Sebelumnya
sudah diposting Deretan Cerpen Cinta dan Lain-lain yang berjudul Jimmy dan Surat Kecilnya.
Nah… Postingan kali ini adalah Cerpen yang merupakan Lanjutan dari Cerita
sebelumnya. Silahkan membaca. hehehe
Setelah dua minggu Aku bergulat dengan ujian akhir
semester, akhirnya Aku puas dengan IP dan IPKq. Semua masalah dan penderitaanku
di semester ini telah terhapus oleh nilai-nilaiku. IP 3,74 mendongkrak IPK-ku
dari 3,62 menjadi 3,64. Aku bangga dengan apa yang Aku genggam ini, yakni kertas
putih hasil studi yang siap dikirim kampus ke orang tua kami.
Jimmy, sekarang dia berdiri disampingku menemani
diriku untuk mengurus semua administrasi di kampus. Jimmy telah mengisi
kekosongan hatiku hampir empat bulan terakhir setelah penghianatan Rani
kekasihku. "Jim, kamu liburan mau kemana?" tanyaku saat kami ada di tempat
parkiran.
"Aku ikut kamu aja Rom, kamu pasti mau liburan
kan?" jawab Jimmy. "Iya, rencananya Aku pengen jalan-jalan Jim, ke bali atau ke jogja aja ya?" Aku
memberikan opsi liburanku. "Aku ada tante di jogja, namanya tante Shelly"
Jimmy menjawab. "Ouw… .Jadi pilihanmu ke jogja?"tanyaku.
"Hm… Enggak Rom, Aku hanya mengatakan kalau di
jogja ada tanteku, tapi bagaimana kalau kita ke bali?", usul Jimmy. Aku
hanya tersenyum dan menganggukan kepala pertanda setuju. Aku langsung menuju
parkiran motor, sedangkan Jimmy masuk ke honda jazz birunya. Aku kendarai motor
menuju toko roti di kota jember, sedangkan Jimmy mengikutiku dibelakangku.
Motorku diparkir pas samping mobil Jimmy, bersama-sama masuk ke toko itu dan
langsung mengambil nampan dan capit.
Aku memilih cake dan roti favorit anggota keluargaku
di rumah sebagai oleh-oleh. Jimmy juga membeli oleh-oleh untuk kedua orang
tuanya, karena dia tinggal hanya bertiga dengan kedua orang tuanya. Setelah
pesanan kami dibungkus, Aku keluarkan 2 lembar uang 50ribu untuk membayar
barang kami. "Udah, biar Aku yang bayar!" protesku saat Jimmy
mengeluarkan isi dompetnya. "Thanks ya
Rom" Kata Jimmy sambil tersenyum.
Akhirnya Aku sampai di rumah, Aku senang membuat
mama dan kakakku bahagia. Apalagi dengan si kembar dhika dan dhiko, yang saling
berebut. Aku harus membelikan mereka barang yang sama agar tidak saling
berebut. Setelah istirahat Aku utarakan niatku untuk liburan ke bali pada mamaku.
Mama selalu mengijinkanku apa mauku dengan syarat harus mendapat Izin dari papa. Papaku bekerja di luar negri
tepatnya di negeri jiran, beliau sebagai penyalur tenaga kerja disana, dan papa
juga sebagai kontraktor yang mempekerjakan TKI yang 70% ilegal. Mau tidak mau
beliau harus meninggalkan kami di tanah Air.
******
Jum'at sore Aku kembali ke kota jember untuk
menyiapkan liburanku ke bali. Jimmy juga udah siap, dengan tas ranselnya.
Sebenarnya Aku lebih menginginkan naik bus atau motor saja, namun Jimmy udah
dapat izin dari orang tuanya untuk membawa mobilnya. Ketika Jam dinding menunjukan
pukul 02:00, alarmku berbunyi, disampingku ada Jimmy yang sedang terlelap. Aku
bangunkan dia, untuk segera bersiap-siap berangkat.
Tepat jam 03:00 kami berangkat dari jember menuju
pulau dewata. Ini pertama kalinya Aku liburan berdua dengan Jimmy. Sunrise yang
terlihat di ufuk dimur, menyambut kedatangan kami di pulau Bali. Alhamdulillah,
Aku dan Jimmy selamat nyebrang ke pulau bali. Sekarang Aku yang menggantikan Jimmy
untuk mengemudi. Jimmy istirahat memejamkan matanya. Tiga jam perjalanan,
akhirnya Aku tiba di alamat yang di berikan papa kemarin.
*****"pa,
Romy mau liburan ke bali. Sesuai janji papa, kalo ipk Romy naik boleh minta
hadiah. Sekarang Aku minta hadiahku." "iya, tapi hati2 ya nak. Oia,
masih ingat om Beny? Sepupu papa yang pernah papa ceritakan dulu, udah 2 tahun
dia tinggal di bali. Kamu kesana aja nak, ntar alamatnya Aku smsin" suara
papa di ujung telfon. "ok pa. .Udah dulu ya, assalamualaikum" Aku
tutup telfonku.*******
Sekarang Aku udah berada di depan rumah besar bercat
abu-abu yang minimalis. Alamat yang di kasi papa mudah kutemukan, karena memang
rumahnya tidak terlalu masuk gang, 2 kali bertanya sudah dapat. Aku pencet
tombol bell di samping pintu gerbang,
2 kali Aku tekan tombol itu seorang bapak-bapak setengah berlari menghampiri
pintu gerbang. "Bisa saya bantu?" pertanyaan bapak-bapak separuh baya
itu dengan logat balinya. "Apa betul ini rumah bapak Beny Handigdo?" Aku
mengutarakan pertanyaan kepada bapak itu. Ternyata bener, ini adalah rumah om Beny.
Kami pun dipersilahkan masuk kedalam halaman rumah itu. Jimmy memasukan
mobilnya, dan kami pun menunggu sambil duduk di beranda rumah itu. "ceklek", suara kunci pintu. Aku
langsung berdiri, dan keluarlah seorang laki-laki sekitar umur 40an badannya
tegap dan berisi. Aku pikir dia adalah satpam rumah ini, ternyata dia adalah om
Beny.
