Jimmy dan Surat Kecilnya



Tak pernah terfikir olehku akan menjalani cinta seperti ini. Cinta yang seharusnya tidak pernah kujalani, cinta yang seharusnya harus dipendam dan cinta yang seharusnya tak untuk diungkapkan. Cinta ini mengubah hidupku, membangunkan sesuatu yang telah tidur sejak aku lahir. Namun cinta ini mengajarkan suatu nilai persahabatan dan  arti pengorbanan.
Awal mula aku mengenal cinta yang tidak biasa ini saat aku menjadi mahasiswa disebuah perguruan tinggi di Jember. Sebagai mahasiswa, Aku harus tinggal disebuah rumah kontrakan yang berisi 12 orang. Dan di kontrakan inilah semua bermula, hal yang tidak pernah ada didalam mimpiku.
Sore itu ketika langit berwarna jingga di ufuk barat sudah menjadi kebiasaan bagi Aku dan beberapa teman yang lain menikmati indahnya suasana kota jember. Beberapa asyik dengan olahraga di atas kontrakan dan yang lain hanya sekedar memandang langit berwarna jingga dengan ditemani alunan musik. Tidak jauh berbeda denganku, Aku mendengarkan musik dari Mp3 player-ku sambil melihat kearah rumah kos disamping kontrakan.
            Mungkin karena sifatku yang supel, aku memberanikan diri untuk menyapa tetangga baruku, dua pemuda yang baru saja datang entah darimana.
“Hai mas, Maba juga ya?” Kataku bertanya kepada keduanya. Maba adalah singkatan dari Mahasiswa Baru yang populer ditelinga mahasiswa di Jember. Salah satu dari mereka merespon sapaanku dan terus menaiki tangga dan menuju kearahku. Rumah kosku hanya dibatasi oleh tebok setinggi setengah meter dan memudahkan seseorang untuk lompat ke atas kontrakan dan masuk ke kontrakan.
“Iya Mas, Mas juga Maba?” jawabnya sambil tersenyum padaku.
“Sama, Oia Aku Rama” sambil mengulurkan tangan pertanda perkenalan. Namun pemuda itu terlihat ragu dan sekali-kali melihat temannya yang sibuk dengan poselnya. Akhirnya pemuda itu menjabat tanganku dan menyebutkan bahwa namanya adalah Jimmy. Saat itu juga pemuda satunya melihat kearahku dan terlihat dimimik wajahnya ada guratan rasa heran.
“Mas yang ini siapa?” tanyaku padanya.
“Eh, siapa namamu?” Dia berbalik tanya namaku.
“Rama” jawabku datar.
“Oh… Aku Dhani. Oia, Aku juga ingin kenal dengan teman-temanmu yang lain.” Kata dhani sambil melihat ke arah teman-temanku. Akhirnya kami semua mulai berteman dan bertetangga saling menjaga keamanan bersama.
*****
Beberapa bulan berikutnya, Ujian telah usai dan ada libur panjang selama satu minggu. Aku memutuskan untuk tidak pulang ke rumah karena harus menemani Rani di Jember. Rani adalah pacarku yang sudah berlangsung sejak kami SMA. Suasana Kontrakan sore itu sangatlah sepi, dan aku putuskan untuk duduk di atas kontrakan sendiri sambil mendengarkan musik.
Musik dari Mata band dengan single-nya ketahuan menjadi popule diawal Aku masuk kuliah dan sekarang lagu itu mengusik ditelingaku. Aku coba memejamkan mata menikmati alunan musik, namu tiba-tiba Aku dikagetkan oleh kerikil yang dilempar kearahku Aku langsung melihat ke arah krikil itu berasal. Terlihat Jimmy sedang tersenyum ke arahku.
“Loh… kamu gak pulang kampung?” kataku sambil beranjak dari dudukku dan menuju ke arah Jimmy.
“Males ram… di rumah juga ngapain? Mungkin hanya makan tidur dan tidak ada kerjaan lain. Eh… kamu sendiri tidak pulang? Jimmy menjawab dengan santai dan diakhiri dengan pertanyaan sama untukku.
Hehe... Aku juga begitu... Aku males di rumah, tidak ada kawan...
Ram Bole nggak Aku main ke kosmu” Kata Jimmy dengan nada sedikit mengaharap
Ok… Silahkan. Kosanku terbuka lebar buat cowok kok... tapi kalau cewek dilarang masuk” jawabku sambil menceritakan peraturan di kontrakanku.
            Mendapatkan lampu hijau dariku, Jimmy langsung menaiki pagar dan melompatinya. Aku langsung heran atas tingkahnya dan aku menegur ulahnya.
“ Heh… kalau bertamu itu lewat pintu depan, bukan naik pagar Jim… ulahmu kayak maling mau mencuri aja” ledekku padanya.
“Hmmm… harus gitu ya? Oia, Aku memang mau mencuri kok” tukas Jimmy.
“Apa yang mau kau curi? Tengok sana… tidak ada apa-apa” Aku menunjuk ke arah kamar-kamar.
“Aku ingin  menculikmu Ram...” lagi lagi diakhiri dengan  tawanya.
Aku menganggap apa yang dikatan Jimmy hanya gurauan dan candaan.  Aku pun menjawabnya dengan nada bercanda “ lho?..Aku cowok Jim dan kamu juga cowok... masak cowok sam cowok… ”. Jimmy hanya tersenyum mendengar ledekanku.
Eh, tamunya gak disuruh masuk?”. langsung saja Aku dan jimmy turun menuju kamarku. Aku mencoba menawari minuman buat jimmy, namun dia menolaknya. Dan minta izin ke toilet sebantar. Setelah dari toilet jimmy langsung ke kamarku, dan Jimmy meminta izin untuk melihat-lihat isi laptopku. Perkenalan singkt beberapa minggu itu membuat kami sangat akrab. Tidak ada rasa sungkan dan lain-lain diantara kita.
Hingga akhirnya Jimmy menanyakan tentang koleksi film porno padaku. Aku menjawab bahwa aku tidak mempunyai koleksi film seperti itu, meskipun sebenarnya ada di folder tertentu. Jimmy langsung percaya begitu saja. Tiba-tiba Aku pun merasa perlu ke kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alamku yakni buang air kecil.
“Sebentar Jim, aku ke toilet dulu, kalau mau liat film baru ada di folder movie di drive D” kataku langsung ke kamar mandi. Setelah itu aku balik kekamar dan dikagetkan dengan Jimmy yang sedang menonton film bokep di laptopku.
Hey... Apa yang kau tonton?”. Tanyaku dengan perasaan tidak enak. Dia hanya menjawab dengan senyuman “Wah... koleksimu banyak ya Ram tadi kau bilang tidak punya, ternyata eh ternyata, banyak… ”.
“Hahaha… Aku kan malu Jim, tapi bentar lagi Aku hapus kok, takut ketahuan cewekku” kataku sambil mendekati Jimmy.
            Satu persatu Jimmy membuka file video porno koleksiku, dan diputarnya dengan percepat. Dan ketika Jimmy mendapati film porno hetero yang diperankan oleh orang jepang. melihat cewek telanjang seperti itu dan melakukan adegan sex dengan dua cowok secara bergantian, membuat diriku terbawa suasana.  Sesuatu dibalik celanaku mulai berontak dan menuntut untuk dikeluarkan. Aku lihat Jimmy hanya duduk melipat kakinya dan meletakkan bantal diatas selangkangannya dan berkonsentrasi nonton film itu.
Akhirnya Aku tidak tahan lagi karena sudah 2 minggu ini Aku memendam hasrat. “Jim... wah serius banget nontonya…” ledekku. Jimmy hanya diam tak bergeming.
Yaudah Jim, kamu lanjut nontonnya… Aku mau ke kamar mandi. Lihat jam sudah menunjukan jam empat dan harus cepat mandi… tolong jagain kamarku. Ok kataku pada Jimmy dan Jimmy menjawab dengan santai.
“Mau mandi apa coli?”
“Ngaco kau, nggaklah… “ kataku langsung menuju kamar mandi. Sebenarnya tebakan Jimmy benar, aku sudah tidak tahan menunaskan hasrat di kamar mandi. Tidak menyia-nyiakan waktu dan membuat Jimmy curiga karena Aku kelamaan di kamar mandi.
Ketika sedang menikmati gosokan tanganku, tiba-tiba pintu terbuk dan di depan pintu Jimmy melihatku, Aku langsung membelakanginya karena malu.
“Heh, Jim… Apa-apaan kamu ini?” kataku sambil membelakangi Jimmy.
“Hm… kmu ngapain Ram?” tanyanya polos. Aku hanya diam dan kurasakan alat kelaminku mulai kendor akibat kaget dan malu.
“Keluar Jim, aku mau mandi” Kataku dengan nada tinggi. Namun Jimmy tidak keluar dan langsung memeluk tubuhku.
“Heh, apa ini?” Aku mencoba berontak dan melepaskan pelukan Jimmy.
“Diam, aku tau kamu lagi Horny dan Aku akan bantu kamu menuntaskan Hasratmu” hawabnya dengan nada agak kasar. Jimmy langsung menjalarkan tangannya ke arah selangkanganku, memainkan apa yang menjadi kebanggaanku.
“Jim..” bentakku.
“Diam” Balasnya tak kalah.
Aku berhasil mendorong Jimmy dan lepas dari pelukannya. Aku langsung balik badan tidak peduli dengan Jimmy.
“Heh, kamu Homo ya?” Tukasku padanya.
“Kalau iya kenapa? Mau terak? Silahkan..!” kata jimmy dan langsung mencoba merangkulku lagi. Dengan susah payah Aku menghalangi Jimmy dan sesekali Aku memukul wajahnya. Namun Jimmy terus saja mencoba menahanku di kamar mandi dengan aksinya terhadap tubuhku. Kemudian Dia memeluk pinggangku dengan erat dan memasukan pusaku pada mulutnya.
“Heh, Bajingan… hetikan” Hardikku sambil menekan kepalanya. Aku mencoba menyakitinya denga cara menarik rambutnya namun yang ada hanya makin keras dia berusa.
“Jim, lepasin” kataku sambil terus berusa menjauhkan kepalanya dari selangkanganku. Namun semuanya sia-sia dan aku menyerah menikmati setiap inci mulutnya di selangkanganku. Tak kuasa dirik menahan rasa nikmat yang diberikannya dan akhirnya beberapa menit berlalu ak memuntahkan cairan kenikmatanku di mulutnya.  Jimmy masih tidak berhenti dan setelah aku lemas jimmy melepasku dan memuntahkan cairan itu ke lantai.
“Homo sialan” kataku lemas di lantai kamar mandi.
Jimmy langsung keluar dari kmar mandi dan Aku hanya merasakan rasa lelah yang sangat. Lama aku di kamar mandi dan setelah itu aku keluar dari kamar mandi menuju kamar. Pintu kamar sudah tertutup dan saat ku buka Jimmy sudah tidak ada di kamar dan laptopku masih dalam keadaan stand-by.
            Aku masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Telihat ada secarik kertas di atas laptopku, dan ternyata itu adalah tulisan dari tangan Jimmy.
“… Rama, maafkan saya telah berbuat seperti itu, aku tidak bisa mengontrol diri melihat dirimu dan kebaikanmu. Aku memang suka cowok namun aku juga suka cewek dengan kata lain Aku bisex. Dan Aku Suka pada dirimu. Sekali lagi maafkan Aku…” itulah yang tertulis di secarik kertas di kamarku. Perasaan kesal dan marah langsung memenuhi diriku, benci dan kesal pada orang bernama Jimmy. Aku langsung meremas dan membuang kertas itu di tempat sampah. Dan berusaha melupakan semuanya.
*****
Kejadian dengan jimmy sore itu sangat mengganggu pikiranku. Orang yang sudah kuanggap sahabat meski hanya beberapa minggu kenal membuat Aku sangat muak. Di dalam batinku mulai muncul perasaan ingin menjahui  Jimmy atas kejadian minggu kemarin. Bukan Jimmy saja yang ku jauhi, tapi hampir semua penghuni kos sebelah kontrakan dimana Jimmy tinggal.
Setiap pagi dan sore pun aku tidak pernah naik ke atas rumah kos dengan teman-teman lain, padahal setiap pagi dan sore sebelum kejadian itu Aku paling rajin ke atas kontrakan. Bahkan aku me-loundry semua pakaianku, dan celana dalam aku cuci malam hari dan Aku menjemurnya pada saat malam. Semua kelakuanku itu hanya beralasan satu saja, yakni Aku tidak mau jumpa dengan Jimmy.
