baru. Mama dan papa mengizinkanku. Tepat
pukul 7 malam aku langsung mengarahkan motorku ke rumah dheo. Aku pencet tombol
bel rumah. Ternyata papa dhe yang membukakan pintu itu.
"eh,
radit..Ayo masuk dheo ada di kamarnya langsung saja kesana" kata papanya.
Aku dan papa dheo sudah saling kenal karena teman dheo hanya aku yang sering
main ke rumahnya. Dan sejak dheo kenal aku, dheo berubah menjadi anak yang
peduli kepada papanya pasca perceraian dan perpindahannya ke sini.
Aku
langsung menuju kamar dheo, "heh...Ayo kita berangkat teman-teman udah
pada sms ne" kataku.
"Iya
aku udah siap kok, aku langsung kerumah dewi [pacarnya]" kata radit.
"ya
iyalah dit, masak kamu mau bareng aku, terus lita mau gimana?" jawabku.
Akhirnya aku dan dheo berangkat bersama dan berkumpul dirumah roby. Acara pesta
tahun baru pun dimulai hingga tepat jam 00:00 suara trompet dan petasan saling
bersautan. Kita juga meniup troMpet dan saling mengucApkan selamat tahun baru.
Selesai
acara kami langsung pulang, dan aku mengantar lita ke rumahnya. Tepat pukul
01:00 aku dan dheo tiba dirumahnya. Papa dheo ternyata sudah tidur. Kami
langsung masuk ke kamar dheo. Aku rebahkan badanku di atas ranjang. Dheo
membuka bajunya dan menuju ke lemari besar dan mengambil susuatu di dalamnya.
"nah,
ini hadiah yang aku maksud" kata dheo sambil memberikan kado kepadaku.
"apa
ne yo?" kataku.
"buka
saja, pasti kamu suka" jawabnya dengan senyuman termanisnya. Setelah aku
buka ternyata dheo memberikan aku suiter dan di depannya ada bordiran
bertuliskan D&R, aku sangat suka dengan kejutan dari dheo. Tak kuasa aku
memeluknya dan mencium bibirnya. Dheo juga membalas perlakuanku, dia membuka
pakaianku sedikit kasar, dan membuka celanaku.
"wah
udah ngGAK tahan ne? Kok buru2 bnget" ledekku. Dheo hanya senyum dan
menelanjangi dirinya.
"aku
akan puasin kamu yank malam ini" kata dheo sambil menciumi leherku. Aku
juga tak mau kalah, aku juga bersikap agresif. Permainan panas pun di mulai,
tanpa ada pemanasan lebih dahulu. Dua kali aku orgasme dan tiga kali untuk
radit. Aku sudah tidak kuat lagi, dan kita semua tertidur telanjang bulat.
Pagi
telah datang, aku terbangun tepat jam 6 pagi, aku bngunkan dheo agar bisa siap2
untuk ke manado. Setelah mandi aku langsung pulang kerumah dan berjanji akan
kembali lagi sebelum jam 8 pagi. Aku arahkan motorku menuju rumahku, dan
berlari ke kamar. Aku ambil jaket kesayanganku dan aku masukan kedalam tas. Aku
temui mama yang ada di dapur, "ma, dheo mau ke manado, dia nggak sempat
pamit ke mama" kataku.
"lho?
Dia mau pindah lagi?" kata mama.
"enggak
ma, cuma mau nemui ibunya dan minta restu agar uan sukses" kataku. Aku
langsung pamit ke rumah dheo.
Tepat
jam 07:30 aku sampai dirumah dheo. Dheo udah siap2 dikamarnya,
"dheo,
ini kamu bawa jaket kesayanganku agar kalau kamu kangen bisa pakai jaket
ini" kataku sambil memberikan jaket padanya.
"thanks
yank " katanya sambil melepas jaket yang dia pakai dan menggantinya dengan
jaketku. Aku sangat senang melihat dheo memakai jaketku. Aku langsung
memeluknya, "dheo, jangan tinggalkan aku ya" kataku. "iya
sayank, aku tidak akan meninggalkanmu, dan hanya kematian yang bisa memisahkan
kita" dheo memelukku dan mencium keningku.