"Romy ya? Kemarin Ayahmu telfon" Om Beny
langsung merangkulku. Wah kamu sudah dewasa ya Rom, pasti kamu tidak tahu
tentang Aku. Kelihatannya om Beny senang dengan kedatanganku, mungkin karena Aku
adalah keponakan jauhnya. Om Beny langsung mempersilahkan Aku masuk, rumah
segede ini kok sepi ya? Aku mulai bertanya-tanya dalam hati.
Aku di antar ke kamar kami, kamar yang cukup luas untuk
2 orang. "Om, makasih ya, udah izinin Romy tinggal di sini untuk liburan, Oia
perkenalkan ini Jimmy teman kampus" om Beny langsung menjabat tangan Jimmy. Akhirnya, om Beny menyuruh kami untuk
istirahat dulu.
"Eh Jim, enak
ya. .Liburan kita sekarang menghemat biaya penginapan hehehe"
sambil nyengir Aku ngomong pada Jimmy.
"Iya"
jawabnya datar.
"Kamu
kenapa sayang? kok cemberut gitu?" tanyaku padanya.
"Gakpapa,
Rom...Cuma capek aja, Aku mau tidur dulu ok."Jimmy tersenyum padaku.
Akhirnya Aku juga memutuskan untuk tidur siang juga.
Dia
Radithya Widodo
Aku terbangun dengan suara ketukan pintu. Jam dinding
sudah menunjukan pukul 16:00 WITA berarti Aku tertidur 5 jam. Aku buka pintu
kamar, ternyata seorang wanita cantik, "Romy ya?" wanita itu menebak
namaku. “Iya tante”, Aku langsung menyalaminya. Ternyata dia istri Om Beni.
Tante mengajak kami untuk makan dulu. Aku langsung membangunkan Jimmy dan
merapikan wajah kami.
Aku dan Jimmy langsung menuju meja makan, disana sudah
ada tante Wulan dan om Beny yang menunggu kami. Makanan udah tertata rapi,
melihatnya aja Aku udah bisa menebaknya, pasti makanan ini sangat nikmat. Om Beny
mempersilahkan kami duduk. Ada 6 kursi, paling ujung ditempati om Beny,
disampingnya ada tante wulan. Aku langsung duduk di kursi depan mereka.
Ketika melihat ada 5 piring yang tertata diatas meja
Aku berfikiran bahwa masih ada satu orang lagi yang akan menempati meja makan.
Ternyata benar, seorang pemuda seumuranku, dengan tinggi hampir sama, dengan
rambut berponi dan tatapannya sangat tajam. Dia mengulurkan tangannya dan
menyebutkan namanya "Radit", "Romy" jawabku.
Dia Radit anak om Beny, Jimmy juga menjabat tangan Radit
dan berkenalan, kulihat tatapan mata Jimmy seperti pertama kali dia berkenalan
denganku. Kami langsung memulai menyantap makanan yang tersedia. Sambil lalu om
Beny menanyakan tentang papa dan mama di rumah.
Setelah selesai makan, Aku dan Jimmy kembali ke
kamar dan mandi. Aku masuk ke kamar mandi lebih dahulu, karena Jimmy masih
telfon dengan kedua orang tuanya. Selesai mandi Aku langsung meninggalkan Jimmy
menuju ruang tamu. Ternyata disana ada Radit, "Eh Romy, sini bro nonton
TV", sapa Radit yang sangat ramah.
Aku langsung duduk di sampingnya dan mengobrol
tentang aktifitas Radit. Ternyata Radit adalah mahasiswa UDAYANA, dia anak band
di kampusnya. Aku dan Radit cepat akrab, karena memang kita masih saudara.
Tiba-tiba Jimmy datang, dan langsung duduk di tengah-tengah kami. "Wah, Aku
ketinggalan ngobrolnya ne", Jimmy mulai membuka percakapan smabil tertawa.
Radit langsung tersenyum "Hm… Kalian teman kampus ya?" Radit bertanya
pada Jimmy. "Iya, kita sekelas dan teman kos juga" Jimmy berbohong
pada Radit.
"Dit, ntar malem ajak kami jalan-jalan
ya..!" Jimmy meminta pada Radit. "Ok boss, ntar Aku ajak keliling,
tapi sekitar denpasar aja! Ok", jawab Radit. Akhirnya kami jalan-jalan
dengan mengendarai mobil Jimmy, Jimmy yang nyetir dan Radit sebagai penunjuk
jalan di sampingnya. Aku hanya melihat ke akraban mereka dari jok belakang. Aku
tidak terlalu memperdulikan mereka, karena aku terlalu sibuk dengan ponselku.
Keasikan Jimmy dan Radit makin melupakanku dibelakang, "Dasar, homo" Aku
ngomel dibatinku. Ternyata Aku cemburu dengan keakraban mereka.
Akhirnya kami sampai di mall besar di Denpasar, dan Jimmy
pun mulai mengajakku mengobrol. "Rom, ayo turun… Kok malah
ngelamun?". "Eh, iya...!" Aku langsung turun dari mobil dan
tetap sibuk dengan ponselku. Jimmy mungkin menyadari apa yang kurasakan hingga
akhirnya dia mengirim SMS untukku. "clink" suara sms di hapeku,
"Cemburu ya? Hahaha" sms dari Jimmy. Aku langsung masukan ponselku
kedalam saku celana.
Aku pun bergabung dengan mereka berdua. Ketika
melewati outlet acsesories, Aku menarik tangan Jimmy masuk keoutlet dan Radit
mengikuti kami mencari Accessories. Ternyata
Radit memiliki kesamaan denganku, dia juga suka memakai acesories. Kesamaanku
dengan Radit menjadi bahan balas dendam pada Jimmy, Aku berencana balas dendam
dengan cara memberi perhatian lebih pada Radit. Dan Itu berhasil membuat Jimmy
sedikit cemburu.