Seminggu berlalu setelah kejdian itu Aku pun mulai masuk kuliah. Hari pertama Aku ada kuliah di jam ke-0, karena kampusku mempunyai mahasisiwa yang banyak dan ruang kelas kurang memadai jadi di kampusku memulai perkuliahan jam 05:30. Aku terbangun seperti biasa yakni jam 04:30, setelah melakukan sholat subuh, Aku pun  langsung mandi dan bersiap-siap menuju kampus.
Kala itu cuaca di jember berkabut, dan awan gelap menghalangi fajar di ufuk timur sehingga membuat udara di jember semakin dingin dan berkabut. Setelah memanasi mesin motor kesayanganku,  Aku langsung meluncur ke kampus dengan jarak tempuh sekitar 10 menit. Pagi itu ternyata tempat parkir lumayan lenggang, mataku tertuju pada motor yamaha fixion yang sudah mengalami modifikasi di semua bagian.
“Motor yang bagus” Gumamku dalam hati. Aku putuskan untuk parkir bersebelahan dengan motor itu. Setelah itu, ku langkahkan kakiku menuju kelas. Metode perkuliahan dengan berceramah membuat Aku merasa sangat bosan. Namun tiba-tiba Handphone-Ku bergetar dan setelah Aku cek ternyata sms dari Rani.
“Say, jemput Aku di kosan dan ayo sarapan di jalan Sumatra seperti biasa” pesan sms Rani padaku. Akhirnya perkuliahan yang membosankan selesai dan Aku pun langsung menuju tempat parkir.
Di tempat parkir aku melihat ada jimmy dan Dhani yang sedang asyik ngobrol, sepertinya mereka juga baru ada kelas. Aku melewati mereka dengan berpura-pura tidak melihat, dari posisi mereka berdiri Dhani membelakangiku dan jimmy melihat ke arahku, Aku hanya diam dan tetap pura-pura tidak mendengar ketia ada suara yang memanggilku.
 Aku menaiki motorku dan langsung pakai helm, dan pemilik Yamaha Vixon biru itu juga menaiki motornya dan orang itu memanggil namaku, “Ram..!”. Saat Aku melihat ke arahnya dan Aku sangat kaget ternyata pemilik motor ini adalah Jimmy. Jimmy tersenyum dan bibirnya siap untuk mengatakan sesuatu, namun motor udah kunyalakan dan langsung aja Aku keluar dari parkiran dengan cuek juga melewati Dhani.
Aku lajukan motorku ke arah berlawanan dengan kontrakanku untuk menuju tempat kos Rani, ternyata Rani sudah siap dan menungguku di beranda Kosnya. Namun aku tidak langsung mengajaknya untuk sarapan, Aku memintanya untuk santai dulu di tempat kosnya.
“Kok mukamu kusut gitu?” Tanya Rani padaku.
“Sebel sama seseorang!” Jawabku datar.
“Siapa? Jangan bilang dia itu Aku” Tanya Rani ragu.
“Bukanlah sayang, Aku lagi sebel sama orang dikampus” Kataku memberi pengertian padanya.
“Aku kan takut sayang, takut kamu marah sama Aku” Rani menjelaskan akan kekawatirannya. Rani orangnya sangat pengertian dan penurut, wajahnyapun juga cantik. Aku sangat bangga memiliki pacar seperti dia. Apalagi Rani itu sangat modis dalam berpakaian, pokoknya tidak memalukan untuk di ajak jalan-jalan. Setengah jam berlalu, Aku dan Rani langsung menuju ke warung yang udah menjadi langganan kami untuk sarapan.

Kami langsung memesan makanan dan memilih meja di pojok karena hanya di pojokan tempat yang lumayan lengang. Aku dan Rani menikmati makanan kami, tiba-tiba ada suara cewek yang memanggil nama Rani.
 “Hai Ran, boleh kami gabung di meja kalian…?
“Hei cha… ayo gabung aja”
“Makasih Ran, oh… ini cowokmu yang sering kamu ceritain itu ya? Kata Icha ketika melihatku.
“Hehe…iya Cha, Eh Rom kenalin ini teman kampusku Icha yang sering Aku certain itu” kata Rani sambil melihat kearahku dan icha bergantian. Icha mengulurkan tangannya dan aku langsung menjabatnya sekaligus menyebutkan namaku, “Romy”.
“Bareng Siapa? kok beli dua porsi Cha?” tanya Rani ingin tahu.
“Hemmm… Aku sama cowokku Ran, nah itu yang bawa minuman, tadi lupa gak pesen minuman” Kata Icha sambil menunjuk kearah pemuda. Aku tak ikut menoleh seperti rani, aku masih tetap melanjutkan makanku.
“Oh, Ganteng juga ya pilihanmu” kata Rani.
“Ehem-ehem” kataku memberi isyarat.
“Hahaha… sayang jangan salah, menurutku sayang masih lebih ganteng kok” jawab Rani sambil tertawa.
Cowok tersebut langsung menuju meja kami. Ku melihat ke arah cowok tersebut dan betapa aku kagetnya ternyata cowok itu adalah jimmy. Aku tersedak ketika melihat jimmy, Rani dengan sigap langsung memberikan minuman padaku.
“Hati-hatilah Rom”.
“Cie perhatian nie….” Icha nyindir kelakuanku dan Rani. “oia kenalin Ran ini cowokku namanya Jimmy” Rani dan jimmy berjabat tangan dan saling menyebutkan nama masing-masing.
“jim… ini Rani sahabatku di kampus, dan ini cowoknya Romy”, Icha dengan antusias memperkenalkan temannya. Saat Icha memperkenalkan Jimmy padaku, Jimmy langsung tertawa namun tertawanya sedikit ditahan dan berkata
“Namanya bener Romy?” Jimmy terkaget.
“Kamu sudah kenal?” tanya Icha.
“Dia tetanggaku Cha di Kosan, Eh Ram… sejak kapan ganti nama?” Kata Jimmy.
“Ram?” Tanya Rani.
“Iya, kemari beberapa minggu yang lalu dia bernama Rama, eh ternyata Romy, Mirip sih dikit” Kata jimmy dengan nada menyindir.
“Rom” Rani melihat kearahku.
“Eh, maaf, bukannya tidak baik ngobrol sambil makan? Da maaf Aku tadi diam menghabiskan makanku. Iya, aku kenal dengan Jimmy dan waktu kenalan teriasa Aku memakai nama Rama, karena kebisaan dengan nama itu dengan orang yang baru ku kenal. Kebiasaan waktu chating di Mig33 sebagai nama samaran. Hehehe” kataku panjang lebar menjelaskan alasanku.
“Oh beitu, Sukurlah sekarang Aku tau nama Aslimu bro.” Jimmy sambil tertawa.
“Hehehe….”
“Eh, Cha Aku balik dulu ya” kata Rani tiba-tiba.
“Loh? Kau udah selesai Ran?” tanya icha heran.
“Udah, sampai jumpa nanti di kampus” kata Rani sambil mengajakku balik.
            Aku pun langsung berdiri dan keluar dari Rumah makan itu, dan tidak lupa untuk menyapa Jimmy dan Icha sekedar berpamita. Aku tau Rani pasti merasakan aura ketidaksukaanku pada Jimmy dan memutuskan untuk membawaku pergi menjauh dari Jimmy.
“Sayang tidak apa-apa?” Tanya Rani padaku.
“Eh, semuanya Ok sayang” jawabku saat tiba di depan kosannya.
“Maaf ya sayang, Icha memang seperti itu super aktif dan crewet, Aku tau pasti sayang tidak suka kan?” Kata Rani menjelaskan padaku. Ternyata Aku salah, Rani tidak tahu tentang aura tak nyaman tertuju pada Jimmy. Rani mengira Aku tidak Suka pada Icha dan Aku mengakuinya agar Rani tak curiga.
            “Iya sayang, Aku kurang beradabtasi dengan orang-orang yang heboh seperti itu” jawabku dengan nada pelan.
            “Tapi, sebenarnya dia baik, Aku selalu dibantunya” kata Rani.
            “Iya, Aku hanya perlu berlatih berteman dengan Icha, teman sayang juga temanku kok” kataku sambil memegang tangannya. Dan setelah itu Aku langsung pulang ke kontrakan karena harus mengikut kuliah lagi jam 10:00 WIB.
*****
            Sebulan berlalu Aku dan Rani memutuskan untuk berlibur bersama. Kami berdua tak mau berlibur ke luar kota karena akan memakan banyak biaya. Akhirnya Rani memintaku untuk mengajaknya ke pantai, pantai yang bagus di jember, yakni Pantai tanjung Papuma.
            Akhirnya liburan dengan Rani tiba, sudah lama Aku tidak main ke pantai sejak aku putus dengan mantanku sebelum Rani. Dan tidak pernah sekalipun aku ke pantai Bersama Rani. Aku jemput Rani ke tempat kosnya dan jam dinding di ruang tamu kos Rani menunjukan jam 8 pagi ketika aku iba di sana.
“Sayang, untung ya, langit bersahabat dengan kita” kata Rina ketika melihat langit berawan dan tidak terelalu panas.
Kami pun langsung menuju pantai, dengan kecepatan rata-rata 60km/h,  40 menit kami tiba di tujuan. Suasana di pantai tidak terlalu ramai, Aku memilih tempat yang nyaman dan berduaan dengannya.
“Sayang… lihat papan itu” kta Rani menunjuk papan peringatan di pantai.
“Dilarang berbuat asusila… Oh, di sini tempat buat mesum yank” kataku pada Rani sambil tertawa.
“eh, Dasar… Hentai” Kata Rani sambil mencubitku.
“Hahaha… Maaf nyonya, Aku kan Cuma bercanda dan hanya ingin….” Kataku sambil mngecup bibir Rani.Rani terkejut dan reflex langsung mundur.
“Eh, melanggar peraturan ya?” kata Rani padaku sambil tertawa.
“Peraturan dibuat hanya untuk dilanggar kok, hahahaha” Aku ikut tertawa dengan sikap Rani yang begitu mematuhi aturan yang dibuat manusia.
Angin pantai terus berhembus ke arah kami yang sedang uduk di sebuah gazebo yang terbuat dari bambu dan beratap daun tebu. Beberapa kali suara deburan ombak terdengar sangat keras dan mataku melihat beberapa anak kecil berkejaran di pinggir pantai yang jauh dari kami duduk.
Rani membuka isi tasnya dan ternya dia membawa camilan yang banyak, “wah, kayak mau camping aja” celotehku pada Rani. Rani hanya menjawab dengan senyuman manisnyaEmang bukan camping say, tapi bukan kita aja yang mau ngabisin kok, tuh Mereka sudah datangRani menunjuk sepasang cewek dan cowok yang sedang menuju ke arah kami.
Mataku idak terlalu jelas ketika melihat objek yang jauh. “Siapa mereka”, tanyaku penasaran. “Maaf ya sayang, mereka Icha dan cowoknya” Jawab Rani lembut. Ternyata benar dugaanku, pasti Rani mengajak Icha agar Aku bisa terbiasa dengan Icha, namun Rani tidak tahu bahwa orang yang aku hindari bukan Icha tapi laki-laki disebelahnya.
Aku bersikap sewajar mungki ketika mereka mendekati kami dan seperti biasa hanya tersenyum dan sekedar menyapa. Icha langsung menimpali dengan gaya bicaranya yang cerewet.
“Waduh, Romy kita jumpa lagi ya…” kata Icha sambil menggandeng tangan Jimmy.
“Hehehe… iya sangat dan sangat kebetulan” jawabku pada Icha.
“Ehem… Icha ayo duduk. Aku bawa makanan banyak nih.!” Kata Rani sambil membuka beberapa snack dan mengeluarkan tiga kaleng minuman ringan. Aku hanya diam melihat mereka berdu, dan sesekali Icha melihat ke arahku. Aku pun tidak terlalu menghiraukan Jimmy yang juga diam yang berdiri menatap luasnya pantai.
“Jim, sini… “ ajak Rani pada Jimmy.
“Sini Jim, makanan banyak nih” Aku pun juga memanggil Jimmy. Terlihat dari wajah Jimmy guratan rasa senang dan langsung bergabung bersama kami. Icha dan Rani terus saja mengobrol Aku hanya menimpali sesekali dan menikmati kacangku.