Akhirnya
jam tanganku menunjukan pukul 09:00, papa dheo sudah memanggil dheo untuk siap2
berangkat. Aku bawakan koper dheo menuju ruang tamu, "lho? Radit belum
pulang ya?" Tanya om prastyo papa radit
"sebenarnya
tadi udah balik om, tapi ada barang ketinggalan" jawabku sekenanya.
Dheo
memasukan kopernya ke dalam mobil. Dan aku mengeluarkan motorku ke pinggir
jalan. Mobil yang di bawa papa dheo juga udah keluar dari halaman, dheo
langsung menutup gerbang dan berjalan ke arahku.
"hei sob, aku berangkat dulu
yah" dheo memelukku sangat erat.
"heh, ada papamu nggak enak
tau." aku berbisik dan melepaskan pelukan dheo.
"nggak apa apa, tenang aja
pasti aman" dia mengedipkan matanya dan berjalan masuk ke mobil.
"radit, kita berangkat dulu
ya" kata papa dheo.
"iya om, hati-hati
dijalan" kataku. Dheo hanya melambaikan tangannya dan tersenyum saat
mobilnya berjalan.
Aku langsung melajukan motorku ke
rumah. Sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar dan istirahat. Sekitar 45
menit aku teringat dengan suiter pemberian dheo. Aku pakai suiter itu, dan aku
sms ke dheo.
"skrg
q pke suiter U, dn q sangt mrindukanmu, sdh nyampe mana yank." smsku
"aku
juga teringat kamu ketika menciuam aroma jaketmu ini, aku masih di perjalanan
menuju bandara juanda" blz dheo.
"yaudah,
nanti kalo udah mau naik pesawat sms Q ya"
"iya
sayank"kata dheo. Aku langsung istirahat karena memang sangat ngantuk.
Hingga tepat jam 12:30 aku terbangun suara telfon dari dheo."halo sayank,
aku entar lagi udah masuk kepesawat, dan pastinya hanphoneQ dimatikan"
suara di ujung telfon sana.
"iya nggak apa apa yank, aku
kangen berat ne" kataku memanja
"hehehe, iya ku juga
kangen" kata dheo.
"nanti di manado jangan nakal
ya, awas kalau nakal" kataku meledeknya.
"iya yank, nggak mungkinlah
karena kamu adalah cinta matiku" kata dheo.
"hem...Mulai lagi
ngegombalnya" kataku.
"hehehe, beneran kamu adalah
cinta terakhirku" jawab dheo. Aku hanya tertawa. "udah yank, aku mau
masuk ke pesawat, bye yank." suara telfon terputus sebelum aku
menjawabnya. Aku telfon dheo, ternyata sudah tidak aktif.
Aku
putuskan untuk tidur siang namun aku merasa sangat gelisah saat itu, aku tidak
bisa memejamkan mataku meski aku merasa sangat lelah. Aku putuskan untuk makan
didapur, mungkin jika perut kenyang aku bisa tidur. Sekarang jam menunjukan
pukul 14:00 wib, setelah sholat dxuhur aku langsung menyalakan televisi.
Jam-jam gini acara pada gak seru, semuanya hanya berisi tentang ibu-ibu,
senetron anak-anak dll, aku terus mengganti chanel hingga aku berhenti di
chanel swasta yakni SCTV, disana ada breaking news tentang hilangnya pesawat ADAM AIR, dan dipastikan pesawat itu
jatuh.
“Pesawat
Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan DHI 574 yang melayani rute penerbangan
Surabaya- Manado telah siap di Bandara Juanda Surabaya pada Senin 1 Januari
2007. Pukul 05.59 UTC atau 12.55 WIB pesawat tersebut lepas landas dengan
mengangkut 102 orang. Diperkirakan pesawat tersebut mendarat di Bandara Sam
Ratulangi Manado pukul 08.14 UTC atau 16.14 Wita. Namun tiba-tiba pesawat
tersebut hilang kontak. Komunikasi terakhir
adalah pada pukul 15.07 WITA atau 07.07 UTC. Saat itu, diduga pesawat
naas ini berada di sekitar Rantepao”
Itulah berita ditelevisi, yang aku
simak hingga terdengar suara mama di belakangku,
“radit, itu pesawat ke manado” kata
mama mengagetkanku
“iy ma, dheo..!” kataku setengah
berteriak dan kaget, panik bercampur jadi satu.
