Ok, Tokoh Romy
dalam kisah ini banyak menuai kritikan, Banyak pembaca yang tidak menyukai
Tokoh Romy ini. Well, itulah pembaca, apapun responnya harus diterima oleh
penulis. Dalam cerita sebelumnya dalam ADA CINTA DIBALI, Romy mulai bermain Api
atas kesetiaanya, dan dalam Jember In Love ini Romy benar-benar Selingkuh.
Hahahaha . daripada banyak bicara yuk silahkan dibaca.
#############
#############
SELINGKUH
Sudah delapan Bulan Aku menjalani percintaan sejenis
dengan Jimmy, Namun perjalanan cinta ini tak semulus yang dirasakan Jimmy. Aku
menghianati Cintanya dengan membagi CintAku untuk Radit yang tak lain adalah
sepupuku sendiri. Aku jatuh cinta kepada Radit setelah liburanku ke bali
bersama Jimmy kemarin. Dan sekarang liburan akhir semester genap telah berlalu,
Aku mulai sibuk lagi dengan perkuliahan.
Di awal tahun
ketiga ini Aku akan pindah kos, Jimmy sudah mempersiapkan semuanya. Jimmy
ngontrak rumah yang jauh dari kampus. Terdapat tiga kamar di rumah itu, namun
hanya kami berdua yang tinggal. Dua minggu kita tinggal bersama, tak ada yang
tahu bahwa di rumah itu tinggal sepasang kekasih.
Kebahagiaan selalu menyertai kami. Ritual pun kami
lakukan jika memang membutuhkan Namun, kemesraan kami terkurangi dengan
datangnya Dhani temen kos Jimmy dulu untuk tinggal bersama kami. Dan Akhirnya Dhani
tinggal bersama kami. Sebenarnya Aku udah kenal Dhani pada saat kami masih
bertetangga dulu. Namun Aku dan Dhani jarang jumpa karena dia aktif dikampus
dan dia terlalu menjaga jarak denganku. Wajah Dhani biasa saja, namun mata dan
bibirnya sepertinya familiar bagiku.
Suatu pagi yang cerah Aku dikejutkan dengan suara
gelas yang jatuh. Aku keluar dari kamar dengan mata masih kantuk. Aku langsung
menuju dapur, di sana ada Dhani dan Jimmy saling pandang. Pecahan gelas yang
jatuh ada disekitar Dhani yang berdiri tiga meter dari Jimmy. Aku lihat ada
goresan luka dilengan Dhani. "lho... Ada apa ini?" tanyaku merusak
keheningan diantara mereka. "Hmm... Aku menjatuhkan gelas Rom" jawab Dhani
dengan senyumnya yang khas. Jimmy juga langsung merubah mimik wajahnya untuk
tersenyum padaku. "Udah, beresin gih pecahan gelasnya, jangan sampai kena
kaki kita" kataku pada mereka dan Aku langsung ambil handuk menuju ke
kamar mandi.
Berhubung hari ini hari minggu, Aku putuskan untuk
di rumah kontrakan saja. Namun tiba-tiba Dhani masuk ke kamarku karena pintu
kamar memang tidak Aku tutup. "Eh, Dhani... Mau bantuin Aku beresin kamar
ya?" ledekku padanya. Dhani langsung nyengir dan berkata "Dasar,
kamarku aja jarang Aku rapikan.". Aku langsung meledeknya lagi "Emang
kamunya aja yang jorok Dhan, hahaha" ledekku sambil tertawa.
Dhani memukulku dengan guling "Oia, Aku mau
ngajak beli makan dul" kata Dhani. "Oalah, yaudah ayo berangkat"
Aku langsung ambil kunci motor di dalam laci. "Aku ambil dompet dulu Rom"
Dhani bergegas menuju kamarnya. Aku pun langsung keluarkan motor dari garasi.
Oia Aku lupa dengan Jimmy, Aku masuk lagi "jim, Aku beli makan kamu mau
lauk apa?" tanyaku dari luar kamarnya.
Jimmy pun keluar dari kamarnya, "Sendiri Rom?"
tanya Jimmy. "Aku bareng Dhani" jawabku. "Yaudah maemnya
disamain aja ya!" Jimmy menjulurkan duit Rp 20rb. Aku menolaknya, "Biar
pake duitku aja" kataku. Di luar Dhani sudah memanggilku dan menunggu
didepan gerbang. Kami pun berangkat menuju warung dekat kampus.
Selesai makan
Aku langsung keluar menuju rumah temenku untuk mengerjakan beberapa tugas
kuliah, seperti biasa kalau Aku mengerjakan tugas harus benar-benar tepat waktu
dalam penyelesaiannya. Tak terasa kami selesai mengerjakan tugas tepat jam 2
siang, setelah sholat dan istirahat temen-temen mengajakku untuk berenang.
Tanpa dikomando kami langsung menuju kolam renang sore itu. Meski Aku tidak
sepandai teman-teman dalam berenang namun Aku bisa menggerakan tubuhku di dalam
air. Keasikan berenang Aku jadi lupa waktu, sekarang sudah sore, kami semua
langsung keluar dari kolam renang dan berpisah di pintu keluar.