“Oia, Ayo kita foto bersama… jadikan kenangan momen seperti ini. Jarang-jarang loh kita jalan bareng” kata Rani sabil mengeluarkan kamera digitalnya.
“Ok, Aku yang ambil gambarnya ya….” Kataku pada Rani. Rani langsung memberikan kamera digitalnya padaku dan berpose berdua dengan icha. Dari beberapa sudut Aku mengambil gambar mereka berdua dan menyuruh Jimmy untuk bergabung. Jimmy meski ragu juga bergabung berfoto dengan Icha dan Rani.
Hingga ada seorang anak-anak penjual minuman mendekat ke arah kami menawarkan barang dagangannya.
“Mas… mbak, Minumannya kalau kurag” kata anak laki-laki itu.
“Maaf dek, Kami sudah bawa banyak makanan” jawab Icha dengan nada rendah.
Terlihat dari wajahnya ada kekecewaan, dan menimbulkan rasa kasian padanya. Sebelum dia beranjak jauh Aku memanggilnya dan membisikan sesuatu padanya. Anak itu tersenyum dan langsung setuju.
            “Sayang ngomong apa?” tanya Rani ingin tahu. Aku tidak menjawab pertanyaan Rani, Aku hanya tersenyum dan mengambil dompetku di tas Rani. Aku mengeluarkan selembar uang Rp 5.000 dan mendekati anak itu. Anak itu langsung tersenyum padaku, Akupun menyerahkan Kamera digital Rani padanya dan memintanya untuk mengambil foto kita bersama. Dengan upah lima ribu anak itu mengambil beberapa gambar kita berempat dari beberapa sudut dan landscape berbeda.
            Setelah puas, akhirnya anak itu pergi dan tak lupa Aku berterimakasih padanya.
“Hahaha… ternyata keren juga caramu Rom” kata Jimmy padaku.
“Kita mahasiswa, harus selalu bisa memanfaatkan suatu yang kecil” jawabku sambie tersenyum pada Jimm.
            “Yaudah, ayo main ke pantai” ajak Icha pada kami.
            “Aku disini saja, menjaga barang kalian dan silahkan kalian bertiga main di pantai” kataku sambil melihat Rani.
            “Yaudah, sayang disini ya… jangan nyesel gak foto-foto di piggir pantai bersamaku” Jawab Rani sambiltertawa.
            “Ah, kapan-kapan kita bsa kepantai lagi kok” jawabku sambil membenarkan dudukku.
            Akhirnya Icha, Rani dan Jimmy bermain di pantai. Kulihat Jimmy asyik mengambil gambar Icha dan rani bergantian mengambil Gambar Jimmy dan Icha. Terlihat juga gerombolan anak kecil berseragam mendekat ke arah mereka. Ketika Rani dan Icha asyik bermain dengan anak kecil, Jimmy kembali ke arahku dan mengambil minuman di sampingku. Ku hanya diam melihat Rani bermain, Akhirnya jimmy mulai membuka percakapan.
Rom, kamu masih marah ma aku? Atas kejadian beberapa bulan yang lalu?” Kata Jimmy sambil memandangiku. Aku hanya diam saja, tanpa ada respon sedikitpun, kedua mataku masih terarah kedepan sana dimana Icha dan Rani asyik main air dengan anak-anak SD yang juga liburan.
“Rom, Aaku minta ma’af atas kejadian kemarin, mau kan maafin Aku?”. Aku hanya diam dan tetap Diam.
“Rom, jangan diam gini, Aku gak ngerti harus bagaimana agar kamu bias ma’afin Aku.” Suara Jimmy terdengar sedikit menyesal. Aku langsung menoleh ke arah jimmy, dengan tatapan tajam dan mengarahkan pandanganku ke kedua matanya.
”Iya lupain aja jim, dan jangan lakukan itu ke orang lain, dan kuharap hanya aku yang menjadi korbanmu seperti kemarin, kasihan Icha jangan khianati cintanya.”, kataku sambil melihat kearah Icha.
Iya Rom, janji gak akan ngelakuin itu dengan pada orang lain, kalo gak kepepet sih… hehehehe.”Kata Jimmy dan tidak terdengar serius dengan perkataannya. Aku pun langsung melihat ke arahnya dengan memasang muka kesal.
“Dasar… Orang aneh, icha cantik Jim, apa Kamu tidak kasihan padanya? Kamu ini juga tampan dan tidak pantas mencintai cowok kataku pada Jimmy.
Rom, kamu gak tau dunia orang sepertiku, jangan di kira orang ‘sakit’ sepertiku ini doyan semua cowok, kami juga mempunyai kriteria, dan kriteriaku itu ada di kamu.  Dan Aku tau kamu orangnya baik, dan itu yang membuat Aku suka dan cinta padamu Rom” Jimmy memegang tanganku.
Jantungku langsung bedetak kencang, entah perasaan apa yang ada dalam diriku, semuanya bercampur jadi satu. Jengkel, kasihan, dan risih semua jadi satu. Aku pun langsung menarik tanganku dan Aku langsung menarik tanganku dengan kasar namun Jimmy tetap memegangnya dengan erat, Aku langsung berdiri dan jimmy juga ikut berdiri.
“Heh, Kamu itu orang gila… Aneh, lepaskan tanganku” kataku sambil terus berusaha melepas genggaman Jimmy.
“Rom, dengarkan Aku dulu, Aku itu suka padamu” Kata Jimmy bersikeras. Sekali sentakan akhirnya Aku berhasil melepas tanganku dan Aku hadiahi Jimmy sebuah Tinju di perutnya. Jimmy langsung kesakitan dan duduk di gazebo.
Heh Jim, jangan terusin ulahmu ini, sebenarnya Aku berharap kita jadi teman baik, dan Aku harap kamu bisa berubah” kataku melihat jimmy yang sudah kesakitan duduk dan menundukan kepalanya. Aku pun langsun meninggalkan Jimmy, membawakan Tas Rani dan meninggalkan semua makanan yang dibawa Rani.
“Ran… Ayo kita pulang” kataku mendekati Rani.
“Ada apa Rom?” tanya Icha.
“Maaf Cha, Aku harus segera pulang ke rumah, ada kerabat yang kecelakaan dan sekarang kritis” kilahku pada Icha dan agar Rani tidak curiga.
“Beneran Rom? Ayo kita balik. Cha, kita duluan ya” kata Rani menarikku menuju tempat parkir. Aku melihat ke arah Jimmy dan terlihat Jimmy melambaikan tangannya, Aku hanya diam dan terus berjalan menuju tempat parkir.
******
Kehilangan
Tiga hari berlalu namun kejadian di pantai itu terus menggangguku, Aku mulai merasa kasihan dan bersalah pada jimmy. Jam dinding menujukan pukul 16:00, terasa sangat suntuk tiduran di kamar tanpa ada kegiatan. Akhirnya Aku putuskan untuk main ketempat Rani. Setibanya Aku di kosan Rani. Ada mobil avanza silver yang parkir depan kosan Rani, Aku tahu itu mobil siapa, yakni mobil orang tua Rani.
Di depan kosan Rani juga ada satu mobil lagi yak parkir, yakni Honda Jazz dengan nomor polisi luar kota. Di ruang tamu itu terdapat 6 orang, yakni kedua orang tua Rani, Rani, dan juga sepasang Bapak-bapak dan ibu-ibu, selain itu juga terlihat laki-laki muda hampir seumuranku. Aku membuka helm dan duduk di atas motorku ketika itu juga Rani langsung memandang ke arahku, seketika seisi ruang tamu juga menoleh kearahku.
Dari raut wajahnya Rani terlihat kusut dan banyak masalah yang mengganggu. Aku merasa kehadiranku sore itu tidak tepat dan tidak diinginkan, Namun Om Toni langsung memanggilku.
Eh… nak Romy sini masukOm toni melambaikan tangannya.
Aku tersenyum dan langsung turun dari motorku menuju ruang tamu, aku Raih tangan Om Tony dan Tante Sita kucium kedua tangan mereka. Aku juga menjabat tiga orang di ruangan tersebut. Aku merasa kaku di ruangan tersebut, Rina terlihat sangat sedih, Aku berfiikiran pasti ada masalah besar di keluarganya. Aku merasa tidak enak datang berkunjung saat ini karena Aku hanya pacar Rani dan Bukan termasuk bagian keluarga.
“Maaf om, Aku harus segera pergi dan kesini hanya ingin meminjam buku pada Rani” kataku sopan. Ntah mengapa Rani langsung tanggap dan mengambilkan buku untukku. Begitu Aku mendapatkan buku itu Aku langsung pamit dan keluar dari ruangan itu. Mata Rani berkaca-kaca dan langung masuk ke kamarnya, Tante Sita dan dan seorang perempuan lain yang tidak kutahu namanya mengikuti Rani kadalam.
Rasa bingung dan heranku semakin bertambah. Dengan berat hati Aku meninggalkan rumah kos Rani menuju motorku. Namun tiba-tiba suara Om Tony memanggilku, Aku pun berbalik didekat motorku. Om tony menghampiriku dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
“Kak Rom… tunggu bentar om mau ngomong” Kata Om Tony mendekatiku.
Aku berbalik dan menjawab panggilan om tony, “iya om, ada apa?” Om Tony merangkul bahuku, dan kamipun berjalan menuju motorku. Aku merasa curiga dengan sikap om Tony, pasti ada sesuatu yang sangat penting.
Rom… bisa bantuin om nggak?” Om Tony mulai pembicaraan.
Kalau Romy bisa bantu, pasti Aku bantu”. Aku menjawabnya dengan senyuman.
Rom, ini tentang masa depan Rani, dan juga demi kebahagiaan keluarga besar Om” dengan nada serius om Tony melanjutkan pembicaraannya.
Laki-laki yang di dalam itu  adalah calon suami Rani, Om tau kalian saling cinta tapi ini untuk masa depan Rani dan keluarga Om, Om minta nak Romy lupakan Rani” Om Tony memegang pundakku, tatapan matanya penuh harapan padaku.
Aku langsung bergetar dan dadaku sangat sakit mendengar itu, Aku tidak bisa berbuat apa-apa namun aku hanya ingin memastika sekali lagi pada Om Tony.
“Tapi Om, Aku dan Rina sudah lama berpacaran, dan Aku sayang Rina” Jawabku dengan suara bergetar.
“Iya, m tau kok, Om juga Tau Romy baik dan Om mau menikahkan anak Om dengan orang yang lebih baik, ini demi nama keluarga Rom, semoga Romy cepat dapat pengganti Rani ya” Om Tony menepuk pundakku dan langsung kembali ke dalam.
Aku hanya terdiam dan shock mendengar kata-kata om Tony. Aku langsung naik dan mengendarai motorku menjauh dari tempat itu. Pikiranku sangat kacau, Aku mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan pikiranku hanyalah Rani, Aku arahkan motorku ke arah Rembangan (tempat wisata alam dijember). Meski matahari udah redup aku tetap menaikan motorku kearah bukit tersebut. Meski jalan berliku aku tetap memacu motorku secepat yang Aku bisa.
Di depan mata ada tikungan tajam, Aku mengarahkan motorku ke kanan dan seketika Aku kaget dengan suara klakson. Aku langsung membanting setir untuk menghindari truk dari arah berlawanan. Motorku masuk kesaluran irigasi dan Aku terpental jauh ke ladang. Aku merasa badanku remuk dan terasa benturan yang sangat keras dikepalaku. Sakit yang luar biasa Aku rasakan, perlahan penglihatanku mulai redup, mungkinkah ini akhir dari hidupku. Akhir dari semua penderitaanku dan akhir dari segala mimpi-mimpiku.tiba-tiba wajah mama memenuhi pikiranku, sempat aku katakan kata Maaf untuk mama.

*******
            Aku membuka mataku perlahan dan ternyata Aku tahu bahwa diriku terbaring tak berdaya di rumah sakit. Aku menoleh kearah kiri ternyata ada mama yang tertidur di sofa. Kulihat tangan kananku terdapat jarum infus, Aku merasa tenggorokanku sangat kering. Tiba-tiba pintu terbuka dan kulihat perawat masuk, wajah cantik berpakaian putih terlihat senang melihatku. Dia langsung kembali keluar tak lama kemudian ada seorang laki-laki dan aku bisa menebaknya bahwa itu seorang dokter. Langsung saja dokter melakukan pemeriksaan terhadapku, Aku mendengar suara mama yang setengah menangis melihat keadaanku, Aku menoleh kearah mama.