Setelah puas jalan dan makan akhirnya kami kembali
ke rumah Om Beny. Rumah sudah gelap, Radit langsung memasukan mobil Jimmy ke
garasi. Aku masuk keruang tengah bareng Jimmy dan Radit menyusulnya dibelakang
kami. “Sepertinya Om dan Tante sudah tidur Dit, kalau gitu Aku juga istirahat
dulu”, kataku pamit ke Radit untuk istirahat. "Jim, kalau kamu masih mau
ngobrol ma Radit silahkan, Aku tidur dulu ya!" kataku dan langsung menuju
kamarku.
Beberapa saat kemudian, Jimmy masuk ke kamar,
sepertinya dia ganti baju dan langsung tidur disebelahku. Tangan Jimmy
memelukku dari belakang. Aku hanya diam, pura-pura tidur. "Sayang, kamu
cemburu ya?" Jimmy berbisik ditelingaku. Aku merasakan ada sesuatu yang
menggelitik di telingaku. Aku masih berpura-pura tidur, namun detak jantukku yang
kencang memberitahu bahwa Aku hanya berpura-pura tidur.
Aku langsung
membalikan badanku, dan kupukul pelan wajah Jimmy. "Dasar, Apa sih yang
ada diotakmu itu? Radit juga ingin kau cetak seperti kamu memasukanku kedunia
ini?" Aku sedikit mengkerutkan alisku. "Rom, perjuanganku untuk
dapatin kamu itu gak gampang, kamu tau kalo Aku sangat mencintaimu" Jimmy
berusaha menciumku. Aku pun mengelak dan berkata “Jim, Ingat kita nggak ada
komintmen untuk terus bersama, Aku harus menikah dan punya Anak” Kataku padanya.
"Iya Aku tahu dan Jangan Khawatirkan tentang itu" Jimmy memelukku.
"Udah, kita tidur aja, besok kita jalan2 lagi!" Kataku berbalik
membelakangi Jimmy.
Minggu pagi, Aku bertiga yakni Jimmy, Radit, dan Aku
menuju tanah lot. Puas berfoto-foto dan belanja kami langsung menuju ke Joger, Namun
kali ini Aku benar-benar tak mau mengeluarkan duit untuk sesuatu yang tidak
penting. Aku hanya membeli satu kaos dan kulihat Jimmy membeli banyak barang
ditoko itu. dan liburan di hari minggu itu berakhir dengan makan dan menikmati
indahnya sunset di pantai Kuta.
Kecerobohan Jimmy
Suasana pantai kuta yang nyaman dengan sunset
menghiasi langit bali, langit berwarna Jingga membiaskan cahayanya ke laut.
Kami bertiga duduk di pantai, Aku ditengah-tengah Jimmy dan Radit. Mungkin
karena suasana yang mendukung, Jimmy langsung merangkulku. Jimmy menyandarkan
kepalanya ke pundakku, "Rom, Aku sangat sayang kamu, mencintaimu melebihi
semuanya" Jimmy mengungkapkan perasaanya.
Jantungku langsung berdebar kencang, "Apa-apaan
kamu Jim? Bercandanya kelewatan!" Aku mentowel kepala Jimmy dan
mentertawainya. Radit disampingku memandang kita penuh tanda tanya. Jimmy baru
sadar kalau disana ada Radit bersama kami. Wajah Jimmy memerah seperti maling
tertangkap basah. Aku langsung berdiri, "Lihat Dit, Beginilah kalau dia
bercanda selalu bikin Aku malu!" Aku menjelaskan pada Radit sambil ketawa.
Radit hanya tersenyum, "Iya, Bercandanya kelewatan kalau dilihat orang
yang seperti itu pasti sudah mengira kalian benar-benar seperti itu. hehe, yaudah
ayo kita pulang" Radit mengajak kami pulang.
Jam delapan malam kami tiba di rumah, saat itu Om
dan tante masih belum tidur. "Bagaimana jalan-jalannya?" tanya tante
kepada kami. "Asyik tan, untung ada Radit sebagai tour guide" jawabku. "Yaudah sana mandi dulu, di meja
makan ada makanan untuk kalian" om Beny menyuruh kami mandi.
Di dalam kamar Aku protes dengan sikap Jimmy Saat
dipantai Kuta. Jimmy meminta maaf padaku, namun Aku tidak menjawabnya. Jimmy
merasa sangat bersalah, Aku pun langsung mandi. Setelah mandi Aku langsung
menuju dapur, dan disana sudah ada Radit sedang makan cemilan. "Mana Jimmy
Rom?" tanya Radit. "Masih mandi" jawabku datar.
"Kita tunggu Jimmy aja ya, kan kasian kalo gak
ditemenin makannya" kata Radit. "ya, terserah kamu aja, Aku gak
terlalu laper" jawabku. Lima belas menit berlalu, Jimmy belum ke dapur. Radit
langsung berdiri dari tempatnya, "Biar Aku yang panggil dia Rom",
Kata Radit menuju kamarku. "Yaudah, cepat gih!" jawabku datar.
Radit menuju kamar kami, Aku menungku mereka selama
10 menit. Aku putuskan untuk menemui mereka, Aku langsung bangun dari tempat
dudukku. Saat Aku berbalik, Radit dan Jimmy udah menuju ke dapur, Radit didepan
dengan senyuman khasnya, sedangkan Jimmy di belakang dengan wajah murung.
"Ayo kita makan dulu" ajak Radit. Aku langsung mengambil nasi dan
lauk, kemudian menyantapnya. Tidak ada
obrolan diantara kami, Jimmy fokus dengan makannya, sedangkan Radit melihat ke
arahku dan ke arah Jimmy secara bergantian.
Makan malam sudah selesai, Aku langsung menuju ruang
tengah dimana Om dan tante lagi santai menonton TV. "Permisi tante, boleh
nggak Romy gabung?" tanyaku dengan sopan. Om dan tante mempersilahkanku
untuk bergabung. Kami bertiga asik ngobrol tentang, keluarga di rumah, dan
kehidupan om Beny dan tante Wulan saat tinggal di jakarta dulu. Karena malam semakin
larut, om dan tante pamit untuk istirahat. Aku sendirian di ruang TV dengan
tiduran di Sofa.