Sebelum pulang ke rumah kontrakan Aku biasa untuk
keliling sekitar kampus menikmati jajanan yang sudah sulit didapatkan.
Tiba-tiba Aku merasa kangen kepada Radit dan ingin merasakan ketenangan saat
menghubungi Radit. Aku arahkan lagi motorku diatas bukit Rembangan dan kutatap
keindahan lampu kota jember dari atas bukit. "Halo rom, tumben telfon jam
segini?" kata Radit di ujung telefon. "Iya, bagaimana keadaanmu?"
responku. "Alhamdulillah baik, Oia minggu depan Aku libur 5 hari, Aku
dapat izin dari papa mengunjungi kamu di sana" suara Radit dari ujung telfon.
"Really?" jawabku antusias.
"Iya tunggu Aku di jawa ya" jawab Radit. Aku sangat senang dengan
kabar Radit dan banyak hal yang kami bicarakan. Tak terasa jam sudah menunjukan
pukul 8 malam. Aku harus cepat pulang ke rumah kontrakan seketika Aku arahkan
laju motorku, 30 menit Aku sampai di rumah itu.
Aku pun matikan motorku, dan perlahan masuk ke dalam
rumah. Rumah terasa sepi, Aku mencari teman-teman di dapur tapi tak seorang pun
ketemui. Aku biasa masuk ke kamar Jimmy tanpa permisi lebih dulu. Aku buka
pintu kamar Jimmy pelan-pelan. Ternyata kamarnya gelap karena lampu di
padamkan. Aku tekan saklar lampu, betapa kagetnya Aku melihat Jimmy dan Dhani
terlelap tidur. Jimmy dan Dhani tidur didalam selimut tanpa memakai baju, Dhani
tidur diatas dada Jimmy.
Aku langsung keluar dari kamar Jimmy dan menuju
kamarku. Aku terdiam sejenak memikirkan apa yang kulihat tadi. Akhirnya
kuputuskan untuk pergi dari rumah itu dan Aku masukan 2 potong baju dan celana,
Buku kuliah untuk besok senin juga Aku masukan kedalam ranselku. Aku tutup
kamarku, dan ku kunci. Aku langsung menuju keluar rumah dan kubanting pintu
rumah. Aku tak tahu mau kemana, namun kulajukan motorku menuju keramaian kota
jember.
Dua kali Aku merasa dikhianati, Aku tak mau
kehilangan kontrol dan sakit seperti dulu saat Aku dikhianati Rani mantanku. Aku
hubungi teman kampus, dengan berbagai alasan Aku menginap di rumahnya. Jimmy dan
Dhani berulang kali menghubungiku namun tidak pernah Aku angkat. Aku tidak bisa
tidur malam itu, semuanya hancur. Setelah berfikir panjang malam itu, Aku baru
sadar bahwa hubungan seperti ini tidak pernah ada kata setia. Aku juga seperti Jimmy,
Aku selingkuh dengan Radit. Biarlah untuk sementara waktu Aku menenangkan diri
sejenak dan tinggal di rumah temanku.
Ke esokan harinya Aku lihat ponselku, 27 missed call
dan 12 text message. Ternyata dari 27 missed call ada 2 kali nomor Radit,
sisanya Jimmy dan Dhani. Radit juga sms "Rom, perasaanku tidak enak, kamu
baik-baik saja kan?" sms dari Radit dan Aku balas "Jangan khawatirkan
Aku Dit, thanks ya". Setelah mandi Aku pun langsung ke kampus mengikuti
perkuliahan. Ku lalui dua jam perkuliahan terasa sangat membosankan.
Ketika menuju tempat parkir kulihat ada Jimmy
menunggu di dekat motorli. Dia mengajak Aku untuk pulang ke rumah dengan mimik
wajah memohon. Aku senyum sinis padanya dan mengangguk. Aku arahkan motorku ke
kontrakan dan masuk ke kamar. Suara pintu kamar yang diketuk dari luar berkali
kali menggangguku. Aku putar musik sangat keras di kamar untuk menandingi suara
ketukan Jimmy dari luar. Namun tetap saja pintu kamar diketuk, dan terdengar
suara Jimmy memanggilku. Aku buka pintu kamar, Jimmy langsung masuk dan
memelukku. "Rom, maafkan Aku" suara Jimmy lirih.
Aku dorong Jimmy " Lepaskan pelukanmu, dan
jangan akting di depanku" Aku langsung duduk di tempat tidur, lagi lagi Jimmy
memelukku. "Rom, beri Aku waktu untuk menjelaskannya" Jimmy memohon padaku.
Aku tidak boleh egois, Aku harus mendengar pembelaanya. “Cukup Jim, Aku sudah
mengerti karena tak ada kesetiaan diantara kita, Aku pun Juga menjalin hubungan
dengan Radit” kataku sambil menutup mukaku. “Aku tahu Rom, Ku sudah mengira
itu, namun kulakukan perbuatanku ini bukan semata karena Radit, tolong
dengarkan Aku Rom” jawab Jimmy.