Rom, kamu sudah sadar nakkami sangat khawatir dengan keadaanmu” mama meneteskan air matanya.
Ma, maafin Romy ya, Romy selalu bikin salah dan dosa pada mama” tak terasa air mataku juga mengalir.
Mama sayang kamu, cepat sembuh ya nak” mama memegang tanganku.
Keesokan harinya mama bercerita tentang kecelakaanku, Ternyata Aku tidak sadar selama dua hari akibat kecelakaan itu, kepalaku bocor dan pendarahan. Aku ditolong oleh warga sekitar dan dibawa ke rumah sakit. Mama mendapat kabar dari kepolisian dan langsung datang ke jember. Perjalanan dari rumah ke jember sekitar 2 jam, jadi yang nungguin Aku di rumah sakit adalah teman-teman kosan.
Mama juga bercerita bahwa teman-temanku sangat baik, mereka juga perhatian pada mama dan kakakku, bahkan juga ada temanku yang rela mendonorkan darahnya untukku. Aku tersenyum pada mama, dan Aku bilang pasti yang mendonorkan darah itu adalah mas Erwan kakak Kosku. Karena Aku dan mas Erwan sangat akrab dan hanya mas Erwan yang peduli terhadap teman-teman kosnya dibanding dengan teman-teman lain.
 Ternyata mama gak tahu dengan nama teman-temanku wajar saja karena mamaku tidak pernah datang ke kosanku sebelumnya dan Aku pun tidak pernah bercerita tentang teman-temanku. Pikiranku kembali lagi ke masalah Rani, kata-kata om Tony masih terekam di otakku dan seperti kaset yang diputar berulang-ulang ditelingaku.
“Rom, mama juga tahu masalah Rani” kata Mama padaku.
“Mama tau semuanya? Dari siapa?” Aku terkejut dengan kata-kata Mama
“Kemarin saat kamu koma, kedua orang tua Rani datang menjenguk, dan Mereka menceritakan semuanya pada Mama, mereka merasa bersalah dan sekarang membawa Rani pergi keluar kota… Kuliahnya juga ditinggal, Mereka minta maaf Rom” Cerita mama padaku.
“Rani datang juga?” tanyaku pada Mama. Mama hanyamenggelengkan kepala pertanda tidak.
“Udahlah, masih banyak perempuan lain yang akan beruntung mendapatkanmu… ada seorang perempuan yang sering datang kesini, terkadang sendiri dan sering bersama laki-laki” Mama menasehatiku.
“Siapa ma?” Aku penasaran dengan perempuan itu
“Mama kurang tahu, yang mama tahu laki-laki itu yang mendonorkan darah untukmu” kata Mama.
Aku mendengar suara dari luar sedang ngobrol dengan kakak perempuanku, “kak, bagaimana keadaan Romy? Katanya sudah siuman? Sudah boleh dijenguk?”.
“Boleh, sepertinya sedang ngobrol bersama Mama” jawab kakakku. Mama langsung berdiri mendekati pintu dan memanggil orang mereka untuk masuk. Ketika pintu dibuka masuklah sepasang kekasih yang Aku kenal, yakni Jimmy dan Icha.
Ini temanmu yang sering datang kesini, dan mas disebelahnya ini yang mendonorkan darah untukmu” kakakku menjelaskan apa yang terjadi saat Aku tidak sadarkan diri.
“Oia Nak, nama kalian siapa? Tante lupa berkenalan”
“Saya Icha dan ini Jimmy tan.” Jawab Icha sangat Sopan berbeda saat bersama Rani. Aku langung tersenyum pada mereka dan memanggilnya untuk mendekat ke arahku.
“Jim, Cha… Terimakasih telahmengkhawatirkanku, Maaf sebelumnya kalau Aku kurang baik pada kalian berdua” Kataku berterimakasih dan meminta maaf.
“Itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai seorang teman Rom, dan tak ada yang harus kita maafkan kok” kata Icha tersenyum padaku. Aku hanya tersenyum dan menganggukan kepala kepada mereka berdua.
“Yang terpenting kamu harus ceat sembuh dan kuliah lagi” kata Jimmy sambil memegang tanganku. Kali ini aku tidak menarik tanganku untuk menjauh, dan Aku hanya bisa berteriasih sekali lagi pada mereka.
Sejujurnya Aku masih Bingung dan Keheranan, ternyata yang datang adalah Icha dan Jimmy. Orang yang Aku benci ternyata merelakan darahnya untukku, sebaliknya orang yang Aku cintai dan kubanggakan tidak pernah menjengukku di rumah sakit. Aku sangat sedih menerima kenyatan ini. Kenapa Tuhan selalu memberikan kejutan tanpa henti pada diriku. Apa yang ada dibalik semua ini? rasa cintaku pada Rani perlahan terkikis oleh rasa benciku kepadanya karena dia sudah tidak peduli lagi terhadapku.
*******
            Enam hari di rumah sakit membuat Aku merasa sangat bosan, Aku ingin kembali melakukan aktivitas keseharianku seperti biasa, kuliah, kumpul dengan teman-teman, dan jalan-jalan menemani Aani. “Aani?” dalam otakku terbesit kenangan dengan Rani, sekarang Rani sudah tidak mendampingiku, Aku akan merasa sangat kesepian.
Selamat pagi, bagaimana mas sudah mendingan? Kepalanya masih sakit nggak?” kata seorang suster menanyakan tentang keadaanku.
Lumayan Sus” Aku memposisikan tubuhku dalam keadaan duduk di atas ranjang. Ternyata suster akan mengganti perban di kepalaku, akhirnya bekas jahitan di kepala udah kering dan juga luka-luka di dagu dan sikuku.
Sus, kapan Aku boleh pulang?” Aku bertanya pada suster.
Nanti sore, kalo dokternya datang sudah bisa pulang kok” suster yang manis dan ramah membawa kabar yang membuatku tersenyum riang.
Setelah diperiksa oleh dokter Aku pun boleh pulang ke rumah lagi. Ketika Mama mengurus Administrasi, Aku siap-siap untuk pulang, Aku berjalan melewati koridor rumah sakit dengan Tongkatku karena kakiku yang terkilir belum sembuh total. Aku melihat Icha dan Jimmy datang ke arah kami, Aku tersenyum pada mereka bedua.
Dari kecelakaanku ini ternyata Aku bisa akrab dengan mereka berdua, meski sebelumnya Aku sangat tida suka dengan sikap icha yang agak centil dan crewet dan Jimmy yang sebelumnya telah melakukan hal konyol padaku. Namun semua kekurangan mereka tertutupi dengan kebaikan mereka padaku. Jimmy mencoba memapah diriku yang berjalan agak pincang karena rasa sakit di kaki kananku. Aku merangkul pundak jimmy, dan tak lupa mengucapkan terima kasih padanya.
Akhirnya Aku sampai dikosanku, Aku sengaja menolak untuk dibawa ke rumah karena sudah hampir ujian, minggu depan Aku harus kuliah untuk mengejar ketertinggalanku. Mama dan kakak menginap semalam di kosan, pagi harinya mereka harus pulang ke rumah karena banyak urusan di rumah. Sebelum pulang Mama menitipkan Aku kepada teman-temanku, Aku tahu semua teman-temanku juga mepunyai kesibukan masing-masing tidak mungkin mereka akan selalu merawatku.
Tibalah saatnya Aku sendiri di kosan, sore hari seperti sekarang ini teman-teman pada keluar bahkan mereka pulang kampung karena hari ini adalah hari jum’at jadi sabtu dan minggu kampus libur. Waktu sudah menunjukan jam 19:00, Aku merasa sangat lapar, dikamar hanya ada roti dan Aku sudah mulai bosan makan roti, Aku ingin makan nasi goreng. Aku ambil HPku dan Aku sms jimmy, 5 menit kemudian jimmy datang ke kontrakanku.
Assalamualaiku…” Jimmy mengetuk pintu kamarku.
Iya masuk saja Jim” Aku menjawab dari dalam kamar.
Ada apa Rom… kemana teman-teman lain? Sepi dan hening, emang kamu gak takut sama Aku?” jimmy melontarkan pertanyaannya yang membuat Aku malu.
Halah Jimlupain aja masalah yang dulu, Aku udah lupain dan maafin kamu kokdan Aku percaya kamu tidak akan mengulanginya lagi… apa kamu tega berbuat seperti itu lagi pada diriku yang sekarang lagi tak berdaya ini?” Aku menjawab pertanyaan jimmy dengan kalimat ledekan untuknya.
Ok bro… janji gak macem-macem lagi” jimmy juga senyum namun senyumannya dibuatt-buat.
Malam itu Jimmy menemaniku di kosan, dia juga membelikan Aku nasi goreng. Aku tawarkan pada Jimmy untuk menginap di kosanku, lagi-lagi jimmy mengungkit masalah yang sudah lewat. Dia hanya takut kalo dia tidak bisa menahan diri akhirnya persahabatan kami rusak lagi. Namun ada rasa khawatir diwajahnya untuk meninggalkanku sendiri dikosan.
Akhirnya Jimmy memutuskan untuk menemaniku di kamar. Waktu menunjukan jam 23:30 Aku sudah sangat kantuk, jimmy juga pamit mau tidur. Meski kasurku bisa digunakan untuk dua orang namun jimmy memilih tidur di karpet, mungkin dia malu dengan diriku. Aku pejamkan mata, perlahan Aku masuk jauh dalam tidurku.
Dalam mimpiku Aku melihat Rina sedang bergandeng tangan, bergandengan tangan dengan seorang lai-laki dan anak kecil. Aku yakin dia adalah anak Rina. Dalam mimpiku Aku berlari dan terus berlari untuk menghindar dari Rina, Aku berlari secepat mungkin dan tidak sengaja Aku menabrak seseorang. Dia adalah jimmy, dalam mimpiku jimmy memelukku sangat erat, entah kenapa Aku merasakan pelukan jimmy sangat nyaman. Mungkin pelukan seorang sahabat yang selalu ada untuk sahabatnya.
 Tiba-tiba jimmy mendaratkan bibirnya yang kebibirku, dia melumat bibirku. Aku langsung mendorong jimmy dan lari menghindar jimmy, Aku lari terus dan akhirnya Aku terjatuh kedalam jurang yang sangat gelap. Aku terbangun dari mimpi burukku, keringat membanjiri tubuhku. Aku langsung menoleh kearah jimmy, ternyata jimmy masih di posisinya dia tertidur sangat lelap. Aku kasihan melihat Jimmy tidur di lantai beralas karpet. Aku berusaha turun melemparkan selimut ke arahnya.
Sabtu pagi jam 06:00, Aku terbangun dari tidurku dan ternyata Jimmy sudah tidak di kamarku lagi, mungkin Dia sudah balik ke kosannya subuh tadi. Tiba-tiba dari pintu depan terdengar suara cewek, setelah Aku hampiri ternyata Icha yang datang, dia membelikanku jajanan pasar yang udah mulai langka dipasaran.
Hei Rom… ini Aku bawakan kue, kamu makan kuenya ya buat ganjel perut” dengan gayanya yang centil Icha menjulurkan kue-kuenya.
hmmm… terimakasih Cha, tumben sendiri mana jimmy?” kataku menanyakan tentang Jimmy.
Dari penjelasan Icha ternyata Jimmy pulang ke malang dari subuh tadi pagi. Aku menjadi khawatir dengan Jimmy, menapa Ia pulang tidak memberitahuku? Aku terus mengkhawatirkan Jimmy dan Akhirnya kekhawatiranku terpecah oleh suara Icha yang memanggil namaku.
 Icha sangat baik terhadapku, pehatiannya melebihi hubungan pertemanan. Sikap Icha mengingatkanku pada Rani, Icha membelikanku makan siang dan menemaniku di kosan sampai salah satu temanku datang. Mungkin kebaikan Icha ini adalah bagian dari ide Jimmy. Aku makin tidak enak menerima kebaikan mereka.
Minggu pagi Icha kembali datang dia membawakan aku ketupat sayur, seperti biasa Icha baru pulang sekitar jam 12 siang. Sebelum pulang Icha mengeluarkan sebuah kotak yang dibungkus rapi dari tas pinknya.
Ini Rom… ada hadiah dari Aku” Icha terlihat sangat serius memberikan hadiah itu
Apa ini Cha?” Aku menerima hadiah itu dan membolak balik kotak itu.