"Ssst...Rom" suara Radit
membangunkanku. Ternyata Aku tertidur di
ruang tengah, lampu juga sudah padam. "Eh, Radit… Sory Aku tertidur saat
nonton TV" jawabku sambil mematikan televisi. "Tidak apa-apa Rom, ayo
ikut Aku ke halaman belakang" ajak Radit. Kami pun duduk di tepi kolam
yang ada di belakang rumahnya.
"Kamu ada masalah Rom dengan Jimmy?" tanya
Radit. "Enggak kok, emang kenapa?" jawabku. "Syukurlah, Jimmy
udah cerita semuanya kepadaku" Radit tersenyum. "Cerita apa?" Aku
terlihat sangat gugup. Lagi-lagi Radit tersenyum. Dia mendekatiku, "Rom, Aku
tahu gimana perasaan Jimmy terhadapmu. Cewek mana yang gak mau ma cowok ganteng
dan sebaik kamu. Bukan hanya cewek, tapi cowok pun juga suka dengan kebaikan
dan kesederhanaanmu. Jimmy adalah salah satunya." Radit mengakhiri semua
ucapannya dengan senyuman.
"Jjadi, kamu tahu hubungan kami?" tanyaku
agak canggung. "Yep" jawab Radit datar. "Kamu, gak jijik dengan
hubungan kami?" satu pertanyaan lagi muncul dariku. "Rooomy… Romy, Aku
Radit Widodo gak akan pernah benci dengan hubungan kalian, bahkan membongkarnya
kepada orang lain itu tak mungkin kulakukan" Jimmy berdiri dari tepi kolam
dan menuju ke arah ayunan. Aku mengikutinya, "Benarkah?" tanyaku
padanya.
“Ya, benar, karena..." Radit memotong kata-katanya.
"Karena apa dit? Karena Aku saudara sepupumu?" tanyaku kali ini
dengan senyuman. "Karena, Aku sama seperti Jimmy, Aku juga suka kamu, dan Aku
harap nanti tumbuh rasa cinta padamu" Radit langsung Menciumku dan
bergegas menuju kamarnya. Aku terdiam dan memandangi kolam renang, kenapa
dengan diriku? Ada yang salahkah? Kenapa ada cowok suka dan cinta padaku. Aku
hanya terdiam, dan melamun. Karena malam sudah larut, Aku langsung masuk ke kamar
dan tidur disamping Jimmy yang terlelap.
Mataku terbuka perlahan, kuarahkan pandanganku ke
jam dinding di kamar itu. Waktu menunjukan jam 07:00 WITA, Aku langsung turun
dari tempat tidur menuju kamar mandi. Aku pikir Jimmy di dalam kamar mandi
namun setelah kuketuk dan kubuka tidak ada orang disana dan Akhirnya Aku mandi
dan berganti pakaian.
Setelah merapikan kamar Aku langsung menuju dapur
untuk buat minuman. Ada seorang ibu-ibu yang lagi masak, "Permisi bu, saya
Romy pona'an om Beny" sapaku sambil ambil minuman. "Bibi udah tahu
mas, tadi nyonya udah cerita", jawab wanita paruh baya tersebut. Aku tahu,
ternyata dia adalah pembantu di rumah ini. "Nama bibi siapa? Kok pas Aku datang
bibi gak ada?" tanyaku setelah menegak air putih.
"Nama Aminah Mas, kemarin bibi pulang kampung
ke banyuwangi, anak bibi menikah." kata bibi Aminah. “Ada pisang goreng
dan secangkir kopi diatas meja silahkan dimakan Mas”, Bi aminah
mempersilahkanku makan pisang goreng. Aku menikmati pisang goreng hangat itu, dan
tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. "Hei, udah bangun ya?"
sapa Radit.
Aku hanya membalasnya dengan tersenyum dan
melanjutkan makan pisang goreng hangat itu. Radit langsung menarik tanganku ke
belakang rumah yakni di kolam renang. Disana ada Jimmy yang lagi asyik renang, Jimmy
melambaikan tangannya pertanda dia mengajakku ikut berenang. Aku hanya senyum
padanya, dan duduk di ayunan. Radit menemaniku di ayunan, Jimmy menepi kearah kami.
"Rom, hari ini kita mau kemana?" tanya Jimmy. "Terserah"
jawabku datar. "Aku maunya di rumah aja, karena Aku masih capek" jawab
Jimmy. "Yaudah, kita di rumah saja" jawabku. Jimmy tersenyum dan
mengangguk pertanda setuju.
"Rom, Aku senang melihat kalian Akur lagi. Kata
Jimmy kamu cemburu ya dengan kedekatan kami? Hehe" Radit mulai dengan
pertanyaannya. Aku lihat ke arah Radit, "Apa'an sih Dit" Aku
melemparnya dengan tisu yang kubuat membersihkan minyak pisang goreng. "Hehehe,
gimana ya kalo Jimmy tau tentang perasaanku padamu" kata Radit.
"Aku gak tau Dit dan Aku gak mau
membahasnya" Aku jawab pertanyaan Jimmy tanpa menatap wajahnya. Aku
langsung masuk kedalam rumah, dan di belakangku Radit memanggil Jimmy "Jim,
kita kedalam dulu ya, kamu lanjutin aja renangnya". Aku langsung masuk ke kamar,
dan ambil jaket serta handphoneku. Aku ingin merasakan jalan kaki didaerah ini.
"Mau kemana Rom?" tanya Radit. "Aku keluar bentar mau jalan-jalan,
tolong sampaikan pada Jimmy." Aku langsung keluar rumah meninggalkan Radit
yang berdiri didekat tangga.
Ungkapan Hati Radit
Suasana jalan yang snagat lengang, kulihat beberapa
remaja putri bali juga lagi jalan2, dan tiba-tiba ada suara yang memanggilku.