HANYA PERMAINAN JIMMY DAN DHANI
Aku berikan kesempatan kepada Jimmy untuk becerita. Jimmy
ternyata kekasih Dhani. Mereka jadian sudah sangat lama, sejak pertama masuk
kuliah. Dhani orangnya sangat baik kepada Jimmy,membuat Jimmy jatuh hati
kepadanya. Apa yang diinginkan oleh Jimmy pasti dituruti oleh Dhani, dan
sebaliknya. Hingga akhirnya mereka pindah ke rumah kos samping kosku dulu.
Disitulah awal semua masalah ini terjadi. Pada saat
kita semua berkenalan, Dhani sangat kaget saat melihatku, karena Aku adalah Mantan
pacar adik kesayangan Dhani. Aku memutuskan hubungan dengan adiknya karena
sudah tidak ada kecocokan lagi. Dan Aku kembalikan semua barang-barang
pemberian adik Dhani dengan cara mengirimnya lewat kurir. Sejak saat itu Aku
tidak pernah mendengar kabar April adik Dhani. Setelah sebulan Aku tinggalkan April,
Aku kenal Rani. Dan akhirnya karma mendapatiku Rani pun juga meninggalkanku.
Dhani kira Aku mempermainkan adiknya, dan ingin
balas dendam kepadaku. Muncullah ide gila didalam diri Dhani, dia ingin
menghancurkanku dengan cara merubah orientasi sexku. Jimmy adalah orang yang
berhasil menjalankan semua idenya. Jimmy mengaku pada awalnya dia tidak
mempunyai rasa cinta terhadapku. Namun satu bulan berikutnya Jimmy sangat
menyayangi dan mencintaiku.
Hubungan Dhani dan Jimmy tidak ada komitmen yang
jelas, Dhani mengijinkan Jimmy untuk jalan denganku dan melakukan apa saja
denganku. Dhani menilaiku memiliki orientasi sex yang berbeda dan dengan menggunakan
Jimmy sebagai umpan akhirnya hal yang diharapkan Dhani tercapai. Dia akan
mengakhiri semua pembalasannya dengan cara membuat foto telanjangku bahkan dengan
seorang laki-laki lain, namun Jimmy tidak terima dengan ide Dhani. Dengan cara
apapun dia akan melindungiku.
Hingga akhirnya tadi pagi Jimmy melempar Dhani dengan
gelas karena Dhani mengutarakan niat jahatnya pada Jimmy, namun Jimmy
menolaknya dan melempar Dhani dengan gelas. Dhani sangat mencintai Jimmy, namun
cinta Jimmy kepada Dhani terkikis oleh cintanya kepadaku. Semua ini membuat Dhani
makin membenciku dan Semakin ingin menghancurkan diriku.
Hubungan Dhani dan Jimmy sebenarnya masih berjalan
sampai saat ini, namun dengan alasan Jimmy masih menjalani misi Dhani, membuat Jimmy
bebas jalan dengan diriku. Dhani berkali-kali mengingatkan Jimmy bahwa dirinya
hanya bekerja untuk membantunya menghancurkanku, namun Jimmy tidak bisa
membohongi perasaanya kepadaku. karena Dhani terlalu mencintai Jimmy membuat Dhani
memilih untuk menghancurkan diriku dengan caranya sendiri. Dhani tidak mau
kehilangan Jimmy karena Jimmy adalah orang yang paling dicintainya.
Sekarang Aku mengerti semua tentang Jimmy, Aku harus
menyelesaikan semua masalah ini. Aku tak mau mempunyai musuh dalam hidupku. Aku
berdiri dari tempatku, Aku pegang pundak Jimmy "Jim, terimakasih atas
semuanya" Aku berkata pada Jimmy datar. Jimmy hanya menatapku dengan
tatapan kosong.
Aku ambil beberapa barang pemberian Jimmy, Aku
tumpuk diatas tempat tidur. Jaket, sepatu, beberapa kaos, dan beberapa set
acesories ku tumpuk jadi satu diatas kasur. Aku rapikan dan kumasukan kedalam
karton. Jimmy hanya memandangiku, air matanya tidak bisa di bendung lagi. Aku
ambil karton berisi barang-barang pemberian Jimmy, dan Aku letakkan di pahanya.
"Jim, terimakasih atas pemberianmu ini, maaf sekarang Aku tidak bisa
menyimpannya lagi dan lupakan semua kenangan kita", ucapku pada Jimmy.
Jimmy memelukku, "Rom, jangan tinggalkan Aku, Aku
sangat menyayangimu, maafkan Aku rom" Jimmy meneteskan air matanya di
pundakku barang-barangnyapun berjatuhan dilantai. Aku lepas pelukannya, dan Aku
usap air matanya "Aku terlanjur sakit hati Jim, Aku tak bisa lagi
bersamamu, kita akan tetap jadi teman dan ini demi kebaikanku, kamu dan juga
Dhani, jika salah satu hancur maka yang lain juga akan hancur Jim"
jawabku. Aku kemasi semua barang-barangku agar besok pagi Aku bisa segera pindah
dari rumah ini. Jimmy tetap diam tak bergeming, akhirnya Aku putuskan untuk
tidur di sofa meninggalkan Jimmy di kamar.