Bukan apa-apa, tapi boleh dibuka saat malam sudah gelap dan dibukanya di ruangan yang gelap” lagi-lagi icha terlihat serius.
Akhirnya Icha pamit dan menuju pintu gerbang. Aku juga kembali ke kamarku. Aku letakkan kotak itu di atas meja dan langsung saja Aku istirahat tidur siang. Sore hari Jimmy datang kekosanku, ternyata dia bawa oleh-oleh dari rumahnya.
Wahbanyak banget oleh-olehnya Jim . . .” Aku senang dengan kedatangan Jimmy.
Huhmales Rom, masak cowok harus bawa sedemikian banyak makanan” Jimmy menggerutu.
Loh...? emang kamu cowok Jim? Hehehehhehe” Aku menggodanya.
Dasar kau Rom Aku meski suka Cowok Aku bukan Waria loh, kamu tau sendiri kan Aku ini seperti apa? Nadanya sedikit marah
Iya iya… Aku kan Cuma gurau dan bercanda” Aku melempakan gulingku pada Jimmy, Jimmy menghindar dan guling itu hampir mengenai kotak di atas meja. Jimmy dan Aku tertawa bersama hingga akhirnya jimmy menyadari ada kotak di atas mejaku. Aku suruh Jimmy ambil kotak itu dan mematikan lampu kamar.
Eh Rommau apa sih kok lampunya dimatikan?”
Liat aja Jim, Aku juga gak tahu tapi instruksinya sih gitu, aku Cuma ngikuti aja” Kataku sambuil merobekpembungkus kotak itu.
Aku buka pembungkus kotak itu, ada tanda anak panah yang menunjukan bagaimana posisi kotak seharusnya saat dibuka. Aku buka plasternya betapa aku kagetnya saat cahaya ungu keluar dari kotak itu, ternyata bola kristal seperti milik para penyihir dan peramal, namun bola kristal ini hanya hiasan saja.
Jimmy terlihat sangat kagum dengan isinya, Jimmy langsung memegang hiasan itu, tapi tak hanya itu, didalam kotak juga ada karton ukuran persegi yang bertuliskan kata I LOVE U dari fosfor dan terlihat seperti bercahaya. Aku terdiam melihat semua ini, Aku bingung dengan semua ini, ternyata Icha ada hati denganku. Sedangkan disampingku ada jimmy, dia adalah cowok Icha sekaligus juga pernah ada hati denganku.
Wah hadiah dari siapa tuh?” Jimmy membuyarkan lamunanku.
Ehanu Jim... hmmm….Aku bingung harus jawab apa.
Hayo, dari siapa?” jimmy mulai mendesakku, Aku langsung menjawab sekenanya
Hmm rahasiahehehe”. Akhirnya Jimmy menyerah, dan dia masih kagum dengan kejutan yang Aku dapatkan. Apa bener Icha menyukaiku? Tapi kenapa secepat ini? Aku sangat bingung dengan semua permainan ini, Aku bagaikan berada di panggung sandiwara, setiap waktu selalu ada kejadian yang tak terduga.
Aku pikir setelah masalah dengan Rani Aku lupakan, mungkin Aku akan menjalani keseharianku seperti biasa, bukan hanya pertama kali ini Aku patah hati, namun udah bekali-kali, dan semuanya bisa Aku atasi secepatnya. Namun yang terakhir ini membuatku begitu bimbang untuk mencari jalan keluarnya.
Jimmy semakin hari sangat dekat dan baik terhadapku, Icha juga begitu dibelakang Jimmy dia perhatian terhadapku. Selain itu jimmy juga menyelipkan surat untukku yang diselipkan di novel yang Aku pinjam darinya. Namun Aku tidak pernah mengungkit masalah surat itu. Jimmy juga selalu curhat kepadaku tentang sikap Icha yang udah mulai menjahui dia, jimmy juga befikiran untuk melepas Icha dan mengakhiri hubungan mereka, jimmy juga bilang bahwa dia tidak akan merasa kesepian karena dia punya sahabat sepertiku yang selalu memberinya masukan dan motivasi.
Sejujurnya Aku masih malas berhubungan serius dengan cewek, meski Aku mau berhubungan dengan cewek yang pasti itu bukan Icha. Aku tidak mau merusak hubungan pertemananku dengan jimmy, kaerena dia sangat baik terhadapku, dia selalu mengantarku ke kampus dengan mobilnya sebab Aku masih tidak kuat naik motor.
Aku harus memberi jawaban terhadap Icha, Aku harus memastikan apakah Aku memilih Icha untuk menggantikan Rani dan mengorbankan persahabatanku dengan jimmy. Atau menolak Icha dan tetap jomblo serta semakin akrab dengan jimmy yang notabenenya dia seorang bisex. Apapun pilihanku Aku yakin pasti terbaik buat diriku.
Sang Terpilih
Pilihanku
            Akhirnya ujian semester genap sudah berlalu, perban di kepalaku juga sudah Aku lepas, beberapa kali Aku cek-up kedokter ditemani oleh jimmy. Jika Aku mengingat kejadian di pantai saat itu Aku measa sangat malu dan menyesal dengan sikapku pada jimmy, sikap kasar dan cuekku dibalas dengan sikap perhatian olehnya.
Kedekatanku dengan jimmy menjadikan kesempatan bagi Icha untuk dekat denganku, Aku yakin sikap Icha terhadapku sudah mulai tercium oleh jimmy. Sejujurnya sedikitpun Aku tidak menyukai Icha, karena kami baru kenal dan Icha juga merupakan teman Rani.
Setiap Aku sekedar bertanya tentang kabar Rani pada Icha, Icha selalu menjawabnya dengan kata-kata yang intinya Aku harus merelakan Rani dan membuka hati untuk orang lain.  Jimmy juga selalu menyarankan Aku untuk mencari cewek lain sebagai pengganti Rani, beberapa temannyapun ia perkenalkan. Namun tetap saja Aku masih malas untuk menjalani hubungan sepesial dengan orang lain.
“sorry jim… Aku malas pacaran, enakan gini aja ngejomblo, nggak ada yang harus Aku pikirin” Aku menjelaskan pada jimmy saat dia menyarankan Aku untuk mencari pengganti Rani.
Aku pikir jimmy hanya merasa kasihan terhadap kesendirianku. Namun Aku merasa nyaman dengan kesendirianku saat ini, apalagi ada jimmy sebagai sahabatku selalu bisa Aku andalkan.
Setelah ujian akhir semester kami sebagai mahasisiwa disibukan dengan rentetan administrasi yang harus diselesaikan sebelum melakukan pemograman mata kuliah baru. Karena kondisiku kurang memungkinkan untuk melakukan antrian pembayaran SPP di bank, lagi-lagi Jimmy yang menggantikanku.
Akhirnya dengan waktu tiga hari semua administrasi dan pemograman matakuliah selesai, masih ada waktu 10 hari sebelum perkuliahan dimulai. Aku putuskan untuk pulang ke rumah saja, Aku ingin liburan di rumah karena Aku kangen dengan kedua ponakanku yang kembar, karena sudah lama gak jumpa mereka.
Namun aku bingung untuk pulang ke rumah, Aku harus bawa motor ke rumah dan dengan kondisiku yang masih trauma, Aku  takut untuk membawa motor sendiri. Naik Bus antar kotapun Aku harus merelakan motorku sendirian di kosan yang kurang aman saat liburan. Aku menceritakan hal ini kepada jimmy, mungkin dia punya solusi pikirku.
Jim, Aku mau pulang kampung… tapi motorku gamana ya? Aku bawa pulang gak mungkin” Aku meminta pendapat jimmy
Hmmmgimana kalo kamu Aku antar aja, Aku bawa motormu, sambil liburan di tempatmu, lagian ada temanku yang ada di kosan kok… si Dhani masih belum pulang jadi Aku bisa titipkan mobilku padanya”. Jimmy sangat antusias ingin membantuku.
Bagaimana ya Jim ... Aku gak enak sama kamunya, kamu udah sering bantu Aku.” Aku merasa tidak enak dengan ide jimmy. Namun jimmy tetap memaksa untuk membantuku, dan akhirnya Aku setuju.
Beberapa saat kemudian icha mengirim sms kepadaku. Sore Rom, ntar malem jam 19:00 aku kekosanmu, ada sesuatu sangat penting ingin Aku tanyakan
Ok deh, tapi ajak jimmy ya… karena Aku nggak mau Jimmy berfikiran macem-macem entangku” balasku. jimmy yang masih ada didepanku menatap diriku yang sedang ngetik sms. Aku langsung memergoki dia,
            Heh ngapain liat Aku seperti itu?”
Eh enggak Rom, Aku Cuma kasian aja ma kamu, sejak kamu putus dengan Rani kamu agak kurusan”
Cienggaklah, Aku masih seperti dulu kok . hmmmkamu selalu merhatiin Aku ya? Wah… wah… Kambuh lagi kayaknya”.  Aku mentowel keningnya dan beranjak berdiri. Jimmy hanya tertawa dan pamit balik kekosannya.
*******
Suara Adzan Isyak berkumandang dan bersautan antar masjid dan musholah. Aku yakin aku masih suci dari Najis kecil dan setelah adzan berkumandang Aku melakukan sholat Isyak. Setelah sholat Jimmy dan Icha ada di depan kontrakanku dan memanggil namaku, Aku langsung keluar menemui mereka berdua. Icha dan jimmy tersenyum melihatku masih berpakaian baju koko dan bersarung putih.
Ternyata Icha datang dengan membawa undangan dari Rani, Rani akan melangsungkan pernikahannya seminggu lagi. tanganku bergetar menerima undangan tersebut, namun Aku masih bisa tersenyum pada Icha dan Jimmy, Jimmy mendekatiku dan menepuk pundakku.
“Aku tidak apa-apa Jim, jangan terlalu mengkhawatirkan Aku, Aku sudah bisa menerima keadaan ini” Aku melihat ke arah Jimmy. Icha hanya diam menatap diriku, Namun Akhirnya jimmy pamit untuk mengajak Icha balik ke kosannya. Aku masuk kamar dan berdiam diri melihat undangan dari Rani, Aku pandangi foto Rani dengan mempelai pria di cover undangan.
“Kamu semakin cantik Ran, kamu pantas memakai kebaya itu” kataku sendirian di kamar. Mereka terlihat sangat serasi, dan seharusnya diriku yang ada dalam undangan ini, namun itu hanya mimpi. Aku harus menerima kenyataan ini dengan lapang dada.
Beep. .beepsuara hapeku, dan ternyata sms dari Icha “Rom, Aku mau minta jawaban dari kamu setelah liburan ini, kamu menerima Aku atau tidak sebagai pengganti Rani, Aku harap kamu bisa menerima Aku”. Itulah sms dari Icha untukku, Aku harus segera memberikan jawaban kepadanya, bukan menggantungnya seperti ini.
Ke esokan Harinya tepat di hari sabtu pagi, jimmy sudah siap untuk mengantarku pulang ke rumah. Jimmy memanasi motorku dan ngecek semuanya memastikan bahwa motorku tidak apa-apa setelah pulang dari bengkel kemarin. Akhirnya kami berangkat menuju kotaku yakni kota Probolinggo.
Tidak lupa kami mapir di warung untuk sarapan. Perut udah kenyang bensin udah penuh, saatnya perjalanan di mulai. Aku perpegangan pada sisi jaket jimmy, terkadang kalo jimmy membawa motorku sangat kencang Aku reflek memegang pinggangnya. 2 jam perjalanan sudah terlewati, sesampai di rumah kami langsung istirahat.
Kebetulan di rumah masih ada kamar kosong yang bersebelahan dengan kamarku, kamar itu biasa di gunakan untuk tamu atau saudara yang main ke rumah. Aku langsung rapikan kamarku dan tidur siang, dan Aku yakin jimmy juga lagi tidur siang karena kecapean.
Ntah berapa lama Aku trtidur pulas, dan akhirnya Aku terbangun oleh suara ponakannku yang lagi bercanda dengan seseorang, terdengar sesekali mereka terbahak-bahak. Aku keluar kamar dan langsung turun ke ruang tamu, ternyata kedua ponakanku lagi asyik bercanda dengan jimmy.
Wah cepet banget akrabnya yah” Aku bergabung dengan mereka, jimmy menoleh padaku dan tersenyum.