"Rom, wait me!" suara Radit
yang mengejarku. "Loh? Ngapain Dit?", tanyaku. "Aku mau temenin
kamu, ntar kamu nyasar lagi" jawab Radit setengah ngos-ngosan. Aku masih
canggung dengan Radit akibat kejadian tadi malam. "Heh, ngelamun aja dari
tadi", Radit merangkul pundakku. "Hehe, enggak kok!" kataku
sambil melepas tangan Radit.
Akhirnya Aku tiba di sebuah bengkel kerajinan,
kerajinan keramik. Pemiliknya kenal ke Radit, karena Radit sering main kesini.
Puas dengan tempat itu, Radit mengajakku ke rumah temannya, Radit pinjam motor
temannya, dan membawaku ke areal pesawahan. Pemandangan sawah yang hijau, dan
ada 5 ibu-ibu membawa sesajen diatas kepalanya. Aku langsung mengambil gambar
ibu-ibu terebut, dan berfoto bersama.
Suasana kembali sepi, Aku masih sibuk mengambil
gambar pemandangan. Tak terasa tangan Radit melingkar di pinggangku, sontak Aku
terkejut dibuatnya. "Dit, kamu knapa? Kok aneh gini?" tanyaku sambil
berusaha melepas pelukannya yang makin erat. "Rom, Aku udah suka sama kamu
saat pertama kali Aku jumpa kamu, dan perasaan cinta mulai tumbuh dalam diriku,
dan sekarang Aku bisa ungkapkan semuanya padamu, karena Aku tahu kamu juga
penyuka sesama jenis, dan satu hal kamu mengingatkanku pada seseorang!." Kata
Radit yang membuatku membisu.
Aku hanya diam, dan tangan Radit mulai merenggang
dan melepas pelukannya. Aku langsung membalikan badanku, ku pegang pundak Radit
"Dit, kamu ganteng, putih dan tinggi, mudah bagimu untuk mendapatkan
cewek." Aku mencoba mengingatkan Radit. "Aku punya cewek kok"
jawab Radit datar. Aku hanya tersenyum dan duduk dibatu pinggir sawah.
"Aku
juga masih suka cewek Dit, dan hanya Jimmy cowok yang Aku jadikan kekasih.
Jujur Aku juga suka sama kamu saat pertama kita jumpa, namun itu hanya rasa
kagum dan senang karena memiliki saudara sepertimu." Aku mencoba memberi
pengertian pada Radit. "Rom, Aku tahu kamu hanya menyayangi Jimmy, Aku
hanya mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya padamu" Radit berbicara
tanpa memandangku.
Aku bingung dengan semua ini, kejadian Jimmy dulu
akan terjadi lagi. Namun bukan Jimmy melainkan Radit. "Dit, Aku hargai
pengakuanmu, Namun Aku gak bisa jawab sekarang." jawabku pada Radit untuk
membuat dia senang. "Ya Rom, Aku tunggu jawabanmu itu... Dan Aku harap
jawabannya adalah iya. Hehehe" Radit mulai tersenyum. "Nah gitu donk
senyum... Kan tambah ganteng, siapa tahu ada cewek nyantol. Hehe" Aku
mengacak2 rambutnya.
Beberapa saat kemudian Aku mengajak Radit kembali ke
rumah. Kami berdua langsung ke rumah teman Radit dan mengembalikan motornya. Aku
dan Radit jalan kaki menuju rumah, Dan hanya sepuluh menit saja kita sudah sampai
digerbang rumah Radit. Jimmy ada di depan rumah menunggu kami "Heh, kalian
darimana aja? Lama banget!" kata Jimmy yang lagi kesel.
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya seperti anak
kecil itu. "Lagi kencan" jawab Radit. Jimmy langsung merubah mimik
wajahnya pertanda minta kejelasan dariku. "Jangan dengerin orang stres ini
Jim." Aku mengacak2 rambut Radit. Dan mengajak Jimmy masuk kedalam, ku
tarik lengan bajunya. Radit hanya tertawa di belakang kami, Jimmy masih
memasang muka masam. Setelah makan Aku masuk kamar, disusul Jimmy. Jimmy masih
penasaran dengan kata2 Radit. "Rom, apa bener kata Radit tadi?" tanya
Jimmy. "Jangan dengerin, dia cuma ingin ngerjain kamu, siapa suruh curhat
tentang hubungan kita pada Radit" sambil melihat gambar yang telah
kuabadikan. "Terus, tadi ngapain aja?" pertanyaan selanjutnya. "Gak
ada cuma jalan-jalan sekitar sini, lihat! hasil jepretanku ini" Aku
memamerkannya pada Jimmy. "Ouw… Gitu, Yaudaha Aku percaya ma kamu Rom"
Jimmy langsung memelukku.
Aku terkejut dengan suara dari arah pintu. "Cie..Cie,
ada yang bermesraan nih." Radit senyum di depan pintu. Aku langsung
melepas pelukan Jimmy, Jimmy hanya menggaruk kepalanya. "Eh, Radit sini
masuk, kita bicarakan rencana jalan-jalan esok hari" Aku memanggil Radit
agar suasana tidak canggung. "Nggak ganggu kan?" Radit tersenyum.
"Dasar"
Aku lempar dia pake bantal. Radit menangkap bantal itu, dan duduk di tempat
tidur. "bagimana kalau besok kita ke bedugul, malemnya ke GWK nonton tari
bali" usul Radit. "Boleh tuh Dit" Jimmy mengiyakan. "Aku
ikut aja, asal ada cewek cantik. Hahaha" jawabku. Jimmy dan Radit langsung
memukulku dengan bantal. Kami bertiga tertawa bareng di kamar.
Drama cinta segitiga
jam 6 pagi kami berangkat, namun sekarang kami tidak
membawa mobil Jimmy. Toyota yaris milik Radit mengantar kami sampai di bedugul.