Pagi menjelang, suara motor vixion Dhani masuk ke halaman
rumah. Aku langsung duduk menyambut Dhani. Seperti biasa, Dhani masuk rumah
mengucapkan salam. Aku jawab salam Dhani, dan Aku langsung berdiri. Aku tarik
tangan Dhani untuk duduk di sofa, "Dhani, sini Aku mau bicara" kataku
sedikit kesal. "Mau bicara apa? Mau tanya hubunganku dengan Jimmy? Iya Aku
emang pacaran dengan Jimmy dan kita berdua saling cinta, Maumu apa?" Dhani
langsung nyerocos.
"Masa bodoh, Aku tak mau tau, yang cuma Aku
ingin bicarakan masalah April." kataku. "april? Masih ingat dengan adikku?
Setelah kau sakiti hatinya?" kata-kata Dhani dengan suara tinggi. "Eh,
Dhan kamu salah sangka Aku tidak pernah menyakiti adikmu kita berdua sudah
tidak ada kecocokan" Aku juga meninggikan suaraku. Suasana memanas, Dhani
berdiri Aku juga berdiri. Wajah Dhani memerah menahan amarah. Aku memandangnya,
"Ada apa?" tanyaku.
Dhani langsung memegang krah bajuku. Aku lepaskan
pegangannya dan Aku dorong dia ke sofa. Dhani meraih vas bunga dan memukulkan
ke kepalaku, mataku berkunang-kunang dan terdengar suara teriakan Jimmy, "Roomy"
perlahan semua terlihat gelap.
Aku mulai sadar dan Aku buka perlahan mataku, Aku
sudah berada di kamar dan kepalaku terasa sangat sakit. Kulihat ada Jimmy yang
memegang tanganku, dan Dhani juga duduk disana. "Alhamdulillah, Rom maafin
Aku, Aku tadi loss control" Dhani
meminta maaf. Aku hanya diam dan meringis kesakitan. Mereka tidak membawaku
kedokter takut masalah tambah besar. Aku lihat wajah Dhani biru lebam. Ternyata
Jimmy menghajar Dhani dan kulihat tangan Jimmy juga merah. Jimmy masih menggenggam
tanganku, kemudian Dhani mendekat kepadaku. Dhani berkali-kali minta maaf kepadaku.
Akhirnya Aku mulai berkata "Iya, Aku maafkan
kalian berdua, tapi dengan satu syarat" Aku hentikan perkataanku. "Apa
rom syaratnya?" tanya Dhani. "Menjauhlah dari kehidupanku"
jawabku datar. "Baiklah kalau itu maumu, tapi izinkan kami
mengobatimu." kata Jimmy.
Aku pun dibawa ke klinik dekat kampus untuk diobati,
kini Dhani tahu tentang alasanku kenapa Aku meninggalkan April. Aku pernah
curhat kepada Jimmy tentang mantan-mantanku dan salah satunya adalah April.
April adalah gadis cantik yang Aku kenal dari sahabatku. Aku jalani hubungan
dengan April sejak pertama Aku masuk kuliah dan bertahan hanya empat bulan. Aku
tinggalkan April karena Aku dapati dia sedang bermesraan dengan lelaki lain tak
lain adalah mantannya.
Waktu itu Aku sangat sakit hati dan kutinggalkan April
tanpa memberi kesempatan untuk menjelaskan semua permasalahannya kepadaku. kini
Dhani telah mengerti semua masalah Aku dan April, jadi semua kesalahan dimulai
dari adiknya sendiri bukan Aku.
Aku dibawa lagi
ke rumah, mereka merawatku dengan baik. Seharian Jimmy dan Dhani merawatku. Ku
lihat ada penyesalan di wajah Dhani, dan sedikit cemburu melihat Jimmy memijat
tanganku. Aku jauhkan tangan Jimmy, agar Dhani tidak merasa cemburu.
"Dhan, jim, Aku harus keluar
dari rumah ini" kataku.
"Rom, kamu mau pindah kemana?,
sulit untuk mencari tempat kos saat ini.” kata Jimmy khawatir.
"Gak tau, pokoknya Aku harus
pindah" jawabku.
Jimmy hanya menundukan kepalanya. Aku
panggil Dhani untuk mendekat kearahku.
"Dhan, Aku kembalikan Jimmy
padamu" Aku pegang tangan Jimmy dan ku satukan dengan tangan Dhani. Aku
ambil keputusan ini demi kebahagiaan bersama. Aku tahu Jimmy lebih mencintaiku
daripada mencintai Dhani. Dhani sendiri menyayangi dan mencintai Jimmy lebih
dariku. Sedangkan Aku menghianati Jimmy untuk menjalin hubungan dengan Radit.
Dhani memelukku dan berterimakasih "Rom,
maafkan kesalahanku, kamu seperti ini semua gara-gara Aku, ternyata kamu anak
baik" suara Dhani lirih. Aku melepas pelukan Dhani "Semua sudah
terjadi Dhan, Tak ada yang harus disesalkan" kataku sambil senyum. Aku
lihat Jimmy, "Jim, bolehkah Aku memelukmu sekali lagi?" Aku
tersenyum.