Omom Omy, teman Om ini ternyata bisa sulap, kami diajari sulap barusan” Dhiko memuji jimmy di depanku
Iya om om Jimmy ini pinter matematika juga, tadi Dhiko dan Dhika diajari perkalian” Dhika juga dengan antusias bercerita tentang jimmy.
Kedua keponakannku emang selalu dekat dengan siapa saja meski baru dikenalnya. Jimmy pun juga terlihat sangat senang bermain dengan mereka. Aku pandangi Jimmy, dan Aku kagumi semua kebaikannya, bukan hanya pada diriku tapi juga pada keluargaku, tak terasa Aku tersenyum sendiri. Jimmy memergoki diriku yang sedang manatapnya,  Aku langsung salah tingkah dan menggaruk kepalaku meski tidak merasa gatal.
Ntah kenapa dengan diriku saat ini, sepertinya diriku telah hanyut dalam permainan Jimmy. Aku merasa ada perasaan aneh dalam diriku, ntah itu hanya perasaan suka atau cinta kepadanya. Aku langsung beranjak keluar rumah, di luar rumah ada kakaku yang sedang memetik buah anggur.
Aku mengambil buah anggur yang ada di keranjang buah dan melahapnya. Tiba-tiba mobil kijang masuk ke halaman, ternyata yang datang adalah adik perempuan papa yang di surabaya. Aku samperin tante dan meraih tangannya kemmudian menciumnya. Tante datang dengan suaminya om Ciko dan anak perempuannya Novi, Novi seumuran denganku sebenarnya tante santi memiliki dua anak, tapi anak pertama sedang kuliah di luar negeri karena dia pintar dan dia mendapatkan biasiswa keluar negeri.
===========
Kedatangan tante ke rumah membuat Jimmy harus pindah ke kamarku, ntah kenapa Aku merasa sangat senang apabila Jimmy harus sekamar denganku. Ternyata Jimmy masih takut dan canggung untuk tidur sekamar denganku, Dia memilih tidur di bawah, namun Aku tidak mengijinkannya. Jimmy adalah tamuku, tidak mungkin Aku biarin tamu tidur di karpet, Aku paksa Jimmy untuk tidur denganku di atas kasur.
Akhirnya  Jimmy mau untuk tidur diatas kasur denganku, di kamarku hanya ada satu selimut, Jimmy tidak mau memakai selimut dan akhirnya Aku selimuti diriku sendiri. Karena waktu sudah menunjukan jam 23:00 Aku berusaha memejamkan mataku, akhirnya Aku tertidur dalam hangatnya selimutku.
 Aku terbangun karena merasa haus ketika ku lihat jam dinding di kamar  Jarum jam telah menunjukan jam 1 dini hari, Aku mengambil minum di dapur dan kembali lagi ke kamar. Jimmy masih dalam posisinya dia kelihatan kedinginan, Aku yakin ia rela tidak mau pakai selimut hanya untuk menjaga kepercayaanku terhadapnya. Aku tersenyum melihat Jimmy yang berusaha menghangatkan dirinya sendiri dengan cara tidur agak melinggkar. Aku kembali naik ke atas kasur, dan Aku selimuti jimmy dalam selimutku. Mungkin dengan ini Jimmy merasa hangat dan tidak merasa sungkan lagi padaku.
Aku pejamkan mataku dan masuk dalam mimpiku, lagi-lagi mimpi yang sama pada waktu itu. Dalam mimpiku Aku berlari menghindar dari Rani dan jatuh dalam pelukan seorang laki-laki dan dia adalah  Jimmy. Namun sekarang Aku membalas pelukan Jimmy, Aku merasakan kedamaian dalam pelukan Jimmy. Aku peluk erat2 Jimmy seperti anak kecil yang tidak mau pisah dengan bonekanya.
Aku terbangun dari tidurku, Aku sangat kaget ternyata Aku benar-benar memeluk Jimmy dari belakang. Jimmy memegang tanganku dia terlihat sangat nyaman dengan pelukanku, Aku langsung melepas pelukanku perlahan, akhirnya Aku berhasil melepaskan pelukanku tanpa membangunkan jimmy. Aku langsung mebelakangi Jimmy,  dan beberapa menit kemudian Jimmy memperbaiki posisi tidurnya, Jimmy memposisikan tidurnya menghadap ke arahku, ada suara dengkurang halus dari jimmy yang merasuk dalam pendengaranku.
Aku membalikan tubuhku menghadap Jimmy, Aku memejamkan mataku dan membukanya perlahan-lahan untuk melihat Jimmy. Ternyata Jimmy memejamkan matanya dan sepertinya dia sangat kelelahan. Aku tatap wajah Jimmy, ntah kenapa pada saat itu Aku baru menyadari bahwa Jimmy bener-bener laki-laki yang dikaruniai wajah yang sangat tampan. Aku memandangi wajah Jimmy sangat detail, tiba-tiba dengan seketika Jimmy membuka matanya dan membuatku kaget, Jimmy hanya tersenyum dan mengatakan sesuatu.
Kenapa kamu pandangi Aku seperti itu?” Jimmy mengkerutkan alisnya.
Eh… kamu juga terjaga Jim? Aku… Aku tidak memandangimu kok” suaraku terdengar sangat gugup.
“Kenapa wajahmu memerah Rom?” Jimmy langsung duduk.
“Mana? Nggak kok…” Aku semakin gugup an ikut duduk duiatas tempat tidur.
“Rom kenapa tadi kamu memelukku?” Jimmy mulai melontarkan pertanyaan yang membuat jantungku berdebar. Aku hanya diam, dan memposisikan diriku tidur lagi menghadap plafon rumah.
Rom….
Hem….” jawabku datar.
Kenapa?” Jimmy meletakkan tangannya di dadaku
Tidak apa-apa” jawabku datar.
Loh kenapa detak jantungmu berdebar kencang kayak gini”? lagi-lagi pertanyaan yang membuatku terpaku. Aku hanya diam dan memejamkan mataku. Jimmy mearik lagi tanganya dari dadaku, Aku pikir Jimmy sudah selesai dengan introgasinya. Beberapa detik kemudian jimmy kembali mengatakan sesuatu.
Hanya ada satu cara untuk membuktikannya” Jimmy terasa memperbaiki posisinya, dan Aku pikir Jimmy akan tidr lagi, Aku masih dengan posisiku telentang dengan tangan kiri diatas keningku. Tiba-tiba Jimmy mendaratkan bibirnya diatas bibirku, Aku terbelalak membuka mataku, Aku mencoba mengangkat kepala jimmy tapi Jimmy menahannya, ciuman Jimmy hampir sama dengan ciuman Rani.
Aku memalingkan wajahku, Jimmy melepas tanganku dan beralih memegang kedua pipiku, ntah kenapa Aku sangat menikmati ciuman ini, Aku lebih rileks dan membuka sedikit mulutku, lidah jimmy langsung masuk dan menjelajah di dalam rongga mulutku, Aku juga mulai bersikap aktif Aku peluk jimmy erat.
 Ciuman jimmy turun keleherku, dan mulai membuka kancing bajuku, kancing atas bajuku udah terbuka dan lanjut kekancing selanjutnya, untung Aku masih bisa menguasai diri. Aku pegang kepala jimmy dan kuangkat untuk menjauh dari leherku, Aku tatap mata Jimmy. Tatapan mataku membuat Jimmy agak malu, dia langsung berdiri dan duduk diatas kasur membelakangiku.
Dia menundukan kepalanya. Aku juga bangun memakai kancing bajuku, Aku keluar kamar dan menuju dapur. Aku ambil air es di lemari es, dan menegaknya. Setelah itu Aku kembali ke kamar dan melihat jimmy masih tetap diposisinya sedang menundukan kepalanya. Terdengar suara isakan tangis dari dirinya, Aku menghampiri jimmy dan mengangkat dagunya. Dia tidak berani menatapku.
Jim, lihat Aku! Aku mengangkat wajah Jimmy sekali lagi. terlihat mata Jimmy berkaca-kaca dan hidungnya merah.
Kenapa kamu mengulangi hal bodoh itu lagi?” Aku berbicara agak pelan.
“Rommaafin Aku, Aku tidak bisa menahan diriku. maafin Aku Rom, Aku telah merusak hubungan pertemanan kita.” Jimmy meneteskan air matanya.
Jika kamu mengusirku malam ini Aku rela pulang ke jember sekarang juga yang penting kamu maafin Aku” Jimmy meremas tanganku untuk meminta maaf. Aku tidak tahu harus berbuat apa, sebenarnya Aku kasihan dan suka pada jimmy.
Aku menghela nafas, dan berkata Jim Aku tahu kamu suka Aku, Aku udah baca surat kedua kamu, tapi jangan terlalu banyak berharap terhadapku”.
“jim, kamu tau nggak apa yang Aku lakukan dengan suratmu itu? Jimmy hanya diam dan tidak berani menatapku, keningnya mulai muncul titik2 air, dan sebagian menetes di pipinya.
Aku tahu Rompasti kamu telah membuang surat itu, dan tidak mengungkit mengenai surat itu karena kau mementingkan pertemanan kita.” Jimmy terlihat sangat menyesal.
Jim, sekarang bereskan pakaian dan barang2mu… Aku harap kamu mengerti maksudku”. Jimmy beranjak berdiri dan mengambil tasnya, dia memasukan barang bawaanya kedalam tas ranselnya. Perfum, handbody dan perlengkapan lain juga iya masukan. Jimmy terlihat sangat lemas dia mengarti kalau dia telah diusir dari rumahku secara sopan.
Jimmy mengambil jaketnya yang tergantung di belakang pintu. Dia memakai tas ransel hitamnya dipunggungnya, jimmy sesekali memandangku, aku hanya memandangnya dengan wajah datar.
Jimmy menjabat tanganku dan mengatakan kata maaf, “ Maafin Aku Rom, Aku tidak bisa membendung perasaanku padamu. Aku terlalu mencintaimu”, Aku membalas jabatannya. Jimmy berpamitan untuk pulang ke jember, perlahan dia membuka pintu kamarku. Jimmy pun melangkahkan kakinya, satu langkah kaki, aku tarik tasnya, dia mundur dan menoleh padaku
Sebentarentar” Aku mengambil dompetku.
Rom… Aku punya duit buat ongkosan, gak usah repot-repot“ Iimmy bicara sangat pelan. Yang Aku keluarkan bukan lembaran uang, namun selembar kertas yang terlipat rapi. Jimmy langsung mengenali kertas itu, kertas itu adalah surat jimmy yang kedua.
“Aku sengaja menyimpanya.”, kataku pada Jimmy.
Aku tarik tangan jimmy masuk ke kamar lagi,  Aku tutup pintu kamarku perlahan dan Aku peluk jimmy, jimmy terlihat sangat kebingungan dengan tingkahku.
Sorrry jim, Aku hanya ngetes kamu… Apakah kamu benar-benar mencintaiku dan Aku ingin tahu pengorbananmu.” Aku senyum pada jimmy. Akhirnya jimmy senyum padaku, matanya berkaca-kaca dan tak terbendung lagi air matanya mengalir. Jimmy langsung memelukku sangat erat, membuat diriku susah untuk bernafas. Jimmy mencium keningku, dan dia terlihat sangat senang dengan semua ini. bibir jimmy sekali lgi akan mendarat di bibirku, namun aku halangi dengan jari telunjukku.
Jim, kalau seperti itu aku masih belum siap”
Iya Aku ngerti kok” jimmy tersenyum.
Bersabarlah untuk mendapatkanku seutuhnya, kamu hanya memilikiku sebesar 25%” Aku tersenyum pada jimmy, dan mengajaknya untuk istirahat. Aku langsung berbaring di atas kasur dan kulihat jimmy memilih untuk tidur di karpet, mungkin lebih baik begitu. Aku pastikan jimmy udah tertidur, Aku pun juga langsung take off menuju dreamland-ku.
Pagi pun tiba Aku bangun tidur  jam 7 pagi, kelihatannya Aku bangun kesiangan hari ini karena Aku bisa terlelap sekitar jam 3 pagi. Jimmy sudah tidak ada di dalam kamar, langsung saja Aku mengarahkan pandanganku menuju ranselnya. Sama eperti yang Aku harapkan, Jimmy masih tinggal di rumah ini.