Radit yang nyetir, Aku duduk di jok depan samping Radit, sedangkan Jimmy di
belakang. Jimmy sesekali SMS diriku membicarakan Radit. Aku hanya tertawa kecil
membaca sms dari Jimmy. "Rom, liat tuh Radit. Kayaknya dia pengen deketin kamu,
jangan-jangan dia juga sakit!" sms dari Jimmy.
"Itu cuma perasaanmu aja, cemburu ya?"
balasku. Sepanjang perjalanan Aku dan Jimmy saling membalas SMS, disela-sela
obrolan kami bertiga. Namun Radit menyadari kalau Aku dan Jimmy saling bersmsan,
"Heh, kalian ini buang-buang pulsa aja, langsung ngomong aja gak usah malu-malu
pake smsan segala." Tegur Radit.
"Hadeh...Sotoy lu dit, Aku lagi smsan ma nyokap
di rumah" jawabku pada Radit. "Iya orang ini sok tahu" timpal Jimmy.
"Hahaha, yaiyalah Aku curiga aja, karena kalian ngetiknya gantian sih.
Ternyata Radit curiga, dan akhirnya Aku tidak lagi smsan dengan Jimmy. Di perjalanan
menuju bedugul kami melihat pohon kelapa bercabang 5, aneh pohon kelapa kok
bercabang dalam batinku.
Akhirnya kami tiba di danau bedugul, langit mendung
dan udara dingin. Kami makan di restoran dipinggir danau, dan menikmati suasananya.
"Jim, naik boat yuk.." ajak Radit. "Aku gak biasa Dit, ntar
malah mabuk" jawab Jimmy. "Hahaha, gak ada ombak airnya tenang
kok." kata Radit.
"Udah, kalian berdua aja" jawab Jimmy.
"Aku?" jawabku sambil melihat Jimmy. Jimmy mengangguk dan Menyuruh
Radit mengajakku naik Boat ketengah Danau. Akhirnya Aku dan Radit menyewa boat,
tentunya ada seorang sopir. Sopir boat itu masih muda. Kami berdua naiki boat
itu, kulihat Jimmy masih di restoran pinggir danau.
Udara dingin di tengah danau membuatku menggigil,
karena Aku tidak bawa jaket. Melihatku kedinginan Radit melepas jaketnya dan
memberikannya padaku. Ketika kami berada ditengah Danau dan jauh dari restoran,
Aku menggunakan ponsel Radit untuk berfoto bersama. Tiba-tiba angin lembut
berhembus dari gunung membawa kabut tebal. "Bli, kita harus balik"
kata pengemudi boat. "Boleh"kata Radit.
Kabut tebal mengurangi jarak pandang. Jarak pandang
hanya 1,5 meter saja. Karena di tengah danau juga ada pengunjung lain, maka
boat berlaju sangat pelan agar tidak bertabrakan. Aku merasa sangat ketakutan,
karena Aku kurang mahir berenang. Aku pegang lengan Radit, dan Radit
merangkulku. "Bli, masih jauh?" kata Radit. "10 menit lagi",
kata sopirnya. Ntah setan apa yang merasuki Radit, dia mencium bibirku.
"Rom, biar hangat" kata Radit, Aku tidak
berani berontak, cz takut jatuh ke danau. Ciuman dan pelukan Radit berhasil
menghangatkanku. Sopir boat focus ke depan agar tidak menabrak boat lain. Radit
melepas ciumannya, dan ada lampu merah berkedip di depan. Lampu merah sebagai
penunjuk jalan. Akhirnya kami selamat sampai dermaga. Jimmy kelihatan sangat
khawatir, menunggu kami. "Syukurlah kalian selamat!" kata Jimmy
sambil membantuku naik kedermaga. "Alhamdulillah"Aku tersenyum
kearahnya.
Setelah itu kami bertiga berkeliling mencari
souvenir khas bedugul. Adanya hanya ukiran dan acsesoris. "Rom, gimana
kalo kita bikin tato kontemporer?" Jimmy menunjuk jasa body painting. Ide Jimmy
keren juga, akhirnya kami bertiga pakai tato. Jimmy di lengan, Aku memilih di
betis kanan belakang, dan Radit memilih di leher samping kanan. Dengan motif
dan ukuran berbeda bagian tubuh kami di hiasi tatto. Aku baru nyadar kalo tatto
Raditya terdapat tulisan RR di center tatto itu dan Aku hanya bisa menebak Art
tatto itu.
Keromantisan Radit menyaingi Jimmy, mungkin benar
informasi yang Aku dapat di internet, bahwa cinta sesama itu tidak ada kata
setia, karena cinta sesama tidak akan abadi. Kini Aku mulai terbuai dengan
hangatnya cinta si Raditya. Perhatiannya, kasih sayangnya yang di rahasiakan
dari Jimmy kepadaku telah membuatku puda akan prinsip yang kubangun bersama
Jimmy.
*******
GWK - Garuda Wisnu Kencana, merupakan tempat wisata
budaya. Kami tiba disana saat sore hari, setelah puas foto-foto dengan patung
wisnu berukuran raksasa, kami disuguhkan tarian tradisional BALI. Karena kami
tidak mendapatkan tempat duduk paling depan, akhirnya kami duduk dibagian
belakang. Jimmy ditengah antara Aku dan Radit. Jimmy merangkulkan tangan
kanannya di pinggangku, dan menyandarkan kepalanya di pundak kiriku. Sedangkan
tangan kiriku di tarik oleh Radit, dia menggenggamnya di belakang tubuh Jimmy. Aku
hanya tersenyum dengan semua ini. Biarlah Radit juga merasakan kebahagiaan,
karena besok kamis Aku dan Jimmy harus pulang ke jawa.
*****
Rabu pagi, Aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Aku
melihat kearah jam dinding, jam dinding masih menunjukan puku 05:00 WITA, Aku
beranjak dari tempat tidur menuju pintu. "cklek" suara kunci, dan Aku
pegang gagang pintu. Aku buka perlan, "Pagi sepupuku" suara Radit mengagetkanku.
"Apa sih dit? Ngagetin aja", Gerutuku sedikit kesal.
"Udah pagi Rom, ayo joging" ajak Radit..