“dit, coba hubungi dheo” kata mama
yang ikut panik. Aku coba menghubungi nomor dheo tetapi tidak nyambung. Aku
semakin gugup mama juga kebingungan memanggil papa.
“dit, kamu tahu dheo naik pesawat
apa?” kata papa
“nggak pa, aku tidak menanyakannya”
jawabku
“yaudah kamu hubungi papa dheo
tanyakan dheo naik pesawat apa” kata papa.
“aku tidak tahu nomor papa dheo,
ma” jawabku.
“yasudah kamu tenang dulu, kita
harap dheo tidak ada di pesawat naas itu” kata papa
“amin”
mama menimpali.
Aku izin ke papa dan mama untuk
kerumah dheo, mungkin papa dheo sudah ada di rumah. Papa mengantarku kerumah
dheo, namun om pras papa dheo belum datang. Aku meminta papa nunggu setengah
jam lagi dan ternyata mobil papa dheo datang. Ku lihat papa dheo turun dari
mobil dan dan membuka pintu gerbangnya. Aku berusaha turun namun papa menghalangiku
dengan alasan biarkan om pras masuk kerumah dulu. Setelah memasukan mobilnya
aku dan papa langsung turun dari mobil mendekati om pras.
“om,
boleh tahu tidak dheo naik pesawat apa?” kataku gugup.
“ada apa dit kok nanyak tentang
pesawat dheo? Oh..ini papa radit ya, prastyo? Kata om pras sambil menjabat
tangan papa.
“beny” kata papa
“dheo naik pesawat ADAM AIR dari
surabaya ke manado emang ada apa ya?” tanya om pras heran.
“Tidak mungkin..tidak mungkin”
kataku. Papa langsung memegang pundakku. Jatungku seperti berhenti berdetak
ketika ku dengar dheo ada di dalam pesawat itu.
“kenapa?” tanya om pras.
“kita omongin di dalam saja pak”
kata papa. Kami bertiga langsung masuk ke dalam rumah dheo. Papa menjelaskan
bahwa tadi ada berita bahwa ada pesawat adam air hilang kontak dan kemungkinan
jatuh.
“itu
nggak mungkin” kata om pras sambil menyalakan Televisi. Om pras makin sedih
ketika semua stasiun televisi memberitakan tentang hilangnya pesawat adam air.
“dheooooo…”
teriakan om pras dan langsung pingsan. Untung disana ada papa, jadi aku dan
papa membaringkan om pras di sofa. Aku berlari kedapur untuk ambil minyak
kayuputih dan air. Aku tahu semua sudut rumah ini karena aku sering main di
rumah ini. setelah om pras sadar, om pras langsung menelfon mantan istrinya
menanyakan tentang dheo, dan ternyata mama dheo menunggu dheo di Bandara Sam
Ratulangi Manado dan juga mendengar kabar naas ini dari pihak bandara. Ternyata
benar dheo ada di pesawat itu. aku tak kuasa menahan air mataku mengalir di
pipiku, “dheo, ternyata semalam kenang-kenangan terakhirmu” aku meratapi
kepergian dheo. Sehari telah berlalu tidak ada kabar dari puing-puing ADAM AIR.
Aku yakin dheo sudah tidak lagi ada di dunia ini. teman-teman semua berdoa agar
dheo selamat, namun tuhan berkata lain dheo telah tiada jasatnyapun juga tidak
ada. Aku merasa sangat kehilangan dheo, papa dan mama sangat tahu bahwa aku
telah kehilangan seorang sahabat. Namun mama dan papa tidak tahu kalau aku
telah kehilangan cinta pertamaku. Aku berjanji pada dheo untuk bisa lulus pada
UAN nanti dan aku tidak boleh mengecewakan dheo sebagai teman belajarku.
Kelulusanku adalah kelulusan dheo. Akhirnya aku bisa menerima kepergian dhio
dan lulus dengan nilai memuaskan. Suiter pemberian dheo adalah kenang-kengan
yang paling berharga. Selamat jalan dheo semoga kamu di tempatkan di Tempat
terbaik-NYA, amin.