Tanganku terbuka menyambut pelukan Jimmy "Jim,
thanks ya atas semuanya, Aku yakin kamu pasti lebih bahagia dengan Dhani" Aku
mengelus punggung Jimmy. "Maafkan Aku Rom" jawab Jimmy lirih. Aku
melepas pelukan Jimmy dan izin untuk istirahat. Jimmy dan Dhani beranjak keluar
dari kamarku. Aku pejamkan mata dan tertidur.
*******
Suara adzan subuh membangunkanku. Beberapa hari ini Aku
jarang sholat. Aku langsung ke kamar mandi berwudlu dan sholat subuh. Selesai
sholat Aku siapkan buku kuliah dan langsung mandi. Aku berangkat tepat jam 6
pagi. Jimmy langsung menuntunku ke mobilnya, "Rom, biar Aku mengantarmu"
pinta Jimmy. Mau bagaimana lagi, saat ini Aku tidak mungkin naik motor karena
kepalaku masih sakit. Aku mengikuti perkuliahan hingga jam 10 siang.
Aku minta tolong kepada temanku untuk mengantarku ke
rumah, namun setelah di tempat parkir, ternyata disana ada Dhani menjemputku. Aku
langsung naik ke motor Dhani menuju rumah. Di rumah tidak kudapati Jimmy,
mungkin dia sedang kuliah. "Dhan, Jimmy kemana?" tanyaku. "Jimmy
lagi cari tempat tinggal untukmu, tadi Aku disuruh jemput kamu" jawab Dhani.
Sore hari sekitar jam 3 sore, Jimmy datang. Dia
menemukan tempat kos dekat kampus. Sore itu juga Aku pindah ketempat itu, dan
pilihan Jimmy sangat cocok dengan seleraku. Jimmy dan Dhani membantu merapikan
tempat kosku yang baru. Sampai menjelang malam mereka masìh di tempat kosku
yang baru. "Dhan, Jim sudah Aku bisa urus semua ini" kataku pada
mereka. "Baiklah langit sudah gelap, kami pamit dulu Rom" jawab Dhani
sambil menarik tangan Jimmy. "Terimakasih atas semuanya" jawabku.
Akhirnya Dhani menarik Jimmy keluar dari kamar, dan tinggallah Aku sendiri
terlelap dalam mimpi.
*******
Malam telah berlalu digantikan terangnya siang. Aku
terbangun dari tidurku, dan siap-siap berangkat kuliah. Di kampus Aku tidak berjumpa
Jimmy, Pertama mungkin Aku sangat merindukannya, namunitulah jalan terbaik bagi
semuanya. Setelah kuliah, Aku langsung kembali ke kosan dan menemui ibu kos.
"Assalamualaikum, ibu ana ya?" tanyaku pada seseorang yang
menggendong anak. "Iya, kenapa dek?" jawabnya.
"Saya penghuni kamar no 9 dan kemarin temanku
yang anterin Aku, sekarang Aku akan bayar sewanya." jawabku. "sewa
kamarnya sudah dibayar untuk 3 bulan kedepan mas, kemarin sebelum adek masuk
sudah dibayar lunas" jawab ibu kosku. "Apa...? Udah dibayar?" Aku
kebingungan. "iya, semua Rp.525.000" jawab ibu kos tersenyum.
"Yasudah bu terimakasih" Aku kembali ke
kamarku. Aku tahu pasti yang bayar kos ini adalah Jimmy. Aku coba hubungi Jimmy
namun handphonenya tidak aktif, kemudian Aku hubungi Dhani tak ada respon
darinya. Aku harus mengganti uang Jimmy, Aku tak mau lagi menerima kebaikannya.
Kamis siang setelah kuliah Aku langsung menuju rumah
kontrakan Jimmy. Aku tidak mendapati siapa-siapa di sana. Aku telfon hasilnya
tetap nìhil, "Jim, dhan kemana kalian?" Aku betanya dalam batinku. Aku
menunggu selama dua jam namun mereka tetap tidak kunjung datang. Aku putuskan
untuk kembali lagi ke tempat Jimmy nanti malam, namun hasilnya tetap nihil.
Hari kedua dan ketiga Aku pun tidak jumpa dengannya di kampus maupun di
kontrakan. Aku tak tahu kemana mereka pergi, semua teman-temannya tidak tahu
mereka kemana dan tidak ada yang tahu diamana mereka tinggal.
THE
WINNER
Begitu banyak masalah yang datang dalam diriku. Dan
semakin dalam Aku terjerumus ke dalam cerita cinta sejenis ini. Hampir satu
minggu Aku tidak menemukan dimana Jimmy tinggal. Hingga akhirnya Radit datang
sesuai janjinya. Aku naik kereta menuju pelabuhan banyuwangi. Aku tunggu
kedatangan Radit sekitar 30 menit, kulihat mobil yaris biru yang Aku kenal
keluar dari dermaga.