"Hoam, masih ngantuk!" Aku kembali ketempat tidur, dimana Jimmy masih
terlelap. "Yaudah, Aku juga mau tidur" Radit langsung naik ke tempat
tidur di tengah-tengah Aku dan Jimmy. "Hehe, dasar pengganggu" Aku
tertawa dengan tingkah Radit. Jimmy udah bangun akibat gangguan Radit, "Ayo
bangun Jim, kalo gak bangun kupeluk ntar yah" Radit mengancam.
"Peluk aja kalo berani" kata Jimy. "Buk"
suara bantal guling yang kupulkan pada mereka berdua. Jimmy dan Radit langsung
tertawa. Kami bertiga sangat akrab meski hanya 3 hari bersama. Tapi Jimmy tidak
tahu, kalau Radit juga sakit, dan juga ingin memilikiku. Kedatangan Radit di kamar
membuat Aku dan Jimmy terbangun. Aku langsung masuk kamar mandi. Radit masih
mengganggu Jimmy yang tetap bermalas-mlasan di atas tempat tidur.
Aku keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk, “Jim,
sana mandi… kebiasaan ne anak males mandi!” Aku menyuruh Jimmy untuk mandi.
Entah mungkin karena ada Radit, Jimmy langsung bangun dari tempat tidur “ Siap
bos!” Jimmy hormat layaknya hormat kepada komandan. “Ehem, kalo disuruh Romy
langsung mau ya.” Ledek Radit kepada Jimmy. Jimmy hanya menjulurkan lidahnya ke
arah Radit dan langsung masuk kamar mandi.
Akupun hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Aku
memilih ambil celana jeans selutut dan kaos biru dilemari. dan Aku letakan
diatas kasur dimana masih ada Radit ngeliatin Aku. Aku pake perfum, dan
deodorant, dilanjut memakai handbody, Radit masih tetap ngeliatin Aku. “Heh dit….
ngapain masih disini? mau liatin Aku pake celana dalam?” tanyaku. Radit hanya
tersenyum “Cie… malu ya?” ledeknya dan beranjak dari tempat tidur.
Aku kira Radit mau langsung keluar ternyata dugaanku
salah, dia menghapiriku dan menarik handuk yang melilit dipinggangku. “ Hei…
kurang ajar!” Aku sedikit berteriak. Radit hanya tertawa dan melempar handukku
ke atas kasur, kemudian langsung menuju pintu dan lari ke ruang tengah. “Ada
apa Rom?” tanya Jimmy yang sedikit mengintip dari kamar mandi. “Enggak apa-apa kok
Jim, tuh si Radit iseng banget!” untung saja Aku langsung pakai celana dalam
dan saat Jimmy ngintip keluar Aku sedang memakai celana jeansku. “Ow…kupikir
kamu diperkosa Radit Rom…hahahaha” Aku lempar Jimmy pakai handukku, Jimmy
langsung masuk lagi dari kamar mandi dan melanjutukan mandinya.
Setelah rapi Aku langsung ke dapur untuk minum,
ternyata di dapur ada tante Wulan lagi masak. “Udah bangun Rom?” tanya tante Wulan.
“Iya tan, tumben tante ada di dapur bukannya harus siap-siap kerja?” jawabku. “Hari
ini kan libur nasional Rom, lihat tuh kalender warna apa?” jawab tante. “Oia
dink…. habisnya Aku jarang lihat kalender tante” kataku sambil memegang
keningku.
Tante menyuguhkan kopi susu dan roti bakar di atas
meja. “Mana si Jimmy?” kata tante Wulan. “Masih mandi tan, ntar lagi nyusul”
jawabku. “Oia Rom, hari ini kamu liburan bareng tante dan om ya,
kemarin-kemarin kan Cuma ditemenin Radit” sambil mengaduk masakannya tante
mengutarakan niatnya. “Boleh aja tan, lagian besok Aku kan mesti balik lagi ke jawa”
jawabku. “Aku diajak kan ma?” jawab Radit dari belakangku dan Jimmy
disampingnya. “Iya ntar bawa mobil kantor papa biar muat” jawab mama Radit. Aku
langsung mencubit pinggang Radit sebagai hukumannya atas kelakuannya tadi. “Auw…
nyubitnya kayak cewek sakit banget” protes Radit. Tante wulan hanya tersenyum
melihat ulahku dan Radit.
Hadiah
Tepat jam 8 setelah sarapan tante memanggil kami
untuk segera berangkat. "Jim, udah siap? Ayo udah ditungguin tuh"
ajakku. Jimmy juga udah siap, beberapa perlengkapan dimasukan. Tujuan kami ke
tanjung benoa. Aku masukan barangku dan barang Jimmy kedalam mobil inova hitam.
Didalam sana juga ada tas milik Radit.
"Radit...Ayo cepat" tante Wulan memanggil
dengan suara sedikit lantang. Om Beny udah masuk ke mobil, "Kalo lama kita
tinggal aja ma" kata Om Beny. Aku langsung masuk ke dalam rumah menuju
kamar Radit. Ku ketuk pintunya namun tak ada jawaban. Aku beranikan untuk buka
pintu kamarnya, kamar yang rapi dengan warna dominan biru, hampir sama dengan
warna kamarku. Ternyata di dalam kamar Radit tidak ada. Aku langsung lari
kedepan, ternyata Radit udah disana sedang diomelin tante wulan.
Ayo kita berangkat, "Rom, ayo masuk ke
mobil" ajak tante. Aku langsung masuk ke dalam mobil dan duduk sendiri
dibelakang. Beberapa jam kemudian kami tiba di pantai tanjung benoa. Suasananya
ramai, banyak wisatawan asing sedang asyik menikmati pemandangan dan olahraga
air. Kami langsung ganti baju, di toilet. Aku pakai celana hawai selutut dan
baju bali, pakai kacamata coklat tanpa alas kaki.
Kami bertiga menyisir pantai, menikmati suasana
pantai. Aku melatih bahasa inggrisku dengan berkenalan dengan bule asal Australia.