Jimmy ternyata lagi santai di depan rumah dengan si kembar ponakanku. Di sana juga ada Novi yang lagi asik memetik buah anggur di depan rumah. Padahal buah anggur di dalam lemari es masih banyak, ya begitulah asyiknya memetik buah sendiri. Aku langsung masuk ke kamar mandi, setelah mandi dan rapi Aku langsung k edapur, ternyata di sana ada tante dan mama yang lagi masak.
Tante langsung memanggilku, ternyata tante dan mama lagi bercerita tentang kecelakaanku, mama dan tante juga tahu bahwa Aku putus dengan Rani. Tante hanya menasehatiku agar bisa befikir dulu sebelum bertindak. Aku hanya tersenym dan berlalu dari mereka berdua.
Aku pun lngsung menuju halaman rumah, mengganggu Novi yang sedang sibuk dengan buah anggurnya.
“Hayo, Jatuh…” Aku menggoyangkan kursi yang digunakan Novi. Seketika Novi berteriak meminta tolong. Kedua ponakanku hanya tertawa dan Jimmy juga ikut tertawa.
“Udah Bang… Nanti Noi jatuh” Kata Novi sesekali berteriak
“Jatuhin Om, ayo jatuhin aja Om….” Timpal Dhika.
“Heh, Anak kecil tidak boleh jahat” kataku sambil membantu Novi turun dari kursi.
“Yaaaaah, tante Novi gagal jatuh deh.” Kata Dhiko.
“Eh, Dasar ya… anak nakal, Sini tante cubit kalian” Kata Novi mendekati Dhika dan Dhiko dan membuat mereka berlari berhamburan.
“Nov, udah… ayo kita makan anggurnya” ataku mengjak Novi untuk bergabung dengan Jimmy.
Aku memandang jimmy, jimmy hanya tersenyum tolah-toleh memandang sikembar dan Novi bergantian saat mereka berbicara. Aku langsung memperkenalkan Novi pada Jimmy, akhirnya mereka saling kenal. Aku punya ide untuk ngajak Jimmy dan Novi jalan-jalan.  Tidak lupa juga mengajak sikembar. Aku ijin pada kakakku untuk bawa mobil nganterin mereka jalan-jalan. Mama dan kakak mengijinkan kami tapi setelah sarapan kita baru jalan-jalan. Setelah sarapan kami berlima jalan-jalan keliling kota, karena kotaku tidak mempunyai banyak tempat yang bagus, Jimmy dan Novi juga sepertinya bosan jalan-jalan ngelilingi kota.
Akhirnya aku bawa mereka jalan-jalan ke pemandian air panas, Aku tancap gas ke arah gunung, satu jam kami sampai di tempat. Ini kali pertama si kembar maen ketempat ini, pemandangannya masih alami, di pinggir sumber air panas ada gubuk kecil tempat istirahat, Aku hanya duduk santai mengawasi Novi dan si kembar, Jimmy menghampiriku menemaniku duduk di gubuk itu.
Senangnya hari ini langit cerah, pemandangan bagus, dan ditemani orang yang Aku sayangi serasa begitu sempurna hidupku.” Jimmy mulai membuka pembicaraan. Aku menoleh ke arahnya dan menjulurkan lidah padanya, “Dasar gombal-gombal”. Sesekali aku berteriak pada sikembar untuk berhati-hati bermain air.
Eh rom, besok pagi Aku mesti balik ke jember dan Aku harus pulang ke rumah” Jimmy minta ijin padaku untuk pulang besok pagi.
Yaudah pulang aja, kapanpun kamu mau pulang silahkan” jawabku datar. “Loh kamu kok ngumung gitu? seneng ya kalo aku pulang” Jimmy sok cemberut.
Aku langsung mentowel keningnya, “hahah.... apaan sih kamu, manja banget” kataku padanya. Jimmy hanya tertawa terbahak-bahak.
Bukan gitu Rom, Pastinya Aku akan merasa kesepian aja selama satu minggu kedepan” Jimmy mulai lagi dengan jurusnya. “halahpinter baget lu suruh akting” Kataku sambil tertawa. Sikembar lari menuju tempatku duduk dan novi mengikutinya dari belakang, rupanya mereka udah kecapean.
Aku menunggu Novi dan si kembar untuk ganti baju, akhirnya kami turun ke kota lagi, Aku ajak mereka makan bakso kesukaanku, si kembar sudah biasa makan di sini, lain halnya bagi Jimmy dan Novi mereka baru pertama kali menyantap Bakso ini.
“Om.. Om… Mama bungkusin satu ya” kata Dhiko.
“Nenek Juga ya Om…” timpal Dhika
“Udah, Nanti kita ksini lagi, makan bareng di temptnya” kataku pada mereka.
“Om… Om…, Aku boleh nambah enggak?” Canda Novi padaku.
“Boleh, sekalian bawa se warungnya aja” Kataku sambil tertawa.
“Serasa bareng Om-om ya Nov” kata Jimmy ke Novi
“Iya Kak, kita ditemani Om-om” Novi lai-lagi tertawa.
            Akhirnya kami semua tertawa dan membuat heboh tempat itu. Aku sangat senang ternyata rekomendasiku untuk makan bakso di tempat ini tidak mengecewakan mereka. Setelah makan bakso kami langsung pulang ke rumah, waktu telah menunjukan jam 15:00 rasanya sangat kecapean. Sampai di rumah mama menyiapkan es buah untuk kami, es buah segar buatan mama dari buah-buahan ala kadarnya yang ada dikulkas, hehehe.
*********
Minggu Malam Novi dan kedua orang tuanya balik lagi ke surabaya sekitar jam 19:00 WIB, karena urusan Ayah Novi sudah selesai di kotaku. Malam itu Jimmy juga berencana untuk balik ke jember dan pulang ke malang.
“Rom, Aku positif pulang besok pagi ke jember, ambil mobil dan langsung ke malang” Kata Jimmy ketika kami berbaring di kamar.
“Apa nantinya kam gak capek Jim?” jawabku menanggapi pernyataan Jimmy.
“Mau bagaimana lagi, ortuku ada perlu dengan mobilku, biasa kekurangan modal, so menjadikan mobil sebagai jaminan pinjaman… Insyallah, Senin pagi Aku ke malang, dan seminggu Aku di sana, hmmm… Mau ikut?” Jimmy menawarkanku untuk berlibur di kota malang.
“Tega kamu Jim, Aku baru saja sehat, dan sekarang kau ajak liburan ke kotamu… Maaf Jim, lain kli saja Ok” Jawabku sambil memejamkan mata.
“Iya-iya,Eh kamu sudah mau tidur?” Jimmy bertanya padaku.
“He’em, mataku sudah panas Jim, Ayo tidur” Kataku sambil memegang tangannya. Aku yakin Jimmy senang ketika aku menggenggam tangannya. Tidak ada suara dari Jimmy, dan mataku semakin berat akhirnya aku jatuh dalam mimpiku.
*******
Suara adzan shubuh menarikku dari dunia mimpiku. Aku mencoba membuka mata, dan merasakan tanganku masih digenggam oleh Jimmy. Perlahan Aku lepas genggaman tangan Jimmy, kemudian Aku langsung turun menuju kamar mandi untuk wudlu. Di musholah sudah ada kakakku sholat shubuh, dan di tempat duduk ada Dhiko sedang duduk dan terlihat masih ngantuk.
“Hei, kamu tak sholat?” kataku pelan pada Dhiko.
“hmmm… ngantuk Om” jawab Diko malas.
“Terus ngapain Bangun jam segini?” Tanyaku heran.
“Nemenin Mama” jawabnya datar. Aku hanya tersenyum dan meninggalkan Dhiko di kursi dekat musholah. Setelah wudlu Aku langsung sholat disamping kakak perempuanku yang sedang bermunajat. Ketika membaca Syurat Al fatihah, ada seseorang yang menepuk pundakku menandakan dia ingin menjadi makmumku. Kemudian Aku melantangkan membaca syurat Alfatihah.
Ketika salam, Aku baru sadar ternyata di belakangku  ada Jimmy menjadi makmumku. Waktunya Aku bermunajat kepada Allah, seperti biasa Aku tidak pernah meminta pengampunan dosa untuk kedua orang tuaku. Dan saat aku selesai bedoa ternyata Jimmy sudah tiak ada Di belakangku, hanya mama yang sedang sholat shubuh.
Aku langsung menuju kamar dan ternyata Jimmy sedang membereskan ranselnya.
“Mau pulang sekarang?” Kataku sambil duduk di kursi belajar.
“Pulang kemana?” jawab Jimmy sambil tersenyum.
“Ke jember” jawabku datar.
“Jember tempat Kosku, dan ketika aku ke jember itu bukan plang, melainkan kembali… nah kalau aku ke malang baru sebutannya Pulang” jawab Jimmy anjang lebar.
“Ah, pusing… terserah kamu saja Jim, sebutannya apa…” Aku mengeluh pasa Jimmy.
“Hahaha, dasar ni bocah… selalu saja marah, kenapa? Takut kangen Aku ya? Kan ada handphone Rom.. kamu bisa menghubungiku kapan saja bila kau mau” Kata Jimmy dan langsung berbaring lagi di tempat tidur. Aku mendekati Jimmy dan menutupi wajahnya dengan bantal. Jimmy langsung terkekeh.
Akhirnya saatnya untuk Jimmy pulang, Senin pagi setelah sarapan Aku mengantrnya ke terminal Bayu Angga probolinggo. Aku memastikan Jimmy mendapatkan Bus ke kota Jember, dan mengantarnya masuk hingga di peron.
“Rom, jangan sedih ya…” Kata Jimmy ketika masuk ke peron.
“Kenapa?...” tanyaku keheranan.
“Karena Aku tinggal kamu sementara waktu…” Jimmy terkekeh. Aku langsung membuka mataku agak lebar memberi kode pada Jimmy untuk menjaga omongannya. Jimmy hanya tersenyum dan mengucapkan kata sampai jumpa.
“Hati-hati, kalau sampai kabari Aku” kataku ketika Jimmy melambaikan tangannya masuk ke Bus antar Kota.
Aku langsung keluar dari peron dan menuju motorku. Ntah kenapa Aku menjadi terasa jauh dari Jimmy, Padahal Aku tahu nantinya kita masih bisa bertemu. Aku menunggu di gerbang untuk melihat bus yang di tumpangi Jimmy. Ketika Bus Melaju Jimmy ternyata duduk di bagian kanan dan bisa melihatku. Lambaian tangannya mengiri perjalanannya, kemudian Aku pun melajukan motorku ke rumah.
            Hari-hari kulalui sendiri di rumah, ku sibukan hari-hariku dengan membersihkan halaman rumah dan bermain dengan dua keponakanku. Jimmy juga intens memberi kabar, dan sekarang dia sudah berda di malang, kota kelahirannya. Dua hari lagi aku juga harus kembali ke kota Jember untuk melakukan tugasu sebagai mahasiswa yakni Kuliah.
            Terasa adanya pergolakan dalam diriku atas kedekatanku dengan Jimmy, Aku merasa aku nyaman dekat dengan Jimmy. Aku selalu berharap perasaanku tidak terlalu jauh pada Jimmy, yang Aku rasakan hanyalah sayang. Sayang kepada seorang sahabat, meski malam sebelumnya aku sudah melakukan kesalahan memberi kesempatan kepada Jimmy. Aku lakukan itu hanya agar dia tidak terlalu menjaga jarak dan kehilangan dia.
            Tak terasa liburan akhir semester telah berakhir, Aku juga sudah siap mengendarai motor  jarak jauh. Hingga Akhirnya Aku tiba di kontrakan yang nyaman, beberapa teman sudah ada di sana sejak kemarin lusa, begitu banyak makanan di meja tamu, makanan khas dari kota lain berserakan di atas meja. Begitulah kalo masa  liburan semua membawa oleh-oleh khas daerahnya masing-masing. Beberapa menit kemudian IAcha menghubungi Aku, dia menagih kepastian dariku.
Aku mau kamu memberikan kepastian hari ini, Aku tunggu kamu di alun-alun kota”
Hmmm… Aku capek cha. Besok aja gimana?”
Aku gak mau tahu pokoknya sekarang, Aku tunggu jam 19:00” kata Icha sambil memutuskan sambungan telefon.
Well. akhirnya aku putuskan untuk menemui icha, sebagai seorang laki-laki aku tidak boleh membiarkan seorang gadis menunggu sendirian di alun-alun.
Heigimana liburannya” aku menyapa Icha yang sedang duduk di atas motornya
Eh, Romy… terimakasih udah dateng” Icha terlihat senang ketika Aku ada di belakangnya.