Aku telfon Radit bahwa Aku menunggunya di dekat pintu
keluar. Ku rasa Radit telah melihatku dan dia langsung menuju tempat dimana Aku
berdiri. Keluarlah Radit dari mobilnya, ku lihat Radit makin tampan dan bersih
membuat jantungku berdebar. Aku langsung masuk ke mobil Radit dan
menggantikannya membawa mobil yarisnya. Dalam perjalanan menuju jember Radit
mulai membuka pertanyaan "Hei rom, kulihat kamu sekarang kurus n tidak
sehat?" tanya Radit. "Hehe, Aku sakit Dit" jawabku sambil
tersenyum.
Radit memegang pipiku, Aku langsung tertawa "Hahaha…
Melow puoll, kaya film-film telenovela aja." Aku meledek Radit. ledekanku
berhasil membuat Radit malu dan sedikit kesal, dari elusan lembut langsung
menjadi cubitan gemes di pipiku. “Aaauww… setan, sakit dul” kataku sambil
mengkerutkan alisku. “Lho…? Itu kan maumu rom? Di lembutin gak mau… hehehehe”
jawab Radit.
Kami berdua Mengisi perjalanan dengan mengobrol
tentang aktivitas kami di kampus, tak lupa juga menanyakan tentang kabar orang
tua Radit di denpasar. Dua jam perjalanan tak terasa Aku memasuki daerah
kampus, melewati jalan karimata menuju jalan jawa. Aku sengaja mengajak Radit
keliling, dan berhenti di resto untuk makan siang. Aku pesan dua porsi ayam
bakar, untung saja Radit suka dengan menu yang Aku pesan. Tiba-tiba Radit
menyadari bahwa tidak ada Jimmy disampingku. Aku sengaja tidak pernah cerita
masalah yang Aku alami akhir-akhir ini kepada Radit via telefon.
Radit masih penasaran tentang keberadaan Jimmy,
"Rom, Jimmy kuliah? tumben gak nempel ke kamu?" tanya Radit. "Hehehe,
emang dia lem? Ayo kita kekosku dulu" ajakku. Aku langsung menuju ke
tempat kosku, berhubung ditempat kosku tidak ada tempat parkir mobil, jadi
mobil Radit kuparkir dirumah ibu kos, tentunya setelah izin. kupersilahkan Radit untuk mandi sebelum istirahat. Setelah mandi,
Radit langsung terlelap dalam tidurnya. Aku juga langsung mandi, namun Aku
tidak istirahat, Aku sempatkan diri untuk bersosialisasi dengan teman kosku
yang baru.
Suara adzan maghrib mulai menggema, Aku langsung
menuju kamar untuk siap-siap sholat, kulihat Radit masih terlelap. Aku dekati
dia dan Aku goyangkan badannya, "Dit, bangun dulu udah malem, udah
waktunya sholat ni" Aku membangunkan Radit. Radit masih tidak bergeming,
jadi Aku tekan hidung mancungnya. Radit langsung membuka matanya dan memelukku,
"Rom, Aku mimpi buruk" kata Radit seperti ketakutan.
"Mimpi apa? Kayak mimpi hantu aja"
jawabku. Radit langsung melepas pelukannya, "Aku mimpi mau di cium olehmu.
Hehehe" dia langsung beranjak dari tempat tidur lari menuju kamar mandi di
kamar. Dasar Aku telah dikerjain olehnya. Radit orangnya sangat lucu dan
romantis membuat diriku jatuh hati padanya.
Radit keluar dari kamar mandi, Aku hampir tertawa
melihat Radit pakai sarung berantakan. "Hei, kamu mau sholat atau mau
sunat" kataku. Radit hanya nyengir dan menggaruk kepalanya. Aku langsung
dekati dia dan mentowel kepalanya "Dasar, anak manja" Aku langsung
berlutut didepannya dan memasangkan sarung yang benar. Kemudian Aku berdiri
merapikan rambut acaknya dan memakaikan kopyah hitam milikku, Radit hanya
senyum-senyum seperti anak kecil. Semua sudah siap, kita langsung sholat
berjama'ah.
Setelah sholat, Aku ajak Radit ke alun-alun kota
jember, disinilah Aku menceritakan semua masalahku. Radit menyimak semua ceritaku,
"Aku tak tahu Rom, mendengar ceritamu Aku senang mendapatkanmu seutuhnya
atau sedih dengan hilangnya teman kita Jimmy" kata Radit. "Semua
telah terjadi, semoga aja ini yang terbaik bagi kita" jawabku. Radit hanya
bisa tersenyum.
Kulihat beberapa pasang mata melihat kearah Radit,
terutama gadis-gadis kampus. Aku tahu, pasti mereka penasaran dengan Radit,
karena Radit memang sangat tampan dan modis. "Eh Dit, kamu diliatin cewek
tuh." kataku pada Radit, sedikit berbisik. "Rom, Aku mau pamer
sesuatu ke kamu yah" kata Radit. Tiba-tiba Radit menoleh kearah para gadis
yang memandanginya, Radit hanya melempar senyum dan anggukan. "O my
god...Cewek tersebut langsung ketempat kami dan berkenalan. Aku tidak habis
pikir, Radit benar-benar handal memikats iapapun yang melihatnya.