Ternyata Radit lebih lancar berbahasa inggris daripada Aku dan Jimmy. Puas
dengan jalan-jalan menyisir pantai, kami kembali ketempat om dan tante duduk.
"Wah, lagi asyik berduaan ni" ledekku pada om Beny. Om Beny dan tante
Wulan langsung tertawa. "Pa, boleh nggak kita maen banana boat?"
rengek Radit dengan manja. Om Beny langsung mengajak kami menuju tempat banana
boat, Aku pikir om Beny juga mau ikut ternyata cuma mau bayarin karena Om Beny
tidak bisa berenang.
"Wow...Byur" suara teriakan kami dan air
saat perahu karet ini melempar kami ke laut. Tidak sampai 30 menit, kami udah
selesai dan menuju pantai lagi. "udah capek belum?" Kata tante wulan.
"belum tan" jawab Jimmy. Kalo gitu, ayo kita kepenangkaran penyuh,
ajak om Beny.
Liburan hari ini ditutup dengan berbelanja oleh-oleh
di pasar seni Sukowati. Om Beny banyak membelikan oleh-Oleh untuk mama dan
kakak dirumah. "Wah, banyak banget om oleh-olehnya?" Aku sedikit
tidak enak hati menerima semua ini. Jimmy juga dapat bingkisan dari om Beny.
Waktu menunjukan jam 9 malam ketika kami sampai di rumah.
Kami semua udah sangat kecapean, terlebih lagi Jimmy. Aku dan Jimmy langsung
masuk kamar, Jimmy langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sekejap
langsung terjun ke alam mimpi. Aku buka bajuku, ganti pakai kaos katung.
"tok..Tok" suara ketukan pintu kamar. Aku buka pintu itu, ternyata Radit.
Radit mengintip kedalam kamar, melihat Jimmy pulas Radit langsung menarikku
keluar. Tak lupa Radit menutup pintu kamar Jimmy.
Radit menarikku menuju kamarnya, "Ada apa
dit?"tanyaku sesampainya di kamar Radit. "Aku mau ngasih hadiah buat
kamu" kata radit sambil menjulurkan sebuah patung berbentuk dua orang lagi
ciuman, yang bertuliskan R&R. Aku kaget dimana dia mendapatkan patung ini?
Dan kapan dia membelinya. Ternyata patung it didapat tadi pagi di stan
kerajinan ukiran yang Aku kunjungi hari senin lalu yang tak jauh dari rumah
Radit.
Selain itu, Radit juga memberikan cicin perak dan
cicin itu adalah sebagian dari cicin yang menggantung dikalung Radit. “Ini sama
ya?” tanyaku sambil melihat kearah kalung Radit. “Iya, Cicin Ini buatmu Rom”
jawab Radit..
"Rom, Aku akan tetap setia menunggumu" Radit
melepaskan pelukannya. "Oia, Aku juga punya hadiah untuk kamu" Aku
juga ingin memberikan hadiah pada Radit. Aku suruh Radit pejamkan matanya. Radit
menuruti perintahku, dan memberikan hadiah berupa ciuman. Namun ciuman itu
tidak berhenti sebatas ciuman, Aku dan Radit tidak bisa mengontrol diri dan akhirnya
terjadilah sesuatu yang sama-sama kami inginkan.
******
Hari kamis pukul 06:30 WITA Aku pamit pulang ke om Beny
dan tante Wulan. Aku salami keduanya dan kucium tangannya. "Om makasih
atas semuanya" ucapku pada om Beny. "Om, juga seneng kalau Romy
sering datang kemari" Aku hanya tersenyum pada om Beny. "Tante,
makasih ya, masakan tante enak!" ucapku pada tante Wulan. "Iya Rom,
ntar kalau liburan tante maen ke jawa" tante wulan tersenyum dan
memelukku. Jimmy juga menjabat tangan om dan tante. "Oia, mana Radit?"
tanyaku. "Radit mungkin masih tidur, Raadit..." tante memanggilnya. Aku
langsung menuju kamar Radit, sedangkan Jimmy, om, dan tante memasukan barang-barang
kami ke mobil Jimmy.
Aku buka pintu kamar Radit, ternyata Radit sedang
duduk di kamarnya dengan wajah sedih. "Hei, Aku mau pulang ke jawa"
kataku. Namun Radit tidak menjawabnya. Aku dekati dia dan Aku pegang kedua
pipinya. "Dit, kalau kamu gini ntar malah Aku yang kepikiran kamu."
ucapku padanya. Radit langsung berdiri dan memelukku, "Rom, jadikan Aku
kekasihmu Satu-satunya" dengan suara lirih. Aku hanya mengelus punggungnya
dan menahan mataku yang berkaca-kaca. "Aku pasti sangat merindukanmu, Aku
janji Aku akan mengunjungimu ke jawa nanti" suara Radit makin lirih. Aku
lepaskan pelukan Radit, dan Aku hapus titik air mata di sudut matanya. "Dit,
Aku pasti merindukanmu" Aku cium keningnya. Radit tersenyum, dan langsung
memelukku. "Udah..Udah, ayo kita keluar" ajakku.
Setelah semuanya beres barulah kami berdua
berangkat. Aku melambaikan tangan pada om dan tante. Radit juga disitu
melambaikan tangannya, dia menggerakan bibirnya untuk mengatakan sesuatu.
"i love U" kata-kata yang bisa Aku baca dari gerakan bibirnya.
Saatnya mengakhiri liburan ini, Aku dan Jimmy saling pandang dan tersenyum.
Dalam hatiku berkata "Alhamdulillah, Aku bisa menikmati keindahan bali, Terimakasih
buat papaku yang sudah memberikan hadiahnya, thanks juga buat om dan tante, Buat
Radit: i'm waiting You in java" Aku tersenyum sendiri didalam mobil. “See
You Balii” Aku berteriak saat kapal mulai bergerak.
SEKIAN
Selanjutnya
Menceritakan tentang Kisah perjalanan Cinta Radit dan Romy dengan judul Jember In Love. :)