Hmmmm… makan dulu yuk” ajakku
Boleh, tapi Aku bawa temen” Icha menjawab ajakanku.
Ow… kamu bawa temen? Mana temenmu? Sekalian kita makan bareng aja, Aku yang traktir deh… mumpung kantong masih tebel Kataku menghangatkan suasana
“Benean yaa, tapi temenku masih beli cemilan di ujung sana” Icha menunjuk ke arah dimana tempat pedagang kakilima berjejer menjual cemilan.
Yaudah kamu sms temenmu, bahwa kita di warles (warung lesehan)”. Akhirnya Aku, dan Icha memesan makanan, 3 porsi lalapan ayam, dan 3 gelas the hangat. Sambil menunggu temen Icha, Aku memulai pembicraan.
Hmmmgini Cha, sesuai dengan permintaanmu. Aku akan memberi jawaban tentang yang kemarin itu”. Aku sedikit canggung mengatakannya.
Aku akan terima apapun jawabanmu” Icha senyum manis padaku. Makanan udah datang, Aku mempersilahkan icha untuk makan dulu sebelum Aku menjawab pertanyaannya. Namun Icha ingin Aku menjawab pertanyaannya dulu. Well… Aku ambil  tasku, Aku rogoh ke dalam tasku, akhirnya Aku keluarkan sebuah kotak yang terbungkus rapi. Aku berikan kotak itu pada Icha,
Cha jawaban dariku ada di dalam kotak itu”  Icha menerima kotak itu dan langsung membuka bungkusnya.
Aku harap, kamu bisa menerimanya”
“Apapun Aku ikhlas Rom” lagi-lagi dia tersenyum.
Akhirnya kotak tersebut dibuka olehnya, terlihat ada guratan kecewa di raut wajahnya. Icha pasti sudah tahu, jawaban dariku, Aku kembalikan bola kristal pemberian Icha, selain itu Aku juga meletakkan gantungan kunci boneka yang bertuliskan “you are my friends”. Aku tak menyangka Icha tersenyum padaku, dan mengatakan terimakasih udah menjadikan dirinya sebagai temanku tidak lebih.
Aku juga tersenyum pada Icha dan mengucapkan terimakasih karena telah menerimaku sebagi temannya. Aku dan Icha mulai makan pesanan kami, beberapa saat kemudian teman Icha datang. Dia menghampiri tempat kami, dengan posisiku dibawah, maka bagian tubuhnya yang aku lihat pertama adalah kakinya, Aku arahkan pandanganku ke atas untuk melihat siapa perempuan ini.
Rani…?kataku pelan. Ternyata perempuan itu adalah Rani. Rani tersenyum padaku, senyuman tanpa adanya rasa menyesal dan bersalah. Ntah mengapa Akusangat membencinya sekarang, melihat wajahnya membuat Aku muak dan ingin pergi.
Aku langsung berdiri dan menuju pemilik warung, Aku berikan uang Rp 50.000 kepadanya untuk pesanan kami. Aku langsung berjalan cepat menuju motorku. Terdengar suara pemilik berteriak untuk memberikan kembaliannya, bercampur dengan suara Rani dan Icha juga memanggil namaku. Aku tak menghiraukannya, Aku langsung pakai helemku dan pulang kekontrakan.
            Tiba di kontrakan, Aku putuskan naik ke atas untuk menenangkan suasana hatiku, kenapa Aku sangat benci kepada Rani padahal aku dulu sangat menyayanginya” Pikirku. Mungkin ini di akibatkan sakit hati karena penghianatannya namun Aku tak harus seratus persen menyalahkan Dia. Setengah jam Aku di atas kontrakan, terdengar suara mobil. Aku berdiri dan melihat siapa yang datang. Ternyata mobil itu milik jimmy, dia baru datang.
Berhubung tempat kosku bersebelahan dengan tempat kos jimmy, apalagi dibagian atas hanya dibatasi pagar setinggi perut. Aku akan memberikan kejutan pada jimmy, jimmy menaiki anak tangga yang menuju lantai dua. Aku langsung menaiki pagar pembatas dan melompat menuju pintu jimmy, Akhirnya sekejab Aku udah di depan pintu kamarnya. Jimmy terlihat shock ketika melihatku udah di depan kamarnya.
Heh… Rom, kayak maling aja lompati pagar” tukas Jimmy terhadapku.
Hehhehe… Aku minta oleh2” Aku menggaruk kepalaku dan tertawa.
Oleh2 apa? Adanya capek, mau?” jimmy membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam. Aku mengikutinya dari belakang dan menutup pintu kamarnya.
Pelitdasar pelit” Aku menggerutu pada Jimmy, sebenarnya hanya gurauan dariku. Aku langsung merebahkan tubuhku ditempat tidur Jimmy. Ntah  kenapa setelah melihat jimmy perasaanku yang tadinya kesal menjadi damai. Jimmy membereskan ranselnya, dan memasukan  beberapa baju ke dalam lemari. Setelah itu jimmy juga ikut rebahan di tempat tidurnya. Jimmy merebahkan tubuhnya di samping tubuhku, namun posisi kita berbeda Aku yang telentang dasampingnya sedangkan jimmy telungkup.
“Capeeek Rom fiuh andai aja ada yang mau mijitin Aku” Jimmy mengeluh pada dirinya sendiri namun Aku tau maksudnya.
Yeenaik mobil kok capek, Aku mau kok mijitin kamu. TapiAku sengaja menggantung kata-kataku.
Tapi apa Rom…?” Jimmy penasaran.
Harus ada imbalannya, imbalannya adalah” lagi-lagi Aku menggantung kata-kataku.
Iya . . .iya minta oleh-oleh kan? Tuh di tas ambil semuanya” Jimmy sedikit cemberut.
Hahahah . . .buat apa kalo hanya oleh-oleh temen-temanku juga bawa kok, kan si Joni satu daerah dengan kamu. Toh Aku udah tahu kamu bawa apa . ..whekAku menjulurkan lidahku untuk mengejek jimmy.
Kurang ajar kamu yah, nih rasakan” jimmy langsung bangun dan menggelitiki tubuhku. Aku hanya bisa tertawa terbahak-bahak menahan rasa geli di badanku.

Tiba-tiba jimmy mendaratkan bibirnya dibibirku, dan Aku langsung menyambutnya. Aku lumat bibir jimmy, dan sedikit menggigit kecil bibir bawahnya. Jimmy tak mau kalah dia menjulurkan lidahnya untuk menyapu rongga mulutku. Lidahnya menari-nari bertemu dengan lidahku. jimmy melepaskan ciumannya, dan memandang wajahku. Aku hanya bisa tersenyum, jimmy membalas senyumanku.
            “Aku kangen” kataku padanya.
“Aku juga Rom, hari-hariku hanya ada kamu seorang” jawab Jimmy.
Aku langsung duduk dan melipat kakiku. Aku tatap wajah Jimmy dan tersenyum padanya. Jimmy terlihat malu dan mentowel pipiku.
Jim, bener kamu cinta Aku?” muncullah pertanyaan yang sudah kutahui jawabannya.
Harus dengan cara apa Aku buktikan rom, agar kamu percaya padaku?” raut muka jimmy sedikit murung. Sebenarnya Aku tahu jimmy bener-bener mencintaiku, namun Aku hanya ingin memastikan agar akau tidak terlalu jauh melangkah.
Aku tersenyum melihat jimmy yang begitu serius bilang kalo dia cinta padaku. aku dekati jimmy dan ku letakkan kedua telapak tanganku dipipinya dan kucium keningnya sebagai tanda kasih sayangku pada jimmy. aku tersenyum pada jimmy, Aku lihat mata jimmy berbinar-binar dengan perlakuanku ini.
Ihsok melankolis lusana mandi dulu…bauuuuk” aku cubit pipi putih jimmy dan langsung beranjak berdiri.
Ye . . .meski Aku gak mandi Aku kan pake perfum banyak Rom . .. pasti wangi” jimmy nyengir menunjukan susunan giginya yang rapi dan putih.
Wangi tapi jorok, udah Aku balik dulu ke kosan ntar Aku kembali lagi” Aku berpamitan untuk kembali kekosan. Aku pake sadal milik jimmy dan Aku melewati pintu gerbang kosan jimmy, Aku langsung masukan motor ke dalam garasi dit empat kosku. Dan langsung masuk kamar, Aku masuk ke kamar dengan wajah sumringah. Aku lihat bayangan tubuhku di cermin, seketika senyumanku meredup ketika aku melihat wajahku di cermin.

Apa yang telah Aku lakukan? Aku ini cowok tulen dan bukan banci ataupun Waria, kenapa Aku bisa sayang pada jimmy” Aku berbicara sendiri di depan cermin. Kemudian Aku teringat dengan dengan artikel yang pernah Aku baca, bahwa cinta bisa datang kapan saja, di mana saja, dan dengan berbagai kondisi cinta mampu hadir di tengah-tengah kita. Cinta bagaikan kupu-kupu, apabila dikejar kupu-kupu itu akan lari, dan kita tidak tahu dimana kupu-kupu itu akan hinggap, itulah cinta. Kemudian aku tersenyum di depan cermin, dengan ber-positif thinking.
            Tepat jam 22:00 jimmy mengirim sms “ Rom, mana janjimu mau datang kekosanku?”
Ya, Aku ke sana sekarang” balasan dariku singkat. Aku keluar kamar dan kulihat teman-temanku pada istirahat di kamar masing-masing. Aku ambil sandal jimmy di depan, Aku matikan lampu kamarku dan Aku kunci pintu kamarku. Aku naik ke lantai atas, dan kulompati pagar pembatas rumah kos kami. Aku buka pintu kamar jimmy, ternyata jimmy sedang main laptopnya. Aku tersenyum semanis mungkin padanya.
Huhlama banget, katanya mau mijitin Aku… badanku udah kecapean banget ne. “ keluh Jimmy padaku.
“Apaaaa? . .Aku kesini Cuma disuruh mijitin kamu? Kalo gitu kubalik aja ya” Aku pura-pura marah.
Hehehehe nggak kok Rom, sini ne foto-fotoku pas kemarin di rumah, mau lihat nggak?” Tawaran dari Jimmy.
Boleh, Aku ingin lihat bagaimana pose kamu di depan kamera dan juga hasil jepretan kamu”. Aku langsung memposisikan tubuhku disamping jimmy, jimmy sedikit bergeser memberiku ruang.
Hemhasil foto-fotonya bagus, pemandangannya juga bagus, tapi sayang orangnya jelek” ledekku. jimmy sedikit menyenggol badanku sebagai aksi protesnya.
Eh… Rom ada lagi loh yang bagus” Jimmy langsung meraih mouse-nya yang Aku pegang dari tadi. Beberapa klik di laptopnya, akhirnya sampailah di folder “tugas rumah” ternyata isi folder itu adalah documen berbentuk power point. Jimmy langsung membuka power point itu, ternyata tiap slide berisi foto, foto cewek asia bugil. Aku langsung mendorong jimmy
Ih pinter banget nyembunyiin gambar kayak ginian.” Aku langsung merampas mouse milik jimmy. aku klik mouse itu untuk melanjutkan slide di PPTnya.
“Gila… Ajib banget Jim nih gambar” kataku mengomentari gambarcewek bugil. Lanjut an lanjut mengklik slide dan akhirnya tiba di sebuah gambar dua cowo sedang saling ngisap alias 69 style.
“Bagusan Yang ini kan Rom?” kata Jimm tersenyum padaku.
“Ih, Apaa nih? Gak masuk akal…” kataku terus mengklik.
Aku sudah tidak tahan melihat gambar cowok-cowok telanjang itu, Aku close dokumen berisi gambar dan ku benarkan posisi tidurku. Ntah kapan Jimmy sudah membuka bajunya dan memeluk diriku. Memaksa merangsang diriku. Aku hanya diam menikmati apa yang akan dilakukannya. Dan akhirnya semua itu terjadi begitu saja, menit demi menit Aku lalui merengguh kenikmatan masing-masing. Kini aku terjatuh dalam permainan Cinta yang harus dirahasiakan dari siapapun. Inilah jalanku, jalan yang Aku pilih sebagai Laki-laki.
Sekian
##############Fiksi############
Tak semua yang dibaca itu benar adanya J
Rayrowling2008

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, besar harapan penulis tolong tinggalkan jejak dalam kolom komentar, terimakasih....