Selesai makan malam kami langsung balik ke kosan, Aku
langsung merebahkan tubuhku karena sangat kelelahan. Radit langsung tidur
disampingku dan dia memelukku. Aku tersenyum dan berkata "Kamu gak capek
dit?". Radit tidak menjawab, dia hanya meraba dadaku. Aku colek pinggang Radit,
dia menggelinjang sambil tertawa kecil. "Rom, Aku ingin selalu
bersamamu" kata Radit. Aku hanya tersenyum menatap plafon kamar. Radit
langsung merubah posisinya hingga dia diatas menindihku. “Uh” keluhku menahan
berat badanya. "Rom, kamu kenapa? Kamu masih kepikiran Jimmy? Sekarang ada
Aku Rom" kata Radit sambil mengkerutkan keningnya. Aku langsung tersenyum
dan memeluknya. "Radit, Aku sangat bahagia kamu datang ke jawa, namun
kebahagiaan ini tinggal empat hari lagi." kataku.
Radit memelukku semakin erat, dia mendekatkan
bibirnya ketelingaku dan berbisik, "Rom, Aku akan menggantikan Jimmy"
Radit langsung mencium telingaku. Aku tersenyum dan bergidik menahan rasa geli.
“Halah, kamu di bali, Ngapai aja Aku tak tahu, kamu pun juga gak akan tahu apa
yang Aku lakukan disini” Kataku pada Radit. “tenang saja, kamulah laki-laki
terakhir yang akan mengisi hati ini sampai akhir”, Jawab Radit. "Jimmy
juga bilang begitu dengan kalimat yang berbeda" bisikku ditelinganya.
Radit langsung memegang kepalaku, "Aku janji Rrom,
trust me" Dia mendekatkan bibirnya. Namun aku mengelak dan berkata, "Bagaimana
Aku bisa percaya? Berkali-kali Aku disakiti dan dikecewakan oleh orang
lain" Aku beranjak dari atas tubuh Radit. Tangan kiri Radit memegang
tangan kananku dan tangan kanan Radit mulai mendorong kepalaku mendekati
kepalanya, membuat bibir kita bertemu lagi. Aku melepaskan diri lagi, Aku ambil
bajuku dan turun dari tubuh Radit.
Radit langsung memelukku dari belakang, "Apa
yang harus Aku lakukan? Agar kamu percaya?" tanya Radit. "Aku tidak
tahu Dit" jawabku. Aku masih tidak memakai baju, dan ambil air minum. Aku
menegak air putih,"Uhuk. .Uhuk..!" Aku tersedak mendengar kata-kata Radit.
"Beneran dit?" Aku membalikan badanku, Radit masih dalam posisi
memelukku.
Radit tersenyum, "iya Aku akan pindah kuliah di
jember, papa sebenarnya udah ngijinin, dengan berbagai alasan yang Aku
buat." jawab Radit mengulang kata-katanya. Aku tersenyum puas, kupeluk dan
kamipun melakukan ritual yang tak bisa dijelaskan dengan rangkaian kata.
Ditengah tengah ritual kami, suara handphone Radit
berdering. Radit meraih hanphonenya dan Aku berbaring di samping Radit. Radit
melempar senyumannya, "Hallo, iya Ma Radit sekarang tinggal di kosan Romy,
besok pagi kami ke Rumah Romy." Radit yang mengobrol dengan mamanya.
Tiba-tiba Radit memberikan ponselnya, "Rom, ni mama mau ngomong" kata
Radit. Aku langsung meraih pönselnya "Assalamualaikum tante, sehat?" Aku
langsung menyapa tante wulan. "Iya, kami disini sehat-sehat saja. Nak Romy,
jagain Radit disana, jangan sampai macem-macem, jangan ngerokok, dan minum
minuman beralkohol" tante wulan menasehati. "Iya tante, Romy pasti
jaga Radit" jawabku.
"Oia, Radit juga mau pindah kuliah di jember,
tante harap Romy mau temani Radit mengurus semuanya" pinta tante wulan.
"insyALLAH tante" Aku melempar senyum ke Radit. Radit langsung
mencium pipiku. Aku cubit dia, "Adu..Aduh" seru Radit. "Kenapa Radit
Rom?" tanya tante di telfon. Radit langsung meraih ponselnya, "Ini
ma, ada orang usil nyubitin Radit" Radit merengek ke mamanya. Suara ponsel
di loudspeaker, "Kalian kayak anak kecil aja, hehe. Yang Akur ya nak,
yaudah mama mau tidur. Assalamualaikum" suara tante diujung sana.
"walaikumsalam" jawab Radit. Radit langsung memelukku dan kami pun
terlelap dalam dinginnya malam.
Selama ada Radit di sampingku, Aku bisa bersemangat
lagi. Aku ajak Radit pulang ke rumah, kedatangan Radit membuat mama dan kakak
di rumah senang. Aku senang dengan sikap Radit yang tidak canggung di rumah.