Inilah
kisah perjalanan cinta pertamaku yang akan selalu aku kenang. Setelah aku lulus
SMA, aku kuliah di universitas udayanna BALI, karena papa pindah tugas, dan
mama juga mau mengembangkan usahanya di pulau bali. Hingga suatu hari aku
berjumpa dengan Romy, wajah dan sikap romy mendekati dheo. Aku tahu romy bukan
dheo namun aku menemukan cinta dheo di dalam diri romy. Dan aku mencintai romy
dan aku harus mendapatkannya meski aku tahu romy memiliki kekasih yakni jimmy.
jimmy maafkan aku, ku rebut cintamu. Dan sekarang aku memiliki romy dan aku
menyayangi dan mencintainya sebagai romy, biarlah dheo bersemayam didalam
memoriku. Romy I LOVE YOU.
Tulisan
Diatas masih belum diedit, mungkin banyak typo atau penempatan tokoh yang
salah, maka dari itu rayrowling mohon maaf atas ketidaknyamananya. Tapi tenang
saja, kalau ada waktu nanti kuedit lagi, Ok thanks atas kunjungannya.
By: RR
Bagus banget ceritanya
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
Delete:') Jdi terharu nih
ReplyDeleteNice,tapi cepat kali masuk nama romy,,,jadi terharunya singkat,coba romy di babak crita selanjutnya
ReplyDeleteMau jg donk
ReplyDelete087744648058
Sedih ya kalaupun pertengahan nya ngak bagus karna pacaran sesama jenis, tpi sedih.Mw tanya , ini kisah nyata atau bukan ya.
ReplyDeleteSedih banget :'( Suer QAQ
ReplyDeleteMau cerita lagi :( ... kejadiannya hampir sama yang aku rasain :'(
ReplyDeleteSedih banget:(
ReplyDeleteIni kata aku mah viksi
ReplyDeleteksihan ya radit nya ditinggal mati sma dheo... sedih nie cerita... :(
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteceritanya amat menyedihkan,,,itulah cinta?
ReplyDeleteDOMINOQQ
Bayu 085799366661 cari teman yang umur 11-15 khusus cowox SMP se Indonesia slm 24 jam nonstop. Jakarta, Tambn Utara, Tanggerang Selatan, Depok, Serang, Tanggerang, Bekasi, Subang, Garut, Cianjur, Ciamis, Kudus, Jepara, Salatiga, Jogjakarta, Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul, Secang, Mertoyudan, Temanggung, Ungaran, Demak, Kendal, Indramayu, Magelang, Tulungagung, Surabaya, Blintar, Madiun, Ngawi, Ngajuk, Lamongan, Gresik, Tuban, Bojonegoro, Banjarnegara, Wonosobo, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Magetan, Trenggalek, Kediri, purwodadi, purworejo, Jepara, Jember, Malang, Pasuruan, Sampang, Madura, Pamekasan, Bali, Denpasar, Mataram, Kupang, Aceh, Medang, Palembang, Sukabumi, Lampung Pekanbaru, Batam, Jambi, Lubuk Linggau, Padang,Sawah Lunto, Bukti tinggi, Pemantang Siantar Medan Utara, Medan baru, Medan Selatan, Bengkulu, Banjarmasin, palakaraya, Pontianak, Samarinda, Palu, makassar, Manado,Ambon, Maluku Utara, Jaya pura, Biak, Papua Barat, Papua Timur, Muntilan, Banjarnegara,
ReplyDeleteFacebook Twitter Google Skype Email
Fantonius1@gmail.com
By Gay Top SMP
bagi kalian yang suka permainan taruhan online yuk mari masuk banyak bonusnya lohh
ReplyDeleteAgen Sbobet
Agen Sbobet terpercaya
Agen bola Sbobet
Agen ibcbet
Woyyy dengan hormat buat admin
ReplyDeletekalo membaat suatu karangan jangan sangkut paitkan dengan kota manado, apalagi dengan cerita seperti ini. Cerita tang tidak berbobot.
Balas
Ini fiksi atau beneran ni crta?
ReplyDeleteIni fiksi atau beneran ni crta?
ReplyDeleteArtikel yang menarik dan berguna.
ReplyDeleteBuruan Gabung Sekarang Juga dan Dapatkan Bonus Hingga Jutaan Rupiah disetiap Harinya hanya di poker online