Saat makan siang mama menanyakan tentang Jimmy, "Rom, Jimmy kok gak
ikut?" tanya mama. "iya, Om mana Om Jimmy?" tanya Dhika dan Dhiko.
Aku lihat ke arah Radit, dia hanya diam menikmati makanannya. "Jimmy sibuk
kuliah ma" jawabku. "Ow...Pantesan dia gak ikut kesini" jawab
mama. Jimmy benar-benar telah masuk ke dalam kehidupan keluargaku dan itu
membuatku berat melupakan Jimmy.
Setelah makan, Radit langsung main dengan kedua
pona'anku. Dhika & Dhiko dengan cepat menerima Radit. Melihat kedekatan
mereka mengingatkanku pada Jimmy, "Jimmy dimana kamu berada?" Aku
bertanya-tanya dalam batinku.
Hari sudah sore, Aku pamit ke mama untuk menemani Radit
ke gunung bromo. Kita berdua menginap di vila, suasana vila nyaman membuat Aku
dan Radit betah. Malampun tiba, udara dingin menyelimuti daerah gunung bromo. Aku
dan Radit saling menghangatkan diri, didalam selimut. Hingga jam menunjukan
pukul 12 malam. Kami pun langsung mandi air hangat dan tidur sejenak. Kami
berdua bangun jam 3 pagi, bersiap-siap mendaki ke kawah gunung bromo.
Aku pegang tangan Radit, kami menghadap ke ufuk
timur menyambut terbitnya matahari. Perlahan cahaya jingga terbentuk dan
mataharipun terbit menghapus kabut tebal dilereng gunung. "Roomyy... I
Love Uuuu" Radit berteriak. Mungkin Radit tidak mampu membendung
kebahagiaanya. Hampir semua pengunjung melihat kami, Aku tarik tangan Radit.
Untuk turun dari gunung, di tangga gunung bromo Aku protes Radit. "Gila
kau Dit, ini bukan Eropa" Aku mencubit pinggang Radit. "Hahaha,
biarin. Aku tidak bisa menahan kebahagiaanku" jawab Radit.
"Sinting" kataku. Radit hanya menjulurkan
lidahnya. Puas berfoto-foto, kami langsung balik ke vila. "fiuh. .
.Capeknya" kataku. Radit langsung menghampiriku dan memijit kakiku, "Hem…
Enak Dit trusin pijitannya" kataku. Radit senyum sinis, tiba-tiba dia
meremas tonjolanku. "setan, sakit Dit" Aku protes. "Hahaha, ayo
gantian pijitin Aku" kata Radit. "Nggak mau Hahaha" jawabku
sambil tertawa. Radit langsung memukulkan guling kearahku, perang bantalpun
dimulai.
Jam menunjukan pukul 10 siang, perutku terasa lapar.
Nasi rawon hangat mengobati rasa laparku. "Pulang yuk!" kata Radit
setelah makan. Sebenarnya Aku juga ingin pulang, langsung saja kita cek out
dari vila. Kami masih sempat mampir ke kebun strawbery membeli strawbery buat
oleh-oleh. Jam 2 siang kami sampai di rumah, rasa capek dan kantuk menjadi-jadi
membuat tubuh dan mataku tidak bisa diajak kompromi.
Aku dan Radit tidur sangat lelap hingga adzan
maghrib membangunkan kita. Selama ada Radit Aku selalu mengajak dia ketempat
wisata yang ada di kotaku, mungkin tempat-tempat itu tidak sebagus di bali,
namun Radit sangat menikmati suasananya.
Lima hari bersama Radit membuat Aku merasakan
kebahagiaan, Radit udah kembali ke bali mengurus perpindahannya ke jember. berbulan-bulan
Aku menanti kedatangan Radit, penantianku mebuahkan hasil, kini Radit satu
almamater denganku, meski kami tidak sejurusan. Pengorbanan yang dilakukan Radit
membuahkan hasil, dia mengorbankan perasaannya dan optimis bahwa Aku akan
menjadi miliknya tanpa harus berbagi dengan orang lain termasuk Jimmy. Sekarang
kami sudah semester delapan dan kami berdua bersama berjuang membuat karya
tulis ilmiah berbentuk skripsi. Radit selalu menjadi sepirit dalam diriku, Akupun
juga harus bisa menjadi spirit bagi Radit.
Kini Aku sadari cinta pertama tak selamanya membuat
kita bahagia, dan selingkuh tidak selamanya membuahkan penyesalan. Namun untuk
menjalin hubungan, kita harus bisa menjaga komitmen dan mencoba untuk
setia. Kisah ini semoga menjadi salah
satu review dan pelajaran bagi kita semua. Apabila kita benar-benar mencintai
seseorang janganlah kita bermain cinta dengan orang lain, dan cintailah orang
yang benar-benar mencintai kita selanjutnya bedakan antara nafsu dan cinta.
Hargailah perasaan orang yang bener-bener mencintai kita. Radit adalah pemenang
semua permainan ini. I LOVE YOU RADIT.
Sekian
Waaah… sudah berakhir
ya? Sorry Cuma sedikit dipart ini maklumlah dulu ngetiknya pakai HP. Hehehe.